Anda di halaman 1dari 23

BAB I

1.1 Latar Belakang Masalah


Respons struktur akibat gempa yang terjadi dapat dianalisis dengan
analisis beban gempa yang sesuai peraturan yang berlaku. Analisis beban
gempa dapat dilakukan dengan analisis statik ekivalen, analisis spektrum
respons, dan analisis riwayat waktu (Time History). Menurut Widodo (2001)
analisis riwayat waktu (Time History) merupakan metode yang paling
mendekati untuk meramalkan respons parameter dari struktur akibat gempa.
Tetapi, untuk melakukan analisis riwayat waktu (Time History) diperlukan
banyak perhitungan dan waktu yang cukup lama. Untuk penyederhanaan dari
alasan tersebut, para ahli menjadikan efek beban dinamik oleh gempa menjadi
gaya statik horizontal yang bekerja pada pusat massa, yang disebut dengan
analisis statik ekivalen.
Analisis statik ekivalen yaitu suatu analisis yang hanya memperhatikan
ragam getar mode/ragam pertama. Ragam mode pertama tersebut dapat dianggap
mengikuti garis lurus (tidak lagi garis lengkung). Responsstruktur akibat
gempa sangat dipengaruhi oleh bentuk bangunan itu sendiri. Bangunan dengan
bentuk beraturan, sederhana, dan simetris akan berperilaku lebih baik terhadap
gempadibandingkan dengan bangunan yang tidak beraturan (Pauly danPriestley,
1992). Untuk struktur bangunan beraturan pengaruh gempa rencana dapat
ditinjau sebagai pengaruh beban gempa yang berprilaku statik, yaitu suatu
representasi dari beban gempa setelah disederhanakan dan dimodifikasi. Gaya
inersia yang bekerja pada suatu massa akibat gempa disederhanakan menjadi
ekivalen beban statik. Untuk struktur bangunan gedung yang tidak beraturan,
pengaruh gempa rencana harus ditinjau sebagai pengaruh pembebanan gempa
yang berprilaku dinamik dan analisisnya dilakukan berdasarkan analisis
respons dinamik yaitu suatu analisis dinamik yang memperhatikan semua
ragam getar yang mungkin terjadi pada struktur bangunan. Dalam tugas akhir
ini analisis respons dinamik akan menggunakan analisis spektrum respons.
Analisis spectrum respons yaitu suatu cara analisis dinamik struktur
dimana pada suatu model matematik dari struktur diberlakukan suatu
spectrum respons gempa rencana dan berdasarkan hal itu ditentukan respons
struktur terhadap gempa rencana tersebut melalui super posisi dari respons
masing-masing ragamnya. Analisis ini umumnya dapat dipakai untuk menentukan
respons elastic dari struktur-struktur gedung dengan derajat kebebasan banyak
(MDOF) dimana responsnya merupakan superposisi respons masing-masing
ragam getaran bandul sederhana satu derajat kebebasan (SDOF). Pada analisis
spectrum respons jumlah ragam getar yang ditinjau dalam penjumlahan respons
ragam harus sedemikian rupa sehingga partisipasi massa ragam efektif dalam
menghasilkan respons totalharus mencapai sekurang-kurangnya 90%.

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan tulisan ini yaitu untuk membandingkan respons parameter dari struktur
beraturan dan tidak beraturan yang dianalisis secara statik ekivalen dan
analisis spektrum respons. Sehingga dari analisis akan diperoleh keakuratan
dari analisis statik ekivalen terhadap analisis spektrum respons dalam
menghitung respons parameter dari struktur beraturan dan tidak beraturan.
BAB II

PEMBEBANAN
2.1 Beban Gempa
Secara umum analisis struktur terhadap beban gempa dibagi menjadi dua
macam, antara lain sebagai berikut.
a. Analisis beban statik ekuivalen adalah suatu cara analisis struktur dimana
pengaruh gempa pada struktur dianggap sebagai beban statik horizontal yang
diperoleh dengan hanya memperhitungkan respons ragam getar yang pertama.
Biasanya distribusi gaya geser tingkat ragam getar yang pertama ini
disederhanakan sebagai segitiga terbalik.
b. Analisis dinamik adalah analisis struktur dimana pembagian gaya geser gempa
seluruh tingkat diperoleh dengan memperhitungkan pengaruh dinamik gerakan
tanah terhadap struktur. Analisis dinamik terbagi menjadi dua, antara lain
sebagai berikut.
1) Analisis ragam respons spectrum dimana total respons didapat melalui
superposisi dari respons masing-masing ragam getar.
2) Analisis riwayat waktu adalah analisis dinamik dimana pada model struktur
diberikan suatu catatan rekaman gempa dan respons struktur dihitung
langkah demi langkah pada interval tertentu.
Untuk struktur gedung tidak beraturan, pengaruh gempa rencana harus
ditinjau sebagai pengaruh pembebanan gempa dinamik, sehingga analisisnya harus
dilakukan berdasarkan analisis respons dinamik. Analisis dinamik dapat dilakukan
dengan cara elastis maupun inelastic. Pada cara elastis dibedakan Analisis Ragam
Riwayat Waktu (Time History Modal Analysis) pada cara ini diperlukan rekaman
percepatan gempa dan Analisis Ragam Spektrum Respons (Response Spektrum
Modal Analysis)., dimana pada cara ini respons maksimum dari tiap ragam getar yang
terjadi didapat dari Spektrum Respons Rencana (Design Spektra). Pada anlisis
dinamik elastis digunakan untuk mendapatkan respons struktur akibat pengaruh
gempa yang sangat kuat dengan cara integrasi langsung (Direct Integration Method).
Analisis dinamik elastis lebih sering digunakan karena lebih sederhana.

2.1.1 Kategori Resiko dan Faktor Keutamaan Gempa


Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai
dengan SNI 1726:2019 pasal 4.1.2 tabel 3, pengaruh gempa rencana terhadapnya harus
dikalikan dengan suatu faktor keutamaan Ie menurut tabel 4.

Tabel 2.20 Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
(SNI 1726, 2019)
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap
jiwa manusia saat terjadi kegagalan, termasuk, tetapi tidak
dibatasi untuk, antara lain :
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya

Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam


kategori resiko I, III, IV, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
- Perumahan
- Rumah took dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen/rumah susun
- Pusat perbelanjaan/mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik

Tabel 2.21 Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
(Lanjutan)
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko tinggi terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk :
- Bioskop
- Gedung pertemuan III
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit
gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo

Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori


resiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak
ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan,
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Pusah pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi

Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori


resiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas
manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan
atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia
berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak dimana jumlah
kandungan bahannya melebihi nilai batas yang diisyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup meninmbulkan bahaya
bagi masyarakat jika terjadi kebocoran

Tabel 2.22 Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa

(Lanjutan)
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas
yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas Pendidikan
- Rumah ibadah
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki
fasilitas bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi,
serta garasi kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, tsunami, angina IV
badai, dan tempat perlingan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi, dan
fasilitas lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas public lainnya yang
dibutuhkan pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangi
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur
stasiun listrik, tangka air pemadam kebakaran atau struktur
rumah atau struktur pendukung air atau material atau
peralatan pemadam kebakaran) yang diisyaratkan untuk
beroperasi pada saat keadaan darurat

Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk


mempertahankan fungsi struktur bangunan lain yang masuk
kedalam kategori resiko IV

Tabel 2.23 Faktor keutamaan gempa


(SNI 1726, 2019)
Kategori risiko Faktor keutamaan gempa, Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,5
Bangunan rumah sakit termasuk kedalam kategori risiko = II
Faktor keutamaan gempa (Ie) = 1,0

2.1.2 Klarifikasi
Menurut SNI 1726:2019 pasal 5.3 Jenis tanah juga ikut mempengaruhi beban
gempa yang diterima oleh bangunan gedung. Semakin buruk tanah yang dipijak oleh
gedung, akan semakin besar beban gempa yang diterima oleh bangunan gedung
tersebut. Hubungan nilai parameter-parameter tersebut dengan klasifikasi situs
mempunyai ketentuan sebagai berikut.

Tabel 2.24 Hubungan nilai parameter tanah dengan klarifikasi


(SNI 1726, 2012)
Kelas Situs Vs (m/detik) N atau Nch Su (kPa)
SA (Batuan Keras) > 1500 N/A N/A
SB (Batuan) 750 - 1500 N/A N/A
SC (Tanah Keras) 350 – 750 > 50 > 100
SD (Tanah Sedang) 175 – 350 15 - 50 50 - 100
SE (Tanah Lunak) < 175 < 15 < 50
Atau setiap tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah
dengan karakteristik sebagai berikut.
1. Indeks plastisitas, PI > 20,
2. Kadar air, w ≥ 40%,
3. Kuat geser niralir Su < 25 kPa
SF (Tanah khusus, Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu
yang membutuhkan atau lebih dari karakteristik berikut :
investigasi 1. Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat
geoteknik spesifik beban gempa seperti mudah likuifaksi, lempung
dan analisis respons sangat sensitif, tanah tersementasi lemah.
spesifik situs yang 2. Lempung sangat organic dan/ atau gambut
mengikuti 0) (ketebalan H> 3 m)
3. Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H >
7,5 m dengan indeks Plastisitas PI > 75)
Lapisan lempung lunak / setengah teguh dengan
ketebalan H > 35 m dengan Su <<< < 50 kPa.

2.1.3 Respon Spektrum


a. Nilai – Nilai Parameter respon Spektrum
Menutur SNI 1726 : 2019 Pasal 6.1 Parameter Ss (percepatan batuan dasar
pada periode pendek) dan S1 (percepatan batuan dasar pada periode 1 detik)
harus ditetapkan masing – masing dari respons spektral percepatan 0,2 detik
dan 1 detik dalam peta gempa untuk periode ulang 2500 tahun. Data peta
zonasi gempa digunakan adalah peta zonasi gempa 2017.

Gambar 2.9 Nilai percepatan batuan dasar pada periode pendek 0.2 detik (Ss)
(Peta Gempa Indonesia, 2017)
Gambar 2.10 Nilai percepatan batuan dasar pada periode 1 detik (S1)
(Peta Gempa Indonesia, 2017)

Dari peta gempa 2017 didapat nilai Nilai percepatan batuan dasar pada periode
pendek 0.2 detik (Ss) dan Nilai percepatan batuan dasar pada periode 1 detik (S 1), Ss =
1,107 dan S1 = 0,507. Selain itu untuk menentukan parameter respon spektrum
percepatan gempa di permukaan tanah, diperlukan faktor amplifikasi pada periode 0,2
detik dan periode 1 detik yang bisa didapat dari hubungan parameter respon spektrum
percepatan gempa dengan kelas situs
Tabel 2.21 Koefisien situs Fa (SNI 1726, 2019)
Parameter respons spektral percepatan gempa maksimum yang
Kelas
dipertimbangkan resiko-tertarget (MCER) terpetakan pada perioda
situs
pendek, T=0,2 detik SS
SS ≤ 0,25 SS = 0,5 SS = 0,75 SS = 1,0 SS = 1,25 SS ≥ 1,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,9
SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0 1,2
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0 1,0
SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9 0,8
SF SS(a)
Tabel 2.22 Koefisien situs Fv (SNI 1726, 2019)
Kelas Parameter rspons spectral percepatan gempa maksimum yang
situs dipertimbangkan resiko-tertarget (MCER) terpetakan pada perioda T=1
detik S1
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 = 0,5 S1 ≥ 0,6
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4
SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7
SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0
SF SS(a)
Catatan :
1) Untuk nilai SS atau S1 yang tidak ada pada tabel dapat dilakukan interpolasi
linier.
2) SS = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis
respons situs-spesifik.
Dari table diatas Didapat nilai Fa = 1,0 dan nilai Fv = 1,7
Menurut SNI 1726:2019 pasal 6.2 Parameter spektrum respon percepatan pada
periode pendek (SMS) dan periode 1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh
klasifikasi situs harus ditentukan dengan perumusan berikut :
SMS = Fa x Ss.............................................................................................. (2.27)
= 1,1535 x 1,107
= 1,2769
SM1 = Fv x S1 ............................................................................................. (2.28)
= 1,493 x 0,507
= 0,7569
Menurut SNI 1726 : 2019 pasal 6.3 Parameter percepatan spectral desain untuk
periode pendek (SDS) dan periode 1 detik (SD1) harus ditentukan melalui perumusan
berikut ini :
2
SDS = x SMS ........................................................................................... (2.29)
3
2
= x 1,2769
3

= 0,816
2
SD1 = x SM1 ........................................................................................... (2.30)
3
2
= x 0,7569
3

= 0,5046
b. Menentukan periode struktur, T0 dan TS
Bila spektrum respons desaint diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur gerak
tanah dari spesifik situs tidak digunakan, maka kurvaspektrum respons desain harus
dikembangkan dengan mengacu gambar 2.3 dan mengikuti ketentuan dibawah ini :
1) Untuk perioda yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan desain,
Sa, harus diambil dari persamaan.
T
Sa = SDS (0,4+0,6 ) ................................................................. (2.31)
T0

2) Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
sama dengan TS, spektrum respons percepatan desain, Sa, sama dengan SDS.
3) Untuk perioda lebih besar dari Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa,
diambil berdasarkan persamaan.
SD1
Sa = ...................................................................................... (2.32)
T

4) Untuk perioda lebih besar dari TL, spektrum respons percepatan desain, Sa,
diambil berdasarkan persamaan.
SD1 TL
Sa = ................................................................................... (2.33)
T2

Untuk nilai T0 dan TS dapat dicari dengan rumus :


SD1
T0 = 0,2 SDS
SD1
TS = SDS

Sedangkan untuk nilai TL dapat dilihat dari gambar berikut :


Gambar 2.11 Peta transisi periode Panjang (TL) wilayah Indonesia

1.0000

0.9000

0.8000

0.7000

0.6000

0.5000

0.4000

0.3000

0.2000

0.1000

0.0000
0 10 20 30 40 50 60 70

Gambar 2.12 Desain respon spektrum

2.1.3 Respon Riwayat Waktu


Prosedur respons riwayat waktu gempa dijelaskan dalam SNI 1726:2019
Pasal 11 dan untuk respons riwayat waktu linier dijelaskan pada Pasal 11.1. Apabila
analisis tiga dimensi dilakukan maka gerak tanah harus terdiri sepasang komponen
percepatan tanah horizontal yang sesuai, yag diseleksi dan di skalakan dari rekaman
peristiwa gempa individual.
Untuk setiap pasang komponen gerak tanah horsontal suatu spectrum SRSS
harus dibuat dengan mengambil nilai SRSS dari spektrum respons dengan 5 persen
faktor redaman untuk komponen – komponen gerak tanah yang telah diskalakan (di
mana faktor skala yang sama harus digunakan untuk setiap komponen dari suatu
pasangan gerak tanah). Setiap pasang gerak anah harus diskalakan sedemikian rupa
sehingga pada rentang perioda dari 0,2 T hingga 1,5 T nilai rata – rata spectrum SRSS
dari semua pasang komponen horizontal tidak boleh kurang dari nilai ordinat terkait
pada spektrum respons yang digunakan dalam desain, yang menentukan sesuai dengan
Pasal 6.4 atau 6.9.
Gambar 2.15 Akselerogram Gempa Imperial Valley, Kobe, Loma Prieta,
Michoacan Mexico, Washington.

Gambar 2.17 Akselerogram dimodifikasi terhadap respon spektrum

2.1.4 Kategori Desain Seismik


Menurut SNI 1726 : 2019 Pasal 6.5 Struktur harus ditetapkan memiliki suatu
kategori desain seismic (KDS) yang mengikuti ketentuan sebagai berikut :
Tabel 2.23 Nilai KDS berdasarkan SDS dan Kategori resiko
(SNI 1726,2019)
Kategori Risiko
Nilai SDS I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 < SDS < 0,33 B C
0,33 < SDS < 0,50 C D
0,50 < SDS D D

Tabel 2.24 Nilai KDS berdasarkan SD1 dan Kategori resiko


(SNI 1726,2019)
Kategori Risiko
Nilai SD1 I atau II atau III IV
SD1 < 0,067 A A
0,067 < SD1 < 0,133 B C
0,133 < SD1 < 0,20 C D
0,20 < SD1 D D

Tabel 2,25 Kategori desain seismik yang digunakan


Gedung Nilai Parameter KDS Kesimpulan
Kantor SDS 0,8512 D D
SD1 0,5046 D

Berdasarkan SNI 1726 : 2019 faktor redudansi ρ, untuk kategori desain seismic
D,E dan F diambil sbesar 1,3 dan untuk A,B dan C diambil 1,0
a. Kombinasi pembebanan terhadap gempa
Menurut SNI 1726 : 2019 Pasal 7.4, Kombinasi pembebanan harus
memperhatikan pengaruh gaya gempa horizontal maupun vertical. Kombinasi
pembebanan dijabarkan sebagai berikut :
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R)
5. 1,2 D + 1,0 E + L
6. 0,9 D + 1,0 W
7. 0,9 D + 1,0 E
Untuk kombinasi 5 dan 7 dengan beban gempa diatur oleh SNI 1726 : 2019 Pasal
7.4. faktor dan kombinasi beban untuk beban mati nominal, baban hidup nominal dan
beban gempa nominal, yaitu sebagai berikut :
1. (1,2 + 0,2Sds) D + L ± 0,3 ρ EX ± 1 ρ EY
2. (1,2 + 0,2Sds) D + L ± 1 ρ EX ± 0,3 ρ EY
3. (0,9 – 0,2 Sds) D ± 0,3 ρ EX ± 1 ρ EY
4. (0,9 – 0,2 Sds) D ± 1 ρ EX ± 0,3 ρ EY
Sehingga didapat nilai sebagai berikut :
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 R
3A. 1,2 D + 1,6 R + L
3B. 1,2D + 1,6 R + 0,5 W
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 R
5A. 1,346 D + L + 0,39 EX + 1,3 EY
5B. 1,346 D + L + 0,39 EX - 1,3 EY
5C. 1,346 D + L - 0,39 EX + 1,3 EY
5D. 1,346 D + L - 0,39 EX - 1,3 EY
5E. 1,346 D + L + 1,3 EX + 0,39 EY
5F. 1,346 D + L + 1,3 EX - 0,39 EY
5G. 1,346 D + L - 1,3 EX + 0,39 EY
5H. 1,346 D + L - 1,3 EX - 0,39 EY
6. 0,9 D + 1,0 W
7A. 0,753 D + 0,39 EX + 1,3 EY
7B. 0,753 D + 0,39 EX - 1,3 EY
7C. 0,753 D - 0,39 EX + 1,3 EY
7D. 0,753 D - 0,39 EX - 1,3 EY
7E. 0,753 D + 1,3 EX + 0,39 EY
7F. 0,753 D + 1,3 EX - 0,39 EY
7G. 0,753 D - 1,3 EX + 0,39 EY
7H. 0,753 D - 1,3 EX - 0,39 EY

2.1.6 Parameter Sistem Penahan Gaya Gempa


Menurut SNI 1726:2019 pasal 7.2 struktur yang akan didesain harus masuk
dalam salah satu dari sistem gedung berdasarkan elemen vertikal yang digunakan untuk
menahan gaya seismic lateral dan harus sesuai dengan batasan tinggi struktur oleh
hubungan sistem sistem struktur dan kategori desain seismic. Jenis faktor yang berguna
dalam menghitung beban lateral adalah faktor modifikasi respons R, factor kuat lebih
sistem Ω0, dan faktor pembesaran defleksi Cd.
Tabel 2. 26 Faktor R, Cd dan Ω0 untuk system penahan gaya gempa (SNI 1726, 2019)
Batasan sistem struktur
dan batasan tinggi
No Sistem penahan gaya seismik R Ω0 Cd struktur, hn (m)

Kategori desain seismic


B C D E F
Sistem rangka pemikul
momen
1 Rangka baja pemikul momen 8 3 5.5 TB TB TB TB TB
2 Rangka batang baja pemikul
7 3 5.5 TB TB 48 30 TI
momen khusus
Rangka baja pemikul momen
3 4.5 3 4 TB TB 10 TI TI
menengah
Rangka baja pemikul momen
4 3.5 3 3 TB TB TI TI TI
biasa
Beton bertulang pemikul
5 8 3 5.5 TB TB TB TB TB
momen khusus
Beton bertulang pemikul
6 5 3 4.5 TB TB TI TI TI
momen menengah
Beton bertulang pemikul
7 3 3 2.5 TB TI TI TI TI
momen biasa
*Keterangan :
TB : Tidak dibatasi TI : Tidak diijinkan
Diperoleh nilai R, Ω0, Cd untuk tipe struktur sebagai berikut :

Tabel 2.27 Nilai R, Ω0, Cd SNI 1726,2019)


Arah Tipe struktur R Ω0 Cd
Sb-Y Rangka beton bertulang 8 3 5,5
pemikul momen khusus

2.1.7 Perhitungan Ekivalen Statik


Analisis dilakukan secara manual mengingat adanya perbedaan peraturan pada
program ETABS dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Penentuan periode
fundamental
Terlebih dahulu dilakukan peninjauan terhadap periode fundamental
pendekatan. Penentuan periode fundamental struktur T dapat diperoleh dari hasil
analisis struktur yang akan ditinjau. Menurut SNI 1726:2019 pasal 7.8.2 persyaratan
untuk batas periode pendekatan yang digunakan.
Periode pendekatan fundamental batas bawah ditentukan dengan persamaan:
Ta = Ct× hnx ………………………………………………………..(2.35)
dengan hn adalah ketinggian struktur bangunan gedung dalam satuan meter,
sedangkan nilai Ct dan x dapat diperoleh dari tabel 2.12.
Sebagai alternatif, diijinkan untuk menentukan perioda fundamental Ta, dalam
detik, dari persamaan berikut untuk struktur dengan ketinggian tidak melebihi 12 tingkat
di mana system penahan gaya gempa terdiri dari rangka penahan momen beton atau baja
secarab keseluruhan dan tinggi tingkat paling sedikit 3 m:
Ta = 0,1 N……………………………………………….....................(2.36)
Dimana :
N adalah jumlah lantai

Tabel 2.29 Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x (SNI 1726, 2019)
Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen dimana rangka
memikul 100 persen gaya gempa yang disyaratkan
dan tidak dilingkupi atau dibhubungkan denga006E
komponen yang lebih kaku dan akan mencegah
rangka dari defleksi jika dikenai gaya gempa:
Rangka baja pemikul beton momen 0.0724 0.8
Rangka beton pemikul momen 0.0466 0.9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0.0731 0.75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap
0.0731 0.75
tekuk
Semua sistem struktur lainnya 0.0488 0.075
Sedangkan untuk batas atas periode fundamental pendekatan adalah perkalian
dari koefisien periode batas atas (Cu) dengan periode pendekatan (Ta). Cu dapat
diperoleh dari tabel berikut.
Tabel 2.30 Koefisien batas atas perioda yang dihitung (SNI 1726, 2019)
Koefisien
Parameter percepatan respon spektral desain 1 detik, SD1
Cu
≥ 0,4 1.4
0,3 1.4
0,2 1.5
0,15 1.6
≤ 0,1 1.7
Periode fundamental struktur (T) yang digunakan :
Jika Tc > Cu × Ta, gunakan T = Cu × Ta
Jika Ta < Tc < Cu × Ta, gunakan T = Tc
Jika Tc < Ta, gunakan T = Ta
dengan, Tc = periode fundamental struktur yang diperoleh dari program analisis
struktur.
Sehingga dari table 2.28 dan 2.29 didapat nilai :
Tabel 2.31 Nilai SD1 dan tipe struktur yang digunakan
Arah Tipe struktur SD1 Ct x Cu
Rangka beton bertulang
sb-Y 0,5046 0,0466 0,9 1,4
pemikul momen khusus

Tabel 2.32 Periode pendekatan masing-masing gedung


Tinggi Tmin Tmax
Arah Tipe struktur
(m) Ta Cu*Ta
Rangka beton bertulang
sb-Y 32 1,0544 1,4762
pemikul momen khusus

Running pemodelan untuk menentukan periode fundamental


Gambar 2.18 Periode sumbu X mode satu

Gambar 2.19 Periode sumbu Y mode dua

Gambar 2.20 Periode sumbu Z mode tiga


Tabel 2.33 Hasil periode getar
Periode sb-Y
Pendekatan Ta 1,0544
Pendekatan x Cu 1,4762
ETABS 0,6099
Digunakan 0,6099

2.1.8 Kontrol gaya geser seismik


Gaya geser dasar seismik adalah total dari seluruh gaya lateral akibat
gempa yang diterima oleh bangunan gedung yang sedang ditinjau dan merupakan
total dari gaya lateral gempa yang diterima setiap lantainya. Besarnya gaya geser
dasar sebagai berikut :
V = Cs x W
Dengan :
V = gaya geser dasar seismic
SDS
Cs = koefisien respons seismic, Cs = R
( )
Ie

W = berat gravitasi total struktur gedung efektif (massa bangunan)


Sedangkan koefisien respons seismik (Cs) mempunyai batasan sebagai berikut:
Jika T ≤ TL maka :
SD1
Csmax = R
T( )
Ie

Csmin = 0,044 x SDS x Ie ≥ 0,01


Jika T > T1 maka :
SDS
Csmax = R …………………………………………………(2.39)
T2 ( )
Ie

Csmin = 0,044 x SDS x Ie ≥ 0,01


Sehingga diperoleh nilai sebagai berikut :
SDS
Cs = R …………………………………………………(2.40)
( )
Ie

= 0,851 / (8/1)
= 0,1064
Cs min = 0,044 SDS x Ie ……………………………………...(2.41)
= 0,044 (0,851) x 1
= 0,037
SD1
Csmax = R …………………………………………………(2.42)
T( )
Ie

0.504
= 8
0.6099( )
1

= 0,1034
Dari nilai Cs dan Cs max diambil nilai yang lebih kecil yaitu 0,1034
Sebagai tambahan persyaratan, untuk struktur yang berlokasi didaerah dimana
S1> 0,6g; maka nilai Cs yang diambil tidak boleh diperkenankan melebihi persamaan
berikut :
0,5 SD1
Cs = R ………………………………………………………..(2.43)
( )
Ie

0,5 x 0.5046
Cs = 8
( )
1

Cs = 0,0315

Berat gravitasi total struktur gedung efektif atau total massa bangunan (W) dapat
dimunculkan pada table Group Masses and Weights.

Gambar 2,21 massa bangunan global FZ


Sehingga didapat massa bangunan sebesar :
Total (Beban struktur + Beban tambahan) = 3342348,75 kN
Dimana beban struktur dan beban tambahan diambil dari output Etabs (self weight) dan
beban tambahan (mass X).
Sehingga didapat nilai base shear (V) sebagai berikut :
V = Cs x Wtotal
Vy = 0,1064 x 32788,44 = 3489,03 kN
Perhitungan gaya seismik sebagia berikut

Tabel 2.34 Desain gaya dasar seismik


Parameter sb-Y
Berat bangunan W 32788,44
Spektral periode pendek SDS 0,8512
Spektral periode 1 s SD1 0,5046
Modifikasi respon R 8
Faktor keutamaan Ie 1
Periode struktur T 0,6099
Cs Pakai CS 0,1064
Seismik base shear V 3489,03

Distribusi Gaya Gempa


Distribusi gaya vertical diatur dalam SNI 1726:2019 Pasal 7.8.3. Distribusi gaya
vertical atau Fx (kN) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari persamaan
berikut :
wx × hxk
Fx = Cvx ˟ V, Cvx = ∑n ……………………………………(2.44)
t=1 Wx ×hxk

Keterangan :
Cvx = faktor distribusi vertical
V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
Hi, hk = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
k adalah eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut :
k = 1 untuk T ≤ 0.5 detik
k = 2 untuk T ≥ 2.5 detik
k = interpolasi jika 0.5<t<2.5
Tabel 2.37 Gaya geser dasar stry(base shear)
Arah Respon T (detik) k V (kN)
sb-Y 0,6099 1,0549 3489,03

Sedangkan distribusi gaya horizontal diatur dalam SNI 1726:2019 Pasal 7.8.4.
distribusi gaya geser disemua tingkat (Vy) diambil dari bagian penjumlahan gaya geser
yang timbul pada tiap tingkat.
Tabel 2.38 Distribusi arah Y (Statik Ekivalen)

Cvy = Story
Tinggi h Berat W Gaya Fy
Tingkat Wh^k Whk/Σ Shear Vy
(m) (kN) (kN)
Whk (kN)

Dek 32 2764,960 107054,8 0,1721 600,572 3489,030


8 28,5 3371,831 115534,6 0,1857 648,143 2888.457
7 25 3371,831 100618,5 0,1617 564,464 2240.314
6 21,5 3371,831 85817,25 0,1379 481,431 1675.848
5 18 3371,831 71148,429 0,1143 399,139 1194,418
4 14,5 3371,831 56636,583 0,0910 317,729 795,278
3 11 3371,831 42317,922 0,0680 237,402 477,550
2 7,5 3371,831 28251,819 0,0454 158,491 240,148
1 4 3371,831 14555,694 0,0234 81,657 81,657
L. dasar 0 3655,696 0 0 0 0
Total 33395,31 621935,73 1,0000 13082 1334,069

Keterangan :
Berat W = Output Etabs (Self Weight)
h = Tinggi bangunan
k = Eksponen yang terkait dengan perioda struktur
Gaya Fx = Cvx ˟ V (Seismic Base Shear)
Vx = Fx

Gambar 2.24 Grafik gaya geser tingkat untuk statik ekivalen Y


BAB III
PENUTUP
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Alhamdulillahi Rabil’alamin penyusun panjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Tugas Teknik
Gempa ini dapat penyusun selesaikan. Shalawat dan salam tidak lupa penyusun ucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, serta para
pengikutnya.
Penyusun berharap dengan adanya laporan ini dapat memberikan manfaat dan
pelajaran berharga bagi orang lain dan khususnya bagi penyusun sendiri. Penyusun
menyadari betul, bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Namun telah berupaya untuk mendekati kenaikan menjadi suatu
kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar didalam laporan berikutnya penyusun dapat berbuat lebih baik. Tidak
lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan
ikhlas dalam penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat membantu pembaca
mendapatkan suatu informasi.
Amin Yaa Rabbal’alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai