Anda di halaman 1dari 14

PELAYANAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN
.......... ....... 1 dari 1

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR ...........................
OPERASIONAL ......................
Direktur
PENGERTIAN a. Program penanggulangan HIV/AIDS adalah upaya dalam
pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan pedoman
penanganan HIV/AIDS berupa kegiatan promotif, preventif dan
deteksi dini
b. Penanggulangan adalah serangkaian upaya menekan laju penularan
HIV/AIDS melalui kegiatan pencegahan, promosi, konseling, dan tes
sukarela rahasia, pengobatan serta perawatan dan dukungan terhadap
orang dengan HIV/AIDS
TUJUAN a. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan program
b. Menyusun strategi pada kegiatan promotif, preventif, dan deteksi
dini HIV/AIDS
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Manajement Operasional RS Islam Banjarmasin No.........
2. Perubahan I atas kebijakan Manajemen Operasional RS Islam
Banjarmasin No........
PROSEDUR 1. Membentuk tim program penanggulangan HIV/AIDS
PELAKSANAAN 2. Menyusun rencana kerja tim penanggulangan HIV/AIDS
3. Melaksanakan kegiatan program penanggulangan HIV/AIDS
4. Mengevaluasi pelaksanaan program penanggulangan HIV/AIDS
5. Membuat tindak lanjut hasil evaluasi
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan program penanggulangan
HIV/AIDS
Unit Kerja Klinik
VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING HIV (V C T)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN .......... ....... 1 dari 3
Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR ...........................
OPERASIONAL ......................
Direktur
PENGERTIAN Voluntary Concelling and Testing HIV AIDS atau lebih dikenal dengan
VCT adalah strategi kegiatan konseling yang menyediakan dukungan
psikologis, informasi dan pengetahuana HIV AIDS, mencegah
penularan HIV, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggung
jawab, pengobatan ARV dan memastikan pemecahan berbagai masalah
terkait dengan HIV / AIDS
TUJUAN 1. Pencegahan penularan : konseling merupakan komponen efektif
pendekatan prevensi, yang mempromosikan perubahan perilaku
seksual dalam menurunkan penularan HIV
2. Pintu masuk menuju terapi dan perawatan : akses konseling dan tes
HIV penting untuk memastikan keamanan dan efektifitas dari
semua intervensi yang dilakukan : terapi yang layak, terjangkau,
efektif (termasuk ARV kombinasi)
3. Memperkuat jejaring dan dukungan layanan psikososial
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Manajement Operasional RS Islam Banjarmasin
No.........
2. Perubahan I atas kebijakan Manajemen Operasional RS Islam
Banjarmasin No........
PROSEDUR Konseling PRA TES :
PELAKSANAAN
1. Ucapkan “Assalamu’alaikum”
2. Awali dengan membaca “Bismillah”
3. Kenalkan diri konselor
4. Tekankan kerahasiaan, berikan kepastian pada klien bahwa
semua bentuk percakapan, konseling, dan pencatatan serta
penyimpanan berkas dilakukan dengan jaminan kerahasiaan.
5. Jelaskan pada klien tentang pemberian kode pada catatan medik
6. Informasikan tentang prosedur konseling sukarela dan tes HIV
7. Buat persetujuan secara lisan dulu
8. Informasikan pengetahuan dasar HIV AIDS
9. Lekukan konseling penilaian resiko
10. Tanyakan pada klien alasan melakukan tes sukarela HIV
11. Lengkapi berkas / form VCT
VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING HIV (V C T)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN .......... ....... 2 dari 3
Konseling Test HIV :
1. Pastikan semua prosedur mengikuti protocol
2. Sediakan lembar persetujuan
3. Pasien mengisi semua yang termuat
4. Bacakan pada klien
5. Pastikan klien mengerti
6. Klien membubuhkan tanda tangan / cap jempol persetujuan
7. Tanda tangan saksi dari konselor
8. Ambil darah klien atau temani klien ke laboratorium untuk
diambil darahnya
Konseling Pasca Test HIV :
1. Periksa ulang hasil test klien dan lakukan hal ini sebelum
bertemu klien untuk memastikan kebenarannya
2. Bersikap wajar dan profesional waktu memanggil klien
3. Review kembali mengenai pengetahuan dasar HIV AIDS klien
4. Gali perasaan klien saat ini
5. Tanyakan apa yang dilakukan jika test positif / negative
6. Tanyakan apakah sudah siap menerima hasilnya sekarang
7. Identifikasi klien dan pastikan bahwa hasil test milik klien
tersebut
8. Sampaikan hasil test secara langsung kepada klien
9. Jika hasil test Non Reaktif (Negatif)
a. Informasikan tentang masa jendela
b. Tekankan informasi tentang penularan dan rencana
penurunan resiko
c. Buatlah ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan
untuk perilaku seks aman dan penggunaan jarum suntik
yang aman
d. Amati setiap reaksi pasien
10. Jika hasil test Reaktif (Positif)
a. Periksa data secara rinci dan perhatikan komunikasi non
verbal saat memanggil klien memasuki ruang konseling
b. Pastikan klien siap menerima hasil dan tekankan
kerahasiaan
c. Sampaikan secara langsung dan jelas hasil test. Misalkan
“kita perlu mendiskusikan hasil test anda. Hasil
pemeriksaan test HIV anda adalah reaktif, artinya anda
terinfeksi HIV”
d. Sediakan waktu hening yang cukup untuk menyerap
informasi tentang hasil.

VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING HIV (V C T)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN .......... ....... 3 dari 3
e. Periksa pengetahuan dan pemahaman klien tentang hasil
test. dengan tenang bicarakan arti hasil test
f. Galilah ekspresi dan emosi klien, apakah membutuhkan
penanganan khusus. Adakah resiko bunuh diri ? lengkapi
penilaian bunuh diri dan manajementnya.
g. Memberitahu / membuka status ke pada siapa
h. Rencana nyata : adakah dukungan orang dekat (siapa, apa,
bagaimana, kapan, mengapa ?), pulang ke rumah, apa yang
dilakukan klien dalam 24 jam, pencegahan infeksi pada diri
sendiri dan orang lain serta strategi mekanisme penyesuain
diri.
i. Berikan edukasi spiritual tentang pencegahan penularan dan
pengobatan penyakit HIV
j. Tanyakan apakah klien mau bertanya
k. Berikan nomor telelphone rumah sakit dan jam untuk
menghubungi
l. Berikan kesempatan bertanya dikemudian hari
m. Rencanakan tindak lanjut atau rujukan jika diprlukan
n. Akhiri dengan membaca “Alhamdulillah” dan
mengucapkan “Assalamua’laikum”
o. Dokumentasikan dalam catatan perkembangan terintegrasi
dan catatan multidisiplin
Unit kerja Konselor, Klien
PROVIDER INITIATIVE TESTING AND COUNCELLING HIV
(PITC)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN .......... ....... 1 dari 2
Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR ...........................
OPERASIONAL ......................
Direktur
PENGERTIAN Suatu upaya pro aktif dari petugas kesehatan (Dokter, perawat dan
bidan) untuk menawarkan test HIV melalui konseling pra test kepada
semua klien yang teridentifikasi memiliki perilaku beresiko tertular
HIV
TUJUAN Menjaring semua klien yang memiliki perilaku beresiko tertular HIV
AIDS untuk dilakukan tes secara dini
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Manajement Operasional RS Islam Banjarmasin
No.........
2. Perubahan I atas kebijakan Manajemen Operasional RS Islam
Banjarmasin No........
PROSEDUR Konseling PRA TES :
PELAKSANAAN
1. Ucapkan “Assalamu’alaikum”
2. Awali dengan membaca “Bismillah”
3. Kenalkan diri petugas kesehatan yang melakukan konseling
4. Tekankan kerahasiaan, berikan kepastian pada klien bahwa
semua bentuk percakapan, konseling dan pencatatan serta
penyimpanan berkas dilakukan dengan jaminan kerahasiaan.
5. Informasikan tentang prosedur PITC dan konseling sukarela
dan tes HIV
6. Buat persetujuan secara lisan dulu
7. Informasikan pengetahuan dasar HIV AIDS
8. Tanyakan pada klien apakah bersedia melakukan tes HIV
9. Lengkapi berkas / form PITC
Konseling TEST HIV :
1. Pastikan semua prosedur mengikuti protocol
2. Sediakan lembar persetujuan
3. Pasien mengisi semua yang termuat
4. Bacakan pada klien
5. Pastikan klien mengerti
6. Klien membubuhkan tanda tangan / cap jempol persetujuan
7. Tanda tangan saksi dari petugas yang melakukan konseling

PROVIDER INITIATIVE TESTING AND COUNCELLING HIV


(PITC)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN .......... ....... 2 dari 2
8. Ambil darah klien atau temani klien ke laboratorium untuk
diambil darahnya
Konseling pasca Test HIV :
1. Periksa ulang hasil test klien dan lakukan hal inni sebelum
bertemu klien untuk memastikan kebenarannya
2. Bersikap wajar dan profesional waktu memanggil klien
3. Review kembali mengenai pengetahuan dasar HIV AIDS klien
4. Gali perasaan klien saat ini
5. Tanyakan pa yang dilakukan jika test positif / negative
6. Tanyakan apakah sudah siap menerima hasilnya sekarang
7. Identifikasi klien dan pastikan bahwa hasil test milik klien
tersebut
8. Sampaikan hasil test secara langsung kepada klien
9. Konsulkan hasil test klien ke Poli VCT/Konselor untuk
konseling lebih lanjut
10. Akhiri dengan membaca “Alhamdulillah” dan mengucapkan
“Assalamu’alaikum”
Unit Kerja Dokter DPJP, Dokter jaga, Perawat, Bidan dan Klien
PENGAMBILAN DARAH PENDERITA HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


.......... ....... 1 dari 2
RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR ...........................
OPERASIONAL ......................
Direktur
PENGERTIAN Prosedur pengambilan darah melalui saluran vena klien atau pasien
penderita HIV / AIDS sesuai standar
TUJUAN Pedoman pengambilan darah dari vena ini ditunjukan agar petugas
laboratorium atau perawat dapat melakukan pengambilan sampel darah
vena.
KEBIJAKAN 3. Kebijakan Manajement Operasional RS Islam Banjarmasin No.........
4. Perubahan I atas kebijakan Manajemen Operasional RS Islam
Banjarmasin No........
Alat & Bahan 1. Jarum vacuntainer
2. Tabung vakuntainer Serum Clot Activator (SST)
3. Alkohol swab 70%
4. Kapas kering
5. Pipet tetes
6. Torniquet
PROSEDUR 1. Siapkan tabung vcuntainer SST dan beri kode sesuai nomor ID
PELAKSANAAN 2. Siapkan jarum dan beri tahu pasien yang akan diambil darah
sebelum membuka jarum bahwa jarum baru dan steril
3. Pasang jarum pada holder, taruh tutup diatas meja pengambilan
darah
4. Letakan lengan penderita lurus diatas meja dengan telapak tangan
menghadap ke atas
5. Torniquet dipasang ± 110 cm diatas lipat siku pada bagian atas dari
vena yang akan diambil (jangan terlalu kencang)
6. Penderita disuruh mengepal dan menekuk tangan beberapa kali
untuk mengisi pembuluh darah
7. Dengan tangan penderita masih mengepal, ujung telunjuk jari
memeriksa / mencari lokasi dengan kapas alkohol 70% dan biahrkan
sampai kering, kulit yang dibersihkan jangan dipegang lagi.
8. Pegang holder depan dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada
pangkal jarum
PENGAMBILAN DARAH PENDERITA HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


.......... ....... 2 dari 2
RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN

9. Vena ditusuk pelan/pelan dengan sudut 30-45º


10. Bila jarum berhasil masuk vena, tekan tabug sehingga vakumnya
bekerja dan darah terisap kedalam tabung
11. Bila terlalu dalam, tarik sedikit atau sebaliknya
12. Bila darah sudah masuk buka kepalan tangan
13. Isi tabung vacuntainer sampai volume 3 ml
14. Setelah cukup darah yang diambil, torniquet dilepas
15. Keluarkan tabung dan keluarkan jarung perlahan-lahan
16. Klien/pasien diminta untuk menekan bekas tusukan dengan kapas
alkohol selama 1-2 menit
17. Tutup bekas tusukan dengan plester
18. Buang bekas jarum kedalam wadah tahan tusukan (safety box)
19. Homogenkan darah dengan cara membolak balikan secara perlahan
Unit Kerja Klinik VCT HIV & IMS
SOSIALISASI HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN
.......... ....... 1 dari 1

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR ...........................
OPERASIONAL ......................
Direktur
PENGERTIAN Strategi penanggulangan HIV/AIDS secara umum ditunjukkan untuk
mencegah dan mengurangi resiko penularan HIV, meningkatkan
kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak social dan ekonomi
akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar
individu dan masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat untuk
pembangunan.
TUJUAN Maksud kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
kelompok resiko tinggi, kelompok rentan tertular HIV dan masyarakat
umum tentang HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Manajement Operasional RS Islam Banjarmasin No.........
2. Perubahan I atas kebijakan Manajemen Operasional RS Islam
Banjarmasin No........
PROSEDUR 1. Persiapan
PELAKSANAAN a. Petugas melakukan penyuluhan sesuai dengan kegiatan pada
perencanaan BOK
b. Petugas mempersiapkan tempat dan sarana
c. Petugas menpersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal
pelaksanaan
d. Petugas mengundang kader kesehatan, kelompok resiko tinggi
e. Petugas mempersiapkan tim pelaksana penyuluhan
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan umum tentang materi yang akan disampaikan
b. Curah pendapat tentang materi yang akan disampaikan
c. Penyampaian materi
d. Evaluasi pelaksanaan pertemuan
e. Kesimpulan pelaksanaan pertemuan
3. Pencatatan dan pelaporan
Petugas mencatat dan membuat laporan kegiatan setelah
melaksanakan kegiatan penyuluhan
Unit Kerja Klinik
PEMERIKSAAN HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN
.......... ....... 1 dari 1

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR ...........................
OPERASIONAL ......................
Direktur
PENGERTIAN Suatu cara penetapan kualitatif immunologi yang cepat berdasarkan
metode immunokromatografi sebagai test screening awal untuk
mendeteksi Virus HIV dalam serum plasma dan mendukung diagnosa
infeksi Virus HIV
TUJUAN Mendeteksi Virus HIV dalam serum / plasma dan mendukung diagnosa
infeksi virus HIV
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Manajement Operasional RS Islam Banjarmasin No........
2. Perubahan I atas kebijakan Manajemen Operasional RS Islam
Banjarmasin No........
Alat & Bahan Alat :
1. Lancet
2. Kapas alkohol
3. Tissue/ kapas kering
Bahan : HD HIV = ½
PROSEDUR 1. Keluarkan test card dari bungkusnya. Letakkan test card pada
PELAKSANAAN permukaan datar
2. Tulis identitas pasien dan cocokan dengan sampel
3. Teteskan 25 µ ke lubang sampel (s)
4. Tambahkan 1 tetes buffer (sekitar 40µ) dengan dropper yang
tersedia kedalam lubang sampel
5. Baca hasilnya antara 10-30 menit setelah menetaskan sampel.
Insterprestasi hasil :
Terbentuk dua atau tiga garis berwarna, satu pada jona garis tes 1
atau 2 (atau 1 dan 2) dan satu pada zona garis kontrol. Hal ini
berarti pada serum terdapat antibody HIV-1 atau 2. Garis warna
pada zona 1 menandakan infeksi HIV-2.
Unit Kerja Laboratorium
PEMERIKSAAN ANTI HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN
.......... ....... 1 dari 2

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR ...........................
OPERASIONAL ......................
Direktur
PENGERTIAN Pemeriksaan anti HIV/AIDS adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
memastikan orang yang terinveksi HIV/AIDS positif atau negatif.
TUJUAN Prosedur tetap pemeriksaan anti- HIV ditujukan agar petugas
laboratorium dapat melakukan pemeriksaan anti HIV rapid
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Manajement Operasional RS Islam Banjarmasin No.........
2. Perubahan I atas kebijakan Manajemen Operasional RS Islam
Banjarmasin No........
Alat & Bahan Peralatan yang digunakan :
1. Mikropipet 5-50µ
2. Centrifuge
3. Sarung tangan
4. Tips kuning dan tips biru
Reagensia yang digunakan :
1. Reagensia one step anti-HIV
2. Reagensia fokus HIV
3. Reagensia SD HIV bioline multi
4. Reagensia determine HIV
5. Reagensia tridot HIV
6. Reagensia oncoprabe HIV
7. Reagensia Vikia
8. Reagensia Vironostika
9. Reagensia Vidas
Metode : Rapid test
Reagensia : SD HIV ½
Bahan pemeriksaan : serum / plasma/ darah lengkap
Peralatan : Mikropipet ukuran 5-50µ
PROSEDUR 1. Biarkan reagen pada suhu kamar
PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN ANTI HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN
.......... ....... 2 dari 2

2. Buka kemasana lalu beri identitas sampel


3. Gunakan mikropipet ukuran 5-50µ
4. Ambil serum / plasma dengan menggunakan mikropipet sebanyak
10µ, lalu teteskan ke lubang sampel
5. Lalu teteskan 4 tetes buffer
6. Tunggu dan biarkan menyerap
7. Baca hasil dalam waktu 5-20 menit (jangan melebihi 30 menit)
8. Catat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan laboratorium
Unit Kerja Laboratorium
PENATALAKSANAAN JENAZAH HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


.......... ....... 1 dari 2
RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR ...........................
OPERASIONAL ......................
Direktur
PENGERTIAN Jenazah HIV/ AIDS adalah jenazah yang berpotensil menularkan
penyakit yang beresiko tinggi yang mengancam kematian
TUJUAN Mencegah penularan

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Manajement Operasional RS Islam Banjarmasin No.........


2. Perubahan I atas kebijakan Manajemen Operasional RS Islam
Banjarmasin No........
PROSEDUR Penatalaksaan
PELAKSANAAN
1. Persiapan perawatan
a. Setiap orang yang terlibat langsung menangani harus
menggunakan APP
b. Menggunakan sarung tangan rangkap 2 (dua)
c. Mencuci tangan dengan sabun tetap dilakukan sesudah
melepas sarung tangan
d. Keluarga tidak boleh memeluk dan mencium jenazah
2. Perawatan jenazah
a. Dilakukan secepatnya, jangan ada waktu terbuang
b. Tidak lebih dari yang diperlukan
c. Perawatan jenazah di ruang perawatan
1) Pemberitahuan ke kamar jenazah
2) Alat kesehatan ( infus set, catheter, maag slang, dll)
dilepas, dimasukkan kedalam kantung berisi disinfektan
dan diperlukan sebagai sampah medis
3) Setiap luka ditutup plester kedap air
4) Jenazah dimasukkan kedalam kantong/karung plastik
tembus pandang, dikirim ke kamar jenazah pakai
brankar stainless steel
5) Kain/linen bekas direndam dalam sodium hypochlorite
selama ½ jam (30 menit) sebelum dicuci
6) Brankar dan alat lain yang berhubungan dengan
jenazah/cairan tubuh jenazah di disinfeksi dengan
sodium hypochlorite
PENATALAKSANAAN JENAZAH HIV/AIDS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


.......... ....... 2 dari 2
RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARMASIN

d. Perawatan di kamar jenazah


1) Plastik pembungkus jenazah dibuka/ digunting
memanjang di tengah
2) Disiram pelan-pelan dengan sodium hypochlorite,
pakaian/penutup jenazah dibuka dan langsung direndam
dalam sodium hypochlorite
3) Jenazah dimandikan dengan sodium hypochlorite yang
diikuti dengan tata cara ritual agama, dapat dilakukan
oleh petugas kesehatan atau petugas keagamaan dibawah
supervisi dokter
4) Membersihkan rongga mulut dan lubang-lubang tubuh
dan menggunakan forceps atau alat lain yang sesuai
5) Embalming, dengan larutan formalin
6) Semua lubang tubuh ditutup dengan kapas formalin
lembab
7) Luka/lesi kulit ditutup dengan kapas/kassa formalin
lembab dan direkat/ditutup dengan plester kedap air
8) Menutup/membungkus jenazah :
a) Jenazah muslim dimasukkan kedalam kantung
plastik tembus pandang, kemudian dibungkus dengan
kain kafan
b) Jenazah non muslim dikenakan pakaian kemudian
dimasukkan kedalam kantung plastik tembus
pandang atau dapat dimasukan kedalam peti
9) Mencuci tangan setelah melepaskan APP
10) Desinfeksi ruang perawatan jenazah dengan sodium
hypochlorite
Unit Kerja 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai