Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai
di masyarakat terutama masyarakat dengan kondisi padat penduduk. TB paru ialah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
dengan metode penularan melalui udara yang terkontaminasi bakteri. Tuberkulosi
s sendiri masih merupakan penyebab kematian terbanyak di antara penyakit menul
ar lain. Berdasarkan studi Global Burden of Disease, tuberkulosis menjadi penyeb
ab kematian ke dua di dunia. Secara global, pada tahun 2017 sekitar 10 juta pendu
duk terdiagnosis penyakit TB dengan jumlah 5,8 juta pria, 3,2 juta wanita, dan 1 j
uta anak-anak. Dari hamper semua kasus di dunia, mayoritas populasi penderita T
B 90% merupakan orang dewasa (usia ≥15 tahun). Sekitar 6,4 juta kasus dari TB
baru dilaporkan kepada WHO pada tahun 2017. Jumlah ini meningkat sejak tahun
2013, setelah 4 tahun dimana 5,7-5,8 juta kasus baru dilaporkan setiap tahun.1,2,3
Sesuai data WHO Global Tuberculosis Report 2018, Indonesia menempati p
osisi kedua (11%) dengan beban TB tertinggi di dunia setelah India (26%). Data d
ari WHO South-East Asia Region memperkirakan di Asia Tenggara ada sekitar 4,
8 juta kasus prevalen dan sekitar 3,4 juta kasus insiden serta 450.000 kematian pa
da tahun 2012 akibat TB. Untuk Indonesia jumlah kasus insidensi TB sebanyak 3
99/100.000 populasi dengan jumlah penduduk sebanyak 254.000.000 dan angka k
ematian akibat dari TB sebanyak 41/100.000 populasi dengan penduduk sebanyak
254.000.000. Di antara semua kasus, TB dengan BTA-positif baru, yang terdeteks
i pada tahun 2012 terbanyak di kalangan dewasa muda, terutama pada kelompok u
sia 25-34 tahun.4,5,6
Menurut laporan WHO 2017 diperkirakan ada 1.020.000 kasus di Indonesia,
namun yang baru tercatat pada Kementerian Kesehatan adalah sebanyak 420.000
kasus. Insiden kasus TB di Indonesia tidak pernah menurun, masih banyak kasus
yang belum terjangkau dan juga terdeteksi. Terdapat tiga faktor yang
menyebabkan tingginya kasus TB di Indonesia. Waktu pengobatan TB yang
relatif lama (enam sampai delapan bulan) menjadi penyebab penderita TB sulit
sembuh karena pasien TB berhenti berobat (drop) setelah merasa sehat meski

1
2

proses pengobatan belum selesai. Selain itu, masalah TB diperberat dengan


adanya peningkatan kasus infeksi HIV/AIDS yang berkembang cepat dan
munculnya permasalahan TB-Multi Drugs Resistant (MDR, kebal terhadap
bermacam obat). Masalah lainnya adalah adanya penderita TB laten, dimana
penderita tidak sakit namun akibat daya tahan tubuhnya menurun, penyakit TB
akan muncul. Penyakit TB paru sendiri masihlah menjadi tantangan dalam
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama dalam hal kepatuhan minum
obat dan berbagai hal terkait penyakit. Keberhasilan pengobatan TB paru sangat
ditentukan oleh adanya keteraturan minum obat anti tuberkulosis, dimana hal
tersebut dapat dicapai dengan kesadaran penderita untuk meminum obat secara
teratur. Kesadaran dan keteraturan minum obat ini sangat erat kaitannya pada
pengetahuan pasien TB terkait pencegahan dan pengendalian TB. 4,7,8 Berdasarkan
hal tersebut, masalah penelitian ini adalah gambaran pengetahuan pasien TB paru
di wilayah kerja Puskesmas Panarung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, dapat dirumuskan
masalah bagaimana gambaran pengetahuan pasien TB paru pada wilayah kerja
Puskesmas Panarung?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui bagaimana gambaran
pengetahuan pasien TB paru di wilayah kerja Puskesmas Panarung
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB paru di wilayah kerja Puskesmas
Panarung.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Ilmiah
3

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai gambaran tingkat


pengetahuan pasien TB paru di Puskesmas Panarung. Hasil penelitian diharapkan
nantinya dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Klinisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu petugas dalam memahami,
merancang dan melaksanakan strategi yang tepat serta cepat sebagai upaya
dalam meningkatkan upaya layanan kesehatan yang ada sehingga tercapat
derajat kesehatan dan kepuasan tertinggi.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan memberikan pengetahuan mengenai
pencegahan dan pengendalian TB Paru.

Anda mungkin juga menyukai