Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN KONTRASEPSI IUD

DISUSUN OLEH:

MELANIA ERNESTA MIKKU

2021611042

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2022
Macam-Macam Kontrasepsi
1. Macam-macam kontrasepsi menurut Mochtar (2011), antara lain:
a. Kontrasepsi Metode Sederhana
1) Tanpa Alat
- KB alamiah, terdiri dari pantang berkala, metode kalender, metode suhu
badan basal, metode lendir serviks
- Coitus interuptus atau senggama terputus.
2) Dengan Alat
- Mekanis (barrier), terdiri dari kondom pria, barier intra-vaginal
(diagfragma, kap serviks, spons, kondom wanita)
- Kimiawi, yang berupa spermisid (Vaginal cream, vaginal foam, vaginal
jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet dan vaginal soluble film).
b. Kontrasepsi Metode Modern
1. Kontrasepsi Hormonal
- Per-oral : pil oral kombinasi dan minipil.
- Suntikan atau injeksi KB, meliputi: depo provera setiap 3 bulan, norigest
setiap 10 minggu dan cyclofem setiap bulan.
- Sub-kutis (implant) atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) yang
meliputi implant dan norplant.
2. IUD (Intra Uteri Device ) adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, yang
meliputi : Copper T Medusa, Seven Copper T.
3. Metode Kontrasepsi Mantap
- Pada wanita: Medis Operatif Wanita (MOW) : Tubektomi.
- Pada pria: Medis Operatif Pria (MOP) : Vasektomi

Macam-macam Kontrasepsi hormonal dan non hormonal


Kontrasepsi Hormonal
1) Kontrasepsi Pil
Pengertian Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan
progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama
siklus haid yang normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak
dan akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk
mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy
(kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa
nyeri.
- Cara kerja KB Pil menurut Saifuddin (2010) yaitu:
• Menekan ovulasi
• Mencegah implantasi
• Mengentalkan lendir serviks
• Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu
- Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu:
• Tidak mengganggu hubungan seksual
• Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
• Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang
• Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse e) Mudah
dihentikan setiap saat
• Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
• Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea
- Keterbatasan KB Pil menurut Sinclair (2010) yaitu:
• Amenorhea
• Perdarahan haid yang berat
• Perdarahan diantara siklus haid
• Kenaikan berat badan
• Mual dan muntah
• Hipertensi
• Jerawat j
• Pusing
• leukorhea
• Disminorea
2) Kontrasepsi Suntik
- Efektivitas kontrasepsi Suntik.
Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai
efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun,
jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan. DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi.
Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun
pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun pemakain NET EN.
- Cara kerja kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
• Mencegah ovulasi
• Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma
• Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
• Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii
- Keuntungan kontrasepsi Suntik
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu:
• Sangat efektif
• Pencegah kehamilan jangka panjang
• Tidak berpengaruh pada hubungan seksual
• Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
• Tidak mempengaruhi ASI
• Efek samping sangat kecil
• Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
• Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai perimenopause
• Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
• Menurunkan kejadian tumor jinak payudara
• Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013).
- Keterbatasan
Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
• Gangguan haid
• Leukorhea atau Keputihan
• Galaktorea
• Jerawat
• Rambut Rontok
• Perubahan Berat Badan
• Perubahan libido.
3) Kontrasepsi Implant
- Profil kontrasepsi
Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
• Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau
Implanon
• Nyaman
• Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
• Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
• Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
• Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan
amenorea
• Aman dipakai pada masa laktasi.
- Cara kerja kontrasepsi
Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
• Lendir serviks menjadi kental
• Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
• Mengurangi transportasi sperma
• Menekan ovulasi.
- Keuntungan kontrasepsi
Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
• Daya guna tinggi
• Perlindungan jangka panjang
• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
• Tidak mengganggu ASI
• Klien hanya kembali jika ada keluhan
• Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan
• Mengurangi nyeri haid
• Mengurangi jumlah darah haid
• Mengurangi dan memperbaiki anemia
• Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
• Menurunkan kejadian endometriosis
- Keterbatasan kontrasepsi
Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
• Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spooting
• Hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid
• Serta amenorhea
Kontrasepsi non hormonal
1) Segama terputus (coitus interuptus)
Defenisi Segama terputus adalah mengelurakan kemaluan pria dari vagina
menjelang ejakulasi. Dengan cara ini di harapkan cairan sperma tidak akan
masuk kedalam ramhim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sel telur
yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan (Proverawati, Islaely &
Aspuah, 2010)
• Kekurangan : Dapat menyebabkan kehamilan
• Keuntungan
- Tidak memerlukan biaya
- Tidak menimbulkan efek samping medis
2) Kondom
suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks(karet), plastic(vinil), atau bahan alami(produksi hewani) yang dipasang
pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan
seksual.
• Keuntungan
- Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
- Praktik dan mudah digunakan
• Kekurangan
- Dapat menimbulkan alergi pada vagina
- Hanya dapat digunakan sekali
- Pemakaian harus tepat jika tidak beresiko terlepas dan tertinggal dalam vagina
3) Diafragma
Diafragma bisanya terbuat dari lateks atau silikon berbentuk melingkar seperti
kubah dan berfungsi mencegah sperma masuk kedalam rahim
•Keuntungan
-Dapat digunakan dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitasanya
-Bisa dipakai berulang kali
•Kekurangan
-Rasa tidak nyaman
-Beresiko lepas
-Menimbulkan iritasi
4) Kalender
Metode ini menggunakan perhitungan masa subur wanita dengan menghindari
berhubungan seks pada masa subur tersebut.
• Keuntungan
- Tidak membutukan biaya
- Tidak menggunakan alat
- Tidak meganggu siklus menstruasi
• Kekurangan
- Dapat membuat kehamilan lebih tinggi
- Kurang efektif
IUD
a) IUD Non- hormonal
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke empat, IUD telah dikembangkan
mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai
generasi plastik (polyetilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.
Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi dua:
- Bentuk terbuka (oven device) Misalnya : Lippes loop, CUT, Cu-7, Margules,
Spring Coil, Multiload, Nova-T.
- Bentuk tertutup (closed device) Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten berg
ring.
Menurut tambahan atau metal
- Medicated IUD Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya
kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8
tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera di belakang IUD menunjukkan
luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti
tembaga adalah 200mm2.
- Un Medicated IUD Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
b) IUD hormonal
- IUD yang mengandung hormonal
• Progestasert-T=Alza T a) Panjang 36mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar
benang ekor warna hitam.
• Mengandung 38mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg
progesteron per hari.
• Tabung insersinya berbentuk lengkung, dan memiliki daya kerja 18 bulan.
• Tekhnik insersi plunging (modified withdrawal).
- LNG-20
•Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg er hari
•Angka kegagalan atau kehamilan, angka terendah kurang dari 0,5 per 100
wanita per tahun.
•Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata
lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau
perdarahan haid yang sangat sedikit (Handayani, 2010; )

Macam-macam Kontrasepsi jangka pendek dan jangka pajang


1) Kontrasepsi jangka pendek
- Pantang berkala
- Metode kalender
- Metode suhu badan basal
- Metode lendir serviks.
- Coitus interuptus atau senggama terputus.

2) Kontrasepsi jangka panjang


- IUD
- Implan
- Pada wanita: Medis Operatif Wanita (MOW) : Tubektomi.
Pada pria: Medis Operatif Pria (MOP) : Vasektomi

A. Definisi
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau disebut juga intra uteri devices
(IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukan kedalam rahim yang sangat efektif,
reversibel dan berjangka panjang, dapat di pakai oleh semua perempuan usia
produktif (Saefudin, 2003).
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang di masukkan kedalam rahim,
bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik (polytilinr) ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit tembaga campur
perak (Ag). Selain itu adapula yang pula yang batangnya berisi hormon
progesteron, (Marjati 2011).
B. Macam-Macam IUD
1. IUD Non- hormonal
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke empat, IUD telah dikembangkan
mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai
generasi plastik (polyetilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.
a. Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi dua:
1. Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya : Lippes loop, CUT, Cu-7, Margules, Spring Coil, Multiload,
Nova-T.
2. Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten berg ring.
b. Menurut tambahan atau metal
a. Medicated IUD Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya

kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8


tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3
tahun).
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera di belakang IUD
menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya
Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.
b. Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.

2. IUD yang mengandung hormonal


a. IUD yang mengandung hormonal
a. Progestasert-T=Alza T
a. Panjang 36 mm, lebar 32 mm dengan 2 lembar benang ekor warna
hitam.
b. Mengandung 38mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan 65
mcg progesteron per hari.
c. Tabung insersinya berbentuk lengkung dan memiliki daya kerja 18
bulan.
d. Tekhnik insersi plunging (modified withdrawal).
b. LNG-20
a. Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per
hari
b. Angka kegagalan atau kehamilan, angka terendah kurang dari 0,5 per
100 wanita per tahun.
c. Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan
ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25%
mengalami amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit
C. Mekanisme Kerja IUD
Menurut Mochtar, 2008 mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui.
Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan:
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesif didalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telu yang telah dibuahi terganggu.
2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi yang menyebabkan terhambat
implantasi.
3. Teoari teaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh sel-
sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokit rusak atau tidak dapat
bernidasi
4. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IuD yang berisi progesteron)
yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat
menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak
sperma
5. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang
menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transpor sel sperma ke
kavum uteri
6. Ion Cu yang dikeluarka IUD dengan cuppes menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi
D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi IUD
Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan kontrasepsi, efektifitas dari
IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuationrate) yaitu beberapa lama
IUD tetap tinggal di utera tanpa:
1. Eskpulsi spontan
2. Terjadinya kehamilan
3. Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan media atau pribadi
E. Keuntungan dan Kerugian KB IUD
1. Keuntungan:
a. Efektifitasnya tinggi
b. IUD sangat efektif segera setelah pemasangan
c. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat kapan harus ber KB
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
e. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
h. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
i. Mencegah kehamilan ektopik

2. Kerugian:
a. Perubahan siklus haid (pada tiga bulan pertama dan akan berkurang setelah
tiga bulan)
b. Haid lebih lama dan banyak
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d. Saat haid lebih sakit
e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
berganti-ganti pasangan
F. Kontraindikasi, indikasi dan efek samping
1. Kontraindikasi:
Menurut (Varney Helen, 2007 antara lain:
a. Wanita hamil atau diduga hamil
Misalnya jika seorang wanita melakukan senggama tanpa menggunakan
metode kontrasepsi yang valid sejak periode menstruasi normal yang
terakhir.
b. Penyakit inflamasi pelfik (PID)
Diantaranya: riwayat PID kronis, riwayat PID akut atau subakut, riwayat
PID dalam tiga bulan terakhir termasuk endometritis pasca melahirkan atau
aborsi terinfeksi.
c. Riwayat kehamilan ektopik atau kondisi yang dapat mempermudah ektopik
d. Ukuran uterus dengan alat periksa (sonde uterus) berada diluar batas yang
telah ditetapkan yaitu ukuran uterus yang normal 6 sampai 9 cm.
e. IUD sudah ada dalam uterus dan belum dikeluarkan
2. Indikasi:
Menurtu (Handayani, 2010 antara lain:
a. Usia reproduksi.
b. Keadaan nullipara.
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
d. Wanita yang sedang menyusui.
e. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi.
f. Tidak mengehendaki metode kontrasepsi hormonal
3. Efek samping
Menurut (Saifuddin, 2006 antara lain:
a. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab terjadinya anemia.
c. Penyakit radang panggul dapat terjadi pada wanita dengan IMS jika
memakai IUD, penyakit radang panggul dapat memicu terjadinya infertilitas.
d. Sedikit nyeri dan perdarahan (spooting) terjadi segera setelah pemasangan
IUD, biasanya menghilang dalam 1-2 hari
Pathway kontrasepsi IUD

PRE/POST AFF IUD

Tindakan
Penekanan Kurang
invasive
spekulum pada informasi
vagina
Tindakan
Stessor
yang tidak
Iritasi mukosa bagi ibu
steril
vagina

Kecemasan
Post de entry
Nasiptor
kuman
terangsang Benda asing
dalam introtus
Resiko vagina
Pengeluaran mediator kimia
tinggi
(prostaglandin, bradikinin,
infeksi
gistamin)
Rasa sakit pada pasangan
saat berhubungan seksual
Transtruksi, transmisi,
mudulasi dan persepsi
Resiko tinggi
gangguan
Nyeri hubungan seksual

G. Cara Pemasangan
1. Konseling pra pemasangan:
a. Menjelaskan cara kerja KB IUD
b. Menjelaskan keuntungan dan kerugian KB IUD
c. Menjelaskan cara pemasangan KB IUD
d. Menjelaskan jadwal kunjungan ulang pra pemasangan atau setelah
pemasangan yaitu satu minggu setelah pemasangan, enam bulan setelah
pemasangan, satu tahun setelah pemasangan.
e. Sedang hamil (diketahui hamil atau sedang hamil).
f. Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya
g. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servitis)
h. Diketahui menderitaTBC pelvic i. Kanker alat genital
i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
2. Pemasangan:
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
b. Masukan lengan IUD didalam kemasan sterilnya, pakai kembali sarung
tangan yang baru.
c. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks.
d. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vagina dan serviks
e. Jepit bibir serviks dengan tenakulum
f. Masukan IUD ke kanalis servikalis dengan tekhnik tanpa sentuh kemudian
dorong ke dalam kavum uteri hingga mencapai fundus.
g. Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung (inserter) ke bawah sehingga
lengan IUD bebas
h. Setelah pendorong ditarik ke luar baru keluarkan selubung.
i. Gunting benang IUD, keluarkan tenakulum dan spekulum dengan hatihati.
j. Dekontaminasi dan pencegahan pasca tindakan

3. Cara melepas IUD


a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
b. Akseptor dipersilahkan untuk buang air kecil (BAK) terlebih dahulu dan
membersihkan daerah genitalnya, kemudian dipersilahkan berbaring di
tempat periksa dalam posisi litotomi.
c. Gunakan sarung tangan steril, lakukan vulva hygiene.
d. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan menentukan besar, bentuk,
dan posisi rahim.
e. Masukan spekulum ke dalam liang senggama posisikan sedemikian rupa
sehingga mulut rahim terlihat dengan baik.
f. Bersihkan serviks dengan dengan larutan antiseptik 3 kali secara merata
pada daerah serviks dan vagina.
g. Identifikasi benang IUD, jika terlihat, jepit benang dengan forsep, tarik
benang IUD perlahan-lahan ke arah bawah hingga keluar dari liang
senggama. Bila terasa ada tahanan terlalu kuat, cobalah lakukan manuver
dengan menarik-narik secara halus benang tersebut.
h. Apabila benang tidak terlihat, masukan sonde sesuai dengan posisi rahim
pada pemeriksaan dalam. Ukur dalam rahim dan putar gagang sonde secara
perlahan-lahan dalam bentuk lingkaran, benturan sonde dengan IUD akan
terasa bila IUD terdapat di dalam rahim. Tarik IUD keluar dengan memakai
IUD removel/pengait IUD.
i. Lepaskan spekulum, kemudian lakukan disinfeksi daerah vagina.
j. Lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan pakai ulang dengan bahan
klorin 0,5%
H. Komplikasi pasca pemasangan IUD
1. Infeksi
IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim yang berada didalam vagina, tidak
menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan dan tekhnik
pemasangan dilakukan secara steril, jika terjdi infeksi hal ini mungkin
disebabkan sudah terdapat infeksi yang subakut pada traktus genitalis sebelum
pemasangan IUD
2. Perforasi
Umumnya perforasi terjadi saat pemasangan IUD, pada permulaan hanya ujung
IUD saja yang menembus dinding uterus, tetapi jika uterus berkontraksi IUD
dapat terdorong lebih jauh menembus dinding uterus, sehingga akhirnya sampai
ke rongga perut.
3. Kehamilan
Seorang klien yang mengalami kehamilan dengan IUD masih terpasang perlu di
berikan konseling tentang resiko yang akan terjadi jika kehamilan dilanjutkan
dengan IUD tetap terpasang. Resiko yang dapat terjadi antara lain infeksi
intrauterus, sepsis, aborsi spontan, aborsi sepsis spontan, plasenta previa, dan
persalinan prematur. Apabila benang IUD tidak terlihat pada tulang serviks atau
tidak teraba pada saluran serviks, maka perlu dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi atau USG untuk memastikan apakah IUD masih berada didalam
uterus.

ASUHAN KEPERAWATAN IUD


1. Pengkajia
a. Data subjektif
Identitas yang dikaji meliputi biodata dan data suami mulai dari nama, umur,
suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, nomor telpon.
1. Keluhan utama, dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan
KB IUD tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terkaji, perdarahan
bercak, keputuhan, nyeri saat berhubungan
2. Riwayat KB, dikaji apabila klien pernah menjadi aksektor KB lain sebelum
menggunakan KB IUD dan sidah berapa lama menjadi aksektor KB tersebut
3. Riwayat obstektri lalu dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu
4. Riwayat menstruasi lalu dikaji manarce pada umur berapa, siklus haid,
lamanya haid, sifat darah haid, disminorhea atau tidak
5. Riwayat kesehatan klien dikaji apakah klien menderita penyakit jantung,
hipertensi, kanker payudara, DM dan TBC
6. Riwayat kesehatan keluarga dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita
penyakit jantung, DM, TBC, hipertensi dan kanker payudara
7. Pola kehidapan dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat,
pola aktivitasm pola aktivitas seksual, pola personal hiygine dan kebiasaan
sehari-hari
b. Data objektif
1. Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi,
pernapasan, berat badan, tinggi badan, suhu badan, kesedaran
2. Pemeriksaan khusus
a. Wajah: dilihat adanya bercak hitam (chloasam) adanya edema,
konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikteri
b. Leher: diraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe,
adanya bendungan vena jugularis
c. Dada: dilihat bentuk mammae, diraba adanya masa pada payuda
d. Genetalia: dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya
infeksi kelenjar baik batholimi dan kelenjar skene
e. Ekstremitas: dilihat adanya edema pada ekstremitas bawah dan
ekstremitas atas, adanya varices pada ekstremitas bawah
2. Diagnosa keperawatan
1. Resiko kehamilan tidak dikehendaki berhubungan dengan tidak menggunakan
alat kontrasepsi
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
3. Intervensi

No Diagnosa SLKI SIKI


1 Resiko kehamilan Setelah dilakukan 1.Mengidentifikasi
tidak dikehendaki tindakan keperawatan kesiapan dan
berhubungan 1x24 jam diharapkan kemampuan menerima
dengan tidak penerimaan kehamilan
informasi
menggunakan alat pasien meningkat. 2. Mengidentifikasi
kontrasepsi Dengan kriteria hasil: pengetahuan tentang
1.Verbalisasi alat kontrasepsi
3. Memfasilitasi ibu dan
penerimaan pasangan dalam
mengambil keputusan
kehamilan
menggunakan alat
2.Verbalisasi
kontrasepsi
4. Menjelaskan metode-
perasaan
yang metode alat
dialami kontrasepsi
5. Menjelaskan aktivitas
3. Menyusun
seksualitas setelah
perencanaan mengikuti program
KB
kehamilan

2 Ansietas Setelah dilakukan 1.Memonitor tanda-


berhubungan tindakan keperawatan tanda ansietas
dengan selama 1x12 jam 2.Pahami situasi yang
kekhawatiran diharapkan tingkat membuat ansietas
mengalami ansietas pasien menurun. dengarkan dengan
kegagalan Dengan kriteria hasil: penuh perhatian
1.Verbalisasi 3. Gunakan pendekatan
kebingungan yang tenang dan
2.Verbalisasi khawatir meyakinkan
akibat kondisi yang
4. Menganjurkan
dihadapi
3. Perilaku gelisah mengungkapkan
4. Perilaku tegang perasaan dan persepsi
5. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
6. Latih teknik relaksasi
7. Kolaborasi pemberian

obat antlansietas, jika


perlu
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 1999. Kependudukan, KB, dan KIA. Balitbang BKKBN, Bandung


Imelda, 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini dan Keluaraga Berencana.
Jakarta : Gosyen Publishing
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia.
http://www.depkes.go.id/download/profil-kesehatan-indonesia-2013.Pdf
(Diakses tanggal 12 November 2017).
Kementrian Kesehatan RI. Permenkes No. 28 tahun 2014 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta 2014.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC. Jakarta.
Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo. Jakarta.
Syafrudin,dkk. 2009. Praktek Klinik Lapangan Dengan Pendekatan PKMD.
Jakarta. TIM.
Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Transinfomedia
Varney, H.dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4. Jakarta:
EGC. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai