Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik: Brand Image, Promotion, Electronic Word of Mouth Terhadap Minat Beli Pada
Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik: Brand Image, Promotion, Electronic Word of Mouth Terhadap Minat Beli Pada
ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Article history: This research is conducted to examine the outcome of Brand Image,
(selected paper Seminar Nasional Manajemen Promotion, and e-WOM toward Purchase Intention in the Online Shop
Industri dan Rantai Pasok Vol. 1 thn. 2020) application. The object of this research is millennial consumers who utilizes
Shopee application in Jakarta area. This research was conducted on 150
Received: April 12, 20 respondents using a quantitative descriptive approach. Determining the
Revised: September 05, 20 sample size using purposive sampling technique due to some
Accepted: November 15, 20 contemplation. Data collection method using a survey method, with the
questionnaire as its research instrument. The approaches equipped in this
research is the Structural Equation Model (SEM) with the Smart-Partla
Keywords: Least Square analysis tool. This research proves that Brand Image had a
Brand Image positive and significant effect on Purchase Intention in the Online Shop
Promotion application, Promotion has a positive and significant effect on Purchase
Electronic Word of Mouth Intention in the Online Shop application and EWOM has a significant and
Purchase Intention fundamental outcome on Purchase Intention in the Online Shop
application.
A B S T R A K
Kata kunci : Penelitian ini ditulis oleh peneliti untuk melakukan analisis pengaruh antara
Brand Image, Promotion, dan Electronic Word of Mouth (EWOM) terhadap
Citra Merek
Minat Beli pada aplikasi Online Shop. Objek riset ini merupakan para
Promosi
Electronic Word of Mouth konsumen milenial yang menggunakan aplikasi Shopee di area DKI
Jakarta. Pendekatan deskriptif kuantitatif digunakan dalam riset ini dengan
Perilaku konsumen
memanfaatkan 150 responden. Teknik purposive sampling juga
dimanfaatkan untuk penentuan ukuran sampling, purposive sampling
technic dipilih karena pertimbangan beberapa faktor oleh peneliti dalam
penerapannya. Pengumpulan data menggunakan survey method, dengan
kuesioner sebagai instrument penelitiannya. Pendekatan penelitian
menggunakan Structural Equation Model dengan dukungan Smart-Partial
Least Square sebagai alat analisis riset. Riset ini memperlihatkan bahwa
Brand Image memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Beli pada aplikasi Online Shop, Promotion memberi pengaruh positif serta
signifikan terhadap Minat Beli pada aplikasi Online Shop serta Electronic
Word of Mouth atau e-WOM berdampak positif signifikan terhadap Minat
Beli pada aplikasi Online Shop.
muka, cukup menggunakan gawai sebagai untuk bersama sama melakukan isi dari promosi
medianya, pembeli cukup berlayar di e commerce dan membangun aura dan konotasi positif bagi
dan memesan barang yang diinginkan selanjutnya para pelanggan. Promosi yang dinilai baik di mata
penjual akan mengirimkan produk kepada konsumen akan memberikan sebuah rasa
pembeli melalui kurir atau jasa pengiriman lain berkeinginan atau minat untuk membeli suatu
yang telah dipilih, Adapun pembayaran cukup produk yang ditawarkan oleh perusahaan melalui
melalui transfer ataupun e wallet yang tersedia di promosi. Oleh karena itu banyak perusahaan
e commerce[4]. Indonesia sebagai emerging tentunya di dalam bisnis online menggalakkan
country, saat ini penjualan via online meningkat promosi kepada para konsumen dengan tujuan
dengan sangat cepat, E-Commerce di Indonesia menarik minat mereka untuk membeli produk-
sendiri berkembang di kisaran angka 8.8 persen produknya[5].
pada tiap tahunnya.
Dewasa ini dengan hadirnya internet maka
Perkembangan dunia teknologi yang memusat muncullah Electronic Word of Mouth karena
kedalam dunia bisnis ini menarik banyak minat masyarakat cenderung menggunakan media
konsumen untuk membeli suatu produk secara online untuk memberikan review dari suatu produk
online. E-Commerce atau toko online yang saat ini baik berupa barang maupun jasa karena banyak
sedang melakukan pergencaran untuk branding orang yang terhubung didalam komunitas secara
ialah Shopee. Shopee merupakan aplikasi E- online. Menurut Eunha Jeong et al.,(2011)
Commerce yang dapat dikatakan baru terjun ke didalam jurnalnya, word of mouth communication
dalam dunia bisnis online. Aplikasi yang baru adalah komunikasi yang dibangun oleh konsumen
launching pada tahun 2015 sampai sekarang ini satu dengan yang lain, guna membahas dan
sudah kerap terkenal dan sudah menarik hampir mengenal lebih dalam akan suatu produk,
seluruh konsumen di Indonesia dari para didalamnya juga terdapat timbal balik antara satu
pesaingnya untuk membeli suatu produk. pengguna dengan pengguna lainnya sehingga
didapatkan informasi yang lebih valid akan suatu
Brand Image atau citra merek sangat produk karena biasanya word of mouth
berpengaruh kepada konsumen dan juga dapat berpengaruh terhadap consumer behavior,
menumbuhkan serta mendukung terjadinya niat karena pada prakteknya mereka akan mendengar
beli para konsumen. Sebagaimana disampaikan ataupun membaca review dari orang lain untuk
Kotler dan Amstrong (2008) merek memberikan mengambil keputusan[7].
dampak positif dan merupakan sebuah variabel
pembeda yang signifikan jika consumer Eriza, (2017) dalam penelitiannya menyatakan
mengetahui dan mengenal merek tersebut, disini bahwa consumer dapat melakukan publikasi atas
kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa pengalaman yang mereka rasakan akan suatu
citra merek merupakan faktor yang penting bagi produk yang mereka gunakan secara langsung
pelanggan dalam memilih sebuah produk atau dengan menuliskan pada kolom komentar di
jasa[5]. Eriza dan Noor dalam penelitiannya halaman media sosial, hal tersebut akan sangat
mengatakan bahwa Citra Merek sebuah berpengaruh kepada pelanggan lainnya dalam
perusahaan akan sangat penting untuk pelanggan minat beli terhadap produk tersebut[6]. Dengan
dalam memilih produk mana yang akan mereka demikian, maka terciptalah sebuah lingkungan
beli, jika perusahaan memiliki Citra Merek yang baru yaitu electronic environment, lingkungan ini
baik maka pelanggan akan percaya dengan berguna sebagai salah satu hub dimana para
produk yang ditawarkan perusahaan dan pengguna dapat bertukar informasi dan
konsumen akan memiliki minat beli yang tinggi berinteraksi secara lebih cepat dan autenthic
terhadap produk yang perusahaan tersebut karena mereka dapat bertukar komentar secara
tawarkan kepada konsumennya[6]. real time. EWOM juga mempunyai keunikan dan
karakter berbeda dari WOM konvensional pada
Promotion adalah sebuah kegiatan yang umumnya karena cakupannya yang lebih luas,
memberikan pengetahuan maupun informasi dari lebih cepat dan tanpa batas[8].
satu sisi, promotion mempunyai tujuan untuk
mengajak orang lain melakukan sesuatu yang Purchase intention adalah aspek penggerak dan
diinginkan oleh perusahaan dan berhubungan mempunyai andil yang sangat signikan dalam
dengan perusahaan tersebut. Dalam hal ini good pengambilan keputusan untuk membeli sebuah
promotion adalah sebuah promosi yang bukan produk. Purchase intention erat kaitannya dengan
hanya menginformasikan produknya tetapi juga keinginan pelanggan dalam menentukan
menyampaikan manfaat dari produk tersebut, pembelian suatu produk dan berapa barang yang
mengajak para pemirsa maupun pendengarnya akan mereka gunakan dalam jangka waktu
tertentu. merupakan sesuatu yang berhubungan pada penelitian kausal terdapat variabel
dengan rencana konsumen untuk membeli produk independen yang mempengaruhi dan variabel
tertentu, serta berapa unit barang yang diperlukan dependen yang dipengaruhi[10].
dalam kurun waktu tertentu. Kita bisa menarik
sebuah kesimpulan jika Purchase intention adalah Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah
sebuah rencana consumer untuk melangsungkan sebagai berikut:
pembelian barang dengan jumlah dan
karakteristik tertentu dan sebelum proses Brand Image (X1)
pembelian barang tersebut dilakukan.
Peter dan Olson (2007) mengemukakan bahwa
Purchase intention juga merupakan sebuah brand image merupakan consumer perception
afirmasi consumer yang berisi tentang rencana dan pemilihan suatu merek sesuai dengan
untuk membeli produk tertentu, dalam hal ini para pemahaman, ingatan, pengalaman dan asosiasi
marketer harus memahami karakteristik consumer sebuah merek yang ada dalam benak mereka.
sehingga mengetahui perilaku mereka dalam Brand image erat kaitannya dengan sikap dan
memutuskan suatu pembelian baik sekarang perilaku yang berupa kepercayaan dan keyakinan
maupun di masa datang. Biasanya semakin mereka akan suatu brand. Consumer yang
konsumen percaya dan yakin terhadap sebuah mempunyai brand image dengan konotasi positif
produk tentu saja makin besar juga purchase akan sebuah brand tertentu cenderung untuk
intention mereka, sebaliknya semakin mereka melakukan proses pembelian terhadap produk
tidak yakin akan suatu produk maka minat beli tersebut dikarenakan consumer tersebut yakin
mereka akan turun dengan sendirinya. dan percaya bahwasanya produk tersebut akan
memberikan feedback sesuai dengan ekspektasi
Berlandaskan fenomena yang disampaikan mereka[6].
sebelumnya peneliti akan membahas mengenai
Analisis Pengaruh Brand Image, Promotion, dan Promotion (X2)
e-WOM terhadap Minat Beli pada Aplikasi Online
Shop. Menurut Kotler (2014) promotion adalah sebuah
kegiatan yang berupa komunikasi dimana
2. METODE PENELITIAN didalamnya terdapat penyampaian produk dan
kelebihannya serta adanya ajakan untuk
Pendekatan yang dilgunakan dalam riset ini melakukan pembelian produk tersebut. Promosi
adalah quantitative approach. Teori ini disini bukan hanya penyampaian produk kepada
dikemukakan oleh Noor (2011) menjelaskan konsumen tetapi juga terdapat pemberian
bahwa quantitative approach adalah metode pengetahuan kepada konsumen akan produk apa
dimana teori-teori tertentu diuji dengan yang paling tepat untuk konsumen tersebut
mengobservasi korelasi antara satu variabel beserta preferensinya apabila ragam produknya
dengan variabel lainnya, biasanya variabel lebih dari satu item, dan penyampaian pesannya
variabel tersebut diperiksa dengan research bersifat mengingatkan dan mendorong konsumen
instrument sehingga data yang ada dapat untuk melakukan pembelian produk yang mereka
dilakukan analisis berdasarkan statistic jual[11].
procedures[9].
Electronic Word of Mouth (X3)
Metode analisis kausal digunakan peneliti dalam
Menyusun riset ini, metode ini mempunyai tujuan Henning-Thurau (2009) menyatakan Electronic
untuk melakukan uji hipotesis mengenai pengaruh Word of Mouth sebagai pendapat yang
variabel independen terhadap variabel dependen disampaikan melalui media internet atau media
baik satu variabel maupun lebih. Causal analysis berbasis daring lainnya oleh konsumen yang
adalah sebuah analisis hubungan sebab akibat. mana dapat bersifat positif maupun negatif
Adapun tujuan riset kausal ini untuk menganalisa tergantung pengalaman yang mereka alami
ada atau tidaknya dampak brand image, mengenai suatu produk yang mereka konsumsi
promotion, dan e-WOM terhadap Minat Beli pada atau gunakan sebagai review atas produk
aplikasi Shopee. tersebut kemudian terjadi interaksi dengan
konsumen lain yang membahas mengenai produk
Independent variable adalah variabel yang tersebut[12].
mempengaruhi hadirnya variable terikat
Adapun untuk variable terikat dalam riset ini
sedangkan Dependent Variable adalah variabel
yang dipengaruhi adanya variabel bebas. Jadi sebagai berikut :
Corsini (2002) menyampaikan bahwa purchase Yang pertama kali dilakukan peneliti adalah
intention merupakan serangkaian proses mengestimasi menggunakan Outer Model
pengambilan keputusan atau sebuah stimulus kemudian setelah Outer Model selesai dilanjutkan
untuk malkukan sebuah Tindakan baik dalam dengan tahapan uji Inner Model. Inner model test
keadaan sadar maupun tidak. Purchase intention disini adalah uji perluasan model berdasarkan
akan terus selalu menjadi kecenderungan concept dan theory untuk meneliti korelasi antara
berperilaku sampai pada saat yang tepat dimana variable endogen dan variable eksogen dalam
ada usaha yang dilakukan oleh seorang individu conceptual framework. Langkah-langkah uji Inner
untuk mengubah intensi tersebut menjadi sebuah Model sebagaimana berikut:
perilaku[13].
Nilai R-Square (R²)
Populasi merupakan objek yang mempunyai Menggunakan R-square value sebagai bagian
kapasitas serta kualitas dimana telah dinyatakan dari goodness of fit model test
oleh periset untuk dilakukan analisis sebagai
bahan penelitiannya. Dalam penelitian ini
populasinya adalah konsumen millenial yang
mengetahui dan menggunakan aplikasi Shopee.di
wilayah DKI Jakarta. Peneliti menggunakan teknik
nonprobability sampling dalam pengambilan
sampel dalam riset ini. Adapun metode yang Gambar 2. Hasil Uji Nilai R-Square (R²)
dipakai adalah Convenience sampling method
karena asas kemudahan pengambilan sampel, Dari Gambar 2 diatas yang disampaikan peneliti
karena sampel cukup banyak maka sampel dipilih dapat dinyatakan bahwa R-Square value adalah
dengan penyebaran kuesioner kepada responden 0,406 yang bermakna variabel Minat Beli dapat
secara random. dideskripsikan oleh tiga variabel bebas dalam
pemodelan diantaranya: Citra Merek, Promosi,
Jenis data yang peneliti gunakan adalah data dan Electronic Word of Mouth sebesar 40,6% dan
primer. Contoh dari data primer adalah data yang lainnya (100 – 40,6) 59,4% diterangkan tidak
dikumpulkan melalui kuesioner, observasi dalam pemodelan riset ini.
langsung di lapangan, wawancara, dan melalui
sebuah eksperimen. Dalam penelitian ini, Goodness of Fit Model
kuesioner sebagai alat yang digunakan untuk
melakukan survei. Dalam riset ini, terdapat 30 Adapun untuk uji struktur Goodness of Fit Model
indikator maka penghitungannya adalah minimum yang terdapat dalam inner model memakai
sample 5 kali lipat dari besaran indicator yang predictive relevance value (Q2). Didapatkan Q-
digunakan atau sejumlah 5 x 30 = 150 dan Square Value lebih banyak dari 0 yang dapat
maximum sample sejumlah 10 x 30 = 300. Peneliti disimpulkan jika pemodelan memiliki nilai
dalm penelitian ini menggunakan minimum predictive relevance. Untuk R-Square value pada
sample yaitu sejumlah 5 x 30 = 150 responden. masing-masing variabel endogen yang digunakan
dalam riset sebagaimana hasil penghitungan
Peneliti juga menggunakan PLS (Partial Least berikut:
Square). Partial Least Square ini merupakan
sebuah alternative model dari covariance based
Structural Equation Modelling. Partial Least (1)
Square dimaksudkan untuk causal-predictive
analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi
dipihak lain dengan dukungan teori rendah yang
mana dalam prosesnya menggunakan Partial Data penghitungan rumus diatas menampakkan
Least Square (Smart-PLS) versi 3.0 sebagai nilai predictive relevance sejumlah 0,406 > 0 yang
media olah datanya. Tujuan dari PLS adalah mengartikan bahwa 40,6% indikator pada variabel
membuktikan korelasi linear prediktif optimal yang Minat Beli (dependen variabel) dapat diterangkan
terdapat dalam sebuah data, theory confirmation oleh variabel yang digunakan, oleh karena itu
serta bisa dipakai untuk menguji apakah ada dapat dikatakan bahwa model cukup mempunyai
korelasi antara variable laten satu dengan yang nilai prediktif yang relevan dan model riset ini
lain. dapat disimpulkan mempunyai goodness of fit
yang baik. Estimation value untuk hubungan jalur dari tiap-tiap variabel kepada variabel-variabel
structural model wajib bersifat signifikan. Nilai lainnya.
signifikan dapat didapatkan melalui proses
bootstrapping. Menginterpretasikan signifikansi Pengujian hipotesis pertama yaitu Pengaruh
pada hypothesis dengan cara memperhatikan Brand Image terhadap Purchase Intention,
nilai coefficient parameter serta significance t- berlandaskan dari uji hipotesis pertama (H1)
statistic value pada algorithm boostrapping report. dalam riset ini, mengindikasikan bahwasanya
Dalam memeriksa significant atau tidaknya dapat ditemukan dampak positive significant antara
dibuktikan dari t-tabel pada alpha 0,05 (5%) = variabel Brand Image terhadap variabel Purchase
1,96. Selanjutnya dilakukan pembandingan antara Intention. Hal tersebut diperlihatkan dengan
t-tabel dengan t-hitung atau t-statistic adanya Original Sample Value sebesar 0,537
sebagaimana berikut.
Promotion tidak memberikan bukti secara 3. E-WOM memberikan pengaruh yang positive
signifikant terhadap Purchase Intention. terhadap Minat Beli. Hal ini mengindikasikan
bahwa pembicaraan atau diskusi serta
Adapun hipotesis ketiga mengenai Pengaruh review dari mantan konsumen ataupun
EWOM terhadap Purchase Intention, setelah uji konsumen loyal yang baik terhadap produk-
hypothesis ketiga (H3) pada riset ini, produk yang pernah dibeli sebelumnya akan
mengindikasikan bahwasanya ditemukan dampak memberikan dampak positif terhadap minat
positif dan signifikan antara variabel e-WOM beli, sehingga ini akan menjadi trigger bagi
terhadap variabel Purchase Intention. Hal tersebut orang lain untuk menjadi konsumen baru
diperlihatkan pada adanya Original Sample Value dikarenakan feedback yang manarik
senilai 0,349 sedangkan T Statistik Value > T- tersebutd. Jadi dapat ditarik sebuah
tabel (3,120 > 1,96) artinya hypothesis ketiga kesimpulan bahwa semakin banyak diskusi
dalam riset ini diterima dalam artian riset menarik atau penilaian positif konsumen
memberikan bukti bahwasanya e-WOM terhadap suatu barang akan menjadi
mempunyai pengaruh positif dan signifikan semakin tinggi juga purchase intention para
terhadap Purchase Intention. konsumen terhadap suatu produk.
terbaik kepada konsumen serta melakukan dan Persepsi Risiko pada Hubungan
review dan evaluasi terhadap produk-produk antara Electronic Word of Mouth (E-WOM)
yang dijual secara berkala demi menjaga dan Minat Beli (Studi pada Konsumen
agar review baik dari konsumen tetap terjaga Kosmetik E-Commerce di Solo Raya),”
demi eksistensi perusahaan. Komuniti J. Komun. dan Teknol. Inf., vol.
9, no. 1, pp. 14–24, Jun. 2017, doi:
Sedangkan saran peneliti untuk penelitian 10.23917/komuniti.v9i1.3501.
selanjutnya adalah sebagaimana diketahui
setelah diadakan pengujian diantaranya dengan [7] E. H. Jeong and S. C. S. Jang, “Restaurant
Uji R-Square yang hanya terdapat 58,8% experiences triggering positive electronic
pengaruh dari Brand Image, Promosi, dan e-WOM word-of-mouth (eWOM) motivations,” Int.
terhadap Purchase Intention pada Aplikasi Toko J. Hosp. Manag., vol. 30, no. 2, pp. 356–
Online, tentu saja hasilnya akan bervariasi 366, Jun. 2011, doi:
tergantung kapan, dimana dan bagaimana riset 10.1016/j.ijhm.2010.08.005.
tersebut dilakukan. Saran yang dapat
dipertimbangkan adalah dengan adanya [8] C. M. K. Cheung and D. R. Thadani, “The
kemungkinan untuk memanfaatkan karakteristik impact of electronic word-of-mouth
responden yang berbeda sesuai dengan tujuan communication: A literature analysis and
riset sehingga sampel penelitian menjadi lebih integrative model,” Decis. Support Syst.,
valid, akurat dan variatif, selain itu, peneliti vol. 54, no. 1, pp. 461–470, Dec. 2012, doi:
selanjutnya harus lebih berhati-hati terhadap 10.1016/j.dss.2012.06.008.
pemilihan fenomena dan topik masalah yang akan
dibahas. Peneliti juga mengingatkan kepada [9] Noor, “Metodologi Penelitian: Skripsi,
periset selanjutnya untuk selalu fokus dan cermat Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah - Dr.
dalam pemilihan dan penggunaan variabel yang Juliansyah Noor, S.E., M.M. - Google
kekinian sehingga menghasilkan karya ilmiah Books.”
yang bermanfaat untuk banyak orang.
[10] Sugiyono, “Sugiyono: Metode penelitian
5. REFERENSI pendidikan:(pendekatan... - Google
Scholar.”
[1] G. Zaefarian, S. Forkmann, M. Mitrega,
and Henneberg, “A Capability Perspective [11] P. author Kotler, “Prinsip-prinsip
on Relationship Ending and its Impact on pemasaran, Jilid 1 = Principles of
Product Innovation Success and Firm marketing,” 2008.
Performance,” Long Range Plann., vol. 50,
no. 2, pp. 184–199, 2017, doi: [12] T. Hennig-Thurau, K. P. Gwinner, G.
10.1016/j.lrp.2015.12.023. Walsh, and D. D. Gremler, “Electronic
word-of-mouth via consumer-opinion
[2] D. Buhalis and R. Law, “Tourism platforms: What motivates consumers to
Management Reviews Progress in tourism articulate themselves on the Internet?,” J.
management Twenty years on and 10 Interact. Mark., vol. 18, no. 1, pp. 38–52,
years after the Internet: The state of Jan. 2004, doi: 10.1002/dir.10073.
eTourism research.”
[13] F. Corsini, N. M. Gusmerotti, F. Testa, and
[3] Yoestini & Rahma, “program pasca F. Iraldo, “Exploring waste prevention
sarjana universitas diponegoro semarang behaviour through empirical research,”
2007,” 2007. Waste Manag., vol. 79, pp. 132–141, Sep.
2018, doi: 10.1016/j.wasman.2018.07.037
[4] H. N. Utami, I. Fauzi, and A. Firdaus,
“Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap
Perilaku Online Shopping: Perspektif
Pemasaran Agribisnis,” J. Ecodemica, vol.
2, no. 1, 2018.
Biografi Penulis
Christian Kuswiwibowo
Christian Kuswibowo telah
menyelesaikan studi S2nya
dan mendapatkan gelar
Master of Science dari
Hacettepe University, Turki.
Saat ini bekerja sebagai
dosen di Politeknik APP
Jakarta, program studi
Manajemen Pemasaran
Industri Elektronika.