Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Medikal Bedah

PEMBIMBING
DESSY HADRIANTI, Ns.,M.Kep
NURLIANISA, Ns.,M.Kep

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3

Akhmad Syarif, S. Kep


Anneke Putri Septiyanti, S. Kep
Diana Apriana, S. Kep
Hadianti Rukmana, S. Kep
Sariwati, S. Kep
Sri Wahyuni, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020/2021
TUTORIAL KLINIK SESI 1

Hari/Tanggal : Selasa, 5 Mei 2020     


Jam : 10.00 Wita
Kasus:
Tanggal 4 Mei 2020, pasien NY. H umur 45 tahun masuk ke IGD rumah sakit
islam Banjarmasin dan dirawat di ruang pavilion ibnu sina dengan keluhan Pasien
tampak lemah, pucat, anemis, kadang-kadang sesak, kedua kaki tampak oedem,
BAK sedikit, tampak luka gangrene pada ujung kaki sebelah kanan, bau (+), Pus
(+). Pasien mengatakan tidak nafsu makan. Pasien memiliki riwayat HT+DM dan
Riwayat HD 2x seminggu Pasien masuk dengan diagnose medis
DM+HT+CKD+DIABETIK FOOT

Keadan umum lemes


Pemeriksaan fisik didapatkan :
TD : 160/100 mmHg
N : 100 x/menit
R : 26 x/menit
T : 37 0C
TB : 157 cm
BB : 44 kg

Terapi obat
- Terpasang venflon
- Asam Folat 1 x 5 mg
- Injeksi Ceftriaxon 1 gr /12 jam
- Calos 3 X 1 Tablet
- Injeksi Omeprazole 1 vial/ 12 jam
- Candesartan 16 mg 1 X 1
Tindakan lain
- Tranfusi PRC 4 Kolf
 2 kolf di ruangan
 2 kolf on HD
- Dressing luka / hari

Laboratorium
- Hemoglobin : 4,6
- Leukosit : 10,5
- Hematocrit : 49,4
- Thrombosit : 186
- Eritrosit : 6,5
- GDS : 255
- SGOT : 34
- SGPT : 37
- Ureum : 85
- Creatinin : 1,0
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

TUTORIAL KLINIK SESI I

Tanggal pengkajian                : Selasa, 5 Mei 2020     


Jam :10.00 Wita
1. Data Pasien
Nama : NY. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 45Tahun
Alamat : Banjarmasin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar
Tanggal Masuk RS : 4 Mei 2020
Tanggal Pengkajian : 5 Mei 2020
Diagnosa Medis : DM+HT+CKD+DIABETIK FOOT
No. RM : 1-xx-xx

2. KeluhanUtama:
Klien mengatakan tampak lemah, pucat, anemis, kadang-kadang sesak, kedua
kaki tampak oedem, BAK sedikit, tampak luka gangrene pada ujung kaki
sebelah kanan.
Problem Hypotesis Mechanism More info Don’t know Learning Issue
Ds: 1. Kelebihan Gagal jantung 1. Pemeriksa 1. Adakah Hubungan 1. Diabetes Melitus
1. Klien volume cairan an darah Diabetes dengan atau penyakit
mengatakan b.d mekanisme Penurunan curah lengkap Hipertensi? kencing manis
tidak nafsu regulasi jantung - Hemogl Jawab:
adalah penyakit
makan (00027) obin : Keterkaitan kadar gula
2. Klien 2. Ketidakefektifa Suplai darah darah dengan tekanan menahun
4,6 (kronis), yang
mengatakan n perfusi keginjal menurun darah akibat adanya
- Leukosit ditandai oleh
kadang- jaringan perifer respon RAAS kesamaan karakteristik
kadang sesak b.d kurangnya meningkat : 10,5 factor resiko penyakit. kadar glukosa
nafas suplai O2 - Hematoc Ristensi insulin dan (gula) di dalam
3. Klien kejaringan Pengeluaran rit : hiper insulinemia pada darah tinggi.
mengatakan (00044) aldosterone 49,4 penyakit DM diyakini
Kadar glkosa
BAK klien 3. Kerusakan meningkat - Thromb dapat meningkatkan
sedikit ristensi vascular perifer darah yang
integritas kulit osit : normal pada
4. Klien Retensi Na dan dan kontraktilitas otot
b.d gangguan 186 waktu puasa tidak
mengatakan H2O meningkat polos vascular melalui
metabolisme - Eritrosit
lemah respons berlebihan melebihi 100
5. Klien (00046) Edema : 6,5 terhadap norepinefrin mg/dl dan 2 jam
mengatakan 4. Ketidakseimba - GDS dan angiotensin II. sesudah makan
riwayat HD ngan nutrisi : Kelebihan volume Kondisi tersebut
kurang dari : 255 kurang dari 140
2x seminggu cairan meningkatkan tekanan
6. Klien kebutuhan - SGOT darah melalui mg/dl. Kadar
mengatakan tubuh b.d : 34 mekanisme umpan glukosa darah
mempunyai ketidakmamp Genetik - SGPT balik fisiologis maupun yang terlalu
riwayat HT uan makan : 37 system Renin- tinggi dapat
dan DM (00002) Orang - Ureum Angiotensin- menyebabkan
Do: 5. Risiko infeksi tuaheterozigotterha Aldosteron.Kondisi timbulya gejala-
: 85
1. Keadaan b.d pertahanan dap gen HbS hiperglikemia pada
- Creatini gejala seperti :
umum tubuh primer (hBAHbS) penderita DM juga
lemah n : menginduksi over sering kencing,
tidak adekuat rasa haus dan rasa
2. Terpasang 1,0 ekspresi fibronektin
(gangguan
venflon integritas Gangguan genetic 2. Fitting dan kalogen IV yang lapar yang
3. Mukosa kulit) (00004) resesif autosomal edema (+) memicu disfungsi berlebihan, sering
bibir kering 3. Turgor endotel serta penebalan mengalami
4. TD : Kelainan rantai Hb membrane basal
kembali infeksi, letih lesu,
160/100 (asam glutamate glomerulus yang
mmHg, diganti valin) dalam >2 berdampak pada berat badan
N : 100 detik penyakit ginjal menurun, dll.
x/menit, Penyusunan 4. CRT >2 (Ichsantiarini, 2013).
RR : 26 kembali molekul hb detik 2. Hipertensi
x/menit, (jika terjadi 5. IMT : 17,8 Sumber: merupakan
S : 37 0C deoksigenasi) Jurnal Ners dan
Klien diet masalah
5. TB : 157 Kebidanan, Volume 5,
DM kesehatan public
cm, BB : 44 Perubahan Nomor 2, Agustus
dengan utama di seluruh
kg, IMT : morfologi eritrosit 2018, hlm 163-171
menu
17,8 (berbentuk sabit, dunia dan
indeks
6. Klien kaku) glikemik merupakan faktor
tampak 2. Mengapa diabetes risiko penyakit
rendah
pucat dan Sickle Cells dan hipertensi bisa kardiovskular
yaitu beras
anemis Anemia menyebabkan gagal
merah, tersering, serta
7. Hemoglobin gandum, ginjal ?
belum terkontrol
4,6 Eritrosit yang sayuran, Jawab :
8. Ureum 8,5 mengandung HbS Karena diabetes dan optimal
dan
9. Kreatinin melewati sirkulasi hipertensi dapat diseluruh dunia.
kacang-
1,0 mikro lebih lambat kacangan membuat kerusakan Namun,
10. Leukosit Eritrosit HbS pada pembuluh darah hipertensi dapat
10,5 melekat pada ginjal atau nefron. dicegah dan
11. Kaki kanan endotel Ketika itu terjadi, penanganan
– kiri filtrasi ginjal juga ikut
dengan efektif
tampak Permukaan terganggu dan rusak
oedema membrane kaku dan lama kelamaan dapat
12. Tampak dan tidak lentur akan mengganggu menurunkan
luka fungsi ginjal. risiko stroke dan
ganggren Selsabit Hipertensi dan diabetes serangan jantung.
pada ujung berkelompok dan melitus juga dapat Hipertensi
kaki sebelah menyebabkan memunculkan masalah berdasarkan
kanan, sumbatan kesehatan serius lain. criteria JNC 2,
terdapat pus pembuluh darah Keduanya merupakan
dan bau faktor risiko tunggal didefinisikan
Aliran darah lambat dari penyakit jantung sebagai kondisi
dan strok. dimana tekanan
Suplai oksigen darah sistolik
menurun Sumber: lebih dari atau
Ketua Umum PB sama 140 mmHg
Pada jaringan Perhimpunan
atau tekanan
perifer Nefrologi Indonesia
(PB Pernefri) dr Aida darah diastolic
Ketidakefektifan Lydia PhD SpPD KGH lebih daari atau
perfusi jaringan sama dengan 90
perifer 3. Apa saja komplikasi mmHg.Secara
yang menyertai signifikan,
hipertensi ? hipertensi sebagai
DM Jawab: keadaan yang
Hipertensi yang tidak mendahului
Insulin dalam tubuh terkontrol akan penyakit
tidak adekuat
menimbulkan kardiovaskular
Peningkatan VLDL berbagai komplikasi, yang bisa
dan LDL bila mengenai
dimodifikasi
jantung kemungkinan
menyebab
Penebalan dinding dapat terjadi infark
kematian lebih
pembuluh darah miokard, jantung
koroner, gagal banyak
Aliran darah ke jantung kongestif, dibandingkan
kaki berkurang bila mengenai otak yang lain,
terjadi stroke, termasuk
Suplai nutrisi ensevalopati merokok,
jaringan berkurang hipertensif, dan bila obesitas, dan
mengenai ginjal gangguan
Neuropati
terjadi gagal ginjal lipid. (Smeltzer d
Perubahan pada
kronis, sedangkan an Bare, 2011)
kulit dan otot bila mengenai mata
akan terjadi 3. Penyakit Ginjal K
Ulkus diabetikum retinopati hipertensif. ronik adalah gang
Dari berbagai guan fungsi ginjal 
Kerusakan komplikasi yang yang menahun be
integritas kulit mungkin timbul
rsifat progresif da
merupakan penyakit

yang sangat serius
irreversibel. Dima
dan berdampak
Pola makan tidak na kemampuan tu
terhadap psikologis
teratur buh gagal untuk 
penderita karena
kualitas hidupnya mempertahankan 
Berkurangnya
rendah terutama pada metabolisme dan 
pemasukan makanan
kasus stroke, gagal keseimbangan cai
Kekosongan ginjal, dan gagal ran dan elektrolit 
lambung jantung. yang menyebabka
n uremia (retensi 
Erosi pada lambung Sumber: urea dan sampah 
(gesekan) nitrogen lain dala
Anggraini, dkk.
Faktor-faktor yang m darah(Smeltzer 
Produksi HHCL
meningkat Berhubungan dengan dan Bare, 2011).
Asam lambung Kejadian Hipertensi Masalah lain yan
refleks pada Pasien yang g timbul yaitu gin
Berobat di Poliklinik jal tidak mampu u
Berkurangnya Dewasa Puskesmas ntuk mengkonsen
pemasukan makanan Bangkinang Periode trasikan atau 
Januarisampai Juni mengencerkan uri
Intake makanan
2008. c2009 [cited ne secara normal, 
tidak adekuat
2020 Mei 08]. respon ginjal yan
Ketidak Available from g sesuai terhadap 
seimbangan :http://yayanakhyar.fi perubahan masuk
nutrisi : kurang les.wordpress.com/20 an
dari kebutuhan 09//. cairan dan elektro
tubuh
lit sehari-hari tida
k terjadi
Bakteri 4. Kenapa diabetes dan (Smeltzer dan Bar
mikroorganisme hipertensi bisa e, 2011)
penyebab infeksi muncul secara
bersamaan? 4. Salah satu
Kolonisasi Jawab : komplikasi yang
mikroorganisme Diabetes yang terus
sangat ditakuti
dibiarkan tanpa
Prosedur tindakan pengobatan lama-lama penderita diabetes
perawatan yang menyebabkan adalah kaki
salah kerusakan pembuluh diabetik.
darah dan peningkatan Komplikasi ini
Tanda gejala penumpukan lemak terjadi karena
infeksi : tumor, pada dinding pembuluh terjadinya
color, dolor, rubor, darah. Penumpukan
kerusakan saraf,
fungsi olaesa lemak ini dapat
meningkatkan risiko pasien tidak dapat
Risiko infeksi pembuluh darah membedakan
menyempit karena suhu panas dan
tersumbat hingga dingin, rasa sakit
akhirnya mengeras. pun berkurang.
Kondisi ini Ada 3 alasan
disebut aterosklerosis. mengapa orang
Aliran darah yang
kencang dari jantung diabetes lebih
jadi terhambat karema tinggi risikonya
tidak semuanya bisa mengalami
melewati pembuluh masalah kaki.
yang sempit. Pertama,
Akibatnya, jantung berkurangnya
harus bekerja lebih
sensasi rasa nyeri
keras lagi untuk
memompa darah.  setempat
(neuropati)
Sumber: membuat pasien
Sihombing Marice. tidak menyadari
(2017). Faktor yang bahkan sering
Berhubungan dengan mengabaikan
Hipertensi pada luka yang terjadi
Penduduk Indonesia karena tidak
yang Menderita dirasakannya.
Diabetes Melitus Luka timbul
(Data Riskesdas spontan sering
2013). [cited 2020 disebabkan
Mei 08]. Available karena trauma
from :
misalnya
https://media.neliti.co
kemasukan pasir,
m/media/publications
tertusuk duri,
/68011-ID-faktor-
yang-berhubungan- lecet akibat
dengan- pemakaian
hipertens.pdf//. sepatu/sandal
yang sempit dan
bahan yang keras.
Mulanya hanya
5. Apakah diabates dan
tekanan darah tinggi kecil, kemudian
bisa parah dengan meluas dalam
sendirinya? waktu yang tidak
Jawab: begitu lama. Luka
Peningkatan kadar akan menjadi
gula darah yang tidak borok dan
terkendali pada menimbulkan bau
diabetes dapat yang disebut gas
berpotensi bahaya, gangren. Jika
termasuk kerusakan tidak dilakukan
pembuluh darah perawatan akan
kapiler. Kerusakan sampai ke tulang
kapiler bias yang
mengganggu kerja mengakibatkan
ginjal untuk infeksi tulang
mengatur tekanan (osteomylitis).
darah, yang mana Upaya yang
akan meningkatkan
dilakukan untuk
risiko seseorang
mencegah
terkena hipertensi.
perluasan infeksi
Di sisi lain, orang
yang punya tekanan terpaksa harus
darah tinggi juga dilakukan
dapat berisiko amputasi
mengalami diabetes (pemotongan
karena peningkatan tulang).
tensi bias
memengaruhi
produksi insulin dari
pankreas. Kerusakan
pancreas dan hormon
insulin yang tidak
bekerja dengan baik
dapat membuat tubuh
menghasilkan lebih
banyak gula darah.
Peningkatan gula
darah berlebihan
berisiko
menimbulkan gejala
diabetes.  
Cheung et al (2012)
menyebutkan bahwa
hiperglikemia sering
disertai dengan
timbulnya sindrom
metabolikya itu
hipertensi,
dislipidemia,
obesitas, disfungsi
endotel dan factor
protrombotik yang
kesemuanya itu akan
memicu dan
memperberat
komplikasi
kardiovaskuler. Salah
satu komplikasi
makroangiopati
diabetes dapat terjadi
karena perubahan
kadar gula darah,
gula darah yang
tinggi akan
menempel pada
dinding pembuluh
darah. Setelah itu
terjadi proses
oksidasi dimana gula
darah bereaksi
dengan protein dari
dinding pembuluh
darah yang
menimbulkan AGEs.
Advanced
Glycosylated
Endproducts (AGEs)
merupakan zat yang
dibentuk dari
kelebihan gula dan
protein yang saling
berikatan. Keadaan
ini merusak dinding
bagian dalam dari
pembuluh darah, dan
menarik lemak yang
jenuh atau kolesterol
menempel pada
dinding pembuluh
darah, sehingga
reaksi inflamasi
terjadi. Sel darah
putih (lekosit) dan sel
pembekuan darah
(trombosit) serta
bahan-bahan lain ikut
menyatu menjadi
satu bekuan plak
(plaque), yang
membuat dinding
pembuluh darah
menjadi keras, kaku
dan akhirnya timbul
penyumbatan yang
mengakibatkan
perubahan tekanan
darah yang
dinamakan hipertensi
(Tandra, 2009).
Sumber:
Jurnal Ners dan
Kebidanan, Volume
5, Nomor 2, Agustus
2018, hlm 163-171

6. Bisakah seseorang
dengan diabetes
mendapatkan transplasi
ginjal ?
Jawab:
Bisa. Jika mendapatkan
ginjal baru,mungkin
memerlukan dosis yang
lebih tinggi dari insulin
atau pil hipoglikemik
(untuk tingkat gula
darah yang lebih
rendah).
Pengendalian kadar
gula darah jangka
panjang secara
intensif (5-7 tahun)
akan mencegah
progresivitas dan
mencegah timbulnya
komplikasi pada
jantung dan
pembuluh darah.
Pengendalian tekanan
darah juga telah
menunjukkan efek
perlindungan yang
besar, baik terhadap
ginjal maupun
terhadap jantung dan
pembuluh darah.
Yang dimaksud
dengan pengendalian
secara intensif adalah
pencapaian kadar
HbA1C <7%, kadar
gula darah puasa 90-
130 mg/dl, kadar
gula darah 2 jam
setelah makan <180
mg/dl. Target
tekanan darah yang
harus dicapai pada
penderita DM adalah
< 130/90 mmHg.

Sumber:
Fitria N, Syukri M,
Saragih J. Hubungan
Diabetes Mellitus
dan Non-Diabetes
Mellitus Dengan
Survival Rate Pasien
Gagal Ginjal Kronik
yang Menjalani
Hemodialisis di
RSUDZA Banda
Aceh Periode 2011-
2015. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Medisia.
2017; 2(1): 12-16.

Banjarmasin, 5 Mei 2020

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Dessy Hadrianti, Ns., M.Kep) (Nurlianisa, S.Kep., Ns)


PROBLEM SOLVING

1. Kelebihan volume cairan b.d mekanisme regulasi (00026)


NOC:
- Electrolit and acid base balance
- Fluid balance
- Hydration
Kriteria hasil :
a. Terbebas dari edema dan efusi
b. Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspeu/ortopneu
c. Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepato jugular (+)

NIC:

- Kaji lokasi dan luas edema


R/ mengetahui keadaan pasien
- Timbang BB setiap hari dan pantau kecenderunganya
R/ pengjkajian merupakan data dasar dan berkelanjutan untuk memantau
perubahan dan mengevaluasi intervensi
- Anjurkan pasien puasa , sesuai dengan kebutuhan
R/ puasa untuk membatasi cairan yang masuk
- Tinggikan ekstremitas yang edema
R/ meningkatkan aliran balik vena
- Ubah posisi sedikitnya setiap 2 jam
R/ untuk mengurangi terjadinya edema

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurangnya suplai O2 kejaringan


(00044)
NOC:
- TTV dalam kisaran normal
- Status sirkulasi
Kriteria hasil:
a. Tekanan systole dan diastole dalam rentang normal
b. Tidak ada sianosis
c. Tidak ada sesak
d. CRT <3 detik
e. Konjungtiva tak anemis
NIC :
- Pantau TTV
R/ agar tahu keadaan pasien secara umum
- Kaji adanya tekanan intracranial
R/ untuk mengetahui adanya tekanan intracranial
- Atur posisi pasien (semi fowler)
R/ menjaga kenyamanan pasien
- Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat saraf
R/ untuk menjaga kenormalan saraf pasien
- Evaluasi oedem perifer dan denyut nadi
R/ memberi kenyamanan pada pasien
- Tingkatkan istirahat (batasi pengunjung, kontrol stimulasi lingkungan)
R/ memberikan kenyamanan pada pasien

3. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan metabolisme (00046)


Kriteria hasil :
a. Perfusi jaringan adekuat
b. Integritas kulit membaik
c. Tidak tampak nekrosis
NOC:
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi)
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya sedera berulang
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
- Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
NIC:
- Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik,warna cairan,
granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
R/ mengetahui keadaan luka pasien
- Monitor kulit untuk area yang kemerahan
R/ untuk meminimalisir tanda-tanda inflamasi
- Monitor untuk pencegahan tekanan atau friksi pada pasien
R/ untuk mempertahankan keadaan kulit
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
R/ mempercepat penyembuhan
- Kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP, vitamin
R/ membantu proses penyembuhan luka
4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan makan
(00002)
Kriteria hasil:
a. Mempertahankan BB dalam batas normal
b. Klien mampu menghabiskan ¼ porsi makanan yang disediakan
c. Klien mengalami peningkatan nafsu makan
NOC:
- Nutritional status: Adequacy of nutrient
- Nutritional Status : food and Fluid Intake
- Weight Control

NOC:
- Kaji status nutrisi pasien meliputi ABCD, tanda-tanda vital, sensori, dan
bising usus
R/ membantu mengkaji keadaan pasien
- Sajikan makanan yang mudah dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit-sedikit tapi sering
R/ meningkatkan selera makan dan intake makanan
- Ukur intake makanan dan timbang BB
R/ observasi kebutuhan nutrisi
- Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
R/ meningkatkan nafsu makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
R/ mengetahui kalori yang dibutuhkan pasien

5. Resiko infeksi b.d pertahanan tubuh primer tidak adekuat (gangguan integritas
kulit) (00004)
Kriteria hasil:
a. Tidak ada febris, dan tanda infeksi lain
b. Jumlah leukosit dalam batas normal
NOC:
- Immune Status
- Knowledge : Infection control
- Risk control
NIC:
- Kontrol infeksi dengan memantau TTV
R/ meningkatnya suhu tubuh adalah tanda pasien mengalami infeksi
- Kaji keadaan luka
R/ hindari tanda inflamsi
- Perlindungan infeksi dengan perban
R/ meminimalkan penerimaan dan transmisi agen infeksi
- Menjaga kebersihan luka dan kebersihan lingkungan
R/ pencegahan dan deteksi dini pada pasien
- Kolaborasi obat antibiotic
R/ mencegah pertumbuhan kuman dan infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Alya Efyu Winta, Erni Setiyorini, Ning Arti Wulandari. (2018) Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume
5, No.2, Agustus.
Anggraini, dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien yang
Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008.
c2009 [cited 2020 Mei 08]. Available from :http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009//.
Asif Mohammad. 2014. The prevention and control the type-2 diabetes by changing lifestyle health
promotion and dietary pattern. United States : Journal of education.
Fitria N, Syukri M, Saragih J. Hubungan Diabetes Mellitus dan Non-Diabetes Mellitus Dengan
Survival Rate Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUDZA Banda
Aceh Periode 2011-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia. 2017; 2(1): 12-16.
Gloria, Howard Dkk . (2018) Terjemahan Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi 7. Elsevier
Inc.

Herdman, T. Heather. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2018-2020
Edisi 11. Jakarta: EGC.
Sihombing Marice. (2017). Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Penduduk Indonesia
yang Menderita Diabetes Melitus (Data Riskesdas 2013). [cited 2020 Mei 08]. Available from :
https://media.neliti.com/media/publications/68011-ID-faktor-yang-berhubungan-dengan-
hipertens.pdf//.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
Sue, Moorhead Dkk. (2018) Terjemahan Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 6. Elsevier
Inc.
Banjarmasin, 5 Mei 2020

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Dessy Hadrianti, Ns., M.Kep) (Nurlianisa, S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai