net/publication/355391476
ARSITEKTUR LINGKUNGAN
CITATIONS READS
0 418
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Laina hilma Sari on 19 October 2021.
ARSITEKTUR
LINGKUNGAN
i
ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Copyright @ 2021, Penulis & Penerbit
Penulis: Laina Hilma Sari, Zahriah, Muslimsyah, Abdul Munir
ISBN: 978-623-5669-01-4
Diterbitkan Oleh:
Bandar Publishing
Jl. Teungku Lamgugob, Syiah Kuala Banda Aceh Provinsi
Aceh. Hp. 08116880801 IG. bandar.publishing
TW. @bandarbuku FB. Bandar Publishing
Anggota IKAPI
Dicetak oleh:
Percetakan Bandar di Lamgugob Banda Aceh
(Isi diluar tanggung jawab percetakan)
Cetakan Pertama, 2021
Halaman: xi + 138 hlm. 18 x 25 cm
ii ARSITEKTUR LINGKUNGAN
PRAKATA
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, salawat dan salam
kepada rasulullah Muhammad SAW. hanya dengan kehendak Allah SWT
lah ‘Buku Ajar Arsitektur Lingkungan ‘ ini dapat disusun.
Buku ini merupakan bagian dari hasil penelitian yang berjudul
‘Evaluasi dan Strategi Desain Rumah Tinggal sebagai Langkah
Pencegahan Pandemi Covid-19’. Penelitian ini dibiayai Universitas Syiah
Kuala, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi, sesuai
dengan surat perjanjian penugasan, pelaksanaan penelitian lektor tahun
anggaran 202, nomor: 172/UN11/SPK/PNBP/2021 tanggal 22 februari
2021.
Buku ajar ini ditulis untuk menjadi buku pegangan mata kuliah
Arsitektur Lingkungan. Arsitektur Lingkungan bertujuan agar bangunan
atau lingkungan terbina menjadi ramah lingkungan, tanggap terhadap
bencana dan hemat energi. Buku ini ditulis dengan merujuk berbagai
sumber terkait yang mencakup bagaimana awal dari munculnya
Arsitektur Lingkungan; serta bagaimana Manajemen mengatur
Keseimbangan Ekologi dengan memperhatikan material dan konstruksi
bangunan yang berkelanjutan. Buku ini juga menyajikan teknik dan
strategi desain bangunan yang tanggap terhadap gempa bumi dan banjir
serta bagaimana menghadirkan pendekatan arsitektur di daerah paska
bencana. Arsitektur yang hemat energi juga menjadi tujuan dari buku ini
yang dihadirkan dalam bentuk metode penilaian dan contoh-contoh
bangunan dengan kategori berkelanjutan.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada tim yang telah
ikut membantu serta Asri Mulia yang telah membantu di dalam
pengumpulan bahan dan proses editing. Semoga Allah memberikan
balasan kebaikan untuk semua kontribusi tersebut.
Buku ini juga tidak lepas dari banyak kekurangan baik dari segi
penulisan, pemaparan dan isi. Oleh karna itu penulis berharap masukan
yang konstruktif dari para pembaca. Akhir kata, semoga buku ini berguna
dan bermanfaat untuk akdemisi, mahasiswa dan semua pembaca.
vi ARSITEKTUR LINGKUNGAN
12. RUMAH SEHAT VS SICK BUILDING SYNDROME ................................ 104
12.1 DEFINISI RUMAH DAN FUNGSINYA ......................................... 104
12.2 SYARAT RUMAH SEHAT............................................................ 105
12.3 CONTOH RUMAH SEHAT .......................................................... 108
12.4 SICK BUILDING SYNDROME .................................................... 110
12.5 GEJALA SICK BUILDING SYNDROME ...................................... 111
12.6 PENYEBAB SICK BUILDING SYNDROME ................................. 111
12.7 PENCEGAHAN SICK BUILDING SYNDROME ........................... 114
13. METODE PENILAIAN BANGUNAN HIJAU ............................................. 117
13.1 LEED .......................................................................................... 117
13.2 CASBEE ..................................................................................... 118
13.3 GREENSTAR .............................................................................. 119
13.4 GREENSHIP ............................................................................... 120
14. CONTOH – CONTOH BANGUNAN BERKELANJUTAN ........................... 123
14.1 ECO- HOUSE, OXFORD, INGGRIS ............................................. 123
14.2 BULLIT CENTER DI WASHINGTON, USA .................................. 127
14.3 GREEN SCHOOL, BALI, INDONESIA ......................................... 131
........................................................................................................ 13
GAMBAR 5.3 PLASTIK DAUR ULANG YANG DIOLAH SEBAGAI PAVING BLOK .... 40
........................................................................................................ 40
........................................................................................................ 72
x ARSITEKTUR LINGKUNGAN
GAMBAR 11.3 RUMAH DOME UNTUK KORBAN GEMPA DI NGLEPEN,
YOGYAKARTA ............................................................................ 106
GAMBAR 14.6 SISTEM TERINTEGRASI PADA BANGUNAN BULLIT CENTER ... 129
GAMBAR 14.7 FITUR HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN BULLIT CENTER ..... 130
GAMBAR 14.9 EXTERIOR DAN INTERIOR GREEN SCHOOL BALI ..................... 132
2 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Strategi Waktu Kriteria
Kemampuan Akhir Yang Bahan Kajian
No Pembelaj Belajar Penilai-an
Diharapkan (Materi Pelajaran)
ar-an (menit) (Indika-tor)
4 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Strategi Waktu Kriteria
Kemampuan Akhir Yang Bahan Kajian
No Pembelaj Belajar Penilai-an
Diharapkan (Materi Pelajaran)
ar-an (menit) (Indika-tor)
6 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
2.1 SEJARAH ARSITEKTUR LINGKUNGAN
BANGUNAN TUA DENGAN KONSEP EKOLOGI
Banyak orang melihat arsitektur ekologi sebagai sebuah konsep
baru, tetapi sebenarnya sudah ada sejak lama. Arsitektur hijau telah ada
sejak tahun 1960-an (Tabb and Deviren, 2014), dan terus berkembang
untuk mengakomodasi cara baru kita membangun. Arsitektur telah ada
sejak ribuan tahun yang lalu. Contoh yang terkenal adalah Candi Angkor
Wat. Kompleks candi Kamboja yang dibangun pada abad ke-12 M yang
masih berdiri hingga saat ini.
Candi Angkor Wat telah menunjukkan penerapan konsep arsitektur
lingkungan dengan menggunakan sistem irigasi yang kompleks dan mesin
hidrolik untuk memberi daya pada banyak aspek kompleks, termasuk
menyimpan air selama bulan-bulan kemarau, menyiram tanaman, serta
area pemanas dan pendingin sesuai kebutuhan. Candi Angkor Wat juga
menggunakan bahan yang bersumber secara alami yang bersumber
secara lokal di seluruh strukturnya, yang berarti memiliki jejak karbon yang
lebih rendah daripada struktur tempat bahan tersebut diangkut ke situs
dari seluruh dunia.
8 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Menerapkan semua struktur ini saat merancang dan membangun akan
menghasilkan arsitektur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dampak dari berkembangnya Arsitektur lingkungan adalah
semakin banyak pemahaman tentang efek perubahan iklim dan semakin
banyak orang beralih ke arsitektur ramah lingkungan untuk memerangi
kerusakan yang telah terjadi dan meminimalkan kerusakan konstruksi di
masa depan. Kota-kota di seluruh dunia menggunakan Indeks atau
penilaian bangunan hijau untuk mengukur tingkat keramahan bangunan
terhadap lingkungan.
Kota-kota menggunakan standar penilaian bangunan hijau untuk
melakukan pengukuran tingkat ekologi bangunan-bangunan di setiap
tahunnya. Karakter hijau yang sering tampil pada bangunan hijau yang
ramah lingkungan adalah dengan penerapan atap hijau (Green Roof),
tanaman pada dinding (vertical garden). Hal ini cukup baik karena dapat
mengurangi jejak karbon serta membantu mengurangi naiknya suhu
lingkungan.
Di tahun 1960-an telah terjadi peningkatan besar pada bangunan
beton yang konstruksinya menghabiskan banyak air dan bahan bakar
fosil. Namun gaya seperti itu yang dikenal dengan arsitektur brutalist dan
modernis tidak lagi sepopuler antara tahun 1960-an dan 1980-an, Saat
ini masyarakat lebih sadar untuk bisa hidup berdampingan dengan alam
secara harmonis. Namun pengembangan kota secara drastic saat ini
menjadi tantangan. Perubahan iklim dapat dirasakan dimana-dimana.
Sehingga desain bangunan yang memperhatikan lingkungan saat ini
adalah alternatif yang sangat berharga.
Ketika gerakan arsitektur ekologi kontemporer dimulai, begitu pula
gerakan arsitektur yang menentangnya dalam segala hal. Sejak tahun
1960-an dan seterusnya, telah terjadi peningkatan besar pada bangunan
beton yang konstruksinya menghabiskan banyak air dan bahan bakar
fosil. Gaya seperti arsitektur brutalist dan modernis tidak lagi sepopuler
antara tahun 1960-an dan 1980-an, dan fitur hijau memungkinkan gaya
yang kasar untuk ditutup-tutupi dan diubah.
Desain perkotaan dan ekologi selalu berubah, tetapi arsitektur
ekologi menyatukannya, melindungi dan meningkatkannya. Arsitektur
ekologi telah berubah secara drastis sejak permulaannya dengan kota-
kota pertama, dan bahkan sejak permulaannya yang kontemporer di
tahun 1960-an.
10 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Pola perencanaan eko-arsitektur berorientasi pada alam yang secara
holistik disarikan sebagai berikut:
• Penyesuaian pada lingkungan alam setempat.
• Menghemat energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit
penggunaan energi.
• Memelihara sumber lingkungan (air, tanah, udara).
• Memelihara dan memperbaiki peredaran alam dengan penggunaan
material yang masih dapat digunakan di masa depan.
• Mengurangi ketergantungan pada pusat sistem energi (listrik, air) dan
limbah (air limbah, sampah).
• Penghuni ikut secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan
pemeliharaan perumahan.
• Kedekatan dan kemudahan akses dari dan ke bangunan.
• Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-
harinya.
• Menggunakan teknologi sederhana (intermediate technology),
teknologi alternatif atau teknologi lunak.
2. Sirkulasi Udara
14 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
REFERENSI
Egertonm F.N. (2019), History of Ecological Sciences, Department of
History, University of Wisconsin-Parkside, Kenosha, Wisconsin 53141
McHarg, Ian L 1969Design with nature, Garden City, N.Y., Published for
the American Museum of Natural History, the Natural History Press
16 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
organisme, karena dalam lingkungan terdapat berbagai sumber
daya alam (hayati dan non hayati).
• Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang
banyak ditumbuhi pohon-pohon (terbentuknya hutan).
18 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi
dan sekaligus mempengaruhi arsitektur. Bila memahami konsep ini, maka
kehadiran arsitektur akan memberikan dampak positif terhadap
lingkungan.
Dampak Positif:
• Memberikan tempat perlindungan untuk manusia
• Memberikan tempat bagi manusia untuk tumbuh dan
mengembangkan potensi diri.
• Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan
atau kota.
• Memberikan semangat hidup melalui estetika visual pada keindahan
bangunan dan lingkungan terbina lainnya
• Membeberikan kenyamanan uilitas (penghawaan, pencahayaan,
penataan air bersih, kotor dan kotoran) demi keberlangsungan
lingkungan binaan
• Arsitektur yang tanggap iklim seperti melalui pemakaian material lokal,
atap hijau (green roof), kebun vertical (vertical garden) akan
memberikan tanggung jawab pada keseimbangan ekologi bagi mahluk
hidup lainnya
20 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
• Meningkatnya suhu iklim global sehingga meyebabkan terjadinya
perubahan iklim (climate change).
• Hiilangnya habitat beberapa hewan, karena banyaknya perluasan
lahan ke gunung-gunung dan hutan. Hal ini menyebabkan
banyaknya hewan liar turun ke desa-desa dan ke jalan-jalan
REFERENSI
(https://id.scribd.com/doc/217741076/Keseimbangan-Ekologi)
https://pbs.twimg.com/media/DcmZsKbUQAAc3Ja.jpg
https://i0.wp.com/rimbakita.com/wp-
content/uploads/2018/10/penebangan-hutan.jpg
http://www.no9.ca/wp-content/uploads/2017/11/GreenHouse.jpg
https://www.slideshare.net/NadhiAshter/keseimbangan-lingkungan-
74855201
24 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
4.3 PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global (bahasa Inggris: Global warming) (juga
disebut Darurat iklim atau Krisis iklim) adalah suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74
± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun
terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk
semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih
terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan
suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga
11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu
disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai
emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model
sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian
terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air
laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun
walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan
besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan
jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah
mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa
depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang
terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain.
Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia
26 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Gambar 4.2 Efek Gas Rumah Kaca (sumber:
https://slideplayer.com/slide/7881813/)
Bumi menerima energi dari matahari dalam bentuk sinar ultraviolet
(cahaya) dan melepaskan sebagian energi ini kembali ke ruang angkasa
sebagai sinar inframerah (panas). Gas dapat menyerap sebagian energi
keluar ini dan memancarkannya kembali sebagai panas. Gas-gas ini –
yang meliputi, karbon dioksida, metana, nitrogen oksida dan lain-lain –
disebut gas ‘rumah kaca’. Mereka bertindak seperti selimut yang
mengelilingi Bumi dan membuatnya lebih hangat daripada yang
seharusnya, sama seperti panel kaca dari rumah kaca memungkinkan
energi matahari masuk tetapi mencegah sebagian panas keluar. Tanpa
proses alami ini, yang dikenal sebagai efek rumah kaca, planet kita akan
menjadi rata-rata sekitar 30 derajat Celcius lebih dingin, sehingga efek
rumah kaca yang terjadi secara alami sangat penting. Tetapi terlalu
banyak efek akan menciptakan masalah. Kegiatan manusia dari generasi-
generasi terakhir telah secara artifisial meningkatkan konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer dan para ilmuwan menyimpulkan bahwa inilah
mengapa planet ini menghangat dalam sejarah. Tapi, karena gas rumah
kaca bisa bertahan di atmosfer untuk waktu yang lama, bahkan jika
semua emisi di seluruh dunia berhenti hari ini, iklim akan terus berubah.
Efek rumah kaca disebabkan karena meningkatnya konsentrasi
gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Meningkatnya
konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan
bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melebihi
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
28 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Perubahan iklim telah secara ilmiah dan banyak bukti adalah
diakibatkan oleh apa yang dikenal dengan pemanasan global (global
warming) sebagai akibat terjadinya efek rumah kaca pada atmosfer kita.
Efek rumah kaca terjadi akibat adanya gas-gas rumah kaca (GRK) yang
memerangkap panas radiasi matahari yang dipantulkan kembali ke
angkasa oleh permukaan bumi. Pada dasarnya GRK ini dapat bersumber
dari alam itu sendiri maupun dari aktivitas manusia. Namun berbagai data
yang ada menunjukkan bahwa emisi GRK berasal juga dari aktivitas
manusialah yang meningkatkan konsentrasinya di atmosfer.
30 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
satu kawasan pembagian iklim. Jika ditinjau secara klimatik, bentuk
arsitektur suatu bangunan akan sama prinsipnya untuk satu kawasan
pembagian iklim (Kalamang, 2013).
32 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Gambar 4. 5 Penghijauan untuk menciptakan iklim mikro yang sejuk
Hal ini dapat dilakukan dengan merancang sirip-sirip atau kanopi
di jendela-jendela bangunan. Air hujan yang terjadi di Indonesia
dimanfaatkan secara baik untuk memenuhi kebutuhan air penghuni
bangunan. Jika iklim mikro ini diterapkan disetiap rumah ,dapat
dibayangkan bagaimana hasilnya. Indonesia, sebagai negara tropis,
mendapatkan sinar matahari, sepanjang tahun. Hal ini dapat
dimanfaatkan oleh perancang dengan memasang solar panel untuk
menyimpan energi surya yang dapat memenuhi sebagian kebutuhan
energi bangunan Indonesia, dengan teknologi rendah dan harga yang
terjangkau. Ada beberapa teknologi lainnya yang dapat dimanfaatkan
seperti mikro hidro (untuk komunitas) dan tenaga angin (di daerah dengan
kecepatan angin tertentu).
Adaptasi dan pendekatan terhadap perubahan iklim global dapat
dilakukan dengan mengadopsi kearifan lokal dalam perancangan. Pada
zaman dahulu di Indonesia para perancang rumah –rumah yang disebut
“Arsitektur Tradisiona” sudah menerapkan rancangan yang terbukti
bertahan dalam menghadapi iklim di Indonesia. Pada tahun 1980 an para
arsitek Indonesia bergelut dengan topik “Arsitektur Tropis” yang bertujuan
memanfaatkan sebesar mungkin keuntungan geografis Indonesia di
daerah tropis guna mengurangi pemakaian energi di dalam
bangunan.Sekarang yang dibicarakan menjadi “Green Architecture”
ataupun “Sustainable Architecture” yang sebenarnya merupakan
penyempurnaan dari prinsip-prinsip dasar yang terbahas dalam
“Arsitektur Tropis” dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (yang baik)
dalam pergerakan arsitektur global.
34 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
REFERENSI
https://sdip.dpr.go.id/search/detail/category/Info%20Singkat/id/1083
https://dinlh.slemankab.go.id/pengertian-dan-penyebab-efek-rumah-
kaca/
https://sdip.dpr.go.id/search/detail/category/Info%20Singkat/id/1083
M. Imran Daud Kalamang., 2013., RADIAL – Jurnal peradaban sains,
rekayasa dan teknologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca
https://slideplayer.com/slide/7881813/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
https://veantiworld.com/faktor-penyebab-perubahan-iklim-lengkap
36 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
(sustainable). Satuan alami, batang bambu memiliki panjang dan bentuk
yang serupa (berbuku-buku) sehingga mudah dikelola & disimpan.
Batangnya memiliki karakteristik struktur fisik dengan ketahanan tinggi
terhadap beratnya. Bentuk penampangnya yang bulat dan berongga
didalamnya bisa dipasang secara strategis untuk menghindari kerusakan
saat menekuk. Buku pada batang bambu menjadikannya mudah dipotong
menjadi potongan pendek atau dibelah-belah. Permukaan alami bambu
banyak yang bersih, keras dan halus, dengan warna yang menarik. Bambu
memiliki sedikit limbah dan tidak ada kulit kayu yang harus dihilangkan.
Pada konstruksi bangunan, elemen struktural dari batang bambu
dipasang pada tiang, dan bila dibangun dengan baik maka bisa bertahan
dari gempa tektonik.
38 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
sekarang dapat membuat jenis beton plastik. Ini membantu mengurangi
emisi gas rumah kaca dan polusi kantong plastik. Plastik juga dapat didaur
ulang menjadi benda lain seperti pipa air, jendela PVC, atau bahan lantai
yang berkelanjutan, seperti insulasi busa plastik.
Plastik daur ulang dapat diolah menjadi paving blok yang dikenal
dengan Eco Pavings. Paving blok ini membutuhkan sampah plastik yang
cukup besar. Setiap satu Eco Pavings membutuhkan sekitar 1/2 kg
sampah kantong plastik. Jika dalam 1 meter persegi digunakan 40 Eco
Pavings, produk tersebut telah menyingkirkan 20kg sampah plastik dari
lingkungan.
40 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
5.5 ISOLASI WOL SEBAGAI BAHAN MATERIAL BERKELANJUTAN
Gambar 5.7 Material penutup dinding dari limbah kulit jeruk dan
material biologis lainnya
Sumber: https://www.buildwithrise.com/stories/benefits-of-bio-based-building-materials
42 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
REFERENSI
https://www.arginuring.com/blog/2020/09/14/bambu-sebagai-bahan-
material-berkelanjutan/
1. Berkelanjutan Sosial
44 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Faktor kenyamanan bangunan juga merupakan hal yang perlu
diperhatikan karena dapat mempengaruhi kondisi emosional dan
psikologis penghuninya. Kenyamanan tersebut tidak hanya dari segi
desain, tetapi juga dari segi fasilitas, ruang publik, akses menuju lokasi
bangunan, dan kemudahan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas
hidup dan efektivitas penggunanya dalam beraktivitas.
2. Berkelanjutan Ekonomi
46 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
dikeluarkan untuk perusahaan pengelola limbah proyek. Di samping itu,
melalui penggunaan kendaraan proyek dengan lebih efisien, maka akan
menghemat biaya bahan bakar. Ada satu hal lagi yang juga bisa
memberikan keuntungan bagi perusahaan konstruksi yang menerapkan
konstruksi berkelanjutan, yaitu dapat meningkatkan reputasi perusahaan
dengan menunjukkan rasa tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.
Pertumbuhan Ekonomi
Sektor konstruksi merupakan sektor yang berpengaruh terhaap
kondisi perekonomian suatu negara secara signifikan. Sektor ini juga
berperan sebagai indikator pesat-tidaknya dalam menentukan kemajuan
suatu negara. Dilain pihak, sektor konstruksi juga sebagai pihak dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi, baik sebagai wadah dalam kegiatan
interaksi ekonomi maupun sebagai media dalam penyediaan pekerjaan
bagi masyarakat. Dalam penyediaan lapangan pekerjaan ttersebut,
konstruksi berperan sebagai media pemberdayaan, masyarakat yang
tinggal di lokasi pembangunan dapat dilibatkan langsung sebagai tukang
maupun teknisi tertentu sesuai dengan keahliannya. Selain itu, material
yang digunakan dalam proses konstruksi dapat disediakan melalui metrial
lokal yang merupakan hasil sumberdaya lingkungan tersebut.
48 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Biaya tahapan awal hngga bangunan beroerasi merupakan
indikator ekonomi yang lain. Setelah bangunan tersebut selesai, penilaian
juga dilakukan mengenai nilai kebermanfaatan bangunan tersebut bagi
lingkungan sekitar, apakah banngunan tersebut emningkatkan
kesejahteraan atau tidak. Dengan memperhatikan kepentingan
ekonomi lokal, efisiensi, kualitas adaptasi, biaya operasional, dan
kebijakan modal, proyek yang dihasilkan tidak hanya menjadi investasi
jangka panjang, namun juga memiliki nilai keberlanjutan dengan
merangsang pertumbuhan bahkan meningkatkan standar ekonomi lokal.
50 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
2. Analisa dan Manajemen seluruhnya dari Daur Hidup Bangunan,
yaitu mengintegrasikan semua aspek dalam konstruksi dan
penggunaan dimasa depan;
3. Optimalisasi desain yang efisien, energi terbarukan, teknologi
modern dan ramah lingkungan harus menjadi satu kesatuan;
4. Kesadaran bahwa proyek arsitektur dan konstruksi tersebut
merupakan sistem interaktif yang kompleks dan terkait pada
lingkungan sekitar yang lebih luas yang bisa mencakup warisan
sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat;
5. Penerapan “material bangunan yang sehat”, yaitu untuk
menciptakan bangunan yang sehat, tata guna lahan yang
seimbang, kesan estetik dan inspiratif, serta memberikan
keyakinan ke masyarakat;
6. Upaya untuk mengurangi “carbon imprint”, mengurangi
penggunaan material berbahaya yang berdampak terhadap
aktivitas pengguna;
7. Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, kesetaraan baik lokal
maupun global, memajukan kesejahteraan ekonomi, serta
menyediakan kesempatan-kesempatan untuk kegiatan bersama
masyarakat;
8. Populasi urban tergantung pada sistem desa-kota yang
terintergrasi, saling terkait untuk keberlangsungan hidup seperti
fasilitas publik (air, udara, rumah, pendidikan, kesehatan,
kebudayaan, dll;
9. Mendukung pernyataan UNESCO mengenai keberagaman budaya
umat manusia sebagai sumber pertukaran, penemuan, kreativitas
yang sangat diperlukan oleh manusia.
Selanjutnya, konsep-konsep di atas dapat diterjemahkan bahwa
pendekatan “Sustainable Architecture” perlu diterapkan secara
menyeluruh dengan melihat seluruh daur hidup dari bangunan tersebut.
Dan penerapannya harus secara komprehensif dari maerial, dan
penghijauan lingkungan.
Konstruksi Berkelanjutan, menurut UNEP (United Nations
Environment Programme) adalah cara industri konstruksi untuk
berkembang mencapai kualitas pembangunan berkelanjutan dengan
memperhitungkan pelestarian lingkungan, sosial ekonomi, dan isu
52 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Dalam menselaraskan material bangunan baru, maka yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut (Nazarul, 2015):
• Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya
matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk
rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
• Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara
global dapat membuka kesempatan menggunakan material
terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap
inovasi, misalnya bambu.
54 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
terhadap pentingnya penerapan konsep pembangunan berkelanjutan
pada sektor konstruksi dalam menciptakan infrastruktur yang
diselenggarakannya.
REFERENSI
Willar, Debby. 2019. Penerapan konstruksi berkelanjutan pada
pembangunan infrastruktur. Sulut: Polimdo press.
http://repository.polimdo.ac.id/1975/1/Penerapan_konstruksi_berkelan
jutan.pdf
Ahadi. 2011. Konstruksi Berkelanjutan.
(https://www.ilmusipil.com/konstruksi-berkelanjutan)
Nazarul. 2015. Arsitektur Berkelanjutan
(https://nazarul14.wordpress.com/2015/11/19/arsitektur-
berkelanjutan/)
Newman, P (2002), Sustainability and Housing: More than a roof over
head
Novianto Prambudi. 2018. Faktor-faktor penghambat dalam Penerapan
Konstruksi Berkelanjutan pada Proyek Konstruksi Indonesia. Makassar:
Universitas Hasanuddin
Wirawati, Sylvie. 2011. Penggunaan Teknologi Bahan Inovatif Pada
Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Universitas Tarumanegara
(Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3, ISBN : 979-587-395-4)
Seri Rumah Ide “Sustainable Construction” 2007 Studio Imelda Akmal
Architecture Writer. https://www.caritra.org/2016/11/21/konsep-
konstruksi-berkelanjutan-dalam-lingkup-pembangunan-berkelanjutan/
Oleh karena itu energi alternatif selain dengan bahan bakar fosil
menjadi pilihan. Energi alternatif (energi terbarukan) adalah semua
58 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
sumber energi yang bertujuan menggantikan bahan bakar konvensional.
Tujuannya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang
tinggi sehingga berkontribusi besar terhadap pemanasan global.
Manfaat dari energi alternatif adalah sebagai berikut:
• Mengurangi dampak pemanasan global
• Sumber energi yang tidak pernah habis
• Meningkatkan kesehatan masyarakat secara drastis
• Menghemat sumber daya dan uang
• Menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan
60 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
d. Hydropower
Hydropower yang dibuat dengan cara membendung air sungai lalu
mengarahkan pipa air menuju turbin. Energi yang didapat berdasarkan
proses jatuhnya air ke turbin dan banyaknya jumlah air yang mengalir.
Tentunya pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) amat membutuhkan
sumber air yang sangat besar dan pembangunan tempat yang besar untuk
menampung air layaknya danau atau waduk alami.
62 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
h. Nuklir atau Uranium
Nuklir mampu menghasilkan energi listrik yang sangat besar.
Buktinya, hasil ukuran 1 gr zat radioaktif bisa menghasilkan energi listrik
sebanyak 50 ribu kwh per jam. Manfaat lain dari energi nuklir yakni tidak
menghasilkan efek rumah kaca sehingga bisa mencegah pemanasan
global. Jepang menjadi negara yang sukses mencoba energi ini dan
beberapa wilayah di sana sudah menggunakannya.
64 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
7.2 ARSITEKTUR HEMAT ENERGI
66 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
• Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alamisecara
maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi
listrik.
• Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara
buatan (air conditioner). Menggunakan ventilasi danbukaan,
penghawaan silang, dan cara-cara inovatif lainnya.
• Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk menampung
dan mengolah air hujan untuk keperluan domestik.
• Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan
penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan
iklim tropis.
REFERENSI
Heryanto, Sani. 2004. Arsitektur Bangunan Hemat Energi. Jurnal Ilmiah
Arsitektur UPH. https://studylibid.com/doc/137427/arsitektur-
bangunan-hemat-energi.
68 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
8. TEKNIK DAN STRATEGI DESAIN BANGUNAN HEMAT
ENERGI
Suatu rancangan bangunan dikatakan hemat energi apabila dalam
mencapai kenyamanan ruang (termal dan visual) bangunan tersebut
hanya menggunakan energi (primer) dalam jumlah yang relatif rendah.
Pengertian bangunan hemat energi juga merujuk pada penghematan
energi yang tidak terbarukan. Perancangan arsitektur hemat energi dapat
dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif. Perancangan pasif
merupakan salah satu cara penghematan penggunaan energi melalui
pemanfaatan energi matahari secara pasif - tanpa mengkonversikan
energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih
mengandalkan kemampuan arsitek, bagaimana agar rancangan
bangunan mampu dengan sendirinya ‘memodifikasi’ kondisi iklim luar
yang tidak nyaman menjadi ruang di dalam bangunan yang nyaman.
Sedangkan perancangan secara aktif adalah dengan melakukan
penghematan didalam menggunakan alat-alat mekanis untuk
memberikan kenyamanan pengguna.
Dalam penghematan energi, desain bangunan harus
mempertimbangkan iklim setempat. Iklim matahari yang berdasarkan
garis lintang membagi iklim sebagai berikut:
• Iklim tropis (00-23.50 LU/LS)
• Iklim sub tropis (23.50-400 LU/LS)
• Iklim sedang (400-66.50 LU/LS)
• Iklim dingin (60.50-900 LU/LS)
TROPIS TROPIS
70 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Gambar 8.2 Gaya Dan Konsep Rumah Tropis
Gambar 8.3 Rumah Tradisional Aceh dan Joglo dengan Penaungan yang
Dalam
72 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Gambar 8.5 menunjukkan bahwa Arsitektur tua telah memiliki
kepiawaiannya didalam beradapatasi dengan iklim dan lintasan matahari.
Hunian di bukit atau pegunungan memiliki bukaan hanya mengahadap
arah lintasan matahari. Hal ini juga di kembangkan oleh arsitektur masa
kini dengan hanya menempatkan bukaan pada jalur lintasan matahari.
REFERENSI
https://zdocs.tips/doc/energi-dan-perawatan-bangunan-kel-1docx-
q182ve7edg1v
https://www.researchgate.net/publication/305187552_BANGUNAN_HE
MAT_ENERGI_STRATEGI_PENGHEMATAN_ENERGI_BANGUNAN_DI_KAWA
SAN_SUB_TROPIS_DAN_TROPIS_BASAH
74 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
• Sinkron terhadap kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat
• Dalam sektor informal, ditekankan bagaimana meningkatkan
kapasitas masyarakat untuk membuat keputusan, menolong diri
sendiri dan membangun sendiri.
• Menggunakan sumber daya lokal (sesuai dengan prinsip
desentralisasi)
• Mempelajari pengembangan konstruksi rumah yang aman bagi
golongan masyarakat kurang mampu, serta pilihan subsidi biaya
tambahan dalam membangun rumah.
• Mempelajari teknik merombak (pola dan struktur) pemukiman.
76 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Balok tidak boleh dibuat dengan lebih lebar dari tiang yang ada pada
tumpuan agar tidak terjadi tegangan hambatan.
• Ringbalk horizontal pada setiap tingkatan dengan batang tarik diagonal
dapat meningkatkan kestabilan gedung.
• Pondasi yang dimiliki haruslah yang sederhana dan sekuat mungkin
tidak akan patah pada saat gempa bumi. Sebaiknya Anda memilih pelat
lantai beton bertulang atau pondasi lajur kali dengan sloof beton
bertulang.
• Reaksi bangunan pada saat gempa terjadi bergantung pada cara
pembangunan dan bukan pada tahap perencanaan. Maka sangatlah
penting bagi Anda untuk memanajemen pembangunan rumah tahan
gempa dan menjamin setiap bahan bangunan yang dipakai adalah
berkualitas baik.
1. Kualitas tanah
Karakteristik tanah dengan kepadatan yang tepat, cenderung keras,
dan tidak mudah longsor, serta memiliki tekstur kerikil berpasir atau
pasir tanah liat, mendukung konstruksi bangunan rumah tinggal yang
tahan gempa. Ketika terjadi getaran di permukaan bumi, fondasi
bangunan rumah tinggal tidak mudah hancur atau bergeser.
3. Kedalaman fondasi
Selain kualitas tanah dan material konstruksi, kedalaman fondasi pun
perlu diperhatikan. Untuk mendukung konstruksi bangunan rumah
yang tahan gempa, fondasi dengan minimum kedalaman 60-75cm
adalah salah satu syarat yang penting agar beban bangunan pada
tanah pijakan tersebar dengan baik.
1. Pondasi :
78 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Membangun pondasi memang sederhana, tapi pondasi yang kuat
memerlukan pengetahuan yang cukup. Sehingga fondasi bangunan yang
baik haruslah kokoh dalam menyokong beban dan tahan terhadap
perubahan termasuk getaran. Penempatan fondasi juga perlu
diperhatikan kondisi batuan dasarnya.Pada dasarnya fondasi yang baik
adalah seimbang atau simetris. Dan untuk pondasi yang berdekatan harus
dipisah, untuk mencegah terjadinya keruntuhan local (Local Shear).
2. Desain Kolom
80 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Gambar 9.4. Konstruksi Balok Korbel
82 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
• Serta untuk struktur bangunan dengan baja, bisa dimodifkasi
sambungan hubungan antara balok dengan kolom.
Berikut ini adalah ilustrasi pembentukan sendi plastis dalam
perencanaan bangunan tahan gempa.
84 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
REFERENSI
86 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
di daerah rawan banjir memang harus bisa mencegah, tanggap dan
beradaptasi terhadap banjir. Untuk itu, salah satu solusi yang bisa
dilakukan sebagai tanggapan atas kondisi tersebut adalah bangunan
harus bisa menghindari banjir dengan meninggikan dasar bangunan
seperti membuat rumah panggung.
Jika melihat kondisi daerah yang sering banjir yaitu di kawasan
Jakarta, rata-rata ketinggian banjir dalam 3 tahun terakhir yaitu 70 cm
sehingga paling tidak, diperlukan ketinggian bangunan dari dasar tanah
adalah 1 meter (Lotulung, 2017). Rumah panggung tradisional asli di
Jakarta sendiri sudah terlihat tanggap banjir tampak dari rumah panggung
tersebut memiliki ketinggian 0,5 m hingga 1 m, bahkan ada yang memiliki
tinggi 3 meter dari tanah. Hal ini tentu saja bisa diaplikasikan dalam
desain masa kini. Namun, jika kondisi lapangan tidak memungkinkan
untuk penerapan rumah panggung atau modifikasi bangunan secara
vertikal, maka solusi yang lain adalah melakukan modifikasi horizontal di
area lahan.
88 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
10.1 ALTERNATIF DESAIN UNTUK KAWASAN RAWAN BANJIR
1. Tinggikan rumah seperti konsep rumah panggung
Konsep rumah seperti ini sudah diterapkan sejak lama oleh nenek
moyang kita. Bagaikan rumah tradisional, Anda dapat membuat desain
rumah menyerupai rumah panggung namun dimodifikasi sehingga terlihat
lebih modern dan kekinian. Alih-alih kayu, Anda dapat menggunakan
beton sebagai tonggak sehingga lebih kokoh dan tahan lama. Dengan
adanya beberapa tonggak beton yang berfungsi sebagai kolom-kolom
penguat, maka air bah saat banjir dapat melewati bagian bawah rumah
dengan mudah tanpa adanya penghalang seperti dinding, furnitur dan lain
sebagainya. Bagian bawah rumah dengan desain seperti ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai taman, kolam maupun parkir kendaraan.
2. Manfaatkan permainan levelling.
Solusi lainnya untuk desain rumah anti-banjir adalah dengan
memanfaatkan permainan levelling. Dengan adanya levelling, maka lantai
bawah dapat dikorbankan untuk dilewati dan dialiri air saat banjir
sedangkan lantai atas dapat dimanfaatkan sebagai tempat tinggal Anda
yang nyaman dan aman dari banjir. Untuk itu, konstruksi dinding pada
lantai bawah haruslah dibuat sekuat mungkin sehingga dapat digunakan
sebagai penyangga bagian atas rumah. Tak hanya itu, bagian lantai bawah
rumah haruslah memiliki sesedikit mungkin ruangan dengan banyak
bukaan dan disarankan hanya berisi fungsi/ruang pendukung (bukan
bagian vital dari rumah). Jika memungkinkan, akan lebih baik bila hanya
terdapat 2-3 ruangan yang los dan lapang dan terdapat banyak bukaan
serta terhubung langsung ke halaman belakang yang terbuka. Dengan
demikian, saat bencana banjir melanda, maka air dapat memasuki dan
melewati lantai bawah rumah dengan mudah tanpa banyak hambatan
seperti dinding ruangan dan furniture, yang nantinya justru menambah
pembebanan. Tak hanya itu, adanya banyak bukaan yang langsung
mengarah ke bagian belakang yang terbuka menjadikan lantai bawah
mudah dilewati air, sehingga genangan air serta lumpur tidak tertampung
di bagian dalam rumah.
92 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
11. ARSITEKTUR BERKELANJUTAN PADA DAERAH PASKA
BENCANA
Arsitektur berkelanjutan adalah bagian terintegrasi dari
pembangunan berkelanjutan, yang merupakan perhatian penting saat ini.
Pembangunan berkelanjutan memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup
tanpa mengorbankan kondisi dan sumber daya untuk orang-orang di
generasi mendatang. Desain berkelanjutan dapat meningkatkan kualitas
hidup dengan menghilangkan kebutuhan energi yang tidak terbarukan.
Hal ini juga berlaku untuk pembangunan Kembali daerah paska bencana.
Arsitektur berkelanjutan pada daerah paska bencana dapat dilakukan
dengan cara memahami dan menghubungkan desain dan perencanaan
dengan lokasi dan kondisi lingkungan setempat (Studio Arsitektur, 2020).
94 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Aspek lain yang harus di cermati dalam hal rekonstruksi dan
rehabilitasi salah satunya ialah pemulihan psikis para penyintas, maka
dari itu aspek lokalitas (budaya), kebutuhan sehari-hari masyarakat
setempat, dan lingkungan aman harus di hadirkan untuk mencapai
konsep Resilience itu sendiri.
Tersedianya ruang publik adalah salah satu poin dari konsep
resilience dalam hal permukiman rawan bencana ini, ruang public juga
bisa dimanfaatkan sebagai area evakuasi, baik sementara atau jangka
panjang. Tersedianya ruang publik atau sekedar ruang terbuka ini berada
dekat dengan area housing atau fasisiltas sosial lainnya. Agar
masyarakat/pengguna mampu memanfaatkan ruang ini dengan sebaik-
baiknya.
Konsep pembangunan hunian pasca-bencana ini menggunakan
partisipasi dari masyarakat. Maka yang pertama ialah membangun hunian
sementara pasca-bencana, setelah masyarakat di relokasi setidaknya
mampu menampung kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti makan-
tidur-mck. Setidaknya membutuhkan luasan -+ 30 m2, dan cukup untuk
menampung 2 keluarga sekaligus.
Selain kebutuhan hunian, lokasi baru ini juga membutuhkan
fasilitas sosial berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, No. 11 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana. Salah satunya ialah Pusat
Pelayanan Kesehatan, dan Kantor Pemerintahan yang menggunakan
sitsem struktur RISHA (Rumah Induk Sederhana Sehat). Penggunaan
system struktur RISHA ini dimaksudkan untuk pengerjaan yang efisien,
juga memiliki ketahanan terhadap gempa bumi yang baik. Selain faisilitas
kesehatan dan fasilitas kantor pemerintahan, pedoman rehabilitasi dan
rekonstruksi juga menganjurkan untuk mengadakan fasilitas sosial
seperti Fasilitas Perekonomian (pasar rakyat), Fasilitas Pendidikan
(sekolah terpadu), dan Fasilitas Peribadatan. Sistem struktur yang akan
digunakan pada ketiga fasilitas sosial ini ialah Sistem pondasi pedestal
dan kolom-balok dari baja. Dimana ini akan memudahkan serta efisiensi
waktu pengerjaan, mengingat perencanaan permukiman pasca-bencana
harus cepat dan tanggap juga menghindari resiko yang akan datang
kedepannya (Adrianto, 2020).
96 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
timbulnya kerjasama dalam hal pemulihan sosial-ekonomi,
pendistribusian bantuan, dan lainnya.
98 ARSITEKTUR LINGKUNGAN
ketersediaan barang material dan permintaan yang tinggi (Yasaditama
dan Sagala, 2012) mengakibatkan masyarakat korban bencana kesulitan
untuk membangun kembali rumah mereka.
d. Keberlanjutan
Untuk mencapai proses rekonstruksi perumahan yang
berkelanjutan, selain faktor partisipasi masyarakat, alokasi sumber daya
manusia dan aspek finansial, aspek keberlanjutan dalam rekonstruksi
menjadi hal yang patut diperhatikan. Menurut (Barakat, 2003), terdapat
beberapa aspek keberlanjutan dalam proses rekonstruksi meliputi:
keberlanjutan lingkungan, teknologi dan organisasi. Dalam konteks
kebencanaan, teknologi yang dapat dikembangkan salah satunya adalah
konstruksi bangunan tahan gempa.
Keberlanjutan Untuk mencapai proses rekonstruksi perumahan
yang berkelanjutan, selain faktor partisipasi masyarakat, alokasi sumber
daya manusia dan aspek finansial, aspek keberlanjutan dalam
rekonstruksi menjadi hal yang patut diperhatikan. Menurut (Barakat,
2003), terdapat beberapa aspek keberlanjutan dalam proses rekonstruksi
meliputi: keberlanjutan lingkungan, teknologi dan organisasi. Dalam
konteks kebencanaan, teknologi yang dapat dikembangkan salah satunya
adalah konstruksi bangunan tahan gempa.
Pelaksanaan rekonstruksi perumahan pasca bencana memanglah
bukan hal yang mudah. Oleh karena itu untuk mewujudkan suatu proses
rekonstruksi yang sinergis dan berkelanjutan dibutuhkan kesiapan dan
kapasitas baik dari seluruh stakeholder untuk mempersiapkan elemen-
elemen yang harus dipenuhi baik pada kondisi pra, ketika maupun pasca
bencana.
CONTOH STUDI KASUS DAERAH PASCA BENCANA DI ACEH
Perkembangan kota pasca bencana tsunami mengalami
perubahan yang cukup signifikan, hal ini dapat dilihat pada struktur ruang
kota Banda Aceh pasca tsunami yang tidak terpusat pada kawasan masjid
raya Baiturrahman dan sekitarnnya, namun perkembangan struktur
ruangnya memadukan antara bentuk Multi Center dan Linier Growth
dengan sub pusat pelayanannya.
Rumah ini didukung oleh sistem fotovoltaik 10kW dengan inverter yang
ditempatkan di gudang sehingga medan elektromagnetik yang dibuatnya
disimpan pada jarak yang aman. Salah satu aspek rumah yang paling
menyehatkan adalah hubungannya dengan lingkungan sekitarnya. Rumah ini
dilengkapi dan didekorasi dengan barang-barang buatan lokal dari bahan alami
yang baik dengan finishing non-toksik. Karena mereka membawa energi dan
kegembiraan tertentu ke dalam rumah.
Cahaya alami dan udara segar membanjiri kamar tidur. Tempat tidurnya memiliki
kasur lateks tidak beracun dan linen bersertifikat Global Organic Textile Standard
(GOTS) dari Elkie & Ark. Rumah yang berkelanjutan menjadi lebih utama, hidup
sehat bisa menjadi batas baru dalam pembangunan rumah dan bagian depan
renovasi.
• Iritasi selaput lendir : iritasi pada mata, pedih merah, dan berair,
• Iritasi hidung, bersin, gatal,
• Gangguan neurotoksik : sakit kepala, lemas/mudah capek, sulit
berkonsentrasi
• Gangguan paru dan pernapasan,
• Gangguan kulit : kulit kering, kulit gatal,
• Gangguan saluran cerna : diare,
• Gangguan lainnya : gangguan perilaku, gangguan saluran kencing
• Taruh vas atau pot bunga yang berisikan tanaman hidup, selain
meningkatkan kelembapan juga menghasilkan oksigen
• Menjaga ruang kerja supaya tetap bersih, debu yang berlebihan dapat
mengakibatkan alergi dan SBS
KESIMPULAN
- Rumah sehat adalah rumah yang memberikan kenyamanan
pengguna bangunan.
REFERENSI
https://www.keselamatankeluarga.com/mengenal-sick-building-
syndrome/
https://parenting.orami.co.id/magazine/mengenal-sick-building-
syndrome-penyakit-yang-sering-menyerang-pekerja-kantoran/
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/166/jtptunimus-gdl-devitariat-
8253-3-6.babii.pdf
https://www.academia.edu/6959409/SICK_BUILDING_SYNDROME
https://www.slideshare.net/filemonlowhearts/sbs-sick-building-
syndrome-54256206
https://artikel.rumah123.com/10-kriteria-rumah-sehat-menurut-
kemenkes-pastikan-hunianmu-sudah-memenuhi-syarat-54467
https://www.homestolove.com.au/amp/healthy-family-home-19369
https://properti.kompas.com/read/2020/08/03/103733621/cegah-
penularan-covid-19-terapkan-desain-hunian-dengan-banyak-
bukaan?page=3&source=autonext
https://www.rumah.com/panduan-properti/12-tips-rumah-sehat-bebas-
penyakit-25131
https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/52/rumah-perumahan-dan-
permukiman
13.1 LEED
Pada tahun 2000, Dewan Bangunan Hijau Amerika Serikat
(USGBC) mengembangkan dan merilis pedoman untuk menerapkan solusi
bangunan hijau praktis melalui sistem peringkat Kepemimpinan dalam
Desain Energi dan Lingkungan (LEED-Leadership in Energy and
Environmental Design) untuk bangunan baru. Sejak rilis pertama itu, LEED
terus tumbuh menonjol dan memasukkan sistem peringkat untuk
13.2 CASBEE
13.3 GREENSTAR
REFERENSI
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20704/1104
04005.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Llanos, Miguel. "Could this $30 million green tower be the future of world
cities? " www.msnbc.com Retrieved March 25, 2012.
Kaye, Leon. Seattle's Bullitt Center is set to push the boundaries of green
building" www.guardian.co.uk September 30, 2011. Retrieved October 5,
2011.
Pryne, Eric (March 3, 2013), "Tenants for Bullitt Center must think
green", Seattle Times, retrieved May 17, 2013