Anda di halaman 1dari 5

D

I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : HOKKOP BAHARI RAJA GUK-GUK
KELAS : X-IPS 4
TP.2020-2021

Pengertian Perilaku Menyimpang


Perilaku menyimpang adalah serangkain tindakan yang dilakukan oleh seseorang/kelompok yang
tidak sesuai atas norma/nilai yang dianut oleh masyarakat. Meskipun dalam bentuk prilakunya
terjadinya keadaan ini bisa ditoleransi jikalau memang masyarakat masih menganggapnya belum
mengancam aturan yang dibuat, misalnya saja seperti pirlaku seseorang ketika ada gotong royong
dan tidak hadir.

Disisi lain untuk prlaku menyimpang lainnya yang tidak dapat diampuni adalah ketika mengancam
kesetabilan kehidupan bermasyarakat tindakan ini sebagimana dengan melanggar hukum atau
tauran-aturan yang secara formal telah ditentukan. Misalnya saja dengan pemakaian narkoba,
kumpul kebo dengan padangan dan lain sebaginya.

Pengertian Perilaku Penyimpang Menurut para Ahli Yaitu :


Waluyo (2009)

Prilaku menyimpang adalah suatu keadaan yang tidak lagi dianggap sesuai dengan adanya beragam
norma dan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat. Sehingga kondisi inilah dapat menimbulkan
gejolak, alasannya karena aturan-aturan yang telah menjadi konsensus bersama dilangar dengan
sedikian rupa sehingga masyarakat menjadi tidak taan terhadap aturan yang ada.

Bruce J. Cohen

Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-
kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

Gillin

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang dari norma dan nilai sosial keluarga dan
masyarakat yang menjadi penyebab memudarnya ikatan atau solidaritas kelompok.

Lewis Coser

Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan
kebudayaan dengan perubahan sosial.

James Vander Zenden

Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang
tercela dan di luar batas toleransi.

Paul B. Horton

Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran
terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat

Robert M.Z. Lawang

Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam
sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.

Menurut Saya Pengertian Perilaku Penyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang
sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya
seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Ciri Perilaku Menyimpang
Karakteristik dari perilaku menyimpang antara lain adalah sebagai berikut;

1. Tidak sesuai dengan norma yang dianut oleh masyarakat


2. Tidak lagi sesuai dengan nilai-nilai sosial yang dilakukan oleh masyarakat
3. Memberikan dampak yang kurang baik bagi kesetabilan hidupn bermasyarakat
4. Memberikan ancaman bagi ketentaram hidup bermasyarakat.

Jenis Perilaku Menyimpang


Paul B. Horton (1999) sebagi salah satu teori sosiologi, menggolongkan berbagai bentuk perilaku
menyimpang, antara lain adalah sebagai berikut;

Penyimpangan dapat Didefenisikan


Bentuk penyimpangan dalam kehidupan masyarakat haruslah dapat didefinisikan dari keadaan yang
sudah menjadi aturan-aturan bersama. Definisi ini memberikan gambaran secara jelas tentang makna
penyimpangan itu sendiri yang tidak berlaku untuk umum.

Pada persoalan ini dapatlah digambaran secara kontekstual misalnya saja untuk masyarakat
Indonesia yang dinamakan penyimpangan ialah kondisi pelanggaran pada aturan UU dan Pancasila
yang keduanya merupakan unsur terpenting dalam tata muat hukum masyarakat.

Penyimpangan Diterima atau Ditolak


Konsep lainnya yang berhubungan dengan karakteristik dalam penyimpangan sosial ialah keadaan
tentang adanya sikap masyarakat yang menerima ataupun menolak penyimpangan tersebut. Bahkan
Paul B. Horton (1999), mengungkapkan bahwa tidak selamanya perilaku menyimpangan dalam
masyarakat merupakan hal yang negatif.

Ada beberapa penyimpangan yang dapat diterima bahkan dipuji dan dihormati lantaran sesuai
dengan kondisi dalam kehidupan masyarakat yang dialaminya.

Prilaku ini menurut Max Weber  (dalam Koentjaraningrat, 1990) sebagai teori  sosiologi klasik dikenal
dengan tindakan sosial yang artinya prilaku yang dijalankan seseorang karena mendapatkan
pengeruh pada lingkungan disekeliling. Dengan memiliki 3 bentuk, antara lain;

1. Rasionalitas instrumental yang artinya sebagai prilaku masyarakat dengan melihat pada


objektifitas antara pengetahuan dengan tujuan yang ingin diacapai.
2. Rasionalitas berorientasi nilai yaitu sebuah prilaku yang dijalankan oleh masyarakat
dengan tidak memberikan perhitungan pada manfaatnya yang diberikan, akan tetapi lebih
pada aspek tujuan yang dicapai serta pandangan baik dalam kehidupan masyarakat.
3. Tindakan afektif yang artinya adalah prilaku seseorang dijalankan dengan dramatisisr
(dibuat-buat), sehingga kondisi ini kerapkali didasari pada perasaan emosi dan kepura-
puraan seseorang.

Penyimpangan Relatif dan Penyimpangan Mutlak


Prilaku penyimpangan dalam koredor ini ialah tindakan yang dijalankan oleh seseorang dengan
menitikberatkan pada pandangan orang lainnya. Prilaku ini kerapkali dihubungan dengan sikap
tengang rasa yang dilakukan antar kelompok dengan pengaruh budaya di dalamnya.
Penyimpangan terhadap Budaya Ideal
Bentuk prilaku menyimpang lainnya yang memiliki ciri khas dengan kondisi yang seharusnya
dijalankan oleh masyarakat. Keadaan ini kerapkali berhubungan erat dengan kebudayaan, dimana
kebudayaan itu sendiri ialah menurut Soekamto, (1989) adalah keadaan yang memberikan
cangkupan atas semua yang dapat dipelajari dari beragam pola-pola perilaku yang normative dalam
kehidpan masyarakat, termasuk pola berfikir, merasakan, dan bertindak.

Terdapat Norma-Norma Penghindaran


Ciri penyimpangan sosial lainnya ialah terdapatnya beragam norma penghindaran pada pola
perbuatan yang kerapkali dijalankan oleh seseorang untuk memenuhi keinginan pihak lain, tanpa
harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terang-terangan atau terbuka.

Penyimpangan Sosial Bersifat Adaptif


Perilaku menyimpang yang terdapat dalam kehidupan masyarakat merupakan sebuah element dasar
dalam proses menyesuaikan kebudayaan dengan berhubungan erat pada perubahan sosial. Dalam
konsep ini diartikan bahwa tidak ada masyarakat bisa bertahan dalam kondisi statis untuk jangka
waktu lama.

Contoh Perilaku Menyimpang


Sebagai penjelasan lebih lanjut, tentang beragam contoh keadaan yang bisa disebut sebagai perilaku
menyimpang di tengah-tengah kehidupan dalam keseharian, antara lain adalah sebagai berikut;

Sekolah
Contoh pertama ialah bentuk perilaku menyimpang di sekolah yang bisa diberikan dalam kasus ini
ialah tidak membayar uang kas (iuran) padahal sebelumnya telah disepakai aturan pembayaran
tersebut. Sehingga akibatnya seseorang yang melanggar akan diberikan sanksi atau dikucilkan dari
pergaulan.

Keluarga
Contoh kedua dalam jenis perilaku menyimpang di keluarga ialah adanya tidakan dari anggota
keluarga untuk tentang aturan pulang malam. Semisal dalam konteksnya seorang anak yang pulang
lebih dari Jam 22:00 tidak akan dibukakan pintu. Meski pada fakatnya ketika hal ini terjadi orangtua
masih bisa mentoleransi.

Masyarakat
Sedangkan contoh prilaku mentimpang yang dilakukan oleh seseorang pada masyarakat misalnya
saja ketika terjadi jadwal ronda malam. Jadwal ini telah dituliskan pada Gardu (Siskampiling) dan
telah dintandatangani oleh ketua RT/RW setempat.  Akan tetapi ketika seseorang tersebut tidak hadir
dalam jadwa yang ditentukan bisa dikategorikan sebagai perilaku yang menyimpang.

Keseharian
Contoh terakhir akan adanya bentuk perilaku menyimpang dalam keseharian ini misalnya saja ketika
seseorang akan mengendarai sepeda motor di jalan raya.

Maka diwajibkan untuk mempergunakan helm. Meskipun demikian tak jarang dari banyak anggota
masyarakat yang melanggarnya, kondisi inilah pada kenyataannya menjadi salah satu bentuk
perilaku menyimpang yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai