DEPARTEMEN MATERNITAS
OLEH
MAGDALENA NGONGO
2020611010
MALANG
2021
A. Pengertian
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 )
Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel
abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe
dan pembuluh darah (Carpenito, 2000).
B. Anatomi fisiologi
Anatomi payudara
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam. Perluasan kauda
( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada masa lemak
dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak. Konstituen utama payudara adalah sel
kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah
bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan dari
belakang putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi
infeksi, yang sering terlihat sebagai meradang di permukaan payudara.( dunstall, 2007 )
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang
lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral
dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri
dari 15-20 lobulus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan ukuran
payudara. Setiap lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli. Kelenjar ini
bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan,mirip buah anggur yang merambat. Alveoli
(alveoli dan acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi lainnya selama menyusui .
Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh darah tunggal lactiferous yang
mengalirkannya keluar melalui putting susu. Sebagai hasilnya terdapat 15-20 saluran putting
susu, mengakibatkan banyak lubang pada putting susu. Di belakang putting susu pembuluh
lactiferous agak membesar sampai membentuk penyimpangan kecil yang di sebut lubang-
lubang lactiferous (lactiferous sinuses). Lemak dan jaringan penghubung mengelingi bola-
bola jaringan kelenjar.
Pembesaran
a. Sel-sel normal
b. Membrane sel
c. Lumen
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk usia,persentase
lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper menghubungkan dinding dada pada kulit
payudara dan memberikan bentuk payudara dan keelatisannya.( Long, 2000 ).
Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama
ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada
waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar.
Begitu menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan
menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus
alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis
anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004).
C. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik ,2005) yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Usia
Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon estrogen
relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Ibu yang menyusui
5. Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena
semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat
menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.
6. Kelamin Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian kanker payudara.
7. Faktor genetik
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Dan
secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker
payudara.
D. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,
radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara
. Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem
duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini
akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup
besar untuk dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat
dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah
teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan
yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah
berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006 ).
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kirakira 1-2%
wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit
menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan
limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang
( Price, 2006 ).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan sekitarnya,
dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena
terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering
menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif,
intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu
respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi
tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak
darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi.
Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock.
Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk
memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di
pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi
kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang
optimal.
Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun
yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan,
dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan
ekspansi paru tidak optimal
E. Pathway
Faktor predisposisi:
Genetik
Hormonal
Lingkungan
Infeksi
Hiperplasia sel
Ca mammae
masa
Mammae
membengkak
Mengalami ulkus
Gangguan
integritas kulit
F. Manifestasi Klinik
Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti fribroadenoma atau
penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak
rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam
payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi
tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang
menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya
berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.
Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanitayang mencari bantuan
medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak mempunyai gejala
dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi
pada pemeriksaan mammografi. Banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan
medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka baru mencari
bantuan medis setelah tampak dimpling pada kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan
oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis
di kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda –
tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut.
Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara
dan evaluasi segera harus dilakukan.
Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :
1. Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak
metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
2. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40
% tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada
lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3. Stadium III Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh,
dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak
ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk
menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin. ( Smeltzer &Bare,2002 )
Dan klasifikasi penyebaran TNM menurut Price, 2006 adalah :
T : tumor primer
TX : tumor primer tidak dapat di tentukan
T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 : tumor < 2 cm
T2 : tumor 2-5 cm
T3 : tumor > 5 cm
T4 : tumor dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dengan
tanda odem,
N : kelenjar getah bening regional
NX : kelenjar regional tidak dapat di tentukan
N0 : tidak teraba kelenjar aksila
N1 : teraba kelenjar aksila
N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
pada jaringan sekitarnya
N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
M : metastase jauh
MX : tidak dapat di tentukan metastasis jauh
M0 : tidak ada metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
G. Penatalaksanaan
Menurut (Smeltzer dan Bare, 2002) penatalaksanaan kanker payudara adalah
1. Pengobatan lokal kanker payudara
Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker lokal:
a. Mastektomi radiasi yang modifikasi
b. Bedah dengan menyelamatkan payudara, adalah : mastektomi, limfektomi
(pengangkatan jaringan kanker dan sejumlah kecil jaringan sekitarnya dengan
kulit lapisan atas tetap di tempatnya)
2. Mastektomi
Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh payudara dan beberapa
nodus limfe
Tujuannya : untuk menghilangkan tumor payudara dengan membuang payudara
dan jaringan yang mendasari.
3. Terapi radiasi
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi
kecenderungan kambuh dan menyingkirkan kanker resudial
4. Rekontruksi / pembedahan Rekontruksi/
pembedahan ini dilakukan tindakan pembedahan tergantung pada stadium 1 dan 11
lakukan mastektomi radikal, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional
dan kemoterapi ajuvan. Dapat juga dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti
radisi tumor bed.Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral
5. Terapi Hormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen
6. Tranplantasi sumsum
tulang Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah
pengangkatan sumsum tulang dan memberikan kemoterapi dosis tinggi, sumsum
tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan ke
IV
H. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
DAFTAR PUSTAKA
Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Depkes RI Smeltzer, S. C. And Bare, B. G.
2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Sudart Edisi 8. Jakarta: EGC Wijaya,
Andra S &Putri, Yesi M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
I. INFORMASI UMUM
Tanggal Pengkajian: 18-01 2022 Waktu : 11.00
Nama : Ny. S RM : -
Jawa / Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan Suku Bangsa :
Islam
Tanggal Lahir : - Agama :
Pendidikan SMA
Usia : 30 thun :
Terakhir
WiraSwasta
Tanggal MRS : 18/01/22 Pekerjaan :
Nama keluarga
Alamat : Malang : Tn. K
dekat / Wali
No. Telp (Hp) -
Status pernikahan : Menikah :
Keluarga / Wali
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama
Saat MRS : Seorang perempuan usia 30 tahun, datang ke puskesmas mengeluh pendarahan sejak 1 bulan
yang lalu disertai nyeri skala 7 di perut bagian bawah seperti diremas-remas, sampai menganggu
aktivitas. Pasien juga mengatakan mengalami keputihan yang berbau kurang lebih 1 tahun dan akhir-
akhir ini mengalami perdarahan dan nyeri bila melakukan hubungan seksual.
Saat Pengkajian : Hasil pemeriksaan: pasien tampak meringis, wajah pucat, konjungtiva anemis, TD:
110/80 mmHg, N : 88 x/menit, S: 37,6oC, RR: 18 x/menit, Hb 7 gr/dl. Hasil IVA test: leher rahim
berubah warna keputihan. Kemudian pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan biopsy.
Riwayat Kesehatan Saat Ini : Seorang perempuan, usia 30 th, datang ke Puskesmas mengeluh
pendarahan sejak 1 bulan yang lalu disertai nyeri skala 7 di perut bagian bawah seperti diremas-remas,
sampai menganggu aktivitas. Pasien juga mengatakan mengalami keputihan yang berbau kurang lebih 1
tahun dan akhir-akhir ini mengalami perdarahan dan nyeri bila melakukan hubungan seksual. Hasil
pemeriksaan: pasien tampak meringis, wajah pucat, konjungtiva anemis, TD: 110/80 mmHg, N : 88
x/menit, S: 37,6oC, RR: 18 x/menit, Hb 7 gr/dl. Hasil IVA test: leher rahim berubah warna keputihan.
Kemudian pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan biopsy.
Genogram :
Keterangan :
: perempuan : klien
II. FISIOLOGIS
OKSIGENASI
Batuk : Ya √ Tidak Sesak : Ya √ Tidak
Produktif Non Produktif Fatique : Ya Tidak
Bersih Putih Hijau
Kuning Merah
Inspeksi
Nafas : RR : 18x/m Irama : Normal Bradypnea Takypnea
Cheyne-stokes Kussmaul
Simetris : √ Tidak Ya
Retraksi dada : Tidak √ Ya
Palpasi
Taktil Fermitus : Kanan √ Kiri
Perkusi
Resonance Letak
Hiperresonance Letak
Flat Letak
Dullnes Letak
Tympany Letak
SIRKULASI
Fisik
TD : 110/80 mmHg Nadi : 88x/m Irama √Reguler Irreguler
Konjungtiva : Normal √Pucat Kekuatan √ Kuat Lemah
Absent
Membran : √ Normal Pucat Sianosis Ya √ Tidak
mukosa/ bibir Kulit pucat √ Ya Tidak
Kapillary refill : 1 detik Akral dingin Ya √ Tidak
Bunyi jantung S1 – S2 normal Gallop
Paradoksial Murmur
Laboratorium :
Petanda Tumor
Lain2 : dilampirkan
NUTRISI
Fisik
TB : 155 cm BB : 50 kg IMT : 20.81
Lengan bawah 4 4
Tangan 4 4
Kaki 4 4
Barthel Indek
(Lingkari pada data yang ada temukan)
1 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
pembuangan tinja 1 Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)
2 Terkendali teratur
Keterangan :
20 : Mandiri
12 - 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
Total Skor 0
SENSORI
Nyeri P : Provokatif _________________________________________________
Q: Quality _________________________________________________
R: Regio _________________________________________________
S: Severy _________________________________________________
T: Timing _________________________________________________
Penglihatan : __________________________________________________________________
Penciuman : Sumbatan Kanan/Kiri Perdarahan Kanan/ Kiri
Pengecapan : Manis Asin Asam
Pendengaran : Kanan Kiri
CAIRAN ELEKTROLIT
Intake cairan sebelumnya : _________cc.
Intake Output
Minum : _____________ ml/hr Urine : _____________ ml/hr
Intravena : _____________ ml/hr Drain : _____________ ml/hr
IWL : _____________ ml/hr
Diare : _____________ ml/hr
Muntah : _____________ ml/hr
Perdarahan : _____________ ml/hr
Laboratirium
Nilai Nilai normal H/L
Natrium 137-150
Kalium 3,5-5,3
Kalsium 8,1-10,4
Klorida 99-111
NEUROLOGI
Status Mental
LOC (Level of Consiousness) : Alert Letargi Unreponsive
Memory : Panjang Pendek
Perhatian : Dapat mengulang Tidak dapat mengulang
Bahasa : Baik Tidak
Kognisi : Baik Tidak
Orientasi : Orang Tempat Waktu
Saraf sensori : Nyeri tusuk Suhu Sentuhan
ENDOKRIN
Kalenjar tiroid Pembesaran: Tidak Ya
Tremor : Tidak Ya
Pankreas Trias DM : Tidak Ya
Adrenal Tanda Syndrom cushing
Jawaban : Selalu kuat dan sabar ketika masalah datang karna tiap masalah pasti ada solusi terbaik
4. Ideal diri
Point Pertanyaan :
Apa yang menjadi tujuan hidup anda?
Dengan kondisi sekarang apakah tujuan tersebut bisa realistik tercapai?
Apa yang dapat anda lakukan dengan kondisi sekarang untuk mencapai tujuan anda?
Apa harapan anda dengan kondisi saat ini?
Jawaban : Menjadi orang yang berguna untuk bangsa dan bisa bahagiakan keluarga.
Jawaban : Berbakti pada orangtua dan jadi yang terbaik untuk keluarga,berusaha untuk banggakan orangtua.
V. INTERDEPENDEN
Point Pertanyaan :
Siapakah orang yang anda rasa sangat penting untuk anda?
Ceritakan arti atau kedekatana orang tersebut sehingga penting untuk anda?
Adakah orang lain yang dekat dengan anda?
Siapakah orang yang anda percayai dalam setiap masalah anda?
Bagaimana hubungan anada dengan keluarga, teman atau lingkungan sosial lain ?
Jawaban: orang tua karna mereka yang selalu nasehat untuk tetap tenang ketika ada masalah.Selain
orangtua keluarga dan sahabat juga selalu mendukung saya dalam hal-hal positif.Yang saya percaya ketika
ada masalah adalah orang tua,keluarga dan sahabat.
Gangguan integritas
DS: mengeluh pendarahan sejak 1 Kelembaban kulit/jaringan
bulan yang lalu Pasien juga
mengatakan mengalami keputihan
yang berbau kurang lebih 1 tahun
dan akhir-akhir ini mengalami
perdarahan dan nyeri
Disfungsi seksual
3.
Disfungsi seksual b/d Perubahan fungsi atau 18/01/2022
strukrur tubuh (proses penyakit)
VIII. PERENCANAAN
No.
Diagnosa Intervensi (SIKI)
Dx
1 Nyeri Akut bd Agen pencedera I.08238 (Manajemen Nyeri)
Fisiologi Observasi
- Identifikasi lokasi,karakteristik,duurasi,frekuensi,kualitas,insensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal.
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Monitor keberhasilan terapi komplimenter yang sudah di berikan.
- Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis terapi music,terapi pijat, aromaterapi,kompres hyangat atau dingin, terapi
bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istrahat tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredahkan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredahkan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
2 Gangguan integritas kulit/jaringan 1.11353 Perawatan Integritas Kulit
b/d kelembaban
Observasi
-Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis,perubahan sirkulasi,perubahan status nutrisi,penurunan kelembaban,suhu lingkungan
ekstrempenurunan mobilitas)
Teraupeutik
-Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
-Gunakan produk berbahan ringan /alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
-Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
-Anjurkan menggunakan pelembab (mis,lotion,serum)
-Anjurkan minum air yang cukup
-Anjrkan meningkatkan asupan buah dan sayur
-Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
-Anjurkan mandi menggunakan sabun secukupnya
Diagnosa Keperawatan No :1
Tujuan : Setelah di lakukan asuhan keperawatan 3x24 jam nyeri pasien dapat
berkurang
Kriteria Hasil :-
No. Indikator 1 2 3 4 5
2 Gelisah 3
Keterangan Penilaian :
1 : idak sesuai
2 : g tidak sesuai
3 : adang tidak sesuai
4 : ang tidak sesuai
5 : esuai
Diagnosa Keperawatan No :2
Kriteria Hasil :-
SLKI (Kode) : L.14125 Integritas kulit dan jaringan
No. Indikator 1 2 3 4 5
1 Kerusakan jaringan 4
3 4
Nyeri
4.
Perdarahan
Keterangan Penilaian :
1 : Imemcncnjddak sesuai
2 : g tidak sesuai
3 : adang tidak sesuai
4 : ang tidak sesuai
5 : esuai
Diagnosa Keperawatan No :3
Kriteria Hasil :-
SLKI (Kode) : L.07055 Fungsi Seksual
No. Indikator 1 2 3 4 5
Keterangan Penilaian :
1 : Imemcncnjddak sesuai
2 : g tidak sesuai
3 : adang tidak sesuai
4 : ang tidak sesuai
5 : esuai
IX. IMPLEMENTASI
X. EVALUASI
Hari/Tanggal
No. Dx Kep Evaluasi TTD
Jam
Selasa,1 Januari 2022 1 S: Pasien mengatakan nyeri masih terasa di bagian Natalia
bawah perut dengan skala sudah agak menurun 5
dari skala 7
O:
Masih Tampak meringis
P :Lanjutkan intervensi
P:Lanjutkan intervensi
RESUME KEPERAWATAN
S O A P I E
RESUME KEPERAWATAN
S O A P I E
Pasien mengatakan - Keadaan Umum : Klien defisit nutrisi - monitor status hidrasi - memonitor status S:
sering merasa mual - monitor berat badan hidrasi
tampak lemah
harian - memonitor berat badan pasien mengatakan
dan ingin muntah - Tanda – tanda Vital : - monitor TTV harian sudah tidak mual dan
Pasien mengatakan - berikan makanan - memonitor TTV muntah
N : 110x/ menit
tidak nafsu makan semenarik mungkin - memberikan makanan Pasien mengatakan
RR :20 kali/ menit - Lakukan oral hygiene semenarik mungkin
dan kurang minum napsu makan sudah
S : 37,80C - melakukan oral
Pasien mengatakan - Kolaborasi dengan tim bertambah
gizi dalam penentuan hygiene Pasien mengatakan
tubuh terasa lemah - Klien mual bila diberi diet klien
- Berkolaborasi dengan Sudah menghabiskan 1
dan mudah lelah. makanan dengan
porsi makan dengan
Keluarga frekuensi 3 kali/ hari ½ ahli gizi dalam
frekuensi 3x/hari
mengatakan setiap porsi penentuan diet klien
makan pasien tidak O:
BB saat sakit 45kg
menghabiskan - Keadaan Umum :
setengah porsi dari
sudah tidak lemas
satu porsi makanan
- Tanda – tanda Vital :
yang diberikan
Berat badan N : 110 kali/ menit
sebelum sakit 49kg
RR : 80 kali/ menit
S : 36,50C
BB : 47 kg
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
RESUME KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. K Tanggal :17 mei 2021
No. Reg :- Dx. Medis : abortus
Masalah
Subjektif Objektif Intervensi Implementasi Evaluasi
keperawatan
relaksasi napas
TD : 100/80
dalam
mmHg
N : 90x/m
RR : 20x/m
S : 36oC
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi