Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KECEPATAN KURVA

DOSEN PEMBIMBING
Ir. TAHARUDDIN, S.T, M.T

DISUSUN OLEH :
MIFTAHUSSURUR AL-A’LA

POLITEKNIK PELAYARAN MALAHAYATI


ACEH
Jl. Laksamana Malahayati Km. 19 No. 12 Gampong Durung Kec. Mesjid Raya, Kab.
Aceh Besar, Prov. Aceh
23381

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita, serta dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Penyusun juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang saya harapkan. Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa mendatang.

Aceh Barat Daya, 20 JANUARI 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Gerak Benda Titik......................................................................................................5
B. Gerak Lurus................................................................................................................8
C. Kesimpulan……………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir setiap saat kita melihat benda-benda bergerak. Setiap saat kita juga
melakukan gerak. Di jalan raya kita dapat melihat banyak mobil yang sedang bergerak,
di pusat perbelanjaan, kita dapat melihat banyak orang bergerak melakukan aktivitas
masing-masing, di sungai dapat kita lihat gerakan aliran air. Bahkan bumi tempat kita
berpijak selalu dalam keadaan bergerak, yaitu gerak rotasi dan revolusi.
Bila kita melihat sebuah bus yang sedang berjalan, sementara kita sedang berada di
luar bus, maka bus tersebut dapat kita katakan bergerak. Demikian juga semua yang
berada di dalam bus, baik tempat duduk maupun orangnya dapat kita katakan bergerak.
Hal ini berkebalikan bila kita berada di dalam bus tersebut, kita akan mengatakan bahwa
bus tidak bergerak, sedangkan benda-benda yang ada di luar bus itu kita katakan
bergerak. Nah, gerak benda-benda di luar bus, seperti pohon, tiang listrik, dan tiang
telepon dinamakan gerak semu. Sedangkan yang sebenarnya terjadi adalah bus yang kita
tumpangi bergerak mendekati atau menjauhi benda-benda tersebut. Kapan suatu benda
dikatakan bergerak? Benda dikatakan bergerak bila kedudukannya terhadap titik acuan
setiap saat selalu berubah, dan sebaliknya benda dikatakan diam bila kedudukannya
terhadap titik acuan selalu tetap.
Studi mengenai gerak benda, konsep-konsep gaya, dan energi yang berhubungan,
membentuk suatu bidang, yang disebut mekanika. Mekanika dibagi menjadi dua bagian,
yaitu kinematika dan dinamika. Kinematika adalah ilmu yang mempelajari gerak benda
tanpa meninjau gaya penyebabnya. Adapun dalam dinamika mempelajari tentang gerak
dan gaya penyebabnya.
Kinematika adalah mempelajari mengenai gerak benda tanpa memperhitungkan
penyebab terjadi gerakan itu. Benda diasumsikan sebagai benda titik yaitu ukuran,
bentuk, rotasi dan getarannya diabaikan tetapi massanya tidak. Dalam kinematika
besaran-besaran yang mempengaruhi gerak benda adalah: perpindahan (displacement),
kecepatan (velocity) dan percepatan (accelaration). Gerak dalam kinematika meliputi
gerak lurus beraturan (glb), gerak lurus berubah beraturan (glbb), dan gerak lurus
berubah tidak beraturan gerak melingkar dan gerak peluru, gerak benda yang mempunyai
tiga komponen (x,y,z) misal gerak muatan dalam medan magnet dan medan listrik dan
gerak benda yang diamati oleh pengamat pada saat bergerak atau diam.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. GERAK BENDA TITIK


1. Perpindahan
Letak sebuah partikel dalam ruang dinyatakan oleh vektor posisi r. Vektor posisi
ini dapat dituliskan dalam komponen-komponennnya,
^ r y ^j+r z ^k=x i^ + y ^j+ z k^
r⃗ =r x i+ (1)
Bila partikel bergerak, posisinya berubah terus terhadap waktu. Jadi partikel yang
bergerak memiliki vektor posisi yang merupakan fungsi waktu, demikian juga
komponen-komponennya:
^ y(t) ^j + z (t) k^
r⃗ (t )=x (t ) i+ (2)
Dalam mekanika klasik waktu dianggap tidak bergantung pada sistem kerangka
koordinat yang dipilih, waktu hanya sebagai sesuatu yang mengalir bebas dari besaran-
besaran fisis lainnya.
^ ^j +2 k^
Contoh : r⃗ =4 i+3
Panjang vektor r⃗ ditulis ¿ r⃗ /¿
¿ r⃗ / ¿ √ 4 + 3 + 2
2 2 2

¿ √ 16+9+ 4
¿ √ 29 satuan
Misalkan pada saat t 1 partikel berada di titik 1 dengan vektor posisi r 1=r t 1, dan pada
saat t 2benda di titik 2 dengan vektor posisi r 2=r t 2. Perpindahan partikel dalam selang
waktu ini dinyatakan dengan vektor ∆ r dari titik 1 ke titik 2. Vektor ∆ r ini disebut
vektor perpindahan:
∆ r =r f −r i
Perhatikan
Titik materi yang bergerak dari A yang posisinya ⃗
r 1 pada saat t 1, ke titik B yang
posisinya ⃗
r 2 pada saat t 2.

Vektor perpindahannya adalah ∆ r⃗ =⃗


r 2−⃗
r 1 dan selang waktu yang dipergunakan titik
materi untuk bergerak dari A ke B adalah ∆ t=∆ t 2−∆ t 1
2. Kecepatan

5
Kecepatan rata-rata adalah rasio vektor perpindahan ∆ r⃗ terhadap selang waktu Δt :
∆ ⃗r r⃗ −⃗
r
⃗v = = 2 1 (3)
∆ t ∆ t 2−∆ t 1
Pada persamaan di atas tampak bahwa kecepatan rata-rata tidak tergantung pada
lintasan titik materi, tetapi tergantung dari posisi awal (r⃗1 ) dan posisi akhir (r⃗2 ).
Disebut kecepatan rata-rata karena tidak menggambarkan kecepatan benda yang
sesungguhnya, melainkan hanya kecepatan rata-rata selama selang waktu tersebut.
Jika ingin diketahui kecepatan titik materi pada suatu saat misal saat titik materi berada
di antara A dan B, digunakan kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat didefinisikan:
∆ r⃗
⃗v = lim
∆ t →0 ∆t
Secara matematis ditulis sebagai :
d r⃗
⃗v = (4)
dt
Laju
Besarnya kecepatan disebut dengan laju. Laju didefinisikan sebagai :
⃗v /¿/d ⃗r
¿ /¿
dt
Laju dapat pula berarti panjang lintasan dibagi waktu yang bersangkutan.
Nilai dari komponen kecepatan sesaat dari suatu titik materi dapat dilihat dari
kemiringan grafik yang dibentuk oleh komponen posisi ( r ) terhadap waktu ( t ).

Gambar 2.3 Kemiringan grafik kecepatan sesaat


Persamaan kecepatan sesaat dari grafik di samping di dapat :
v1 =tg α 1 v 2=tg α 2
Makin besar derajat kemiringannya makin besar pula harga kecepatannya.
Posisi dari suatu titik materi yang bergerak merupakan fungsi waktu, oleh karena itu,
vektor posisi r⃗ dapat ditulis sebagai r⃗ = r⃗ (t ) artinya r⃗ merupakan fungsi waktu (t).
Kecepatan titik materi pada sebuah bidang datar/ruang dapat ditulis :

6
dX dY dZ
vX = vY = v Z= (5)
dt dt dt
X, Y, Z merupakan fungsi dari waktu.
Sebaliknya untuk menentukan posisi titik materi jika diketahui fungsi kecepatannya
maka dapat diselesaikan dengan integral ( kebalikan dari deferensial ).
dX (t )
vX=
dt
dX ( t )=v X . dt

∫ dX ( t )=∫ v X . dt
X ( t )=∫ v X . dt
3. Percepatan
Kecepatan titik materi dapat berubah-ubah setiap saat baik besar, atau arah,
ataupun kedua-duanya yang disebabkan oleh karena adanya percepatan yang dialami
oleh titik materi tersebut. Jika pada saat t 1kecepatan v1 dan pada saat t 2 kecepatannya v 2
, percepatan rata-ratanya dalam selang waktu ∆ t=t 2−t 1 didefinisikan sebagai :
∆ ⃗v ⃗
v2 ⃗
v1
a⃗ = = − (6)
∆ t t2 t1
Percepatan sesaatnya :
∆ ⃗v d ⃗v
a⃗ = lim =
∆ t →0 ∆ t dt
d ⃗v d(d r⃗ ) d r⃗
2
a⃗ = = = (7)
dt dt (t) d t 2
Percepatan merupakan turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu (t) atau
turunan kedua dari posisi terhadap waktu (t). Percepatan dalam arah masing-masing
sumbu dalam bidang/ruang dapat dituliskan sebagai :
2
d ⃗v X d x
aX= = 2
dt dt
d ⃗v Y d 2 y
aY = = 2
dt dt
d ⃗v Z d 2 z
aZ= = 2
dt dt
Sebaliknya untuk menentukan kecepatan dari grafik fungsi percepatan terhadap waktu
dengan cara mengintegralkan:

7
t
v t=v 0 +∫ at dt
0

Percepatan rata-rata adalah rasio perubahan kecepatan Δv terhadap selang waktu Δt :


∆v
a rata−rata= (8)
∆t
Percepatan sesaat adalah limit rasio ini jika selang waktu mendekati nol. Percepatan
sesaat adalah turunan v terhadap t, yang merupakan turunan kedua x terhadap t :
d2 x
a= (9)
d t2
Percepatan sesaat ditampilkan secara grafik sebagai kemiringan kurva v terhadap t.
Dalam kasus istimewa percepatan konstan, berlaku rumus sebagai berikut :

(10)
Perpindahan dapat ditampilkan secara grafik sebagai luas di bawah kurva v versus t.
luas ini adalah integral v terhadap waktu dari saat awal t1 sampai saat akhir t2 dan
ditulis
t2

∆ x= lim
∆ x i →0
∑ v i ∆ ti =∫ vdt (11)
i t1

Dengan cara sama, perubahan kecepatan selama beberapa waktu ditampilkan


secara grafik sebagai luas di bawah kurva a versus t.
Jadi, Posisi titik materi, kecepatan dan percepatan merupakan besaran vektor, sehingga
dapat dinyatakan dengan vektor satuan
Posisi r⃗ =x i^ + y ^j+ z k^
Kecepatan ^ y ^j+ v z k^
⃗v =v x i+v
dX ^ dY ^ dZ ^
v⃗ = i+ j+ k
dt dt dt
Percepatan ^ y ^j+ a z k^
a⃗ =a x i+a
d vx ^ d v y ^ d v z ^
a⃗ = i+ j+ k
dt dt dt
d2 X ^ d2 Y ^ d2 Z ^
a⃗ = 2
i+ 2 j+ 2 k
dt dt dt
B. Gerak Lurus

8
Gerak suatu benda dalam lintasan lurus dinamakan gerak lurus. Sebuah mobil
melaju di jalan raya yang lurus merupakan contoh gerak lurus. Seorang siswa berlari
mengelilingi lapangan sepakbola juga merupakan contoh dari gerak lurus dengan empat
segmen lintasan lurus yang berbeda pada saat menempuh sisi-sisi lapangan yang
berbeda. Berdasarkan kelajuan yang ditempuhnya gerak lurus dapat dibedakan
menjadi dua yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB).
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan ialah gerak dengan lintasan serta kecepatannya selalu tetap. Bila
kecepatan partikel konstan ⃗v , maka percepatannya nol. Untuk kasus ini posisi partikel
pada waktu t dapat diketahui melalui integrasi persamaan berikut ini:
d ⃗r =⃗v dt
yang bila diintegralkan dari saat awal to dengan posisi r⃗ ( 0 ) ke saat akhir t dengan posisi
r⃗ ( t )
⃗r ( t ) t

∫ d ⃗r =⃗v ∫ dt
⃗r ( 0) 0

r⃗ ( t )−⃗r ( 0 )=⃗v (t−0 )


Atau r⃗ ( t )=⃗r ( 0 ) + ⃗v t
Grafik hubungan posisi dan waktu membentuk garis lurus dengan nilai gradien grafik
(kemiringan grafik) sama dengan nilai kecepatan yang konstan

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Bila kecepatan partikel konstan a⃗ , kecepatan partikel dapat ditentukan dari integrasi
persamaan berikut ini
d ⃗v =⃗a dt

9
yang bila diintegralkan dari saat awal to dengan kecepatan ⃗v ( 0 )ke saat akhir t dengan
kecepatan ⃗v ( t )
⃗v ( t ) t

∫ d ⃗v =⃗a∫ dt
⃗v ( 0 ) 0

⃗v ( t )−⃗v ( 0 )=⃗a ( t−0 )


Atau ⃗v ( t )=⃗v ( 0 )+ ⃗a t
dari persamaan ini, dengan memakai definisi kecepatan sebagai derivatif posisi
terhadap waktu, diperoleh persamaan berikut ini
d ⃗r =⃗v ( 0 ) dt+ ⃗a ( t−0 )
yang bila diintegralkan dari saat awal to dengan posisi r⃗ ( 0 ) ke saat akhir t dengan posisi
r⃗ ( t ), diperoleh
⃗r ( t ) t

∫ d ⃗r =∫ ⃗v ( 0 ) dt + ⃗a ( t−0 )
⃗r ( 0) 0

Dan diperoleh
1
r⃗ ( t )=⃗r ( 0 ) + v⃗ ( 0 ) t+ a⃗ t 2
2

Grafik posisi sebagai fungsi dari waktu berbentuk grafik kuadratis (parabolik),
dengan gradien grafik sama dengan besar kecepatan partikel pada saat tertentu.
Sedangkan grafik kecepatan sebagai fungsi waktu berbentuk garis lurus dengan
gradien grafiknya sama dengan besar percepatan partikel.
Dengan meninjau gerak satu dimensi, dapat juga dituliskan
d ⃗v d ⃗v d r⃗ d ⃗v
a⃗ = = = ⃗v
dt d ⃗r dt d r⃗
atau dapat dituliskan
⃗v d ⃗v =⃗a d ⃗r

10
yang bila diintegralkan dari posisi dan kecepatan awal r⃗ ( 0 ) dan ⃗v ( 0 )ke posisi dan
kecepatan akhir r⃗ ( t ) dan ⃗v ( t ) maka diperoleh

⃗v ( t ) r⃗ ( t )

∫ ⃗v d ⃗v =⃗a ∫ d ⃗r
⃗v ( 0 ) ⃗r ( 0 )

Hasilnya
⃗v ( t )2=⃗v (0)2+2 a⃗ ( ⃗r ( t )− ⃗r ( 0 ))
Sebagai contoh gerak dengan percepatan konstan adalah gerak partikel jatuh
bebas di dekat permukaan bumi. Dapat ditunjukkan bahwa untuk ketinggian yang
tidak terlalu jauh dari permukaan bumi, percepatan gravitasi g yang dialami sebuah
benda yang jatuh bebas, bernilai konstan. Dalam kasus benda jatuh bebas, bila arah
positif dipilih ke arah atas, maka percepatan benda a = -g (ke bawah).

Kesimpulan :
1. Kecepatan rata-rata adalah rasio vektor perpindahan ∆ r⃗ terhadap selang waktu Δt.
2. Besarnya kecepatan disebut dengan laju.
3. Gerak suatu benda dalam lintasan lurus dinamakan gerak lurus.
4. Gerak lurus beraturan ialah gerak dengan lintasan serta kecepatannya selalu tetap.
Bila kecepatan partikel konstan ⃗v , maka percepatannya nol.

11
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika. Jakarta: Dirjen Dikdasmen


https://yosnex.files.wordpress.com/2016/05/fisika-dasar-1-itb-mikrajuddin-abdullah 2016.pdf
Giancolli, Dauglas C. 2001.Fisika Edisi v jilid II. Jakarta: Erlangga
Halliday dan Resnick dkk. 1997. Fisika jilid 2 Edisi 3. Jakarta: Erlangga
Halliday, D., Resnick, R. 1997. Physics . Jakarta: Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai