DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1. NAIMA RENWARIN
2. ELSA ELVIRA KOLATLENA
3. SUNDUSIA RENWARIN
4. ORSILA ELISABET HIWY
TINGKAT : II B
Puji dan syukur Kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Makalah Essensi Dan Urgensi Pendidikan Pancasila Untuk
Masa Depan. Makalah Essensi Dan Urgensi Pendidikan kewarganegaraan Untuk Masa
Depan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
12 September 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..
1.3.Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….
2.6 Konsep warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme
serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa…………………………………….
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
3.2. Saran……………………………………………………………………………….…….
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.Secara Historis
2.Secara Sosiologis
Pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang dilakukan oleh para pejuang, serta kyai-
kyaidi pondok pesantren yang mengajak umat berjuang mempertahankan tanah air
merupakanPKn dalam dimensi sosial kultural. Inilah sumber PKn dari aspek sosiologis.
PKn dalamdimensi sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya negara-
bangsa untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi negara-bangsa.
Upaya pendidikankewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun 1945 belum
dilaksanakan di sekolah-sekolahhingga terbitnya buku Civics pertama di Indonesia yang
berjudul Manusia dan MasjarakatBaru Indonesia (Civics) yang disusun bersama oleh
Mr. Soepardo, Mr. M. Hoetaoeroek,Soeroyo Warsid, Soemardjo, Chalid Rasjidi,
Soekarno, dan Mr. J.C.T. Simorangkir. Padacetakan kedua, Menteri Pendidikan,
Pengadjaran dan Kebudajaan, Prijono (1960), dalamsambutannya menyatakan bahwa
setelah keluarnya dekrit Presiden kembali kepada UUD1945 sudah sewajarnya
dilakukan pembaharuan pendidikan nasional. Tim Penulis diberitugas membuat buku
pedoman mengenai kewajiban-kewajiban dan hakhak warga negaraIndonesia dan
sebab-sebab sejarah serta tujuan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut
Prijono, buku Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia identik dengan
istilah“Staatsburgerkunde” (Jerman), “Civics” (Inggris), atau “Kewarganegaraan”
(Indonesia).Oleh karena itu,Sosiologi kemudian adalah sebuah ilmu yang dimana
mempelajarikehidupan antar manusia. Dalam sebuah ilmu sosisologis maka kemudian
didalamnya sendiriterdapat kajian yang dimana tedapat latar belakang, susunan, dan
berbagi pola dari sebuahkehidupan sosial yang dimana terdapat dari berbagai macam
golongan dan juga kelompok yang dimana ada pada masyarakat, kemudian disamping
itu pula terdapat berbagai macammasalah sosial, perubahan, dan juga berbagai
pembaharuan yang dimana terdapat di dalammasayrakat. Dari pendekatan sosiologis
ini kemudian diharapkan untuk dapt melakukansebuah kajian terhadap struktur sosial,
proses sosial, dan berbagai macam perubahan sosialdan berbagai masalah sosial
untuk dapat diselesaikan secara bijaksana dengan menggunakannilai-nilai Pancasila.
3.Secara Politis
2.6 Konsep warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme
serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa
Cinta Tanah Air
Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa
menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat
dimana ia tinggal. Yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan
melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya,
mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan
melestarikan alam dan lingkungan.Cinta Tanah Air merupakan pengalaman dan
wujud dari sila Persatuan Indonesia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari di keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, syarat-syarat pembelaan negara
diatur dalam Undang - Undang. Kesadaran cinta tanah air itu pada hakikatnya
berbakti kepada negara dan kesediaan berkorban membela negara.Salah satu cara
untuk menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air adalah dengan menumbuhkan
rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan. Rasa bangga
terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan
dengan membagi dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh
karena itu, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah
alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi
munculnya rasa cinta tanah air.
Rasa cinta tanah air bisa diwujudkan dengan berbagai macam cara. antara lain
adalah:
Nasionalisme
Kata nasional tidak terlepas dari kata nasionalisme yang berhubungan dengan jati
diri bangsa. Nasionalisme adalah sebuah situasi kejiwaan, yaitu kesetiaan secara
total diabdikan langsung kepada negara. Semangat nasionalisme sering
dihadapkan secara efektif oleh para tokohnya sebagai sarana untuk melakukan
perlawanan terhadap bentuk tekanan atau penindasan dan alat identifikasi untuk
mengetahui siapa kawan siapa lawan.Arti lain dari Nasionalisme adalah satu
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
(dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Menurut Ernest Gellner (1983)
nasionalisme adalah prinsip politik, yang berarti bahwa satuan nation harus
sejalan dengan satuan politik. Dan selama ini menunjukkan identitasnya pada
derajat integrasi tertentu.Nasionalisme pada hakekatnya adalah untuk
kepentingan dan kesejahteraan bersama, karena nasonalisme menentang segala
bentuk penindasan terhadap pihak lain, baik itu orang per orang, kelompok-
kelompok dalam masyarakat, maupun suatu bangsa. Nasionalisme tidak
membeda-bedakan baik suku, agama, maupun ras. Hal-hal yang mendorong
munculnya faham nasionalisme , antara lain:
1. Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam
wilayahnya.
5. Suatu doktrin dan/atau ideologi bangsa, baik yang umum maupun yang
khusus.
Nasionalisme Indonesia
Kata identitas berasal dari bahasa inggris Identity yang berarti ciri-ciri, tanda-
tanda, atau jati diri yang melekat pada diri seseorang atau sesuatu yang
membedakan dengan yang lain. Dalam trimonologi antropologi, identitas adalah
sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi,
golongan sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Sedangkan nasional
meupakan bangsa yang adalah identitas dari suatu bangsa.Bagi bangsa
Indonesia, identitas nasional adalah jati diri yang membentuk bangsa Indonesia,
seperti suku bangsa, budaya,eilayah, persamaan nasib, ataupun persamaan
cara pandang ke depan kehidupan suatu bangsa.
2. Menurut Agus (2012) rasa tanggung jawab adalah suatu bentuk sikap dan
perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, negara, dan
tuhan.
3. Menurut Magdalena (2011) rasa tanggung jawab adalah suatu perbuatan untuk
siap menanggung segala sesuatu hal yang muncul sebagai akibat dari
dilakukannya suatu aktivitas tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rasa
tanggung jawab adalah sikap menyeleaikan tugas yang dipenuhi rasa sadar.
Berbicara tentang tanggung jawab maka, tidak akan lepas dari kewajiban.
Kewajiban merupakan bandingan kepada hak maupun mengacu pada hak.
Jenis-jenis kewajiban
1. Kewajiban terbatas adalah kewajiban yang dibatasi oleh hukum, aturan, adat,
maupun norma yang berlaku di lingkungan sekitarmu.
2. Kewajiban yang tidak terbatas yaitu kewajiban yang didasari oleh nurani seperti,
keadilan dan kebijakan.
Sedangkan kewajiban atau tanggung jawab kita sebagai warga negara tergolong
dalam kewajiban yang tidak terbatas karena itu adalah sesuatu yang harus
didasari oleh hati nurani sendiri. Dimana kita sebagai warga negara yang baik
harus lebih menyadari bagai mana sebenarnya tanggung jawab kita yang benar
terhadap negara dana bangsa.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian disusun dalam makalah ini maka penulis menyampaikan bahwa
pendidikan pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk mewujudkan
suatu bangsa dan Negara yang mampu membanggakan pancasila sebagai landasan
utama dalam kehidupan berbangsaan bernegara pada khususnya. Oleh karena itu
dengan penyusunan makalah ini semoga dapat berguna bagi para pembaca sebagai
acuan proses pembelajaran dalam menjawab segala tantangan yang ada.
3.2. Saran
Hisyam Zaini dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitif Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya.