Anda di halaman 1dari 6

HASIL ANALISIS RASIO

1. LIQUIDITY RATIO
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek.

Dari hasil perhitungan rasio lancar yaitu dengan membandingkan aktiva


lancar dengan kewajiban lancar tahun 2019 dan 2020 diperoleh rata-rata
rasio lancar PT. Unilever Indonesia, Tbk selama 2 tahun sebesar 0,66 kali.
Dari hasil yang diperoleh menggambarkan adanya kenaikan hasil rasio
lancar selama dua tahun, pada tahun 2019 rasio lancar yang dihasilkan
adalah 0.65 kali lalu naik pada tahun berikutnya yaitu tahun 2020
menjadi 0.66 kali. Rasio ini menggambarkan bahwa setiap Rp 1 hutang
lancar dijamin dengan aktiva lancar Rp 0,65 untuk tahun 2019, Rp 0,66
untuk tahun 2020. Karena jika ratio nya tinggi maka jaminan lebih baik
atas hutang jangka pendek, tetapi apabila terlalu tinggi juga dapat
berdampak kurang baik bagi earning power karena tidak semua modal
kerja dapat di daya gunakan.

Dari hasil perhitungan rasio cepat atau rasio sangat lancar yaitu dengan
membandingkan aktiva lancar yang dikurangi persediaan dengan
kewajiban lancar tahun 2019 dan 2020 diperoleh rata-rata rasio cepat
PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0.47 kali. Dengan hasil yang
diperoleh mengalami peningkatan disetiap tahun. Pada tahun 2019 rasio
cepat adalah 0.47 kali, lalu naik ditahun berikutnya yaitu tahun 2020
menjadi 0.48 kali. Dari hasil perhitungan rasio kas yaitu dengan
membandingkan kas dan setara kas dengan kewajiban lancar tahun 2019
sampai 2020 diperoleh rata-rata rasio kas PT. Unilever Indonesia, Tbk
sebesar 6%. Dengan hasil yang diperoleh menunjukkan adanya
peningkatan disetiap tahun. pada tahun 2019 menjadi 5% dan naik juga
ditahun 2020 menjadi 6%.Rasio ini menggambarkan bahwa setiap Rp 1
hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar diluar persediaan Rp 0,47
untuk tahun 2019, Rp 0,48 untuk tahun 2020.
Dari hasil perhitungan rasio kas yaitu dengan membandingkan kas dan
setara kas dengan kewajiban lancar tahun 2019 dan 2020 diperoleh rata-
rata rasio kas PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 6%. Dengan hasil yang
diperoleh menunjukkan adanya peningkatan disetiap tahun. pada tahun
2019 menjadi 5% dan naik juga ditahun 2020 menjadi 6%. Rasio ini
menggambarkan bahwa setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan kas Rp
0,05 untuk tahun 2019, Rp 0,06 untuk tahun 2020.

2. LEVERAGE RATIO
Rasio ini mengkur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang
total utangnya lebih besar dobandingkan total asetnya.

Rasio hutang atas modal menunjukkan seberapa besar modal sendiri


dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Dari hasil perhitungan rasio
utang terhadap modal yaitu dengan membandingkan total hutang
dengan ekuitas tahun 2019 dan 2020 diperoleh rata-rata rasio utang
terhadap ekuitas PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah sebesar 303%.
Dengan hasil yang diperoleh menunjukkan adanya fluktuasi yang terjadi.
Pada tahun 2019 rasio utang terhadap modal yang dihasilkan adalah
sebesar 291% kemudian meningkat ditahun berikutnya yaitu 2020
menjadi 316%. Pada tahun 2019 dan 2020 perusahaan tidak mampu
menjamin keseluruhan hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan.

Long term debt to equity menunjukkan seberapa besar modal sendiri


dijadikan jaminan untuk keseluruhan total hutang jangka panjang. Dari
hasil perhitungan rasio long term debt to equity yaitu dengan
membandingkan total hutang jangka panjang dengan modal tahun 2019
dan 2020 diperoleh rata-rata rasio nya adalah sebesar 44%. Dengan hasil
yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan disetiap tahun. pada
tahun 2019 menjadi 44% dan naik juga ditahun 2020 menjadi 45%.
diketahui bahwa pada tahun 2019 dan tahun 2020 perusahaan mampu
menjamin hutang jangka panjang dengan modal yang dimiliki
perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan angka rasio perusahaan kurang
dari 1.
Rasio Hutang atas Aktiva menunjukkan setiap rupiah aktiva perusahaan
yang dijadikan jaminan keseluruhan kewajiban atau utang. Dari hasil
perhitungan rasio utang terhadap aset yaitu dengan membandingkan
total hutang dengan total aktiva tahun 2019 dan 2020 diperoleh rata-
rata rasio utang terhadap aset PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 75%.
Dengan hasil yang diperoleh terlihat bahwa rasio utang terhadap asset
mengalami fluktuasi disetiap tahunnya. Pada tahun 2019 rasio utang
terhadap asset yang diperoleh adalah sebesar 74% kemudian naik
ditahun 2020 menjadi 76%. Pada tahun 2019 rasio perusahaan ini
sebesar 0,74 yang berarti tahun 2019 aset yang dimiliki perusahaan
dibiayai utang sebesar 0,74.

3. ACTIVITY RATIO
Rasio ini melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan.
Rasio ini melihat seberapa besar dana tertanam pada aset perusahaan. Jika
dana yang tertanam pada aset tertentu cukup besar, sementara dana tersebut
mestinya bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang lebih produktif,
maka profitabilitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya.

Perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam aktiva tetap
yang berputar pada suatu periode waktu. Rasio PT Unilever Indonesia
Tbk masing-masing 2,08 untuk tahun 2019, dan 2,09 untuk tahun 2020.
Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini
berarti perusahaan mampu dalam mengelola aktiva tetapnya.

Perputaran piutang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan


dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada
suatu periode waktu. Rasio PT Unilever Indonesia Tbk masing-masing
8,04 untuk tahun 2019, dan 8,05 untuk tahun 2020. Semakin besar
angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan
mampu dalam mengelola piutangnya.

Rata-rata umur piutang PT Unilever Indonesia Tbk masing masing 44,75x


tahun 2019, dan 44,70x tahun 2020. Umur piutang mengalami
penurunan hal ini juga dapat berefek pada pendapatan yang juga
berkurang.
Perputaran persediaa digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam persediaan
yang berputar pada suatu periode waktu. Dari hasil perhitungan rasio
perputaran persediaan yaitu dengan membandingkan penjualan dengan
rata-rata persediaan tahun 2019 dan 2020 diperoleh rata-rata rasio
perputaran persediaan PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah sebesar 8,47
kali. Pada tahun 2019 rasio perputaran persediaan adalah 8,60 kali,
sedangkan tahun 2020 adalah sebesar 8,33 kali. Perputaran persediaan
juga mengalami penurunan oleh karena itu, jika angka rasio ini semakin
rendah bagi berarti perusahaan tidak mampu dalam mengelola
persediaannya.

Rata-rata umur persediaan PT Unilever Indonesia Tbk masing masing


41,86x tahun 2019, dan 43,22 pada tahun 2020. Dikarenakan naik nya
angka rata-rata umur persediaan, maka prestasi perusahaan jelek,
karena semakin besar dana yang tertanam pada aset persediaan
tersebut.

Working capital turn over yaitu mengukur hubungan antara penjualan


dengan jumlah modal kerja rata-rata. Perhitungan pada tahun 2019
sebesar 0,51 dan tahun 2020 sebesar 0,52. Ini mengalami kenaikan pada
tahun 2020.

4. RASIO PROFITABILITAS
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.

Gross profit margin digunakan untuk mengukur keuntungan bruto atau


laba kotor per rupiah penjualan. Angka rasio dari PT Unilever Indonesia
Tbk masinng-masing 0,51 untuk tahun 2019 dan 0,52 pada tahun 2020.
Pada tahun 2019 angka rasio perusahaan ini 0,51 berarti Rp 1 penjualan
dapat menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,51. Dari perhitungan
tersebut diketahui perusahaan mampu menghaslkan keuntungan kotor
dari penjualan netto perusahaan. Semakin besar rasio ini berarti semakin
baik bagi perusahaan, karena semakin besar keuntungan perusahaan
yang didapatkan dari penjualan.
Net profit margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau
laba bersih per rupiah penjualan. Angka rasio dari PT Unilever Indonesia
Tbk masing-masing 0,17 untuk tahun 2019, dan pada tahun 2020 sebesar
0,17 juga. Akan tetapi, Semakin besar rasio ini berarti semakin baik bagi
perusahaan, karena semakin besar keuntungan perusahaan yang
didapatkan dari penjualan

Return on total asset digunakan untuk mengukur kemampuan


manajemen perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva untuk
menghasilka keuntungan. Angka rasio pada PT Unilever Indonesia Tbk
masing-masing 0,36 untuk tahun 2019, dan untuk tahun 2020 sebesar
0,35. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa perusahaan tidak
mampu menghasilkan keuntungan dari aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan karena mengalami penurunan.

Return on equity digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal


sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Angka
rasio pada PT Unilever Indonesia Tbk masing-masing 1,40 untuk tahun
2019,dan pada tahun 2020 sebesar 1,45.

Operating profit margin digunakan untuk mengukur pendapatan


sebelum bunga dan pajak per rupiah penjualan. Angka rasio dari PT
Unilever Indonesia Tbk masing-masing 0,23 untuk tahun 2012,dan untuk
tahun 2020 sebesar 0,21. Pada tahun 2019 angka rasio perusahaan ini
0,23 berarti Rp 1 penjualan dapat menghasilkan pendapatan sebelum
bungan dan pajak sebesar Rp 0,23. Dari perhitungan tersebut diketahui
perusahaan tidak mampu menghaslkan keuntungan kotor dari penjualan
netto perusahaan. Karena rendahnya rasio ini berarti tidak baik bagi
perusahaan. karena kecil keuntungan perusahaan yang didapatkan dari
penjualan.
Operating ratio pada tahun 2019 sebesar 0,76 sedangkan 2020 sebesar
0,78. Dapat kita lihat bawhasannya terjadi kenaikan pada tahun 2020.
Dikarenakan tinggi rasio ini maka berdampak kurang baik, karena biaya-
biaya operasi naik. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya
pemborosan.

Earning power pada tahun 2019 sebesar 0,36 dan pada tahun 2020
sebesar 0,35. Dapat kita ketahui bawha terjadinya penurunan pada
tahun 2020. Maka akan berpengaruh pada effisiensi penggunaan modal,
penjualan dan biaya.

Anda mungkin juga menyukai