Anda di halaman 1dari 3

Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk mengisi

devisa. Alasan utama pengembangan pariwisata sangat terkait dengan kemajuan


perekonomian, sosial, budaya, suatu kawasan atau negara. Dengan perkataan lain,
pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan
diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak.

Pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan nasional


mempunyai tujuan antara lain memperluas kesempatan berusaha dan lapangan
kerja. Sejalan dengan tahap-tahap pembangunan nasional, pelaksanaan
pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan secara menyeluruh, berimbang,
bertahap, dan berkesinambungan. Nampak jelas bahwa pembangunan di bidang
kepariwisataan mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Suatu kawasan obyek wisata dapat menjadi daerah tujuan wisata harus memiliki
potensi non fisik maupun fisik dimana kedua potensi ini dikembangkan akan menjadi
kawasan daerah tujuan wisata yang menguntungkan baik itu di daerah sendiri
maupun pemerintah. Dalam rangka memajukan kepariwisataan itu perlu
ditingkatkan langkah-langkah terarah dan terpadu dalam mengembangkan obyek-
obyek wisata dengan maksud untuk mempengaruhi pikiran dan minat agar datang
ke daerah obyek wisata.

Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dari aktivitas dan fasilitas yang
berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang
kesuatu daerah/ tempat tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan
semata-mata hanya merupakan sumberdaya potensial dan belum dapat disebut
sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu,
misalnya penyediaan aksesibilitas atau fasilitas oleh karena itu suatu daya tarik
dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

Pengembangan pariwisata tidak lepas dari unsur fisik maupun non fisik (sosial,
budaya, dan ekonomi), maka dari itu perlu diperhatikan peranan unsur tersebut.
Potensi pariwisata suatu daerah memberikan peluang pada devisa daerah maupun
bagi masyarakat sekitar obyek wisata. Pemerintah telah menetapkan daerah-daerah
utama sebagai tujuan wisata di Indonesia, satu diantaranya adalah Kabupaten Aceh
Besar. Kabupaten aceh besar memiliki banyak lokasi yang potensial yang dijadikan
ataupun dikembangkan sebagai obyek wisata. Untuk itu diharapkan keterampilan
khusus dan kreativitas agar perencanaan dan kajian mengenai daerah tujuan wisata
benar-benar mencapai sasaran. Namun yang juga penting adalah pengembangan
peningkatan fasilitas dan informasi diberbagai obyek tersebut pada masing-masing
wilayah belum optimal.

Wilayah

Wilayah darat Aceh Besar berbatasan dengan Kota Banda Aceh di sisi utara,
Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan
dan tenggara.

Aceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yaitu wilayah Kecamatan Pulo Aceh.
Kabupaten Aceh Besar bagian kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi
dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala, yang
memisahkannya dengan Pulau Weh, tempat di mana Kota Sabang berada. Pulau-
pulau utamanya adalah Pulau Breueh dan Pulau Nasi.

Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang merupakan bandara


internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuk ke Provinsi Aceh
berada di wilayah kabupaten ini. Pulau Benggala yang merupakan pulau paling barat
dalam wilayah Republik Indonesia merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Besar.

Kecamatan

Kabupaten Aceh Besar memiliki 23 kecamatan di mana salah satunya berupa


kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh. Jumlah desa keseluruhannya mencapai 609
desa/kelurahan.
 Baitussalam (13 desa/kelurahan)  Lembah Seulawah (12
 Blang Bintang (26 desa/kelurahan) desa/kelurahan)
 Darul Imarah (32 desa/kelurahan)  Leupung (6 desa/kelurahan)
 Darul Kamal (14 desa/kelurahan)  Lhoknga (29 desa/kelurahan)
 Darussalam (29 desa/kelurahan)  Lhoong (26 desa/kelurahan)
 Indrapuri (52 desa/kelurahan)  Mesjid Raya (13 desa/kelurahan)
 Ingin Jaya (52 desa/kelurahan)  Montasik (40 desa/kelurahan)
 Kota Jantho (14 desa/kelurahan)  Peukan Bada (26 desa/kelurahan)
 Krueng Barona Jaya (12  Pulo Aceh (17 desa/kelurahan)
desa/kelurahan)  Seulimeum (47 desa/kelurahan)
 Kuta Baro (47 desa/kelurahan)  Simpang Tiga (19 desa/kelurahan)
 Kuta Cot Glie (32 desa/kelurahan)  Suka Makmur (35 desa/kelurahan)
 Kuta Malaka (15 desa/kelurahan)

Tujuan

1. Untuk mendesain fasilitas rekreasi pantai yang sesuai dengan kondisi alam
2. Untuk mengetahui serta mengerti manfaat dan tujuan sebuah fasilitas
ekowisata yang dapat melestarikan lingkungan.
3. Untuk memberikan fasilitas yang dapat membantu perekonomian serta
mengangkat budaya masyarakat setempat

Analisa proyek

Konsep yang akan digunakan dalam pembenahan Industri Jasa Pariwisata Aceh
Besar adalah Pengembangan Peningkatan Fasilitas dan Informasi di semua kawasan
Objek Wisata dengan Standar Internasional dan menjadi lebih baik sehingga dapat
dikenal oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing dan mancanegara.

Anda mungkin juga menyukai