Anda di halaman 1dari 146

PENGARUH BEBAN KERJA, PERAN GANDA, DAN LINGKUNGAN

KERJA TERHADAP PERILAKU CYBERLOAFING PEGAWAI

(Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ria Benedita
NIM: 11140810000048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M
PENGARUH BEBAN KERJA, PERAN GANDA, DAN LINGKUNGAN

KERJA TERHADAP PERILAKU CYBERLOAFING PEGAWAI

(Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Ria Benedita
NIM: 11140810000048

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed


NIP. 19770608201101002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

i
PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk malaikat tak bersayap dalam


hidupku, pahlawan yang selalu berjuang untukku, cahaya yang tak
pernah padam sebagai penerang dalam gelap, motivator nomor satu,
tempat berkeluh kesah, seseorang yang selalu memahamiku, wanita
yang tangguh, tegar, dan penuh semangat optimis yaitu Mama.
Mama Suwarti yang sangat ku sayangi, ku persembahkan skripsi ini
untuk Mama tercinta...

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Kamis 15 Februari 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:

Nama : Ria Benedita


NIM : 11140810000048
Jurusan : Manajemen SDM
Judul Skripsi : Pengaruh Beban Kerja , Peran Ganda, dan
Lingkungan Kerja terhadap Perilaku Cyberloafing
Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang Selatan).

Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ketahap ujian skipsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Februari 2018

1. Bahrul Yaman, M.Si ( _______________ )


NIP. 196208181986031001 Penguji I

2. Lili Supriyadi, MM
( _______________ )
NIP. 196005051989031005
Penguji II

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, 25 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

Nama : Ria Benedita


NIM : 11140810000048
Jurusan : Manajemen SDM
Judul Skripsi : Pengaruh Beban Kerja, Peran Ganda, dan
Lingkungan Kerja terhadap Perilaku Cyberloafing
Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang Selatan).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Mei 2018

1. Ela Patriana, Ir., MM ( ________________ )


NIP. 196905282008012010 Ketua

2. Dr. Suhendra, S.Ag., MM ( ________________ )


NIP. 197112062003121001 Penguji Ahli

3. Dr. Moch. Jassin, MM., MH ( ________________ )


NIP. 1958140685031013 Pembimbing I

4. Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed ( ________________ )


NIP. 19770608201101002 Pembimbing II

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ria Benedita


Nomor Induk Mahasiswa : 11140810000048
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen SDM

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melalukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian atau pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang diberlakukan di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 9 Mei 2018


Yang Menyatakan

Materai 6000

(Ria Benedita)

v
DATA DIRI
Nama : Ria Benedita
CV
Tempat, Tgl Lahir : Tangerang, 10 Mei 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kampung Baru RT.03/04 No.40 Ciledug Tangerang
Nomor Hp : 0857-8088-8374
Email : beneditaria@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL
2002 – 2008 SD Muhammadiyah 2, Tangerang
2008 – 2011 SMP Negeri 77, Jakarta Pusat
2011 – 2014 SMA Negeri 13, Tangerang
2014 – 2018 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENDIDIKAN NON-FORMAL
2004 – 2008 Intensive English Course (IEC) Cipondoh

PENGALAMAN ORGANISASI
2014 – 2015 Dept. Informasi Komunikasi HMJ Manajemen UIN Jakarta
2015 – 2016 Dept. Media DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta
2015 – 2016 Sekretaris I OPAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta
2017 – 2018 Sekretaris KKN 112 PPM UIN Jakarta
2017 – 2018 Bendahara Beasiswa Bank Indonesia (BI) UIN Jakarta
2017 – 2020 Seretaris Karang Taruna Kampung Baru

PRESTASI YANG DIRAIH


2010 Juara V Olimpiade Sains Nasional SMPN
2011 Juara II Story Telling SMPN se-Kecamatan Cempaka Putih
2014 Juara III Olimpiade Fisika SMAN se-Kota Tangerang
2015 - 2016 Penerima Beasiswa Prestasi Akademik
2017 - 2018 Penerima Beasiswa Bank Indonesia

vi
Effct of Workload, Role Ambiguity, and Work Environment on Employee
Cyberloafing Behaviour
(Case Study at Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan)
By:
Ria Benedita

ABSTRACT
This research purposed to investigate the influence of workload, role
ambiguity, and work environment on employee cyberloafing behaviour at Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan. This research using quantitative
research method with the collection of data through the technique of
questionnaires. Samples used for this research is 58 employees of Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan, by using simple random
sampling. The technique analysis used is multiple linier regression with SPSS 25.
The data analysis method used is test data quality, classic assumption test, test
hypothesis and the coefficient of determination (R²). These results indicate that
the workload, role ambiguity, and work environment have a significant effect
simultaneously on employee cyberloafing behaviour from F table < α (0,000 <
0,05) and adjusted R square 0,375. It means that the contribution of workload,
role ambiguity, and work environment 37,5% of cyberloafing behaviour.
Keywords: Workload, Role Ambiguity, Work Environment, and Employee
Cyberloafing Behaviour.

vii
Pengaruh Beban Kerja, Peran Ganda, dan Lingkungan Kerja Terhadap
Perilaku Cyberloafing Pegawai
(Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan)
Oleh:
Ria Benedita

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja, peran


ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner
dan data pustaka. Sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus slovin adalah 58
pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, dengan
metode sample acak. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda dengan menggunakan SPSS 25. Metode analisis data yang digunakan
yaitu uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan koefisien determinasi
(R²). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja, peran ganda, dan
lingkungan kerja berpengaruh secara simultan dan signifikansi terhadap perilaku
cyberloafing seperti yang ditunjukkan oleh tingkat signfiikansi F < α (0,000 <
0,05) dan adjusted R square sebesar 0,375. Artinya kontribusi beban kerja, peran
ganda, dan lingkungan kerja adalah 37,5% terhadap perilaku cyberloafing.
Kata kunci: Beban Kerja, Peran Ganda, Lingkungan Kerja, dan Perilaku
Cyberloafing

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya yang begitu tak terhingga kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga penulis sampaikan bagi Nabi
Muhammad SAW, penutup para nabi yang telah membawa umat manusia melalui
jalan terang menuju ridho-Nya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, kemampuan,
kesabaran, alhamdulillah berkat rahmat dan ridho Allah SWT skripsi ini
berhasil terselesaikan.
2. Kedua Orang tua penulis, Mama Suwarti yang sangat ku sayangi, selalu
memberikan motivasi, memberikan arahan, mendo’akan yang terbaik untuk
anak-anaknya. Terimakasih mah sudah berjuang menyekolahkan aku dari TK,
SD, SMP, SMA, sampai kuliah. Perjuangan yang begitu besar Mama telah
menjaga, merawat, dan membesarkan kami mah. Aku dan mba ika sangat
menyayangi mama.
3. Bapak Alm. M. Ganis Hernawan yang selalu menjagaku dari surga.
terimakasih pak, semoga bapak di tempatkan di surga terbaik. Aku berharap
keluarga kecil kita selalu diberikan keberkahan, kesehatan, kebahagiaan,
keselamatan, dan kesuksesan baik di dunia maupun akhirat kelak.
4. Kakak ku Almh. Rifka Adriana yang sudah mengajarkan aku indahnya berbagi,
ikhlasnya memberi, berpikir cerdas, serta terus menyemangatiku untuk
menggapai cita-cita. Semoga mba ika bahagia di surga-Nya.
5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

ix
7. Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
8. Bapak Dr. Muhammad Jassin, MM., MH selaku dosen pembimbing skripsi I
yang banyak sekali memberikan saran, ilmu pengetahuan dan memberikan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.
9. Ibu Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed selaku dosen pembimbing skripsi II yang selalu
memberikan petunjuk, arahan, ilmu pengetahuan, dan meluangkan waktunya
hingga terselesaikan skripsi ini.
10. Ibu Murdiyah Hayati, MM selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
membimbing penulis hingga menyelesaikan masa pekuliahan.
11. Bapak Bahrul Yaman, S.Sos, M.Si selaku dosen Manajemen SDM yang telah
memberikan semangat dan arahan kepada penulis hingga terus berjuang dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag, MM selaku dosen Manajemen SDM yang
memberikan ilmu serta mendatangkan seorang professor wanita yang membuat
penulis semakin bersemangat dalam menuntut ilmu.
13. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak memberikan
ilmunya, semoga ilmu yang didapat penulis bermanfaat bagi banyak orang.
14. Bapak Azib Rasyidi selaku pegawai akademik sudah seperti saudara yang
memberikan semangat dan informasi mengenai kegiatan akademik.
15. Segenap jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan: Pak
Taryono, Ibu Iis, Pak Sholeh, Pak Adnan, dan seluruh pegawai dinas yang telah
memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian, dan telah
berkontribusi dalam pengisian kuesioner.
16. Keluarga besar Mbah Katimin, Mbah Djuminten ku tercinta, Pakde Tarno
sebagai sosok ayah dalam hidupku, Pakde Tarman, Om Mamet, Bude Tarmi,
Tante Tini, Saudara Sepupuku tercinta Tifanny yang banyak membantu
penulis, Mba Reny, Mba Sari, Talita, dan seluruh keluarga besar tersayang.
17. Keluarga besar Mbah Soediyono, Mbah Esti, Om wanto, Bule Hasti yang
banyak membantu dalam penelitian, Bule Neng, Sepupuku tercinta Aisiy, Ade
Winda, Sofi, Arfah, Dina, dan seluruh keluarga besar tercinta.

x
18. Sahabat-sahabatku Chrisna, Fadly, Afdal, Reza, Moi, Nisa, Nela, Tama, Krisna
Wijasena, Kak Fiky, Dimas, Sufyan, Tifanny, Aisiy, Sofia, Ika, Anjas, Sari,
Anis, Tiwi, Rubi, Yunita, Lavena, Delfi, Sena, Vivin, Desi, Mariah, Sarah,
Hanny, Hanna, Tamara, Kak Nilam, Evita, Anita, Kautsar, Aziz, Bang Rudi
terimakasih.
19. Teman-teman seperjuangan Manajemen I B, Manajemen Bilingual,
Manajemen SDM, Manajemen 2014.
20. Teman-teman KKN 112 IMAGINE 2017.
21. Keluarga besar GenBI UIN Jakarta, dan Bapak GenBI Nusantara yaitu Bang
Doel.
22. Seluruh staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan berbagai bantuan kepada saya.
23. Pihak-pihak yang belum saya sebutkan turut membantu baik dengan moril
maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan terimakasih atas
kebaikan, perhatian, dan doa yang kalian berikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian
ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 9 Mei 2018


Penulis,

(Ria Benedita)

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i


LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSHIP ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................1 ........
B. Rumusan Masalah ..................................................................................5 ........
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................6 ........
D. Manfaat Penelitian .................................................................................7 ........
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia .......................................................8
B. Cyberloafing...........................................................................................9
1. Pengertian cyberloafing ...................................................................9
2. Jenis-jenis Cyberloafing .................................................................11
3. Dampak Perilaku Cyberloafing ......................................................13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cyberloafing ..........................16
5. Indikator Cyberloafing ...................................................................21
C. Beban Kerja..........................................................................................22
1. Pengertian Beban Kerja..................................................................22
2. Beban Kerja Rendah ......................................................................23

xii
3. Beban Kerja Tinggi ........................................................................23
4. Indikaator Beban Kerja ..................................................................25
D. Peran Ganda .........................................................................................26
1. Pengertian Peran Ganda .................................................................26
2. Faktor-faktor Penyebab Peran Ganda ............................................27
3. Indikator Peran Ganda....................................................................28
E. Lingkungan Kerja.................................................................................28
1. Pengertian Lingkungan Kerja .......................................................29
2. Lingkungan Kerja Fisik..................................................................29
3. Lingkungan Kerja Non Fisik ..........................................................30
4. Indikator Lingungan Kerja .............................................................30
F. Kerangka Penelitian .............................................................................31
G. Hipotesis ...............................................................................................31
H. Penelitian Terdahulu ............................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................39
A. Ruang lingkup penelitian .....................................................................39
B. Populasi dan Sampel ............................................................................40
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................42
1. Data Primer ....................................................................................42
2. Data Sekunder ................................................................................44
D. Metode Analisis Data ...........................................................................44
1. Statistik Deskripstif ........................................................................45
2. Uji Kualitas Data ............................................................................45
a. Uji Validitas Data.....................................................................45
b. Uji Realibilitas .........................................................................46
3. Uji Asumsi Klasik ..........................................................................46
a. Uji Normalitas ..........................................................................47
b. Uji Multikolinearitas ................................................................47
c. Uji Heterokedastisitas ..............................................................48
4. Uji Hipotesis...................................................................................49
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ...........................49

xiii
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................................50
5. Analisis Regresi Berganda .............................................................51
6. Koefisien Determinasi (R²) ............................................................51
E. Operasional Variabel Penelitian ...........................................................52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .....................................................55
1. Sejarah Singkat Instansi .................................................................55
2. Struktur Organisasi Instansi ...........................................................56
3. Fokus, Lokasi, dan Waktu Penelitian.............................................59
4. Visi dan Misi ..................................................................................59
B. Analisis dan Pembahasan .....................................................................60
1. Analisis Deskriptif .........................................................................60
2. Distribusi Jawaban Responden ......................................................68
3. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................................72
a. Hasil Uji Validitas Data ...........................................................72
b. Hasil Uji Reabilitas ..................................................................76
4. Hasil Uji Asumsi Klasik.................................................................76
a. Hasil uji Normalitas .................................................................76
b. Hasil Uji Multikolinearitas.......................................................78
c. Hasil Uji Heterokedastisitas .....................................................80
5. Hasil Uji Hipotesis .........................................................................82
a. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji t) ..............................82
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................................84
6. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................86
7. Koefisien Determinasi (R²) ............................................................87
BAB V PENUTUP ................................................................................................89
A. Simpulan ..............................................................................................89
B. Implikasi...............................................................................................90
C. Saran.....................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................93
LAMPIRAN ..........................................................................................................97

xiv
DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Halaman


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................33
Tabel 3.1 Variabel Operasional..............................................................................53
Tabel 4.1 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................61
Tabel 4.2 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia....................................................61
Tabel 4.3 Penyebaran Subjek Berdasarkan Pendidikan .........................................62
Tabel 4.4 Masa Kerja Responden ..........................................................................63
Tabel 4.5 Keahlian Internet Responden .................................................................64
Tabel 4.6 Alat Akses Internet Responden ..............................................................65
Tabel 4.7 Jumlah Waktu Akses Internet Perhari ....................................................66
Tabel 4.8 Tujuan Responden Menggunakan Internet ............................................67
Tabel 4.9 Lokasi Responden Mengakses Internet..................................................68
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Beban Kerja ..........................................................69
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Peran Ganda..........................................................69
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Lingkungan Kerja .................................................70
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Cyberloafing .........................................................71
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Beban Kerja...........................................................73
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Peran Ganda ..........................................................73
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja .................................................74
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Cyberloafing..........................................................75
Tabel 4.18 Hasil Uji Reabilitas ..............................................................................76
Tabel 4.19 Hasil Kolmogorov Smirnov Test .........................................................78
Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................................79
Tabel 4.21 Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................................80
Tabel 4.22 Hasil Uji t Hitung (Parsial) ..................................................................82
Tabel 4.23 Hasil Uji Statistik F (Simultan) ............................................................85
Tabel 4.24 Hasil Regresi Linier Berganda .............................................................86
Tabel 4.25 Hasil Uji Koefisien Detreminasi (R2) ..................................................87

xv
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Halaman


Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi .............................................................................57
Gambar 4.2 Kurva Normal P-Plot ..........................................................................77
Gambar 4.3 Sactter Plot .........................................................................................81

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Saat ini internet telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan manusia. Riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara

Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 menyebutkan jumlah

pengguna internet di Indonesia sebanyak 132,7 juta orang dengan total

penduduk sebanyak 256,2 juta orang. Dimana komposisi pengguna internet

mayoritas adalah pekerja atau wiraswasta dengan jumlah 82,2 juta jiwa

yaitu 62% dari keseluruhan pengguna internet (APJII, 2016). Pekerja dapat

mengakses internet dimanapun mereka berada tanpa terkecuali di dalam

organisasi tempat mereka bekerja.

Keberadaan fasilitas komputer dan internet dalam organisasi

membantu pegawai menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan efisien,

meningkatkan kreativitas pegawai, membantu karakter pelayanan kepada

masyarakat dengan berbasis teknologi modern sehingga menghemat waktu

dan biaya anggaran organisasi (Nisaurrahmadani dalam Ardilasari dan

Firmanto, 2017). Adapun segi positif dari penggunaan internet di dinas

pendidikan itu sendiri sebagai sarana komunikasi antar divisi, untuk

mengirim berkas melalui email, mencari informasi, mengakses data pegawai

melalui situs resmi, dan sebagainya.

1
Namun demikian, internet juga dapat memberikan dampak negatif

bagi organisasi. Pegawai pengguna internet dapat melalaikan kewajibannya

dalam melaksanakan tugas. Sebuah berita pada kompasiana menuliskan

Penyalahgunaan koneksi Internet kantor pada jam kerja menjadi budaya di

masyarakat. Bukan hanya di Indonesia, di negara-negara maju seperti AS,

Cina, India, Inggris, dan bahkan Jepang, yang notabene terkenal dengan

masyarakatnya yang disiplin, masih sering terjadi penyalahgunaan Internet

di kantor (Kompasiana, 2015). Keberadaan internet bagi pegawai seolah

menjadi keuntungan tersendiri. Selain menjadi bisnis yang efisien internet

juga menyediakan akses pada pegawai ke taman bermain terbesar di dunia

(Ardilasari dan Firmanto, 2017).

Pegawai mengakses internet pada jam kerja dengan tujuan bukan

untuk kepentingan organisasi, melainkan untuk menghindari tugas dan

menghilangkan kebosanan (Lim dalam Hunik, 2012). Teknologi yang

digunakan ketika mengakses internet dapat berasal dari perusahaan atau

milik pribadi yang dibawa pegawai saat bekerja (misalnya smartphone,

ipad, atau laptop). Ketika akses internet telah menjadi hal biasa, maka

kecenderungan karyawan untuk menggunakan internet tidak berkaitan

dengan pekerjaan semakin meningkat yang biasa disebut cyberloafing

(Blanchard dan Henle, 2008).

Cyberloafing merupakan kegiatan penggunaan internet yang berkaitan

dengan hobi pegawai dan berbagai hiburan lainnya pada jam kerja

(Permatasari, 2010). Contohnya seperti mengakses situs sosial (facebook,

2
instagram, twitter), membaca berita, mengirim dan menerima email pribadi,

game online, online shopping, menonton video, mengunduh file atau musik,

dan kegiatan lainnya yang tidak ada kaitannya dengan tugas dan pekerjaan.

Perilaku cyberloafing dapat dipengaruhi oleh adanya stres kerja (role

ambiguity, role conflict, role overload). Role ambiguity adalah

ketidakpastian tetang tindakan apa yang harus dilakukan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan. Role conflict merupakan kebutuhan untuk

melakukan sesuatu secara berbeda. Role overload adalah permintaan

organisasi untuk melakukan pekerjaan dalam periode waktu yang diberikan

(Lim dalam Herdiati et al, 2015).

Begitu juga menurut Conlin (dalam Permatasari, 2010) perilaku

cyberloafing disebabkan karyawan stres di tempat kerja. Stressor dapat

berupa role ambiguity (ketidakjelasan tujuan dan tidak adanya pedoman),

role conflict (konflik atau pertentangan dengan rekan kerja, supervisor dan

worksgroup) dan role overload (beban kerja yang melebihi kemampuan).

Perilaku cyberloafing juga disebabkan oleh faktor situasional yaitu

kedekatan jarak antar ruang pegawai dan atasan (Ardilasari dan Firmanto,

2017).

Pegawai di instansi pemerintah cenderung mudah mengalami stres

kerja karena pekerjaan yang bersifat rutin dan teratur seperti menginput

data dengan cermat, membuat dan menyusun arsip atau surat-surat secara

cepat dan rapi, dengan ruang kerja yang padat. Tuntutan tersebut dapat

memicu timbulnya stres kerja, sehingga untuk mengatasi stres dan ruang

3
kerja yang padat tersebut pegawai cenderung melakukan cyberloafing.

Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah pegawai dinas

pendidikan dan kebudayaan kota Tangerang Selatan. Peneliti memilih

dinas pendidikan dan kebudayaan kota Tangerang Selatan sebagai tempat

pnelitian karena sudah menggunakan sistem komputerisasi yang terkoneksi

dengan internet dalam melakukan pekerjaannya pada semua sub bagian.

Dengan tempat kerja yang terdapat partisi yang menutupi antara seorang

pegawai dengan pegawai lainnya dengan tujuan agar lebih fokus terhadap

pekerjaannya masing-masing, dimana jarak partisi cukup sempit dan

membuat berkas menumpuk di meja kerja yang justru menimbulkan

perilaku cyberloafing dengan mengakses berita dan sosial media pada saat

jam kerja, serta pada lokasi penelitian ini terdapat wifi dengan kecepatan

akses yang cukup baik dan para pegawai dapat menggunakan handphone

mereka terkoneksi dengan internet baik pada waktu istirahat maupun pada

saat jam kerja.

Peneliti melakukan pra penelitian melalui wawancara singkat kepada

salah satu pegawai yang bekerja di dinas pendidikan dan kebudayaan kota

tangerang selatan yang berada pada bidang umum dan kepegawaian. Beliau

menyatakan bahwa kegiatan pekerjaan di dalam instansi terebut sudah

terkomputerisasi semua, dan semua sudah terkoneksi dengan internet, pada

dinas pendidikan dan kebudayaan tersebut juga difasilitasi wifi yang

membuat pekerjaan dapat terselesaikan dengan efisien, serta dapat

mengetahui informasi dari instansi dengan cepat dan mudah. Kemudian

4
peneliti melakukan observasi sekeliling bagian umum dan kepegawaian,

ternyata di sela waktu jam kerja terdapat pegawai yang sedang mengakses

sosial media serta informasi diluar pekerjaan.

Dari uraian di atas, maka penulis bermaksud menguji seberapa besar

pengaruh beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku

cyberloafing pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Tangerang Selatan baik pegawai yang berstatus PNS maupun non-

PNS, serta menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul

“PENGARUH BEBAN KERJA, PERAN GANDA, DAN

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU CYBERLOAFING

PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DINAS PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG SELATAN)”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang

hendak dikaji dalam penelitian ini :

1. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang

Selatan?

2. Apakah peran ganda berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang

Selatan?

3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing

5
pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang

Selatan?

4. Apakah beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja secara

simultan berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing pegawai pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan :

1. Untuk menganalisis pengaruh beban kerja terhadap perilaku

cyberloafing pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan.

2. Untuk menganalisis pengaruh peran ganda terhadap perilaku

cyberloafing pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan.

3. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku

cyberloafing pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan.

4. Untuk menganalisis pengaruh beban kerja, peran ganda, dan

lingkungan kerja secara simultan terhadap perilaku cyberloafing

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang

Selatan.

6
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Instansi

Instansi dapat lebih memperhatikan ataupun mengoreksi tuntutan

pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan memberatkan atau

tidak, karena hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku cyberloafing

pegawai. Instansi dapat mengetahui seberapa besar dampak

lingkungan kerja fisik pegawai yang terdapat pada instansi terhadap

perilaku cyberloafing pegawai, sehingga dapat menerapkan penataan

ruang kerja yang tepat bagi pegawai yang melakukan cyberloafing.

2. Bagi Akademisi

Untuk menambah bukti empiris mengenai pengaruh beban kerja,

peran ganda, dan lingkungan kerja pada perilaku cyberloafing

pegawai. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan

penelitian yang lebih baik lagi.

3. Bagi Penulis

Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh beban kerja,

peran ganda, dan lingkungan kerja pada perilaku cyberloafing

pegawai. Harapannya, ketika nanti penulis dihadapkan pada situasi

tersebut seperti beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja di

tempat kerja penulis dapat menemukan solusinya.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Modal intektual atau intellectual capital menurut Cut Zurnali (2008)

merupakan sumber daya non-tangible dari sebuah organisasi, sebagai kombinasi

dari kegiatan yang membolehkan organisasi mentransformasi material, keuangan

dan sumber daya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan

value. Menurut Hariandja (2013) Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur

utama dalam organisasi dibandingkan dengan unsur utama lain seperti modal,

teknologi, dan uang, sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain.

Oleh sebab itu pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi menjadi

suatu hal yang sangat penting melalui manajemen sumber daya manusia

(Hariandja dalam Riyadi, 2013).

Manajemen sumber daya manusia menurut Malayu Hasibuan (2016)

adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi, pegawai, dan

masyarakat. Perilaku adalah sikap dan tindakan. Perilaku Organisasi menurut

Stephen P. Robbins (2014) adalah bidang studi yang mempelajari dampak

perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan

tujuan mengaplikasikan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.

Tindakan yang dilakukan oleh karyawan yang melanggar norma-norma

organisasi formal dan peraturan masyarakat yang dilakukan dengan sengaja

menghasilkan hal yang mempunyai konsekuensi negatif disebut deviant

8
organizational behavior (Robbins, 2014). Beberapa perilaku yang dianggap

menyimpang dalam organisasi antara lain ketidaksopanan, cyberloafing,

penyerangan fisik di tempat kerja, berkata kasar atau marah dengan kata-kata

menyinggung perasaan, pencurian di tempat kerja oleh karyawan (Robbins,

2014). Jadi cyberloafing merupakan salah satu produk atau hasil dari deviant

organizational behavior dan termasuk salah satu isu penting yang berkembang

sesuai dengan perkembangan internet dalam dunia bisnis atau perusahaan.

A. Cyberloafing

1. Pengertian Cyberloafing

Cyberloafing atau biasa disebut cyberslacking merupakan salah satu

perilaku menyimpang pegawai di tempat kerja yang menggunakan „status

pegawainya‟ untuk mengakses internet dan email selama jam kerja untuk

tujuan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan (Lim dalam Wenefrida,

2017). Cyberloafing memungkinkan pegawai untuk menghindari kesibukan

bekerja dengan menggunakan teknologi modern. Cyberloafing menurut

Blanchard dan Henle (dalam firmanto, 2017) didefinisikan sebagai perilaku

pegawai menggunakan fasilitas internet di tempat kerja yang secara sengaja

dilakukan pegawai untuk tujuan pribadi membuka situs internet yang tidak

berhubungan dengan pekerjaan selama jam kerja.

Sementara menurut Herdiati et al (2015) Cyberloafing adalah perilaku

penggunaan internet oleh pekerja selama jam kerja untuk keperluan individu

secara pribadi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Dampak perilaku

cyberloafing dapat menurunkan produktivitas, penurunan konsentrasi,

9
gangguan komunikasi, adanya tindakan disiplin, penghentian hubungan

kerja, kerugian reputasi, serta masalah dalam keamanan sistem informasi

dan fungsi umum lainnya (Herdiati et al, 2015). Perilaku cyberloafing ini

termasuk berkirim email yang berisi hiburan, mengunjungi situs internet

yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, online shopping, instant messaging,

posting pada newsgroup, mendownload film dan mendownload musik

(Blanchard dan Henle, 2008). Teknologi yang digunakan pegawai dalam

melakukan cyberloafing dapat menggunakan berbagai jenis komputer

(desktop, smartphone, tablet, ipad) baik milik perusahaan maupun milik

pribadi pegawai yang dibawanya saat bekerja (Askew dalam Wenefrida,

2017).

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

cyberloafing merupakan perilaku pegawai yang mengakses internet untuk

kepentingan pribadi dan tidak berkaitan dengan pekerjaan. Perilaku tersebut

dilakukan pada saat jam kerja dengan teknologi milik perusahaan (komputer

kantor, laptop) maupun milik pribadi (smartphone, ipad, laptop pribadi,

tablet). Adapun perilaku cyberloafing menurut para ahli terbagi menjadi

beberapa jenis, baik perilaku cyberloafing yang bersifat umum, hingga

perilaku cyberloafing pegawai yang sifatnya berbahaya bagi organisasi.

2. Jenis-jenis Cyberloafing

Blanchard dan Henle (dalam Firmanto, 2017) membagi cyberloafing

terbagi menjadi 2 jenis yaitu minor cyberloafing dan serious cyberloafing.

Minor Cyberloafing merupakan penggunaan internet pada jam kerja.

10
Pegawai terlibat dalam berbagai bentuk perilaku penggunaan internet umum

yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Dengan demikian minor

cyberloafing mirip dengan perilaku lain yang tidak sesuai dengan pekerjaan

namun diberi toleransi. Meskipun demikian, tidak dapat dikatakan bahwa

minor cyberloafing tidak memiliki dampak yang merugikan bagi organisasi,

seperti mengurangi produktivitas. Contoh minor cyberloafing seperti

mengirim dan menerima email pribadi, mengunjungi situs olahraga,

memperbarui status jejaring sosial (seperti facebook, twitter, dan

instagram), mengunjungi situ berita, m-banking, serta berbelanja online

(Blanchard dan Henle, dalam Ozler dan Polat 2012).

Serious Cyberloafing merupakan jenis cyberloafing lain yang terdiri

dari bentuk-bentuk cyberloafing yang lebih serius. Pegawai terlibat dalam

berbagai bentuk perilaku penggunaan internet yang bersifat lebih berbahaya

karena bersifat melanggar norma instansi dan berpotensi ilegal. Perilaku

ini cenderung kasar dan berpotensi melakukan hal-hal yang tidak sah seperti

perjudian online, menyebar virus, mengunduh musik ilegal atau file pribadi,

game online, hacking, membuka situs yang mengandung pornografi. Jenis

cyberloafing ini memiliki dampak yang serius bagi organisasi (Blanchard

dan Henle dalam Ozler dan Polat, 2012). Karyawan yang melakukan minor

cyberloafing biasanya tidak percaya bahwa mereka melakukan hal yang

menyimpang. Sementara itu karyawan yang melakukan serious cyberloafing

menyadari bahwa perbuatannya menyimpang dan mungkin tidak akan

11
dimaafkan dan diterima di tempat kerja (Blanchard dan Henle, dalam

firmanto 2017).

Lim dan Teo (dalam Tarigan, 2015) membagi cyberloafing menjadi

dua kategori utama, yaitu Emailing Activities (Aktivitas Email) dimana tipe

cyberloafing ini mencakup semua aktivitas penggunaan email yang tidak

berkaitan dengan pekerjaan (tujuan pribadi) saat jam kerja. Contoh perilaku

dari tipe cyberloafing ini adalah mengirim, memeriksa, membaca, maupun

menerima email pribadi. Kategori kedua yaitu Browsing Activities

(Aktivitas Browsing). Tipe cyberloafing ini mencakup semua aktivitas

penggunaan akses internet perusahaan untuk browsing situs yang tidak

berkaitan dengan pekerjaan saat jam kerja. Contoh perilaku dari tipe

cyberloafing ini adalah browsing situs olahraga, situs berita, maupun situs

khusus dewasa.

Sementara itu, Li dan Chung (dalam Tarigan, 2015) membagi

cyberloafing kedalam empat jenis yakni: Aktivitas sosial yaitu penggunaan

internet untuk berkomunikasi dengan teman. Aktivitas sosial yang

melibatkan pengekspresian diri (facebook, twitter, instagram, dll) atau

berbagi informasi via blog (blogger). Kedua, Aktivitas informasi yaitu

menggunakan internet untuk mendapatkan informasi. Aktivitas ini terdiri

dari pencarian informasi seperti situs berita (kompasiana, CNN, dll). Ketiga,

Aktivitas kenikmatan yaitu internet untuk menghibur. Aktivitas kesenangan

ini terdiri dari aktivitas game online, mengunduh musik, menonton video

(youtube), atau software untuk tujuan kesenangan. Dan yang terakhir yaitu

12
Aktivitas emosi virtual yaitu sisa dari aktivitas online internet lainnya

seperti berjudi atau berkencan. Aktivitas emosi virtual mendeskripsikan

aktivitas online yang tidak dapat dikategorisasikan dengan aktivitas lainnya

seperti berbelanja online atau mencari pacar (kencan) secara online.

Beberapa peneliti menggunakan istilah cyberloafing mengarah kepada

perilaku serius seperti menyebar virus dan hacking namun jenis

cyberloafing yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah

cyberloafing yang dikemukakan oleh Blanchard dan Henle yang membagi

perilaku cyberloafing menjadi dua jenis yaitu minor cyberloafing, dan

serious cyberloafing. minor cyberloafing dimana pegawai melakukan

kegiatan mengakses internet pada jam kerja yang dianggap sebagai perilaku

biasa, dan serious cyberloafing dimana pegawai mengakses internet pada

jam kerja yang sudah tau dampaknya bagi instansi namun tetap dilakukan.

3. Dampak Perilaku Cyberloafing

Cyberloafing dapat bersifat konstruktif bila perilaku tersebut

membantu pegawai dan instansi. Namun, hal itu dapat bersifat destruktif

ketika menghambat pegawai sehingga menjadi tidak produktif. Banyak

peneliti berpendapat bahwa cyberloafing adalah perilaku yang tidak

bermanfaat bagi organisasi dan dapat menimbulkan tuntutan hukum.

Bagaimanapun, beberapa peneliti lain berpendapat bahwa perilaku

cyberloafing belum tentu buruk bagi pegawai dan organisasi. Mereka

berpendapat bahwa internet sangat dibutuhkan bagi organisasi untuk

13
meningkatkan kreativitas, fleksibelitas, dan mendorong lingkungan

pembelajaran (Blanchard dan Henle dalam Ozler dan Polat, 2012).

a. Dampak Positif

Cyberloafing biasanya identik sebagai perilaku negatif yang

menyebabkan kehilangan produktivitas dan pendapatan, terlibat dalam

periode singkat dalam tugas yang tidak terkait dengan pekerjaan mungkin

memiliki efek positif, termasuk kelegaan dari kebosanan, mengurangi

stres, serta meningkatkan kreativitas pegawai (Vitak dalam Ozler dan

Polat, 2012).

Beberapa penelitian mengatakan kesempatan untuk menyediakan

penggunaan internet secara terpasang di tempat kerja yang

memungkinkan individu untuk menggunakan waktu yang tidak

dikonsumsi oleh tuntutan kerja dengan cara yang melengkapi mereka

untuk menghadapi tugas masa depan dengan energi dan perspektif yang

lebih luas (Oravec dalam Ozler dan Polat, 2012). Tujuan dari karyawan

tersebut adalah untuk menghindari praktik rutin dan menghilangkan

kecemasan kemudian cyberloafing menjadi perilaku konstruktif.

Cyberloafing dapat berfungsi sebagai „mainan kantor‟ untuk mengurangi

stres kerja dan menginspirasi kreativitas (Anandrajan dalam Ozler dan

Polat, 2012).

b. Dampak Negatif

Organisasi mengalami peningkatan perilaku cyberloafing yang

berpotensi merugikan (Garret dan Danziger dalam Ozler dan Polat,

14
2012). Ada bukti substansial untuk menyimpulkan bahwa perilaku ini

menyebabkan biaya yang signifikan bagi organisasi, baik dari segi

sumber daya manusia, maupun dari segi keuangan. Beberapa dampak

negatif yang dialami oleh organisasi meliputi tindakan pendisiplinan,

penghentian atau hilangnya karyawan, pelanggaran kerahasiaan

perusahaan, kehilangan reputasi, privasi pribadi, menambah beban

organisasi dan tanggung jawab pribadi, menambah biaya hukum terkait,

serta menurunnya produktivitas sebanyak miliaran dolar (Weatherbee

dalam Ozler dan Polat, 2012).

Cyberloafing dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan

penggunaan jaringan internet yang tidak efisien, sehingga menyebabkan

organisasi menjadi tidak kompetitif (Liberman, Ozler dan Polat, 2012)

Selain itu, cyberloafing dapat menimbulkan masalah dalam keamanan

sistem informasi dan fungsi-fungsi umum sistem organisasi, seperti

penyumbatan bandwith, infeksi virus, dan penundaan tugas (Lara dan

Mesa dalam Ozler dan Polat, 2012).

Pegawai berprilaku cyberloafing dapat melalaikan kewajiban dalam

melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh, pegawai mengakses internet

pada waktu jam kerja dengan tujuan bukan untuk kepentingan organisasi,

melainkan untuk menghindari tugas, menghilangkan kebosanan (Lim

dalam Hunik, 2012). Menurut Blanchard dan Henle (dalam Firmanto,

2017) perilaku cyberloafing di tempat kerja dapat berdampak

berkurangnya produktivitas, dapat membuat pegawai dengan metode lain

15
melalaikan tugasnya dengan teknologi modern tanpa harus terlihat keluar

masuk ruangan, dan terlihat aktif sepanjang jam di depan komputer.

Degradasi kinerja sistem komputer dan jaringan internet yang berlebihan

dapat menyebabkan kelebihan sumber daya komputasi dan efek

selanjutnya adalah menurunkan bandwith atau kecepatan akses internet

(Blanchard dan Henle dalam Firmanto, 2017).

Cyberloafer berpotensi untuk memunculkan masalah kriminal

hukum lainnya seperti pelecehan (misalnya email lelucon seorang

pegawai mengandung unsur pornografi dan rasis), pelanggaran hak cipta

(misalnya pegawai menggunakan seorang pekerja yang mmberitakan

kebohongan tentang atasan di chat room), dan melalaikan pekerjaan

(Blanchard dan Henle dalam Firmanto, 2017). Berdasarkan teori dan

beberapa penelitian diatas, perilaku cyberloafing cenderung

menyebabkan konsekuensi negatif bagi organisasi. maka yang akan

menjadi fokus dalam penelitian ini adalah peneliti ingin melihat dampak

negatif yang ditimbulkan oleh perilaku cyberloafing yang dilakukan

pegawai.

4. Faktor-Faktor Yang Berpotensi Mempengaruhi Cyberloafing

Perilaku cyberloafing ini tidak semata-mata hanya karena ada inisiatif

dari pegawainya, tetapi juga disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal

dari internal maupun eksternal. Menurut Ozler dan Polat (2012), terdapat

tiga faktor yang menyebabkan munculnya perilaku cyberloafing. Ketiga

faktor itu adalah sebagai berikut:

16
a. Faktor individu

Faktor individu disini mencoba mengidentifikasi karyawan mana yang

mungkin lebih cenderung terlibat dalam perilaku cyberloafing. Faktor

individu terdiri dari persepsi dan sikap, sifat pribadi (personal traits),

kebiasaan kecanduan internet, serta demografi (Vitak et al, 2012).

1) Persepsi dan Sikap

Persepsi dan sikap merupakan dua hal yang berbeda. Persepsi adalah

cara pandang sedangkan sikap merupakan cara memposisikan,

melakukannya atau tidak. Namun persepsi dan sikap ini saling

berkoordinasi. Hasil penelitian Liberman (dalam Ozler dan Polat, 2012)

menunjukkan bahwa individu yang memiliki intensitas lebih sering

terhadap komputer dalam melakukan pekerjaan, cenderung berpotensi

untuk melakukan cyberloafing (Liberman et al dalam Ozler dan Polat,

2012). Penelitian ini menunjukan bahwa ketika pegawai memiliki cara

pandang bahwa apabila pekerjaan pegawai merasakan ketidakjelasan

peran maka cenderung berperilaku cyberloafing (Kahn dan Quin dalam

Anindita, 2013). Ketidakjelasan peran dapat dikatakan memiliki kaitan

dengan aktivitas-aktivitas, tanggung jawab, persepsi dan sikap, gaya dan

norma-norma pribadi (Anindita, 2013).

2) Sifat Pribadi (Personal Traits)

Perilaku pengguna internet mencerminkan variasi motif psikologis.

Sifat pribadi seperti rasa malu, kesepian, isolasi, kontrol diri, harga diri,

locus of control yang mungkin dapat mempengaruhi pola penggunaan

17
internet (Johnson and Culpa dalam Ozler dan Polat, 2012). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa orang yang pemalu, orang yang sangat

dipercaya oleh perusahaan, orang yang terlalu percaya diri menyebabkan

semakin tinggi kecenderungan kecanduan internet (Chak dan Leung

dalam Ozler dan Polat, 2012). Kecanduan internet menyebabkan

ketidakjelasan peran (role ambiguity) pegawai dalam bekerja dan justru

saling mengandalkan. Ini menunjukkan bahwa bentuk minor

cyberloafing mungkin terkait dengan role ambiguity dan beban kerja.

3) Kebiasaan

Kebiasaan mengacu kepada perilaku berdasarkan situasi, yang

otomatis terjadi tanpa instruksi sebagai respon terhadap situasi atau

keadaan lingkungan sekitar (Woon and Pee dalam Ozler dan Polat,

2012). Seperti kebiasaan menggunakan internet, orang yang terbiasa

menggunakan internet di rumah, di manapun ia berada, sehingga terbawa

ke lingkungan tempat ia bekerja. Sehingga menimbulkan perilaku

cyberloafing di lingkungan kerja.

4) Faktor Demografis

Garret dan Danziger (dalam Ozler dan Polat, 2012) menemukan

bahwa status pekerjaan, persepsi otonomi dalam organisasi, tingkat

pemasukan, dan gender merupakan prediktor cyberloafing yang

signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa para pegawai yang

berpendidikan tinggi cenderung melibatkan dirinya dalam pencarian

informasi secara online sedangkan pegawai yang berpendidikan rendah

18
cenderung bermain game online (Chak and Leung dalam Ozler dan Polat,

2012). Penelitian lain menunjukkan bahwa pria cenderung melakukan

cyberloafing lebih sering dan durasi yang lebih lama dibanding

perempuan (Lim dan Chen, 2012).

b. Faktor Organisasi

Terdapat beberapa faktor organisasi yang mempengaruhi

kecenderungan pegawai untuk berperilaku cyberloafing. Menurut Ozler

dan Polat (2012) perilaku cyberloafing yang dirasakan oleh pegawai

antara lain disebabkan oleh fasilitas instansi yang memadai, norma

kerjasama, dan sikap kerja pegawai.

1) Fasilitas Memadai

Manajerial umum menyediakan fasilitas internet tanpa

menspesifikasikan bagaimana penggunaan internet di tempat kerja

cenderung meningkatkan bentuk penggunaan internet diantara pegawai

untuk bisnis dan alasan personal (Garret dan Danziger dalam Ozler dan

Polat, 2012) yang kemudian cenderung menimbulkan ketidakjelasan

peran.

2) Norma Kerjasama (perceived coworker cyberloafing norms)

Penelitian menunjukkan bahwa norma kerjasama dan atasan

mendukung cyberloafing berhubungan positif dengan cyberloafing. ini

adalah bukti cyberloafing berada dibawah kontrol normatif (Woo and Pee

dalam Syukri, 2012). Blau dkk (dalam Syukri, 2017) mengemukakan

19
bahwa pegawai melihat rekan kerja lainnya sebagai panutan yang

berpotensi sebagai role model mereka dalam organisasi dan cyberloafing

dipelajari dari perilaku yang mereka lihat dari orang tersebut di

lingkungan organisasi mereka yang kemudian faktor ini termasuk

kedalam role ambiguity.

3) Sikap Kerja Karyawan

Tindakan penyimpangan tempat kerja seperti cyberloafing telah

terbukti menjadi respons emosional terhadap frustasi pengalaman kerja,

oleh karena itu ditrima bahwa perilaku kerja mempengaruhi cyberloafing

(Lieberman et al dalam Ozler dan Polat, 2012). Penelitian sebelumnya

telah menemukan bukti empiris yang menunjukkan bahwa karyawan

lebih mungkin untuk melakukan kesalahan saat memegang sikap yang

tidak menguntungkan (Garret dan Danziger, dalam Ozler dan Polat

2012).

Cyberloafing merupakan respon emosional terhadap pekerjaan yang

membuat frustasi, oleh sebab itu sikap terhadap pekerjaan yang

berlebihan bisa mempengaruhi munculnya cyberloafing (Liberman et al

dalam Syukri, 2017).

c. Faktor Situasional

Pernah ada konsensus mengenai penggunaan internet pribadi pada

saat jam kerja perusahaan, namun tingkat dan akibatnya sebagian besar

merupakan dugaan (Jhonson dan Ugray dalam Ozler Polat, 2012).

Perilaku menyimpang cyberloafing biasanya terjadi saat individu

20
memiliki akses ke sumber daya internet ditempat kerja, ini menunjukkan

pemicu situasional (Weatherbee Ozler Polat, 2012).

Penelitian menunjukkan bahwa kedekatan fisik antara supervisor

atau atasan secara tidak langsung mengakibatkan perilaku cyberloafing

(Ozler dan Polat, 2012). Lebih lanjut, kehadiran kebijakan dan sanksi

organisasi formal terkait keterlibatan pegawai berperilaku cyberloafing

seharusnya dapat mengurangi perilaku cyberloafing. Blanchard dan

Henle (2008) memberikan dukungan untuk ini karena menunjukkan

bahwa ada peraturan mengenai cyberloafing dan pegawai dilarang untuk

melakukan cyberloafing (Liberman et al, 2011).

Journal of Employent Counseling menganjurkan 8 faktor berikut

yang menyebabkan pegawai mudah melakukan cyberloafing dengan

mengakses internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan pada saat jam

kerja, antara lain: peluang akses, kemampuan untuk membeli sesuatu,

keadaan tanpa nama, kenyamanan, kemudahan, pelarian, rasa malu,

penerimaan sosial, masa kerja yang lebih lama di tempat kerja.

Berdasarkaan penelitian tersebut terdapat kemungkinan bahwa perilaku

cyberloafing disebabkan oleh beban kerja dan peran ganda (Kay et al

dalam Syukri, 2017).

5. Indikator Cyberloafing

Menurut Blanchard dan Henle (2008) perilaku cyberloafing disebabkan

karena stres terhadap pekerjaan, dan perilaku cyberloafing yang dilakukan

pegawai dapat diukur melalui beberapa indikator, yaitu:

21
a. Sering menggunakan wifi kantor diluar kepentingan pekerjaan selama

jam kerja.

b. Menggunakan handphone diluar kepentingan pada jam kerja

c. Mengirim email

d. Menerima email

e. Mengunduh musik

f. Mengunjungi web berita

g. Mengunjungi web olahraga

h. Mengakses sosial media

i. Berbelanja online shopping

j. Game online

B. Beban Kerja

Analisis jabatan menururt Hasibuan (2012) adalah menganalisis dan

mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana

mengerjakannya, dan mengapa pekerjaannya itu harus dikerjakan atau

informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam

suatu instansi agar tujuan tercapai.

Menurut Rivai (2014) deskripsi pekerjaan/jabatan adalah hasil analissis

pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan

mengelola informasi mengenai pekerjaan. Spesifikasi jabatan adalah uraian

persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat

menjalankan satu jabatan dengan baik dan kompeten, juga memuat

22
ringkasan yang jelas dan kualitas definitif yang dibutuhkan dari pemangku

jabatan itu (Hasibuan 2012).

1. Pengertian Beban Kerja

Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing

pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja meliputi beban kerja

fisik maupun mental. Beban kerja juga diartikan sebagai jumlah kegiatan

yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang selama

periode waktu tertentu dalam keadaan normal (Haryono, 2014). Sementara

menurut menpan (dalam Furqon, 2015) beban kerja adalah sekumpulan atau

sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau

pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Studi menemukan bahwa

ketika individu memiliki tuntutan kerja yang rendah kemungkinan untuk

cyberloafing tinggi, hal ini dikarenakan waktu luang yang dimiliki. Ketika

karyawan tidak memiliki banyak pekerjaan, mereka akan terlibat dalam

aktivitas cyberloafing untuk menghabiskan waktu (Doorn dalam Syukri,

2017). Dan ada pula penelitian yang menyatakan bahwa ketika beban kerja

berlebih (overload) maka kecenderungan pegawai melakukan pelarian dari

tugasnya dengan cara berprilaku cyberloafing (Lim dalam Firmanto, 2017).

Robbins (2014) menyatakan bahwa positif negatifnya beban kerja

merupakan masalah persepsi. Persepsi terhadap beban kerja berkaitan erat

dengan faktor peran dan pekerjaan. Beban kerja erat hubungana dengan

suatu pekerjaan dimana individu memberikan penilaian mengenai sejumlah

tuntutan tugas atau kegiatan yang membutuhkan aktivitas mental dan fisik

23
yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu yang dapat dilihat dari

beberapa indikator beban kerja.

2. Beban Kerja Rendah

Beban kerja yang rendah bisa disebabkan tidak adanya integritas, cara

kerjanya hanya menunggu perintah dari atasan, cara kerjanya hanya

berdasarkan atasan ini memicu perilaku cyberloafing. Beban kerja yang

rendah juga bisa dikarenakan orang yang diberikan beban pekerjaan

memilki kemampuan yang rendah maka diberikan beban kerja yang rendah.

3. Beban Kerja Tinggi

Beban kerja berlebih sering kali didapati pegawai. Peran berlebihan

(role overload) menurut Baurer dan Erdogen (2012) didefinisikan sebagai

memiliki waktu dan sumber daya yang tidak mencukupi untuk

menyelesaikan pekerjaan. Ketika sebuah organisasi merosot, sisa karyawan

yang harus menyelesaikan tugas yang sebelumnya dilakukan oleh pekerja

yang dipecat, yang menyebabkan kelebihan beban peran (Baurer dan

Erdogen, 2012). Work overload atau kelebihan beban kerja dibedakan dalam

quantitative overload dan qualitative overload (Berry dalam Syukri, 2017).

Menurut Berry mereka yang bersifat kuantitatif adalah “having too much to

do”, sedangkan yang bersifat kualitatif yang disebutkan sebagai “too

difficult.” Jadi manakala para pekerja merasa bahwa terlalu banyak

pekerjaan yang harus dikerjakan, terlalu beragam hal yang harus dilakukan,

atau tidak cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas yang

24
dibebankan, maka keadaan ini disebut quantitative overload (Ivancevich

dan Matteson dalam Syukri, 2017).

Beban peran yang terlalu berat, ketidakmampuan karyawan

menyelesaikan tugasnya dikarenakan standard hasil yang terlalu tinggi hal

ini bisa menyebabkan rendahnya percaya diri. banyak tugas dengan

penyediaan waktu yang tidak cukup untuk menyelesaikan tugas tersebut

(Permatasari, 2010). Beban kerja yang berlebihan juga menyebabkan stres

kerja, stressor yang tidak berhubungan dengan perusahaan namun mampu

menyebabkan stres para karyawan (mampu mempengaruhi pelaksanaan

tugasnya) disebut non work stressor. Yang digolongkan dalam non work

stressor diantaranya yaitu pernikahan, perceraian, kematian anggota

keluarga, permasalahan keluarga dan kesulitan keuangan (Syukri, 2017)

Sedangkan menurut Gibson (dalam Syukri, 2017) sebuah model yang

dapat menjelaskan hubungan antara stres kerja dan pekerjaan terbagi

menjadi empat bagian yaitu:

a. Penekan lingkungan yang bersifat fisik, yaitu lampu penerangan, gaduh,

temperatur, dan polusi udara.

b. Penekan individual, yaitu konflik peranan, kedwiartian peranan, beban

pekerjaan yang terlalu berat, tanggung jawab mengenai orang, tidak ada

kemajuan karier, dan desain pekerjaan.

c. Penekanan kelompok, yaitu hubungan kurang baik dengan teman

sejawat, bawahan ataupun dengan atasan.

25
d. Penekan keorganisasian, yaitu kurang partisipasi, struktur organisasi,

tingkat jabatan, dan kebijakan yang kurang jelas

Sedangkan Berry (dalam Syukri, 2017) membagi stressor menjadi

empat golongan, yaitu:

a. Kondisi fisik, meliputi suara, temperatur, dan polusi udara.

b. Kondisi temporal, meliputi jadwal yang ketat, dan tekanan waktu,

ataupun deadlines.

c. Kondisi sosiofisiologis, meliputi masalah perkawinan, crowding

(fenomena fisiologis yang disebabkan dari proses interaksi dalam suatu

kelompok), dan relokasi, serta migrasi.

d. Karateristik pekerjaan, meliputi kelebihan atau kekurangan beban

pekerjaan serta kurangnya otonomi, konflik peran dan ketidakjelasan

peran, dan perubahan organisasional.


e.

4. Indikator Beban Kerja

Dalam penelitian ini indikator beban kerja yang digunakan

mengadopsi indikator beban kerja yang digunakan dalam penelitian yang

telah dilakukan oleh Febri (2015) yang meliputi antara lain:

1) Target Yang Harus Dicapai

Pandangan individu mengenai besarnya target kerja yang diberikan

untuk menyelesaikan pekerjaannya, misalnya untuk menggiling,

melinting, mengepak dan mengangkut. Pandangan mengenai hasil

kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

2) Kondisi Pekerjaan

26
Mencakup tentang bagaimana pandangan yang dimiliki oleh individu

mengenai kondisi pekerjaannya, misalnya mengambil keputusan

dengan cepat pada saat pengerjaan barang, serta mengatasi kejadian

yang tak terduga seperti melakukan pekerjaan ekstra diluar waktu

yang telah ditentukan.

3) Standar Pekerjaan

Kesan yang dimiliki oleh individu mengenai pekerjaannya, misalnya

perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang harus diselesaikan

dalam jangka waktu tertentu.

C. Peran Ganda

Dalam bidang MSDM lebih dikenal sebagai job enlargement dimana

pada pekerjaan yang bersangkutan ditambahkan tugas-tugas yang

membutuhkan keahlian yang sama. Perluasan pekerjaan adalah proses

mengkombinasikan dua atau lebih tugas khusus dalam bagian alur kerja ke

dalam satu pekerjaan. Berarti memperbesar cakupan pekerjaan dengan

menambah tugas tanpa meningkatkan tanggung jawab. Perluasan kerja

berarti meningkatkan lingkup pekerjaan melalui perluasan jangkauan tugas,

pekerjaa, tanggung jawab umum dalam tingkat dan batasan yang sama. Job

enlargement (Raza dan Nawaz, 2011) adalah sebuah rancangan membuat

pekerjaan “lebih besar” atau “lebih luas” dengan menambahkan jumlah

27
tugas kerja yang harus dilakukan setiap orang dengan tingkat keterampilan

dan kesulitan sama.

1. Pengertian Peran Ganda ( Role Ambiguity)

Peran ganda atau ambiguitas peran mengacu pada ketidakjelasan

dalam kaitannya dengan apa yang menjadi tanggung jawab kita. Jika anda

memulai sebuah rencana baru dan merasa tidak jelas tentang apa yang anda

harapkan, maka anda mengalami ambiguitas peran (Baurer dan Erdogen,

2012). Role ambiguity adalah suatu kesenjangan antara jumlah informasi

yang dimiliki seseorang dengan yang dibutuhkannya untuk dapat

melaksanakan perannya dengan tepat (Brief et al. dalam Syukri, 2017).

Karenanya role ambiguity adalah bersifat pembangkit stres sebab dapat

menghalangi individu untuk melakukan tugasnya dan menyebabkan

timbulnya perasaan tidak aman dan tidak menentu.

Role ambiguity menurut Rizzo (dalam Syukri, 2017) didefinisikan

sebagai ketidakyakinan karyawan mengenai kewajiban dan harapan yang

diinginkan, karena ketiadaan pedoman dalam bekerja dan hasil kerja yang

tidak terprediksi (Rizzo et al dalam Syukri, 2017).

2. Faktor – Faktor Penyebab Peran Ganda

Menurut Baurer dan Erdogen (2012) peran ganda atau role ambiguity

yang dialami oleh pegawai dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara

lain:

a. Pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dan antara

tanggung jawab yang ia miliki

28
b. Tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya

bukan merupakan bagian dari pekerjaannya

c. Tuntututan-tuntutan yang bertentangan dari atasan, rekan,

bawahannya, atau orang lain yang dinilai penting bagi dirinya

d. Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu

melakukan tugas pekerjaannya.

Dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik, para karyawan

memerlukan keterangan tertentu yang menyangkut dengan tugasnya.

Ketidakjelasan peran secara nyata berkaitan dengan rendahnya konsentrasi

kerja yang berakibat perasaan ancaman dari pekerjaan terhadap mental dan

fisik. Karena ketidakjelasan mengenai pekerjaan, akhirnya pegawai tidak

dapat menyelesaikan pekerjaan dan menggunakan waktunya untuk perilaku

yang tidak berhubungan dengan pekerjaan seperti curi-curi waktu untuk

online di jam kerja atau biasa disebut dengan istilah cyberloafing. Bisa juga

disebabkan karena pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai tersebut mampu

dikerjaan oleh orang lain (saling mengandalkan) berpotensi untuk perilaku

cyberloafing.

3. Indikator Peran Ganda

Menurut Herdiyati et al (2015) peran ganda atau role ambiguity mengacu

pada ketidakjelasan peran dalam kaitannya dengan apa yang menjadi

tanggung jawab kita. Peran yang diberikan bisa saja berlebih dan memicu

untuk pegawai melakukan hal menghindari peran ganda tersebut dengan

29
cara cyberloafing. Adapun indikator dalam pengukuran peran ganda ini,

yaitu:

a. Tanggung jawab

b. Pertentangan keyakinan pribadi dalam menjalankan tugas pekerjaan

c. Tuntunan atasan

d. Tuntutan rekan

D. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan. Pegawai akan mampu melaksanakan

kegiatannya dengan baik, apabila ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan

yang sesuai, sehat, aman dan nyaman. Ketidaksesuaian dapat menuntut

tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya

rancangan sistem kerja yang efisien. Menurut Alex S Nitisemito (2000)

mendefinisikan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang terdapat di

sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang diembankan.

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2012) lingkungan kerja adalah keseluruhan

alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana

seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai

perseorangan maupun sebagai kelompok. Menurut Mardiana (2005)

lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan

pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja sangat berpengaruh besar dalam

30
pelaksanaan penyelesaian tugas. Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan

bahwa lingkungan kerja adalah lingkungan dimana karyawan melakukan

pekerjaan sehari-hari baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok

yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaannya. Menurut

Sedarmayanti (2012), Secara garis besar lingkungan kerja terbagi menjadi

dua, yaitu:

2. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung. Indikator lingkungan kerja

fisik terdiri atas: peralatan kerja, penerangan atau cahaya, suhu udara,

keamanan kerja (Sedarmayanti dalam Riyadi, 2012). Peralatan kerja disini

seperti komputer atau laptop yang digunakan pada saat bekerja di instansi,

akses internet pegawai, alat komunikasi, dsb. Penerangan atau cahaya yang

kurang dapat memicu penurunan konsentrasi pegawai yang akhirnya

mencuri-curi waktu untuk mengakses internet yang tidak berkaitan dengan

pekerjaan atau basa disebut cyberloafing, suhu udara yang dingin, serta

keamanan pegawai saat bekerja.

3. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi dan

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun

hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.

Indikator lingkungan kerja non fisik terdiri atas hubungan dengan atasan,

31
dan hubungan dengan sesama rekan kerja (Sedarmayanti dalam Riyadi,

2012). Lingkungan kerja non fisik seperti hubungan kerja antara sesama

pegawai maupun dengan atasan, iklim kerja, dan pengawasan terhadap para

pegawai.

4. Indikator Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2012) lingkungan kerja merupakan

keseluruhan alat yang dihadapi lingkungan sekitar dimana seseorang

bekerja, baik perseorangan atau kelompok. Lingkungan kerja ini

menunjuang pegawai dalam menjalankan tugasnya. Adapun indikator

dalam lingkungan kerja ini yaitu:

a. Peralatan kerja

b. Cahaya

c. Suhu udara

d. Keamanan

e. Hubungan dengan atasan

f. Hubungan dengan sesama rekan kerja

E. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka penelitian adalah suatu model konseptual tentang

bagaimana teori-teori berhubungan dengan beberapa faktor yang akan

diidentifikasi sebagai suatu permasalahan (Sekaran, 2015). Kerangka

pemikiran menunjukkan beberapa variabel yang berbeda yang digunakan

dan menggambarkan tentang bagaimana hubungan antar variabel tersebut.

Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini yaitu:

32
Beban Kerja

Perilaku Cyberloafing
Peran Ganda

Lingkungan
Kerja Metode Penelitian

Uji Kualitas Data


- Uji Validitas
- Uji Reabilitas
Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinieritas
- Uji Heterokedastisitas
Uji Hipotesis
- Uji t
- Uji F
Analisis Regresi
Koefisien Determinasi R2

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

F. HIPOTESIS

Menurut Uma Sekaran (2015) Hipotesis merupakan perkiran ilmiah

tentang hubungan yang dibangun secara logis antara dua atau lebih variabel,

diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Sedangkan menurut

Menurut Sugiyono (2016) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan

latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dirumuskan

hipotesis untuk penelitian adalah sebagai berikut:

33
1. Pengaruh variabel beban kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh beban kerja terhadap perilaku

cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan kota

Tangerang Selatan.

Ha1 : Terdapat pengaruh beban kerja terhadap perilaku cyberloafing

pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan kota Tangerang

Selatan.

2. Pengaruh variabel peran ganda terhadap perilaku cyberloafing

pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh peran ganda (role ambiguity) terhadap

perilaku cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan

kota Tangerang Selatan.

Ha2 : Terdapat pengaruh peran ganda (role ambiguity) terhadap

perilaku cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan

kota Tangerang Selatan.

3. Pengaruh variabel lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing

pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.

Ho3 : Tidak terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku

cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan kota

Tangerang Selatan.

34
Ha3 : Terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku

cyberloafing pegawai dinas pendidikan dan kebudayaan kota

Tangerang Selatan.

4. Pengaruh variabel beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja

terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.

Ho4 : Tidak terdapat pengaruh beban kerja, peran ganda), dan

lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai dinas

pendidikan dan kebudayaan kota Tangerang Selatan.

Ha4 : Terdapat pengaruh beban kerja, peran ganda, dan lingkungan

kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai dinas pendidikan

dan kebudayaan kota Tangerang Selatan.

G. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO. Judul Penulis Hasil
1 Pengaruh Anindita Sampel penelitian ini berjumlah 100
Stress Kerja Wicaksono responden dengan probability
pada Herlianto sampling secara random. Teknik
Cyberloafing (2013) analisis data yang digunakan dalam
penelitian adalah analisis regresi
berganda. Hasil analisis penelitian

35
menunjukan bahwa role ambiguity
dan role overload berpengaruh negatif
terhadap cyberloafing sedangkan role
conflict berpengaruh positif terhadap
cyberloafing. Persamaan meneliti role
ambiguity dan role overload sebagai
variabel independen serta perilaku
cyberloafing sebagai variabel
dependen. Perbedaan terdapat variabel
tambahan lingkungan kerja sebagai
variabel dependen
2 Cyberloafing Derya Menentukan apa saja yang
phenomenon Ergun mempengaruhi perilaku cyberloafing,
in Ozler dan cyberslacking, non-work related
organizations Gulcin cimputing. Meneliti terkait perilaku
Polat cyberloafing dan dampaknya terhadap
(2012) organisasi
3 The Impact of Meilisa Sampel penelitian ini berjumlah 80
Work Stressor Fani karyawan administrasi berstatus PNS
and Herdiati, dari 14 fakultas dan 2 progrm studi di
Organizational Anita Dewi Universitas Jember. Data dianalisis
Sanctions Prahastuti menggunakan regresi linier sederhana
Perception on Sujoso, dan berganda. Penelitian menunjukan
Cyberloafing Ragil Ismi pegawai rata-rata menghabiskan
Hartanti waktu satu jam untuk bercyberloaf.
(2015) Sementara hasil analisis penelitian
menunjukan bahwa stresor kerja
berupa role ambiguity, role conflict,
role overload, dan persepsi sanksi
organisasi secara signifikan

36
mempengaruhi perilaku cyberloafing.
Persamaan meneliti role overload, role
ambiguity untuk mengetahui
perngaruhnya terhadap perilaku
cyberloafing PNS. Perbedaan
menggunakan variabel independen
tambahan yaitu lingkungan kerja.
4 Pengaruh Wenefrida Sampel penelitian ini berjumlah 150
Konflik Peran Ardhian responden yang dilakukan dengan
dan Role Ayu teknik sensus. Responden dalam
Overload Hardiani, penelitian adalah pegawai PT PLN
terhadap Edy semarang. Alat analisis yang
Burnout dan Rahardja, digunakan adalah SEM pada program
Dampaknya Ahyar AMOS 22. Konflik peran berpengaruh
pada Yuniawan siginifikan terhadap perilaku
Cyberloafing (2017) cyberloafing, Role overload
berpengaruh namun tidak signifian
terhadap cyberloafing. Konflik peran
dan Role Overload berpengaruh
signifikan terhadap Burnout.
Persamaan meneliti Role Overload
terhadap Cyberloafing. Perbedaan
variabel Independen terdiri dari Role
Oveload, Role Ambiguity, dan
Lingkungan kerja, variabel depennya
yaitu cyberloafing.
5 Role of Hunik Sri Sampel dalam penelitian ini
Internet Runing berjumlah 199 responden pegawai
Experience in Sawitri local government surakarta dengan
Moderating (2012) metode purposive manner. Teknik

37
Influence of analisis data yang digunakan dalam
Work Stressor penelitian ini adalah hierarchical
on regression. Role Ambiguity dan Role
Cyberloafing Conflict memiliki pengaruh positif
terhadap cyberloafing, sedangkan
Role Overload memiliki pengaruh
negatif terhadap cyberloafing. Internet
Experience memiliki pengaruh positif
terhadap cyberloafing. Persamaan
variabel indepen Role Ambiguity dan
Role Overload serta variabel
dependen cyberloafing. Perbedaan
pengalaman internet tidak dijadikan
variabel melainkan indikator. Serta
terdapat variabel lingkungan kerja.
6 Pengaruh Muhammad Sampel dalam penelitian ini
Stres Kerja Syukri N berjumlah 43 karyawan, Alat statistik
dan Kepuasan (2017) yang digunakan adalah Multiple
Kerja terhadap Regretion (Regresi Berganda) dengan
Perilaku teknik sampling jenuh. Data dianalisis
Cyberloafing menggunakan SPSS 16.0.Hasil dari
Karyawan penelitian ini menunjukan dalam uji F
pada Era (simultan) bahwa stres kerja dan
Perkembangn kepuasanerja secara signifikan
ICT mempengaruhi perilaku cyberloafing
dengan nilai sig F 0,000 < 0,05 dan
nilai Fhitung sebesar 156.651. Hasil
uji t (parsial) stres kerja secara
signifikan mempengaruhi perilaku
cyberloafing dengan nilai sig t 0,000 <
0,05 dan nilai thitung 7.260. Jadi

38
dapat disimpulkan bahwa stres kerja
dan kepuasan kerja secara simultan
mempengaruhi perilaku
cyberloafing namun secara parsial
hanya variabel stres kerja yang
mempengaruhi perilaku cyberloafing.

39
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lokasi, Fokus, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh beban kerja, peran

ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan yang beralamat

di Jalan Buana Kencana, Sektor 12 BSD, Rw. Buntu, Serpong, Kota

Tangerang Selatan, Banten 15318. Penelitian ini berlangsung dari bulan

Januari hingga bulan Maret 2018.

2. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah agar

fokus pada tujuan, sehingga diperoleh hasil yang valid. Fokus permasalahan

dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Pengaruh beban kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai

b. Pengaruh peran ganda terhadap perilaku cyberloafing pegawai

c. Pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai

d. Pengaruh beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja secara simultan

terhadap perilaku cyberloafing pegawai

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif

dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angka-angka.

Agar penelitian ini terarah dan mendekati pada apa yang diharapkan, maka

39
penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

dari beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku

Cyberloafing Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2016). Sedangkan menurut Uma Sekaran (2015) populasi adalah

keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti

investigasi. Jumlah kumpulan bisa sedikit hingga banyak, dari puluhan

hingga ratusan juta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai

PNS sebanyak 52 pegawai dan non-PNS sebanyak 90 pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2016). Sampel terdiri atas beberapa anggota yang

diambil dari populasi (Sekaran, 2015). Menurut Roscue dalam Sekaran

(2015) ukuran sampel yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 layak

digunakan untuk penelitian. Adapun pendekatan penentuan sampel pada

penelitian ini menggunakan sampling acak (simple random sampling).

40
Sampling acak dilakukan dalam keadaan populasi yang sangat heterogen

sehingga populasi dibagi kedalam sub populasi. Tujuannya agar keadaannya

relatif homogen sehingga tujuan utama memperoleh hasil analisis yang

mempunyai ketelitian tinggi dapat tercapai. Adapun teknik acak yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik tidak

proporsional yaitu pengambilan sampel dengan jumlah yang sama tanpa

memperhatikan jumlah elemen pada setiap unit populasi. Untuk

mendapatkan sampel maka dalam penentuan sampel penelitian ini

menggunakan rumus Slovin :

𝑛=

Dimana: n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Proses kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau

diinginkan yaitu sebesar 10% atau 0,1.

Hasil perhitungan sampel menggunkan rumus slovin yaitu

𝑛=

𝑛=

𝑛=

𝑛=

𝑛 = 58,6

41
Maka jumlah sampel pada penelitian ini diperkirakan sebanyak 58

orang Pegawai baik PNS maupun non-PNS pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Tangerang Selatan dirasa sudah layak.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Data Primer (primary data)

Data primer menurut Uma Sekaran (2015) yaitu data yang diperoleh

dari sumber tangan pertama untuk analisis berikutnya, data primer ini

bersifat mentah atau belum diolah. Data primer belum mampu memberikan

informasi dalam pengambilan keputusan sehingga perlu diolah lebih lanjut

agar dapat menemukan solusi atau masalah yang diteliti (sekaran, 2015).

Data primer ini dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner.

a. Wawancara

Wawancara pra penelitian digunakan sebagai teknik pengumpulan

data awal pada pendahuluan yang dijadikan latar belakang permasalahan

yang harus diteliti. Menurut Sugiyono (2016) wawancara tidak

terstruktur adalah hanya pada garis-garis besar permasalahan yang akan

dinyatakan. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara tidak terstruktur

pada tanggal 5 Februari 2018 kepada Bu Iis Hayati selaku pegawai di

bagian Umum dan Kepegawaian (UMPEG) pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Tangerang Selatan, serta peneliti juga melakukan

wawancara pra penelitian pada Bapak Taryono selaku Kepala Dinas

42
Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan guna mengumpulkan

data studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit atau kecil (sugiyono, 2016).

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan kumpulan pertanyaan tertulis yang dirumuskan

sebelumnya dimana respondedn mencatat jawaban, biasanya dalam

alternatif yang disusun secara tertutup (Sekaran, 2015). Kuesioner dalam

penelitian ini yaitu dengan cara mengajukan daftar pernyataan langsung

kepada responden, yaitu pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Tangerang Selatan. Kuesioner dalam penelitian ini diperoleh dari

beberapa referensi yang kemudian diolah dalam bentuk pertanyaan dan

pernyataan.

Kemudian jawaban responden yang diberikan melalui kuesioner

tersebut dapat diukur dengan dua cara menggunakan skala likert.

Menurut Sugiyono (2016) skala yang sering dipakai dalam penyusunan

kuesioner adalah skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat

preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut:

1) Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5

2) Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4

3) Netral (N) = Diberi bobot / skor 3

4) Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2

5) Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1

43
2. Data Sekunder (secondary data)

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang

menerbitkan dan bersifat siap pakai (Wijaya, 2013). Kuncoro menambahkan

(dalam hayati, 2016) data sekunder dikumpulkan oleh pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder ini

digunakan untuk melengkapi atau mendukung data primer. Adapun data

sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Riset kepustakaan (Library Research)

Kepustakaan (library research) adalah penelitian yang datanya

diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen,

artikel, jurnal, internet, dan lain sebagainya).

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengutip lagsung data yang diperoleh dari bagian Umum dan

Kepegawaian yang terdiri dari profil, struktur organisasi, daftar pegawai,

dan lain sebagainya.

D. Metode Analisis Data

Data yang terkumpul dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah dan

dianalisis dengan tujuan data tersebut menjadi sebuah informasi.

Pengolahan data dan analisis dilakukan dengan menggunakan program

SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 25.0. Adapun

44
pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain uji kualitas

data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Analisa Statistik Deskriptif

Analisa statistik deskriptif menurut Gunawan (2018) adalah

bagaimana menggambarkan dan mendeskripsikan sgala sesuatu yang

berhubungan dengan pengumpulan data statistik yang telah diperolah

dari hasil survey (kuesioner) dalam bentuk tabel atau grafik.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur valid

atau tidaknya suatu kuesioner yang akan disebar kepada para

responden. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. (Ghozali, 2012). Misalnya dalam mengukur beban

kerja di mata pegawai diukur dalam lima pertanyaan berupa satu

pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel beban kerja,

jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner

tersebut.

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05.

Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka butir

pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan valid. Dalam

45
pengambilan keputusan untuk menguji validitas indikatornya adalah

jika r hitung positif serta r hitung > r tabel maka butir pertanyaan

tersebut valid dan jika r hitung tidak positif dan r hitung < r tabel

maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2012).

b. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel (Ghozali, 2012). Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas

kuesioner dengan teknik Cronbach Alpha (Gunawan, 2018). Untuk

mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan

pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program computer

SPSS 25. Kriteria penilaian uji reliabilitas yaitu (Sekaran, 2015):

1) 0,8 - 1,0 = Reliabilitas baik

2) 0,6 – 0,799 = Reliabilitas diterima

3) Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa

persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam

estimasi, tidak bias dan konsisten (Gunawan, 2018). Uji asumsi klasik

yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan

uji heteroskdastisitas.

46
a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi ini digunakan untuk mengetahui

apakah nilai residual yang dihasilkan berdistribusi normal atau

tidak. Terdapat dua metode untuk melakukan uji ini diantaranya:

1) Metode grafik

Uji normalitas dengan menggunakan metode ini dilakukan

dengan cara melihat penyebaran data pada sumber diagonal

pada grafik normal probability plot of regression. Jika titik-titik

menyebar disekitar garis dan mengikuti diagonal, maka dapat

dikatakan data tersebut berdistribusi normal (Gunawan, 2018).

2) Metode uji kolmogrov-smirnov

Seperti halnya metode grafik, metode ini digunakan untuk

mengetahui apakah data residual berdistribusi normal atau

tidak. Residual berdistribusi normal jika signifikansi lebih dari

> 0,05 (Gunawan, 2018).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terdapat atau terjadi korelasi, maka terdapat

masalah multikolinieritas (Gunawan, 2018). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen.

47
Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel

ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan

nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam

model regresi adalah sebagai berikut:

1) Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual

(r2) dengan nilai determinasi serentak (R2). Nilai r2 seharusnya

lebih kecil dari < R2 (Gunawan, 2018).

2) Dengan melihat nilai tolerance dan variance Inflation Factor

(VIF) pada model regresi. Cara mengetahui ada tidaknya

multikolinieritas dengan melihat nilai VIF dan tolerance dengan

ketentuan jika VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1

maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali dalam

Gunawan 2018).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi atau terdapat ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas (Gunawan, 2018). Model regresi yang baik

adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Terdapat tiga metode untuk melakukan uji ini, antara lain:

48
1) Metode korelasi sperman’s rho

Dikatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila nilai

signifikansinya lebih besar dari > 0,05.

2) Metode grafik

Dikatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila hasil

output grafik bahwa titik-titik membentuk pola yang jelas, dan

menyebar diatas dan dibawah agka 0 pada sumbu Y.

3) Metode uji gletjer

Dikatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila

output signifikansinya lebih besar dari > 0,05.

4. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk

mengukur pengaruh antara variabel independen yaitu beban kerja,

peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap variabel dependen yaitu

perilaku cyberloafing.

a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t dan Uji Signifikansi)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial)

terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi (alpha) 5%

atau 0,05. Adapun kriteria pengujian pada penelitian ini menurut

Gunawan (2018) adalah:

1) Jika t hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel

49
independen dan dependen secara signifikan. Jika Sig t hitung <

Sig 0,05 maka Ho ditolak.

2) Jika t hitung < t tabel dan signifikansi > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel

independen dan dependen. Jika Sig t hitung > Sig 0,05 maka Ho

diterima.

b. Uji Koefisien Secara Bersamaan (ANOVA / Uji F dan

Signifikansi)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen untuk

mengambil keputusan hipoteis ditaerima atau ditolak dengan

membandingkan tingkat signifikansi (alpha) sebesar 5% atau 0,05

dengan kriteria pengujian menurut Gunawan (2018) sebagai

berikut:

1) Jika F hitung > F tabel dan signifikansi < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabe

independen dan dependen secara signifikan. Jika Sig F hitung <

Sig 0,05 maka Ho ditolak.

2) Jika F hitung < F tabel dan signifikansi > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel

independen dan dependen. Jika Sig F hitung > Sig 0,05 maka Ho

diterima.

50
5. Analisis Regresi Linier Berganda

Melihat dari hipotesis penelitian ini maka digunakan analisis regresi

linier berganda (multiple regression). Analisis regresi linier berganda

adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

dua atau lebih variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dalam

penelitian ini yaitu antara beban kerja (X1), peran ganda (X2),

lingkungan kerja (X3), dan perilaku cyberloafing (Y). Menurut

Gunawan (2018), persamaan analisis regresi linier berganda dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Perilaku Cyberloafing

a = Constanta

b1 = Koefisien regresi antara beban kerja dengan perilaku

cyberloafing

b2 = Koefisien antara peran ganda dengan perilaku cyberloafing

b3 = Koefisien antara lingkungan kerja dengan perilaku cyberloafing

X1 = Variabel beban kerja

X2 = Variabel peran ganda

X3 = Variabel lingkungan kerja

e = error

6. Uji Koefisien Determinasi (R2)

51
R2 merupakan koefisien determinasi. Angka ini diubah kedalam

bentuk persen. Misalnya nilai R2 diperoleh sebesar 0,82 atau 82%

artinya variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y)

sebesar jumlah persentase tersebut, sedangkan sisanya dipengaruhi

variabel lain (Gunawan, 2018).

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel

independen/bebas dan variabel dependen/terikat. Variabel merupakan suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono, 2016). Variabel penelitian dapat dibagi menjadi

dua, yaitu: Variabel Independen atau Bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Beban

Kerja, Peran Ganda, dan Lingkungan Kerja.

Variabel Dependen atau Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam

penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah Perilaku

Cyberloafing.

52
Tabel 3.1

Matrik variabel-variabel dalam definisi operasional

Skala
Variabel Indikator
Pengukuran
 Sering menggunakan wifi

kantor diluar kepentingan


Cyberloafing
pekerjaan selama jam
(Blanchard Henle, 2008)
kerja.
adalah perilaku penggunaan internet
 Menggunakan handphone
oleh pekerja selama jam kerja untuk
diluar kepentingan pada
keperluan individu secara pribadi yang
jam kerja
tidak berhubungan dengan pekerjaan

dengan tujuan mengurangi stres  Mengirim email


Likert
terhadap pekerjaan.  Menerima email

 Mengunduh musik

 Mengunjungi web berita

 Mengunjungi web

olahraga

 Mengakses sosial media

 Berbelanja online

shopping

53
 Game online

Beban Kerja  Jumlah Pekerjaan

(Firmanto, 2017)  Bekerja secara cepat

Tugas seorang karyawan atau  Waktu untuk beban

pegawai yang banyak dan harus pekerjaan Likert


diselesaikan dibawah tekanan atau  Target kerja

waktu yang terbatas.

54
Peran Ganda  Tanggung jawab

(Herdiyati et al, 2015)  Pertentangan keyakinan

Peran ganda atau role ambiguity pribadi dalam menjalankan

mengacu pada ketidakjelasan peran tugas pekerjaan Likert

dalam kaitannya dengan apa yang  Tuntunan atasan

menjadi tanggung jawab kita.  Tuntutan rekan

 Peralatan kerja

Lingkungan Kerja  Cahaya

(Sedarmayanti, 2012)  Suhu udara

adalah keseluruhan alat perkakas dan  Keamanan

bahan yang dihadapi, lingkungan  Hubungan dengan atasan Likert

sekitarnya dimana seseorang bekerja,


 Hubungan dengan sesama
baik perseorangan atau kelompok
rekan kerja

55
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja, peran

ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian yang

terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dalam bab ini. Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi gambaran umum objek penelitian, analisis deskrptif,

analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Analisis ini digunakan sesuai dengan

perumusan model dan permasalahan yang ada. Selain analisis tersebut pada bab

ini akan menyajikan karakteristik responden, pengkategorian variabel penelitian,

pengujian prasyarat analisis, dan pembahasan. Teknik analisis dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program SPSS versi 25.

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Instansi

Sejarah berdirinya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan ini bersamaan dengan terbentuknya kota Tangerang

Selatan. Tidak ada secara khusus mengenai perjalanan sejarah Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan melainkan beriringan

dengan sejalannya pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Tangerang

Selatan adalah salah satu kota di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini

diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29

Oktober 2008.

55
Tangerang Selatan merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang.

Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH menjabat sebagai walikota Tangerang

Selatan, dan Drs. H. Benyamin Davnie menjabat sebagai wakil walikota

Tangerang Selatan. Pada 2007, Pemerintah Kabupaten Tangerang

menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota

Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru

selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk

untuk wilayah hasil pemekaran.

Kemudian mulai dibentuklah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Buana Kencana, Sektor 12 BSD,

Rw. Buntu, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15318. Kemudian

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melakukan renovasi dan berpindah

kantor ke Balai Kota Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Maruga

No.1 Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15321. Jumlah

pegawai yang berada di Dinas Pendidikan itu sendiri hingga saat ini ada 52

pegawai berstatus PNS dan 90 pegawai berstatus non-PNS.

2. Struktur Organisasi Instansi

Di dalam suatu instansi setiap pegawai diberikan tugas sesuai dengan

kemampuan masing-masing agar setiap pegawai mampu melaksanakan

tugas-tugasnya dengan baik. Untuk itu perlu adanya pengaturan pembagian

tugas yang dijabarkan dalam struktur organisasi yang berisi wewenang dan

tanggung jawab mullai dari pimpinan tertinggi hingga staf pegawai melalui

beberapa jabatan dan tingkatan.

56
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Tangerang Selatan

Sumber: Data Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, 2018

57
Sumber: Data Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, 2018

3. Fokus, Lokasi, dan Waktu Penelitian

58
Penelitian yang dilakukan berfokus pada pengaruh beban kerja, peran

ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini

dilaksanakan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan

yang berlokasi pada Jl. Buana Kencana Loka Sektor 12 BSD Kota

Tangerang Selatan Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari

bulan Januari 2018 sampai dengan Maret 2018.

4. Visi dan Misi

Optimalisasi Layanan Pendidikan untuk Mewujudkan Kota Tangerang

Selatan sebagai Kota Mandiri Damai dan Asri (MADANI).

a. Memberikan layanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan

menerapkan standar pelayanan minimal (SPM) dan standar operasional

prosedur (SOP)

b. Mendorong dan memfasilitasi tercapainya 8 (delapan) standar nasional

pendidikan pada semua jenjang pendidikan

c. Mengembangkan dan meningkatkan sistem manajemen mutu sesuai ISO

pada Dinas Pendidikan UPT Pendidikan Kecamatan, Sekolah, Lembaga

non formal dan informal

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskritiptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan

tanggapan responden terhadap item-item pertanyaaan dalam kuesioner.

59
Berdasarkan rumus slovin, responden penelitian ini adalah 58 pegawai yang

bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik acak atau simple random

sampling dimana semua pegawai memiliki kedudukan yang sama,

kesempatan yang sama untuk mengisi kuesioner ini.

Pada penelitian ini kuesioner yang diebarkan sebanyak 60 kuesioner.

Kuesioner ini disebarkan dalam waktu 3 hari pada jam kerja. Jumlah

kuesioner yang bisa dikumpulkan kembali oleh peneliti berjumlah 58

kuesioner (respon rate 97%). Berikut ini deskripsi umum subjek penelitian

berdasarkan jenis kelamin, usia, masa kerja, dan pendidikan terakhir.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden menunjukkan

pada saat penelitian dilakukan distribusi jenis kelamin responden.

Responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1
Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

wanita pria
48% 52% pria
wanita

(sumber: Data primer yang diolah, 2018)

60
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa reponden yang berjenis kelamin

pria sebanyak 30 orang (52%) dan jenis kelamin wanita sebanyak 28

orang (48%). Hasil data menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin pria (52%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia
[CELLREF]
35
30
25
[CELLREF]
20
15
10 [CELLREF]
[CELLREF] [CELLREF]
5
0
< 26 tahun 26-35 36-45 46-55 56-65
tahun tahun tahun tahun

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang berusia < 26

tahun sebanyak 17 responden (29,3%), berusia 26-35 tahun sebanyak 34

responden (58,6%), responden berusia 36-45 tahun sebanyak 4 responden

(6,9%), responden berusia 46-55 tahun sebanyak 2 responden (3,4%),

responden berusia 56-65 tahun sebanyak 1 responden (1,7%). Hasil data

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 26-35 tahun

(58,6%).

61
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang pendidikan terakhir

responden yang telah diolah dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Terakhir
D3
SMA
9%
24%
S2 D3
3%
S1 S1
64%
S2
SMA

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa pendidian terakhir responden

didominasi oleh Sarjana (S1) sebanyak 37 pegawai atau sebesar 64%.

Kemudian lulusan SMA sebanyak 14 pegawai atau sebesar 24%,

Diploma (D3) sebanyak 5 pegawai atau sebesar 9 %, Master (S2)

sebanyak 2 pegawai atau sebesar 3,%. Hal ini menunjukkan bahwa

hampir sebagian besar responden berpendidikan terakhir Sarjana (S1)

yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan.

62
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang masa kerja responden

yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4
Masa Kerja Responden

Masa Kerja

43
25
31
20
15 19

10 6,9
5
Series1
0
< 1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun 6-10 tahun

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar telah bekerja selama 6-10 tahun sebanyak

25 pegawai atau sebesar 43,1%, responden dengan kategori lama bekerja

selama 3-5 tahun sebanyak 18 pegawai atau sebesar 31%, responden

yang telah bekerja selama 1-3 tahun sebanyak 11 pegawai atau sebesar

19%, dan responden dengan kategori lama bekerja kurang dari 1 tahun

sebanyak 4 pegawai atau sebesar 6,9%. Data ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden dalam penelitian ini telah bekerja selama 6-10 tahun

sebanyak 25 pegawai atau sebesar 43%.

63
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Keahlian Internet

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang keahlian internet yang

dimiliki responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5
Keahlian Internet Responden

Keahlian Internet

Sangat
Memahami Cukup
15% 26% Cukup
kurang
2% kurang

Memahami Memahami
57% Sangat Memahami

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki

keahlian tentang internet berkategori kurang sebanyak 1 responden atau

sebesar 1,7%, untuk kategori sangat memahami sebanyak 9 responden

atau sebesar 15,5%, untuk kategori cukup sebanyak 15 responden atau

sebesar 25,9%, untuk kategori memahami sebanyak 33 responden atau

sebesar 56,9%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai

dinas pendidikan memiliki keahlian internet dengan kategori memahami

sebanyak 33 pegawai atau sebesar 56,9%.

64
f. Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Akses Internet

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang alat yang digunakan

responden untuk mengakses internet yang dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6
Alat Akses Internet Responden

Alat Akses Internet

Tablet
Laptop 1%
27% Handphone
Handphone
51% Komputer
Komputer Laptop
21%
Tablet

(Sumber: Data yang diolah, 2018)

Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden mayoritas sebanyak

54 pegawai atau sebesar 51% responden menggunakan handphone untuk

mengakses internet, responden yang menggunakan komputer untuk

mengakses internet sebanyak 22 pegawai atau sebesar 21% responden,

responden yang menggunakan laptop sebagai alat akses internet seanyak

29 pegawai atau 27%, dan responden yang menggunakan tablet untuk

akses internet hanya 1 pegawai atau 1%.

g. Karakteristik responden berdasarkan intensitas mengakses internet

perhari

65
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang jumlah waktu yang

digunakan responden dalam mengakses internet setiap harinya yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7
Jumlah Waktu Akses Internet Perhari

JUMLAH WAKTU AKSES INTERNET


Frequency percent

39.7

27.6
19
23
6.9 6.9 16 11
4 4

< 2 JAM 2-3 JAM 4-5 JAM 6-7 JAM > 8 JAM

(Sumber: Data yang diolah, 2018)

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa intensitas waktu pegawai

dalam mengakses internet mulai dari < 2 Jam sebanyak 4 responden atau

sebesar 7%, intensitas mengakses internet 2-3 jam sebanyak 4 responden

atau sebesat 7%, intensitas mengakses internet 4-5 Jam sebanyak 16

responden atau sebesar 28%, intensitas mengakses internet 6-7 Jam

sebanyak 11 responden atau sebesar 19%, dan intensitas mengakses

internet tak terhingga sebanyak 23 responden atau sebesar 40%. Dari data

tersebut dapat dilihat bahwa perhari pegawai bekerja 8 Jam, namun

66
kegiatan akses internet perhari bahkan mencapai >8 Jam dengan

responden sebanyak 23 pegawai atau sebesar 40%.

h. Karakteristik responden berdasarkan tujuan penggunaan internet

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang tujuan responden dalam

penggunaan internet yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini

Tabel 4.8
Tujuan Responden Menggunakan Internet

TUJUAN PENGGUNAAN INTERNET


Frequency Percent

23.6

16.5
13.2
9.9 9.9 43
7.1 30 7.7
18 24 4.4 18
13 14 3.8 3.8
8 7 7

(Sumber: Data yang diolah, 2018)

Dapat dilihat dari tabel 4.8 kepentingan apa saja yang dilakukan

oleh responden dalam mengakses internet dari mulai mencari informasi,

membaca berita, game, chat group, hingga sosial media. Mayoritas

67
responden menggunakan akses internet untuk sosial media sebanyak 43

responden dari keseluruhan 58 responden.

i. Karakteristik responden berdasarkan lokasi mengakses internet

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner penelitian maka diperoleh data tentang lokasi dimana biasanya

responden mengakses internet yang dapat dilihat melalui tabel berikut

ini:

Tabel 4.9
Lokasi Responden Mengakses Internet

lokasi mengakses internet


Cafe
Tempat Kerja 14%
39% Cafe

Saat dalam Rumah Rumah


perjalanan 42% Saat dalam perjalanan
5%
Tempat Kerja

(Sumber: Data yang diolah, 2018)

Dari data tersebut dapat terlihat dimana lokasi biasanya responden

mengakses internet. Lokasi mengakses internet di rumah sebanyak 33

responden atau sebesar 42%, lokasi akses internet di tempat kerja

sebanyak 30 responden atau sebesar 38,5%, akses internet di cafe

sebanyak 11 responden atau sebesar 14%, dan responden yang

68
mengakses internet saat dalam perjalanan sebanyak 4 responden atau

sebesar 5%. Mayoritas pegawai menggunakan intenet di rumah (42%)

maupun di tempat kerja (38%).

2. Distribusi Jawaban Responden

a. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Beban Kerja (X1)

Indikator-indikator dari variabel beban kerja (X1) terbagi atas lima

pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Beban Kerja (X1)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Saya merasa beban pekerjaan saya
1 24% 43% 21% 12%
tidak banyak
Pekerjaan yang saya lakukan tidak
2 melebihi tugas yang dibebankan 10% 52% 26% 12%
kepada saya
Saya tidak dipaksa untuk bekerja
3 16% 24% 22% 38%
cepat
Saya tidak butuh waktu lama untuk
4 21% 32% 31% 16%
menyelesaikan pekerjaan saya
Saya memiliki target kerja yang
5 14% 41% 24% 21%
realistis
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa responden yang bekerja

di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan ini bekerja

cepat, memiliki target kerja yang realistis serta tidak butuh waktu lama

dalam menyelesaikan pekerjaannya.

b. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Peran Ganda (X2)

Indikator-indikator dari variabel peran ganda (X2) terbagi atas lima

pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11

69
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Peran Ganda (X2)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Saya tidak melakukan pekerjaan
1 yang berbeda dengan tugas utama 11% 55% 29% 5%
saya
Saya tidak melakukan pekerjaan
2 diluar tanggung jawab yang 9% 48% 34% 9%
dibebankan kepada saya
Saya melakukan pekerjaan sesuai
3 2% 31% 55% 12%
dengan hati nurani
Saya melakukan pekerjaan sesuai
4 3% 14% 31% 49% 3%
dengan tuntutan atasan
Rekan kerja saya tidak pernah
5 memberikan tambahan beban 3% 30% 50% 17%
pekerjaan
(Sumber: Data yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa para pegawai pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan melakukan

pekerjaan sesuai dengan tugas utama pegawai, melakukan pekerjaan

sesuai tanggung jawab yang diberikan, dan rekan kerja kerap

memberikan tambahan beban pekerjaan dengan persentase 50%.

c. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Lingkungan Kerja

(X3)

Indikator-indikator dari variabel lingkungan kerja (X3) terbagi atas

tujuh pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Lingkungan Kerja (X3)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Wifi di tempat kerja saya dapat
1 2% 62% 26% 10%
terkoneksi dengan gadget
Pencahayaan di ruang kerja saya
2 2% 76% 14% 9%
sangat cerah
Suhu udara di tempat kerja
3 5% 57% 26% 12%
sangat sejuk

70
Hubungan antara rekan kerja
4 sangat baik tidak pernah terjadi 5% 33% 41% 21%
konflik
Komunikasi dengan atasan
5 10% 65% 15% 10%
sangat mudah
Sesama pegawai tidak saling
6 9% 45% 36% 10%
mengawasi satu sama lain
Gadget, barang elektronik yang
7 ditinggal di meja kerja saya aman 10% 48% 28% 9% 5%
dan tidak perlu dijaga
(Sumber: Data yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa wifi yang tersedia

pada lingkungan Dinas Pendidikan Tangerang Selatan dapat terkoneksi

dengan gadget yang responden miliki dengan persentase 61% responden,

serta udara di sekitar lingkungan kerja pegawai sangat sejuk, dan juga

sesama pegawai tidak saling mengawasi satu sama lain.

d. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Cyberloafing (Y)

Indikator-indikator dari variabel cyberloafing (Y) terbagi atas

sepuluh pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Cyberloafing (Y)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Saya seringkali mengunjungi situs
1 14% 54% 26% 3% 3%
berita di tempat kerja
Saya seringkali menerima atau
2 mengirim pesan instan di tempat 5% 38% 40% 12% 5%
kerja
Saya seringkali mengunjungi situs
3 7% 24% 29% 36% 3%
hiburan di tempat kerja
Saya seringkali mengunduh atau
4 mendownload musik/ video/ film di 7% 25% 33% 31% 4%
tempat kerja
Saya seringkali mengunjungi situs
5 yang berhubungan dengan olahraga 7% 23% 34% 31% 5%
di tempat kerja
6 Saya seringkali menunjungi situs 3% 60% 21% 9% 7%

71
belanja online di tempat kerja
Saya seringkali bermain game
7 9% 21% 29% 26% 15%
online di tempat kerja
Saya seringkali menerima email
8 yang tidak berkaitan dengan 5% 38% 23% 17% 17%
pekerjaan di tempat kerja
Saya melakukan Video call
9 keluarga (anak, suami, istri, 7% 55% 31% 7%
saudara) di tempat kerja
Saya seringkali membaca dan
10 membalas pesan pada grup chat di 8% 48% 33% 9% 2%
tempat kerja
(Sumber: Data yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden

sering mnegunjungi situs berita di tempat kerja, dan melakukan belanja

online di tempat kerja, serta membaca dan membalas pesan pada grup

chat selama di tempat kerja.

3. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur valid

atau tidaknya suatu kuesioner yang akan disebar kepada para responden.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali, 2012). Misalnya dalam mengukur beban kerja di mata pegawai

diukur dalam lima pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator.

Untuk mengukur variabel beban kerja, jawaban responden dikatakan

valid apabila item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur dalam kuesioner tersebut.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode analisis korelasi pearson. Uji validitas dilakukan dengan

72
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom

(df) = n-2 dengan alpha = 0,05. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan

nilai r positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan

valid. Dalam pengambilan keputusan untuk menguji validitas

indikatornya adalah jika r hitung positif serta r hitung > r tabel maka butir

pertanyaan tersebut valid dan jika r hitung tidak positif dan r hitung < r

tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2012).

Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas
Variabel Beban Kerja (X1)
No. Item Pertanyaan Pearson Sig Keterangan
Correlation (2-tailed)
1 BK_1 0,549** 0,002 Valid

2 BK_2 0,770** 0,000 Valid

3 BK_3 0,723** 0,000 Valid

4 BK_4 0,623** 0,000 Valid

5 BK_5 0,687** 0,000 Valid

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan

memiliki nilai pearson correlation (r hitung) terdapat * dikatakan valid dan

nilai rhitung > rtabel 0,361 , dan nilai signifikansi kurang dari 0,005

dikatakan valid. Maka item pertanyaan ini sah atau layak untuk kuesioner

dan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur dalam penelitian.

Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas

73
Variabel Peran Ganda (X2)
No. Item Pertanyaan Pearson Sig Keterangan
Correlation (2-tailed)
1 PG_1 0,746** 0,000 Valid

2 PG_2 0,698** 0,000 Valid

3 PG_3 0,829** 0,000 Valid

4 PG_4 0,573** 0,001 Valid

5 PG_5 0,527** 0,003 Valid

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan pada Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa seluruh

pernyataan dalam variabel independen peran ganda (X2) adalah valid.

Hal ini terlihat bahwa nilai nilai pearson correlation (r hitung) setiap

item pernyataan lebih besar dari nilai r tabel dengan nilai r tabel 0,361.

Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas
Variabel Lingkungan Kerja (X3)
No. Item Pertanyaan Pearson Sig Keterangan
Correlation (2-tailed)
1 LK_1 0,722** 0,000 Valid

2 LK_2 0,409* 0,025 Valid

3 LK_3 0,447* 0,013 Valid

4 LK_4 0,695** 0,000 Valid

5 LK_5 0,669** 0,000 Valid

6 LK_6 0,630** 0,000 Valid

7 LK_7 0,840** 0,000 Valid

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

74
Berdasatkan pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa seluruh variabel

lingkungan kerja (X3) adalah valid. Hal ini terlihat bahwa nilai Hal ini

terlihat bahwa nilai nilai pearson correlation (r hitung) setiap item

pernyataan lebih besar dari nilai r tabel dengan nilai r tabel 0,361 serta

signifikansi dibawah 0,05.

Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas
Variabel Cyberloafing (Y)
No. Item Pertanyaan Pearson Sig Keterangan
Correlation (2-tailed)
1 C1 0,538** 0,002 Valid

2 C2 0,795** 0,000 Valid

3 C3 0,663** 0,000 Valid

4 C4 0,538** 0,002 Valid

5 C5 0,460* 0,011 Valid

6 C6 0,541** 0,002 Valid

7 C7 0,787** 0,000 Valid

8 C8 0,590** 0,001 Valid

9 C9 0,566** 0,001 Valid

10 C10 0,505** 0,004 Valid

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa seluruh

pernyataan dalam variabel Cyberloafing (Y) adalah valid. Hal ini terlihat

bahwa nilai nilai pearson correlation (r hitung) setiap item pernyataan

75
lebih besar dari nilai r tabel dengan nilai r tabel 0,361 dan nilai

signifikansi berada dibawah atau < 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal-hal yang berkaitan dengan konstruksi-

konstruksi pernyataan yang merupakan indikator suatu variabel dan

disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Gunawan, 2018). Dikatakan

reliabel apabila nilai alpha atau r hitung 0,8-1,0 reliabilitas baik, 0,6-

0,799 reliabilitas dapat diterima, kurang dari 0,6 reliabilitas kurang baik.

Tabel 4.18
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Chronbach’s N of Keterangan
Alpha Items
Beban Kerja 0,693 5 Reliable

Peran Ganda 0,710 5 Reliable

Lingkungan Kerja 0,761 7 Reliable

Cyberloafing 0,795 10 Reliable

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa Cronbach Alpha yang

benilai 0,6-0,799 maka reliabilitas dapat diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa seluruh pernyataan dalam penelitian ini dikatakan reliable dan

dapat digunakan dalam analisis penelitian berikutnya.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

76
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2012). Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar menjauh dari

diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak

menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan model regresi

tdak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2012).

Gambar 4.2

Kurva Normal P-P Plot

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan gambar 4.2 di atas maka dapat dilihat bahwa dalam

grafik normal probability plot terlihat titik menyebar di sekitar garis

diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Dalam hal

77
ini grafik menunjukkan bahwa model regresi bersdistribusi normal

(sesuai asumsi normalitas), dan layak digunakan.

Kemudian, normalitas data juga dapat dilihat menggunakan

kolmogorov-smirnov test. Metode ini digunakan untuk mengetahui

apakah data residual berdistribusi normal atau tidak. Residual

berdistribusi normal jika signifikansi lebih dari 0,05. Berikut ini hasil uji

kolmogorov smirnov:

Tabel 4.19
Hasil Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 58
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 5,23624991
Most Extreme Differences Absolute ,080
Positive ,056
Negative -,080
Test Statistic ,080
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Melihat pada tabel 4.19, data dalam penelitian ini memiliki nilai

signifikansi lebih dari 0,05 (0,200 > 0,05) Artinya, data dalam penelitian

ini merupakan data yang terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model

regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel

78
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di

dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerence dan VIF. Nilai cut

off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas

adalah tolerance > 0,10 atau VIF < 10. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,

2012).

Hasil pengujian VIF dan tolerance dari model regresi dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.20
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
Beban kerja ,525 ,217 ,306 2,420 ,019 ,685 1,460
peran ganda ,935 ,317 ,375 2,952 ,005 ,679 1,473
lingkungan kerja ,400 ,224 ,189 1,784 ,080 ,976 1,024
a. Dependent Variable: perilaku cyberloafing
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Hasil tabel 4.20 di atas perhitungan nilai variance Inflation factor

(VIF) menunjukkan VIF beban kerja sebesar 1,460, VIF peran ganda

sebesar 1,473, dan VIF lingkungan kerja sebesar 1,024. Ini menunjukkan

tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki nilai VIF lebih

dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara

variabel independen dalam model regresi. Hasil perhitungan juga

79
menunjukkan nilai tolerance masing-masing variabel yaitu beban kerja

0,685, peran ganda 0,679, dan lingkungan kerja 0,976. Ini berarti

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

tolerance kurang dari 0,10. Maka menurut nilai tolerance tidak terjadi

multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Imam Ghozali (2012) bahwa nilai cut off yang umum digunakan untuk

menilai adanya multikolinieritas adalah jika nilai VIF < 10 atau nilai

tolerance > 0,10.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2012).

Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas dengan melakukan uji glejser dan scatter plot, uji

heterokedastisitas dengan menggunakan uji metode glejser dilakukan

dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak

residualnya. Gejala heterokedastisitas juga ditunjukkan apabila hasil uji

glejser kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data mengalami heterokedastisitas dan sebaliknya (Ghozali,

2012).

80
Tabel 4.21

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 2,290 3,923 ,584 ,562
BEBAN KERJA ,021 ,125 ,028 ,169 ,867 ,685 1,460
PERAN GANDA ,011 ,182 ,010 ,061 ,952 ,679 1,473
LINGKUNGAN ,057 ,129 ,060 ,440 ,662 ,976 1,024
KERJA
a. Dependent Variable: ABS_RES
Hasil Uji Heterokedastisitas

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.21 di atas, dapat diketahui

bahwa nilai signifikan beban kerja sebesar 0,867, peran ganda sebesar

0,952, dan lingkungan kerja sebesar 0,662. Ini menunjukkan bahwa

seluruh variabel bebas (independen) memiliki nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05, hal tersebut menandakan tidak terjadinya

heteroskedastisitas.

Gambar 4.3
Scatter Plot

81
(Sumber: Data yang diolah, 2018)

Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak baik diatas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model

regresi. Dengan kata lain model regresi ini layak dipakai untuk variabel

beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku

cyberloafing.

5. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t dan Uji Signifikansi)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap

variabel dependen dengan tingkat signifikansi (alpha) 5% (0,05). Jika

nilai probabilitas t lebih kecil dari alpha 0,05 maka terdapat pengaruh

secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen.

82
Selain itu dapat juga membandingkan thitung dengan ttabel. Apabila thitung

lebih besar dari ttabel maka dapat dikatakan bahwa variabel independen

secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012).

Tabel 4.22
Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
BEBAN KERJA ,525 ,217 ,306 2,420 ,019 ,685 1,460
PERAN GANDA ,935 ,317 ,375 2,952 ,005 ,679 1,473
LINGKUNGAN ,400 ,224 ,189 1,784 ,080 ,976 1,024
KERJA
a. Dependent Variable: PERILAKU CYBERLOAFING
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Melihat output SPSS pada tabel 4.21 koefisien pada uji-t diatas dan

membandingkan thitung dengan ttabel sebesar 1,674 yang diperoleh dari

tabel t dengan df = n-k (58-4) yaitu 54 dan alpha 0,05. Berikut

pembahasan dari uji parsial antara dimensi beban kerja, peran ganda, dan

lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan.

Hipotesis 1 : Pengaruh Beban Kerja Terhadap Perilaku

cyberloafing Pegawai

Hasil uji t untuk variabel beban kerja (X1) terhadap perilaku

cyberloafing pegawai (Y) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,019

nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,019 < 0,05) dan thitung lebih besar dari ttabel

83
(2,420 > 1,674). Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 memiliki

hubungan yang searah dengan Y. Maka kesimpulan yang diambil adalah

Ha1 diterima dan H01 ditolak. Hal ini berarti beban kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herdiyati et al (2015),

Permatasari (2010), dan Sawitri (2012) juga menunjukkan bahwa beban

kerja mempengaruhi perilaku cyberloafing bagi para pegawai atau

responden.

Hipotesis 2 : Pengaruh Peran Ganda Terhadap Perilaku

cyberloafing Pegawai

Hasil uji t untuk variabel peran ganda (X2) terhadap perilaku

cyberloafing pegawai (Y) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,005

nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,005 < 0,05) dan thitung lebih besar dari ttabel

(2,952 > 1,674). Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X2 memiliki

hubungan yang searah dengan Y. Maka kesimpulan yang diambil adalah

Ha2 diterima dan H02 ditolak. Hal ini berarti peran ganda berpengaruh

positif terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Tangerang Selatan. Seperti hasil penelitian yang dilakukan

permatasari (2010), Hunik (2012), dan Herdiati (2015) yang

membuktikan bahwa peran ganda memperngaruhi perilaku cyberloaing

pegawai.

84
Hipotesis 3 : Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Perilaku

cyberloafing Pegawai

Hasil uji t untuk variabel lingkungan kerja (X3) terhadap perilaku

cyberloafing pegawai (Y) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,080

nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,080 > 0,05) dan thitung lebih besar dari

ttabel (1,784 > 1,674). Nilai t menunjukkan bahwa variabel X3 memiliki

hubungan yang searah dengan Y. Maka kesimpulan yang diambil adalah

Ha3 diterima dan H03 ditolak. Hal ini berarti lingkungan kerja

berpengaruh positif terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan namun tidak signifikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa varibel beban kerja, peran ganda,

dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing.

b. Uji Koefisien Secara Bersamaan (ANOVA / Uji F dan Signifikansi)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen

untuk mengambil keputusan hhipotesis diterima atau ditolak dengan

membandingkan tingat signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika nilai

probability F lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat

digunakan untuk memprediksi variabel dependen dengan kata lain

variabel dependen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

perilaku cyberloafing. Selain itu, dapat juga dengan membandingkan

nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung lebih kecil daripada Ftabel maka

85
dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012). Hasil uji

koefisiensi simultan (uji statistik F) sebagai berikut:

Tabel 4.23
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
b
1 Regression 1075,587 3 358,529 12,388 ,000
Residual 1562,844 54 28,942
Total 2638,431 57
a. Dependent Variable: Perilaku Cyberloafing
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Beban Kerja, Peran Ganda
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Hipotesis 4 : Pengaruh Beban Kerja, Peran Ganda, dan

Lingkungan Kerja terhadap Perilaku Cyberloafing

Pengujian secara simultan pengaruh beban kerja (X1), peran ganda

(X2), lingkungan kerja (X3) perilaku cyberloafing (Y). Berdasarkan tabel

4.22 diperoleh nilai F hitung sebesar 12,338 > F tabel 2,78 dan nilai

signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ha3

diterima dan H03 ditolak. Berarti secara bersama-sama (simultan) beban

kerja (X1), peran ganda (X2), lingkungan kerja (X3) berpengaruh terhadap

perilaku cyberloafing (Y) pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Tangerang Selatan.

6. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda

86
digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang

untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan

dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi

maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.24
Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684

Beban Kerja ,525 ,217 ,306 2,420 ,019

Peran Ganda ,935 ,317 ,375 2,952 ,005

Lingkungan ,400 ,224 ,189 1,784 ,080


Kerja

a. Dependent Variable: Perilaku Cyberloafing


(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat diperoleh persamaan linier

berganda sebagai berikut:

Y = -2,796 + 0,525X1 + 0,935X2 + 0,400X3

Dimana:

Y = Perilaku Cyberloafing

X1 = Beban Kerja

X2 = Peran Ganda

X3 = Lingkungan Kerja

87
a. Nilai konstanda (a) adalah menunjukkan besarnya nilai perilaku

cyberloafing (Y). Hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada variabel

beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja maka nilai variabel

cyberloafing sebesar -2,796.

b. Beban kerja , peran ganda, dan lingkungan kerja berbanding lurus

dengan perilaku cyberloafing. Jika beban kerja semakin tinggi, peran

ganda yang diberikan kepada pegawai dan lingkungan kerja yang

mendukung maka ada kemungkinan untuk semakin tinggi pula

perilaku cyberloafing pegawai.

7. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis R square.

Namun untuk regresi linier berganda sebaiknya R square yang sudah

disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam

penelitian. Untuk variabel independen 2 variabel menggunakan R

Square, untuk variabel independen > 2 variabel menggunakan adjusted R

square. Hasil uji koefisiensi determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson

88
a
1 ,638 ,408 ,375 5,37974 1,187
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Beban Kerja, Peran Ganda

b. Dependent Variable: Perilaku Cyberloafing

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 4.25 diatas dapat disimpulkan bahwa koefisien

determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah sebesar

0,375 atau 37,5%. Semakin besar angka Adjusted R Square maka akan

semakin kuat hubungan dari ketiga variabel dalam model regresi. Dapat

disimpulkan bahwa 37,5% variabel perilaku cyberloafing dapat

dijelaskan oleh variable beban kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja.

Selisihnya (100-37,5) 62,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak masuk dalam penelitian.

89
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengruh beban kerja, peran

ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan. Berdasarkan pada data

yang telah dikumpulkan dan telah dilakukan pengujian dengan

menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial beban kerja terhadap

perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Tangerang Selatan.

2. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial peran ganda terhadap

perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Tangerang Selatan.

3. Terdapat pengaruh secara parsial lingkungan kerja terhadap perilaku

cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan.

4. Secara bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh signifikan beban

kerja, peran ganda, dan lingkungan kerja terhadap perilaku

cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan. Variabel bebas yang paling dominan pengaruhnya

89
terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Tangerang Selatan adalah variabel peran ganda.

B. Implikasi

Berdasarkan penjelasan dan simpulan di atas menyatakan bahwa

variabel independen beban kerja dan peran ganda memiliki pengaruh yang

signifikan, sedangkan variabel lingkungan kerja berpengaruh namun tidak

signifikan terhadap variabel dependen yaitu perilaku cyberloafing pegawai

baik secara parsial maupun simultan. Dengan demikian penelitian ini

memberikan implikasi, antara lain:

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada pengaruh yang signifikan

antara beban kerja dan peran ganda terhadap perilaku cyberloafing pegawai

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, dan variabel

peran ganda merupakan variabel bebas yang paling dominan terhadap

perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang Selatan. Oleh karena itu, peran pegawai perlu di batasi atau di

tetapkan dengan tegas agar tidak terjadi kembali peran ganda agar persepsi

pegawai terhadap perannya sesuai dan sejalan dengan tujuan instansi, jika

pegawai bekerja sesuai peran dan tugasnya maka tidak terjadi peran ganda

yang dapat menimbulkan stres kerja dan justru menyebabkan pegawai

berperilaku cyberloafing atau menggunakan waktu kerja untuk mengakses

internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada pengaruh yang signifikan

antara beban kerja dengan perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan

90
dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu, beban pekerjaan

merupakan tanggung jawab pegawai dalam bekerja ada baiknya sesuai tugas

dan tanggung jawab masing-masing akan tidak terjadi beban kerja yang

berlebih yang justru membuat pegawai mencari hiburan di tempat kerja

dengan menggunakan akses internet. Dengan penugasan beban kerja yang

sesuai maka instansi dapat memperoleh, menciptakan, memelihara, dan

mempertahankan visi misi instansi.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada pengaruh lingkungan kerja

terhadap perilaku cyberloafing pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Tangerang Selatan namun tidak signifikan. Maka penataan cahaya,

suhu udara yang dingin juga dapat memicu perilaku cyberloafing pegawai.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bersama-sama (simultan)

adanya pengaruh yang signifikan anatara variabel beban kerja, peran ganda,

dan pengaruh lingkungan kerja terhadap perilaku cyberloafing pegawai

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu

apabila beban kerja terlalu tinggi, peran pegawai ganda, dan lingkungan

kerja yang memfasilitasi internet diluar pekerjaan maka akan menimbulkan

perilaku cyberloafing pegawai.

C. Saran

Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan sehubungan

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya

91
Dengan telah selesainya dilakukan penelitian ini, diharapkan peneliti

selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi, dengan

metode atau model penelitian yang berbeda pada objek yang berbeda,

misalnya pada jenis instansi yang berbeda atau perusahaan sehingga

dapat dilihat perbedaannya. Serta untuk penelitian selanjutnya sebaiknya

menambahkan variabel independen yang lainnya seperti sanksi organisasi

agar lebih jelas mengenai aturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

2. Bagi akademisi

Semoga penelitian ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan atau

pertimbangan dalam pembuatan karya ilmiah yang berdifat akademisi.

3. Bagi instansi

Dengan hasil penelitian ini diharapkan agar Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Tangerang Selatan dapat memperhatikan beban kerja

para pegawai yang menimbulkan perilaku pengalihan beban kerja dengan

bermain internet atau berperilaku cyberloafing. Serta lingkungan kerja

yang mendukung untuk dapat mengakses internet yang tidak

berhubungan dengan pekerjaan perlu dibatasi.

92
DAFTAR PUSTAKA

Antariksa, Y. 2012. Tiga alasan penting kenapa akses internet harus ditutup
selama jam kantor. Diakses pada tanggal 04 November 2017, dari
http://strategimanajemen.net.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2017. Profil pengguna internet


Indonesia 2016. Jakarta: Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia.

Astri, Y. 2014. Pengaruh iklim organisasi terhadap perilaku cyberloafing pada


karyawan PT Telekomunikasi Indonesia TBK Medan. USU library:
Universitas Sumatra Utara.

Baurer, Tayla & Erdogan, 2012. An Introduction to Organisational Behavior.


Chicago: Purdue University.

Blanchard, A. L, & Henle, C. A. 2008. The Interaction of Work Stressor and


Organizational Sanctions on Cyberloafing. Journal of Managerial Issues xx:
ProQusest, 383-400.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 1. Edisi kesepuluh.
Jakarta: PT. Indeks.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 1. Edisi kesepuluh.
Jakarta: PT. Indeks.

Febri, Furqon Artadi. 2015. Pengaruh kepuasan dan beban kerja terhadap kinerja
karyawan. Yogyakarta: UNY.

Firmanto, Ari dan Noratika Ardilasari. 2017. Hubungan Self Control dan perilaku
cyberloafing pada Pegawai Negeri Sipil. Malang : Jurnal ilmiah psikologi
terapan. Vol. 05, No 1.

Ghozali, Imam. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS
19”. Semarang: Badan penerbit universitas diponegoro.

Greenfield, D. N., & Davis, R. A. 2002. Lost in cyberspace: The web at work.
Journal of CyberPsychology and Behavior, 5,347-353.

Gunawan, Ce. 2017. Mahir menguasai SPSS mudah mengolah data dengan IBM
SPSS Statistik 25. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Handoko, T.H 1995. Manajemen personalia dan sumber daya manusia.


Yogyakarta: BPFE.

93
Hasibuan, Malayu. S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 20012.

Henle, C. A and Blanchard, A. L. 2008. “The Interaction of Work Stressor and


Organizational Sanctions on Cyberloafing”. Journal of Managerial Issues
20; 383-400.

Herdiati, et al. 2015. Pengaruh Stresor Kerja dan Persepsi Sanksi Organisasi
terhadap Perilaku Cyberloafing. Jember: Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3
no.1.

Herlianto, Anindita Wicaksono. 2012. Pengaruh Stres Kerja pada Cyberloafing.


Jurnal 2012.

Husein Umar. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Lim, V. K. G., & Teo, T. S. H. 2002. Prevalence, perceived seriousness,


justification, and regulation of cyberloafing in Singapore: An exploratory
study. Journal of Information and Management, 42, 1081-1093.

Maddocks, J. & Beaney, M. 2002. See the invisible and intangible. Knowledge
Management: March.

Mangkunegara, A. Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Cetakan Kesepuluh. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Model Linking Safety-Specific Transformational Leadership and Occupational


Safety”. Journal of Apllied Psychology 87: 488-496.

Nisaurrahmadani, H. S. 2012. Hubungan stress kerja dengan perilaku


cyberloafing pada karyawan administrasi. Digilib UMM: Universitas
Muhammadiyah Malang.

Nitisemito, Alex S. 2012. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ozler, D. E., & Polat, G. 2012. Cyberloafing phenomenon in organizations:


Determinants and impacts. International Journal of e-Bussiness and
eGovernment Studies, 42, 1-15.

Qureshi, Muhammad Imran dkk. 2013. Relationship between workload,


enwironment and employees turnover intention. Pakistan: World Applied
Science Journal 23, 770-1013.

Ramadhan, Hafisz Ibnu & Hurlina. 2017. Hubungan antara persepsi terhadap
beban kerja dengan cyberloafing pada karyawan biro administrasi umum
dan keuangan. Semarang: Jurnal empati Vol.6 215-220.

94
Rivai Zainal, Veithzal dkk, 2014, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Robbin, Stephen P & Timothy A Judge. 2014. Perilaku Organisasi. Edisi 16.
Jakarta: Salemba Empat.

Sawitri, Hunik Sri Runing. 2012. Interaksi tekanan pekerjaan dan komitmen pada
perilaku cyberloafing karyawan. Jurnal Media Riset Bisnis dan Manajemen:
Vol.12 No.2.

Sekaran, Uma. 2015. Reaserch Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat

Siagian, Sondang P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Syukri, Muhammad. 2017. Pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap
perilaku cyberloafing era perkembangan ICT. Jakarta: Repositori UIN

Weatherbee, T. G. 2010. Counterproductive use of technology at work:


Information and communications technologies and cyberdeviancy. Human
Resource Management Review, 201, 35-44.

Wenefrida, Ardhian Ayu Hardiani, dkk. 2017. Pengaruh konflik peran dan role
overload terhadap burnout dan dampaknya pada perilaku cyberloafing.
Univeritas Diponegoro : Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Wicaksono, Anindita. 2012. Pengaruh Stres Kerja Pada Perilaku Cyberloafing.


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen. Vol 1. No.2.

Internet:

http://www.bbc.com/indonesia/2017/11/apakah-kantor-bisa-menghentikan-
kebiasaan-karyawan-curi-curi-online-saat-bekerja diakses pada tanggal 1
November 2017

http://www.emarketer.com/2016/10-negara-dengan-pengguna-internet-terbesar-
di-dunia.html diakses pada tanggal 1 November 2017

http://www.internetworldstats.com/2012/06/internet-users-in-the-world.html
diakses pada tanggal 4 November 2017

https://apjii.or.id/2017/03/PROFILPENGGUNAINTERNETINDONESIA2016
diakses pada tanggal 6 November 2017

95
https://kominfo.go.id/2014/11/pengguna-internet-indonesia-nomor-enam-
dunia/sorotan_media diakses pada tanggal 4 November 2017.

96
LAMPIRAN

97
98
99
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden di Tempat

Assalamualaikum wr.wb.

Saya adalah mahasiswi program strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen konsentrasi SDM
yang sedang menyusun skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa.

Nama : Ria Benedita


NIM : 11140810000048

Kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini adalah penelitian tentang “Pengaruh
Beban Kerja (workload), Peran Ganda (role ambiguity), dan Lingkungan Kerja terhadap
perilaku Cyberloafing”. Saya membutuhkan sejumlah data yang saya peroleh melalui
penyebaran kuesioner. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner ini. Saya sangat mengharapkan Bapak/Ibu memberikan
jawaban yang jujur, terbuka, dan apa adanya. Dalam pengisian skala ini tidak ada
jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban dan identitas Bapak/Ibu akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Atas segala partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dalam meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih dan semoga Bapak/Ibu diberikan
kesehatan, keberkahan, serta selalu dalam perlindungan Allah SWT.

Wassalamualaikum wr.wb.

Hormat saya,

Ria Benedita

100
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Beban Kerja (overload), Peran Ganda (role ambiguity), dan Lingkungan Kerja
terhadap perilaku Cyberloafing.

I. DATA DEMOGRAFI

1. Nama / Inisial :
..........................................................................................

2. Jabatan Pekerjaan :
..........................................................................................

LINGKARI JAWABAN YANG SESUAI DENGAN DIRI ANDA

3. Jenis Kelamin : a) Pria b) Wanita

4. Usia : a) < 26 tahun c) 36-45 tahun e) 56-65 tahun


b) 26-35 tahun d) 46-55 tahun

5. Pendidikan Terakhir : a) D1 c) S1 e) S3
b) D3 d) S2

6. Masa Kerja : a) < 1 tahun c) 3-5 tahun e)>10tahun


b) 1-3 tahun d) 5-10 tahun

7. Keahlian Internet : a) Tidak c) Cukup e)Sangat paham


b) Kurang d) Memahami

8. Alat akses internet* : a) Komputer c) Tablet e) ipad


b) Laptop d) Handphone / smartphone

9. Internsitas perhari mengakses internet :


a) <2 Jam c) 4-5 Jam e) 10 Jam
b) 2-3 Jam d) >5 Jam

10. Akses internet untuk* : a) Email e) Sosial media h) Game


b) Melihat berita f) Online Shop i) Google
c) Situs blog g) Youtube j) Chat grup
d) Download lagu/film

11. Dimana lokasi anda mengakses internet* :


a) Rumah c) Tempat Kerja
b) Cafe d) Dalam perjalanan
*) Jawaban boleh lebih dari satu

101
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda ceklis (√) pada pernyataan yang sesuai dengan diri Anda. Alternatif
jawaban yang tersedia terdiri dari 5 pilihan, yaitu :
1. SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
2. S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut
3. N : Bila Anda merasa Netral dengan pernyataan tersebut
4. TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
5. STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

I. Beban Kerja (Workload)


No
Pernyataan SS S N TS STS
.
1 Saya merasa beban pekerjaan saya tidak banyak
2 Pekerjaan yang saya lakukan tidak melebihi tugas
yang dibebankan kepada saya
3 Saya tidak dipaksa untuk bekerja cepat
4 Saya tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan
pekerjaan saya
5 Saya memiliki target kerja yang realistis

II. Peran Ganda (Role Ambiguity)

No. Pernyataan SS S N TS STS


1 Saya tidak melakukan pekerjaan yang berbeda
dengan tugas utama saya
2 Saya tidak melakukan pekerjaan diluar tanggung
jawab yang dibebankan kepada saya
3 Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan hati
nurani
4 Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan tuntutan
atasan
5 Rekan kerja saya tidak pernah memberikan
tambahan beban pekerjaan

III. Lingkungan Kerja


No
Pernyataan SS S N TS STS
.
1 Wifi di tempat kerja saya dapat terkoneksi dengan
gadget
2 Pencahayaan di ruang kerja saya sangat cerah

102
3 Suhu udara di tempat kerja sangat sejuk
4 Hubungan antara rekan kerja sangat baik tidak
pernah terjadi konflik
5 Komunikasi dengan atasan sangat mudah
6 Sesama pegawai tidak saling mengawasi satu sama
lain
7 Gadget, barang elektronik yang ditinggal di meja
kerja saya aman dan tidak perlu dijaga

IV. CYBERLOAFING

No. Pernyataan SS S N TS STS


1 Saya seringkali mengunjungi situs berita di tempat
kerja
2 Saya seringkali menerima atau mengirim pesan
instan di tempat kerja
3 Saya seringkali mengunjungi situs hiburan di
tempat kerja
4 Saya seringkali mengunduh atau mendownload
musik/ video/ film di tempat kerja
5 Saya seringkali mengunjungi situs yang
berhubungan dengan olahraga di tempat kerja
6 Saya seringkali menunjungi situs belanja online di
tempat kerja
7 Saya seringkali bermain game online di tempat
kerja
8 Saya seringkali menerima email yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan di tempat kerja
9 Saya melakukan Video call keluarga (anak, suami,
istri, saudara) di tempat kerja
10 Saya seringkali membaca dan membalas pesan
pada grup chat di tempat kerja

Terimakasih atas ketersersediaan Bapak/Ibu 

103
Lampiran 2: Data Pernyataan Kuesioner
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Beban Kerja

Beban Kerja
No.
BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 TOTAL
1 3 3 4 4 4 18
2 2 2 2 2 2 10
3 2 4 3 3 3 15
4 3 3 2 3 2 13
5 2 2 2 3 3 12
6 2 4 3 2 4 15
7 2 3 3 3 3 14
8 3 4 2 3 4 16
9 5 5 5 3 2 20
10 3 4 2 3 4 16
11 4 3 2 3 3 15
12 3 3 2 2 2 12
13 3 4 2 4 2 15
14 4 4 5 4 5 22
15 4 3 3 3 3 16
16 4 3 2 3 3 15
17 3 2 2 2 2 11
18 4 3 2 3 3 15
19 2 2 2 2 2 10
20 3 4 2 3 4 16
21 4 3 2 3 3 15
22 3 4 2 3 4 16
23 4 3 2 3 3 15
24 3 3 2 2 2 12
25 4 4 2 2 2 14
26 4 4 3 2 3 16
27 4 2 2 2 2 12
28 2 2 2 2 2 10
29 3 2 2 4 2 13
30 3 4 2 3 4 16
31 5 4 5 5 5 24
32 5 5 5 4 5 24
33 4 4 4 4 3 19
34 5 4 5 4 4 22
35 4 4 3 4 3 18
36 5 4 4 4 4 21

104
37 5 4 4 5 5 23
38 5 4 3 4 4 20
39 4 5 4 5 5 23
40 4 4 5 5 4 22
41 5 4 3 4 3 19
42 4 3 4 4 4 19
43 4 4 3 5 4 20
44 5 4 3 5 4 21
45 4 4 4 5 4 21
46 4 3 4 4 5 20
47 4 5 4 4 3 20
48 4 3 4 5 4 20
49 5 4 5 5 4 23
50 5 5 4 5 4 23
51 5 4 3 5 4 21
52 4 3 4 3 4 18
53 4 4 4 3 4 19
54 4 4 3 5 4 20
55 4 4 5 4 4 21
56 5 5 3 4 5 22
57 4 4 5 4 5 22
58 5 4 4 4 4 21

Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Peran Ganda

Peran Ganda
No.
PG1 PG2 PG3 PG4 PG5 TOTAL
1 4 4 4 4 3 19
2 3 4 3 2 3 15
3 4 3 3 1 4 15
4 3 4 3 2 3 15
5 3 4 4 2 2 15
6 4 3 4 4 4 19
7 3 4 3 2 3 15
8 3 4 3 2 3 15
9 4 3 2 2 2 13
10 3 4 3 2 3 15
11 4 3 3 2 3 15
12 2 2 2 2 2 10
13 4 4 3 3 4 18
14 4 4 3 1 4 16

105
15 3 3 3 3 3 15
16 4 3 3 2 3 15
17 2 3 2 2 3 12
18 4 3 3 2 3 15
19 2 2 3 2 4 13
20 4 4 4 4 3 19
21 4 4 4 3 3 18
22 4 4 4 4 3 19
23 4 4 4 3 3 18
24 2 3 2 2 3 12
25 2 4 2 4 2 14
26 2 3 3 3 2 13
27 3 4 3 2 3 15
28 3 4 3 2 3 15
29 2 2 3 2 2 11
30 2 2 2 2 2 10
31 5 3 3 5 5 21
32 5 5 5 3 4 22
33 3 4 3 3 4 17
34 4 4 3 4 4 19
35 3 2 4 3 2 14
36 3 3 3 3 3 15
37 4 4 4 3 4 19
38 4 3 3 2 3 15
39 5 5 3 3 3 19
40 4 4 4 3 3 18
41 4 3 4 5 4 20
42 3 4 3 2 3 15
43 3 4 3 2 4 16
44 3 4 3 2 2 14
45 4 4 4 2 3 17
46 3 3 3 3 3 15
47 4 3 3 2 3 15
48 4 3 3 2 3 15
49 3 4 4 3 2 16
50 4 5 4 3 3 19
51 4 4 4 3 4 19
52 5 3 4 2 4 18
53 4 5 4 3 4 20
54 4 3 3 2 3 15
55 4 3 2 4 4 17

106
56 4 4 3 3 4 18
57 4 4 3 2 4 17
58 4 5 4 4 5 22

Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja


Llingkungan
NO. Kerja
LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 TOTAL
1 4 4 4 4 5 5 5 31
2 4 4 4 5 4 4 4 29
3 4 5 5 4 4 4 5 31
4 3 3 3 3 3 3 3 21
5 4 4 4 3 4 3 3 25
6 4 4 4 4 5 4 4 29
7 4 4 4 3 4 3 4 26
8 2 3 2 3 2 3 2 17
9 3 4 2 4 5 5 5 28
10 2 4 3 3 2 3 4 21
11 3 4 3 3 3 4 3 23
12 4 4 4 2 4 3 4 25
13 4 4 4 4 4 4 4 28
14 2 4 3 4 4 4 4 25
15 3 4 4 3 4 4 4 26
16 3 4 3 3 3 4 3 23
17 4 4 4 2 4 2 3 23
18 3 4 3 3 3 4 3 23
19 4 4 3 3 4 4 4 26
20 2 4 4 2 4 3 1 20
21 4 4 4 3 4 4 4 27
22 2 4 4 2 4 3 1 20
23 4 4 4 3 4 4 4 27
24 4 4 4 2 4 2 3 23
25 4 3 5 4 4 4 4 28
26 4 4 4 3 4 3 3 25
27 4 4 4 3 4 4 4 27
28 4 4 4 3 4 3 4 26
29 4 4 4 3 3 3 3 24
30 2 4 4 2 4 3 1 20
31 4 4 4 2 2 4 2 22
32 4 4 4 4 4 2 2 24

107
33 3 4 4 4 5 4 2 26
34 3 3 2 3 2 2 2 17
35 4 4 4 2 4 4 3 25
36 5 3 4 4 3 4 5 28
37 4 2 3 2 4 4 4 23
38 3 4 3 2 3 4 3 22
39 4 4 4 3 4 3 3 25
40 4 4 4 3 4 4 4 27
41 3 2 2 2 4 3 4 20
42 4 2 4 3 4 3 4 24
43 3 2 2 2 2 3 4 18
44 4 4 4 3 3 2 4 24
45 4 4 4 4 2 4 5 27
46 4 4 2 4 4 2 3 23
47 4 4 4 3 4 3 3 25
48 3 4 3 4 3 4 3 24
49 4 4 3 3 5 3 3 25
50 4 4 4 4 4 5 4 29
51 3 2 3 4 4 5 4 25
52 3 4 4 5 4 4 5 29
53 4 3 3 4 4 3 4 25
54 3 3 2 4 4 4 4 24
55 4 4 3 3 4 3 4 25
56 4 3 4 4 4 5 4 28
57 4 4 3 5 4 4 4 28
58 4 4 5 4 5 3 4 29

Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Perilaku Cyberloafing


Perilaku
NO. Cyberloafing
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 TOTAL
1 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 36
2 4 3 2 2 4 3 2 3 4 4 31
3 3 3 3 3 3 1 1 4 4 3 28
4 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 23
5 5 4 2 4 1 2 4 3 5 3 33
6 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 29
7 4 3 2 2 4 2 1 3 4 3 28
8 3 2 2 2 3 1 1 2 3 2 21
9 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 18

108
10 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 24
11 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 33
12 1 1 2 1 3 2 1 1 3 3 18
13 1 1 1 1 3 1 1 3 4 3 19
14 5 1 2 1 2 1 1 2 4 4 23
15 4 3 3 3 4 2 1 3 4 3 30
16 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 33
17 3 3 3 3 4 3 1 1 4 3 28
18 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 33
19 3 3 2 2 4 3 2 1 4 3 27
20 4 3 3 2 4 1 1 1 4 4 27
21 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
22 4 3 3 2 4 1 1 1 4 4 27
23 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
24 3 3 3 3 4 3 1 1 4 3 28
25 5 2 2 5 2 2 1 1 2 1 23
26 3 3 2 2 1 2 2 2 3 3 23
27 4 3 3 2 4 1 1 1 3 3 25
28 4 3 2 2 4 2 1 2 3 3 26
29 2 2 2 3 3 3 1 1 3 3 23
30 4 3 3 2 4 1 1 1 4 4 27
31 5 5 5 4 4 4 3 3 3 2 38
32 5 4 2 2 4 2 4 4 4 4 35
33 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 30
34 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 36
35 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 36
36 4 4 4 3 4 2 4 2 2 3 32
37 4 3 3 4 1 1 1 4 4 4 29
38 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 32
39 3 5 5 3 3 5 3 4 5 3 39
40 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
41 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31
42 4 3 2 3 4 2 2 2 3 3 28
43 4 2 2 3 2 2 2 2 4 3 26
44 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 34
45 5 4 3 4 3 4 3 3 4 3 36
46 4 4 4 3 4 2 4 2 2 3 32
47 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 35
48 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 33
49 3 3 2 4 3 3 5 3 3 3 32
50 4 4 3 3 5 4 3 3 4 3 36

109
51 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43
54 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 44
55 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 43
56 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 38
57 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4 40
58 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 47

Lampiran 3: Data Hasil Distribusi Jawaban Responden


1. Variabel Beban Kerja

BK1
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 12 20,7 20,7 32,8
s 25 43,1 43,1 75,9
ss 14 24,1 24,1 100,0
Total 58 100,0 100,0

BK2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 15 25,9 25,9 37,9
s 30 51,7 51,7 89,7
ss 6 10,3 10,3 100,0
Total 58 100,0 100,0

BK3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 22 37,9 37,9 37,9
n 13 22,4 22,4 60,3
s 14 24,1 24,1 84,5
ss 9 15,5 15,5 100,0
Total 58 100,0 100,0

110
BK4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 10 17,2 17,2 17,2
n 18 31,0 31,0 48,3
s 18 31,0 31,0 79,3
ss 12 20,7 20,7 100,0
Total 58 100,0 100,0

BK5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 12 20,7 20,7 20,7
n 14 24,1 24,1 44,8
s 24 41,4 41,4 86,2
ss 8 13,8 13,8 100,0
Total 58 100,0 100,0

2. Variabel Peran Ganda

PG1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 12 20,7 20,7 32,8
s 25 43,1 43,1 75,9
ss 14 24,1 24,1 100,0
Total 58 100,0 100,0

PG2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 15 25,9 25,9 37,9
s 30 51,7 51,7 89,7
ss 6 10,3 10,3 100,0
Total 58 100,0 100,0

111
PG3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 22 37,9 37,9 37,9
n 13 22,4 22,4 60,3
s 14 24,1 24,1 84,5
ss 9 15,5 15,5 100,0
Total 58 100,0 100,0

PG4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 10 17,2 17,2 17,2
n 18 31,0 31,0 48,3
s 18 31,0 31,0 79,3
ss 12 20,7 20,7 100,0
Total 58 100,0 100,0

PG5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 12 20,7 20,7 20,7
n 14 24,1 24,1 44,8
s 24 41,4 41,4 86,2
ss 8 13,8 13,8 100,0
Total 58 100,0 100,0

3. Variabel Lingkungan Kerja

LK1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 6 10,3 10,3 10,3
n 16 27,6 27,6 37,9
s 35 60,3 60,3 98,3
ss 1 1,7 1,7 100,0
Total 58 100,0 100,0

112
LK2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 5 8,6 8,6 8,6
n 9 15,5 15,5 24,1
s 43 74,1 74,1 98,3
ss 1 1,7 1,7 100,0
Total 58 100,0 100,0

LK3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 7 12,1 12,1 12,1
n 15 25,9 25,9 37,9
s 34 58,6 58,6 96,6
ss 2 3,4 3,4 100,0
Total 58 100,0 100,0

LK4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 12 20,7 20,7 20,7
n 24 41,4 41,4 62,1
s 19 32,8 32,8 94,8
ss 3 5,2 5,2 100,0
Total 58 100,0 100,0

LK5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 6 10,3 10,3 10,3
n 9 15,5 15,5 25,9
s 38 65,5 65,5 91,4
ss 5 8,6 8,6 100,0
Total 58 100,0 100,0

113
LK6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ts 6 10,3 10,3 10,3
n 20 34,5 34,5 44,8
s 26 44,8 44,8 89,7
ss 5 8,6 8,6 98,3
18,00 1 1,7 1,7 100,0
Total 58 100,0 100,0

LK7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 3 5,2 5,3 5,3
2,00 5 8,6 8,8 14,0
3,00 16 27,6 28,1 42,1
4,00 27 46,6 47,4 89,5
5,00 6 10,3 10,5 100,0
Total 57 98,3 100,0
Missing System 1 1,7
Total 58 100,0

4. Variabel Perilaku Cyberloafing

CYBER1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sts 2 3,4 3,4 3,4
ts 2 3,4 3,4 6,9
n 15 25,9 25,9 32,8
s 31 53,4 53,4 86,2
ss 8 13,8 13,8 100,0
Total 58 100,0 100,0

CYBER2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sts 3 5,2 5,2 5,2

114
ts 7 12,1 12,1 17,2
n 23 39,7 39,7 56,9
s 22 37,9 37,9 94,8
ss 3 5,2 5,2 100,0
Total 58 100,0 100,0

CYBER3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sts 2 3,4 3,4 3,4
ts 21 36,2 36,2 39,7
n 17 29,3 29,3 69,0
s 14 24,1 24,1 93,1
ss 4 6,9 6,9 100,0
Total 58 100,0 100,0

CYBER4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sts 3 5,2 5,2 5,2
ts 18 31,0 31,0 36,2
n 20 34,5 34,5 70,7
s 13 22,4 22,4 93,1
ss 4 6,9 6,9 100,0
Total 58 100,0 100,0

CYBER5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sts 4 6,9 6,9 6,9
ts 5 8,6 8,6 15,5
n 12 20,7 20,7 36,2
s 35 60,3 60,3 96,6
ss 2 3,4 3,4 100,0
Total 58 100,0 100,0

115
CYBER6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sts 9 15,5 15,5 15,5
ts 15 25,9 25,9 41,4
n 17 29,3 29,3 70,7
s 12 20,7 20,7 91,4
ss 5 8,6 8,6 100,0
Total 58 100,0 100,0

CYBER7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 19 32,8 32,8 32,8
2,00 8 13,8 13,8 46,6
3,00 13 22,4 22,4 69,0
4,00 14 24,1 24,1 93,1
5,00 4 6,9 6,9 100,0
Total 58 100,0 100,0

CYBER8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 10 17,2 17,2 17,2
2,00 10 17,2 17,2 34,5
3,00 22 37,9 37,9 72,4
4,00 13 22,4 22,4 94,8
5,00 3 5,2 5,2 100,0
Total 58 100,0 100,0

CYBER9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2,00 4 6,9 6,9 6,9
3,00 18 31,0 31,0 37,9
4,00 32 55,2 55,2 93,1
5,00 4 6,9 6,9 100,0
Total 58 100,0 100,0

116
CYBER10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 1 1,7 1,7 1,7
2,00 5 8,6 8,6 10,3
3,00 28 48,3 48,3 58,6
4,00 22 37,9 37,9 96,6
5,00 2 3,4 3,4 100,0
Total 58 100,0 100,0

Lampiran 4: Hasil Uji Reabilitas


Hasil Uji Reabilitas Beban Kerja

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,693 5

Hasil Uji Reabilitas Peran Ganda

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,710 5

Hasil Uji Reabilitas Lingkungan Kerja

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,761 7

Hasil Uji Reabilitas Perilaku Cyberloafing

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,795 10

117
Lampiran 5: Hasil Uji Validitas Data
Variabel Beban Kerja

Correlations
BK_1 BK_2 BK_3 BK_4 BK_5 TOTAL
**
BK_1 Pearson Correlation 1 ,342 ,281 ,187 ,023 ,549
Sig. (2-tailed) ,065 ,133 ,323 ,902 ,002

N 30 30 30 30 30 30
* ** **
BK_2 Pearson Correlation ,342 1 ,446 ,257 ,488 ,770
Sig. (2-tailed) ,065 ,014 ,170 ,006 ,000

N 30 30 30 30 30 30
* **
BK_3 Pearson Correlation ,281 ,446 1 ,339 ,331 ,723
Sig. (2-tailed) ,133 ,014 ,067 ,074 ,000

N 30 30 30 30 30 30
* **
BK_4 Pearson Correlation ,187 ,257 ,339 1 ,434 ,623
Sig. (2-tailed) ,323 ,170 ,067 ,017 ,000

N 30 30 30 30 30 30
** * **
BK_5 Pearson Correlation ,023 ,488 ,331 ,434 1 ,687

Sig. (2-tailed) ,902 ,006 ,074 ,017 ,000

N 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
TOTAL Pearson Correlation ,549 ,770 ,723 ,623 ,687 1

Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Variabel Peran Ganda

Correlations
PG_1 PG_2 PG_3 PG_4 PG_5 TOTAL
* ** ** **
PG_1 Pearson Correlation 1 ,457 ,608 ,185 ,474 ,796
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,329 ,008 ,000
N 30 30 30 30 30 30
* ** **
PG_2 Pearson Correlation ,457 1 ,470 ,266 ,208 ,698
Sig. (2-tailed) ,011 ,009 ,155 ,269 ,000
N 30 30 30 30 30 30

118
** ** * **
PG_3 Pearson Correlation ,608 ,470 1 ,455 ,328 ,829
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,012 ,077 ,000

N 30 30 30 30 30 30
* **
PG_4 Pearson Correlation ,185 ,266 ,455 1 -,071 ,573
Sig. (2-tailed) ,329 ,155 ,012 ,709 ,001

N 30 30 30 30 30 30
** **
PG_5 Pearson Correlation ,474 ,208 ,328 -,071 1 ,527
Sig. (2-tailed) ,008 ,269 ,077 ,709 ,003
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
TOTAL Pearson Correlation ,796 ,698 ,829 ,573 ,527 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,003
N 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Variabel Lingkungan Kerja


Correlations
LK_1 LK_2 LK_3 LK_4 LK_5 LK_6 LK_7 TOTAL
** * ** **
LK_1 Pearson 1 0,209 ,519 0,268 ,439 0,093 ,585 ,722
Correlation

Sig. (2- 0,268 0,003 0,152 0,015 0,626 0,001 0,000


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
*
LK_2 Pearson 0,209 1 0,323 0,025 0,344 0,138 0,252 ,409
Correlation

Sig. (2- 0,268 0,082 0,896 0,063 0,467 0,178 0,025


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** * *
LK_3 Pearson ,519 0,323 1 - ,426 - 0,087 ,447
Correlation 0,006 0,148

Sig. (2- 0,003 0,082 0,973 0,019 0,435 0,648 0,013


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
LK_4 Pearson 0,268 0,025 - 1 0,229 ,709 ,665 ,695
Correlation 0,006

Sig. (2- 0,152 0,896 0,973 0,224 0,000 0,000 0,000


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30

119
* * **
LK_5 Pearson ,439 0,344 ,426 0,229 1 0,344 0,342 ,669
Correlation

Sig. (2- 0,015 0,063 0,019 0,224 0,063 0,064 0,000


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
LK_6 Pearson 0,093 0,138 - ,709 0,344 1 ,575 ,630
Correlation 0,148

Sig. (2- 0,626 0,467 0,435 0,000 0,063 0,001 0,000


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
LK_7 Pearson ,585 0,252 0,087 ,665 0,342 ,575 1 ,840
Correlation

Sig. (2- 0,001 0,178 0,648 0,000 0,064 0,001 0,000


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * ** ** ** **
TOTAL Pearson ,722 ,409 ,447 ,695 ,669 ,630 ,840 1
Correlation

Sig. (2- 0,000 0,025 0,013 0,000 0,000 0,000 0,000


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Variabel Perilaku Cyberloafing


Correlations
TOT
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 AL
**
C1 Pearson 1 ,489 0,30 ,368 0,07 - 0,31 0,13 0,33 0,21 ,538
** *
Correlati 6 6 0,05 8 5 5 4
on 2
Sig. (2- 0,00 0,09 0,04 0,68 0,78 0,08 0,47 0,07 0,25 0,002
tailed) 6 9 5 8 4 7 7 1 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
C2 Pearson ,489 1 ,417 ,383 0,35 ,421 ,580 0,33 ,429 ,386 ,795
** * * * ** * *
Correlati 1 0
on
Sig. (2- 0,00 0,02 0,03 0,05 0,02 0,00 0,07 0,01 0,03 0,000
tailed) 6 2 7 7 0 1 5 8 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
C3 Pearson 0,30 ,417 1 ,546 ,463 0,19 0,31 0,22 0,27 0,28 ,663
* ** *
Correlati 6 5 7 8 7 8
on
Sig. (2- 0,09 0,02 0,00 0,01 0,30 0,08 0,22 0,13 0,12 0,000
tailed) 9 2 2 0 1 7 5 8 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

120
**
C4 Pearson ,368 ,383 ,546 1 - ,392 ,430 0,27 - - ,538
* * ** * *
Correlati 0,06 1 0,02 0,25
on 1 1 3
Sig. (2- 0,04 0,03 0,00 0,75 0,03 0,01 0,14 0,91 0,17 0,002
tailed) 5 7 2 1 2 8 7 2 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
C5 Pearson 0,07 0,35 ,463 - 1 0,25 0,03 0,02 0,31 ,394 ,460
* *
Correlati 6 1 0,06 9 7 7 2
on 1
Sig. (2- 0,68 0,05 0,01 0,75 0,16 0,84 0,88 0,09 0,03 0,011
tailed) 8 7 0 1 7 7 6 3 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
C6 Pearson - ,421 0,19 ,392 0,25 1 ,577 0,28 0,00 0,06 ,541
* * **
Correlati 0,05 5 9 0 0 2
on 2
Sig. (2- 0,78 0,02 0,30 0,03 0,16 0,00 0,13 1,00 0,74 0,002
tailed) 4 0 1 2 7 1 4 0 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
C7 Pearson 0,31 ,580 0,31 ,430 0,03 ,577 1 ,613 ,380 ,367 ,787
** * ** ** * *
Correlati 8 7 7
on
Sig. (2- 0,08 0,00 0,08 0,01 0,84 0,00 0,00 0,03 0,04 0,000
tailed) 7 1 7 8 7 1 0 8 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
C8 Pearson 0,13 0,33 0,22 0,27 0,02 0,28 ,613 1 0,29 0,19 ,590
**
Correlati 5 0 8 1 7 0 3 9
on
Sig. (2- 0,47 0,07 0,22 0,14 0,88 0,13 0,00 0,11 0,29 0,001
tailed) 7 5 5 7 6 4 0 6 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
C9 Pearson 0,33 ,429 0,27 - 0,31 0,00 ,380 0,29 1 ,616 ,566
* * **
Correlati 5 7 0,02 2 0 3
on 1
Sig. (2- 0,07 0,01 0,13 0,91 0,09 1,00 0,03 0,11 0,00 0,001
tailed) 1 8 8 2 3 0 8 6 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
C10 Pearson 0,21 ,386 0,28 - ,394 0,06 ,367 0,19 ,616 1 ,505
* * * **
Correlati 4 8 0,25 2 9
on 3
Sig. (2- 0,25 0,03 0,12 0,17 0,03 0,74 0,04 0,29 0,00 0,004
tailed) 7 5 2 7 1 6 6 1 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT Pearson ,538 ,795 ,663 ,538 ,460 ,541 ,787 ,590 ,566 ,505 1
** ** ** ** * ** ** ** ** **
AL Correlati
on
Sig. (2- 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
tailed) 2 0 0 2 1 2 0 1 1 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

121
Lampiran 6: Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 58
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 5,23624991
Most Extreme Differences Absolute ,080
Positive ,056
Negative -,080
Test Statistic ,080
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

122
2. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
Beban_Kerja ,525 ,217 ,306 2,420 ,019

Peran_Ganda ,935 ,317 ,375 2,952 ,005


Lingungan_kerja ,400 ,224 ,189 1,784 ,080
a. Dependent Variable: Perilaku_Cyberloafing

3. Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Metode Uji Glejser

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,290 3,923 ,584 ,562
BEBAN KERJA ,021 ,125 ,028 ,169 ,867 ,685 1,460
PERAN GANDA ,011 ,182 ,010 ,061 ,952 ,679 1,473
LINGKUNGAN ,057 ,129 ,060 ,440 ,662 ,976 1,024
KERJA
a. Dependent Variable: ABS_RES

Lampiran 7: Hasil Uji Hipotesis


1. Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2,796 6,831 -,409 ,684
BEBAN KERJA ,525 ,217 ,306 2,420 ,019
PERAN GANDA ,935 ,317 ,375 2,952 ,005

123
LINGKUNGAN ,400 ,224 ,189 1,784 ,080
KERJA
a. Dependent Variable: PERILAKU CYBERLOAFING

2. Uji F

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 1075,587 3 358,529 12,388 ,000
Residual 1562,844 54 28,942

Total 2638,431 57

a. Dependent Variable: PERILAKU CYBERLOAFING


b. Predictors: (Constant), LINGKUNGAN KERJA, BEBAN KERJA, PERAN GANDA

3. Uji R2

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,638 ,408 ,375 5,37974
a. Predictors: (Constant), Lingungan_kerja, Beban_Kerja,
Peran_Ganda
b. Dependent Variable: Perilaku_Cyberloafing

124
DOKUMENTASI

125
126

Anda mungkin juga menyukai