PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
tahun keatas baik pria maupun wanita. Sedangkan departemen kesehatan RI menyebutkan
sesorang dikatan berusi lanjut usia mulai dari 55 tahun. Menurut badan kesehatan dunia
Proses penuaan berdampak pada aspek kehidupan, baik secara sosial, ekonomi dan
terutama kesehatan. Hal ini disebabkan karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi
organ tubuh akan semakin menurun baik karena factor proses alami yang menyebabkan
perubahan anatomi, fisiologis dan biokimia pada jaringan tubuh. Salah satu perubahan
yang terjadi pada lansia yakni perubahan pada sistem pencernaan yang merupakan
penyakit utama yang memakan korban karena akan berdampak pada penyakit sepeti
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah
gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi & Huda Amin, 2015). Gastritis
menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel dapat
Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis di dunia sekitar 1.8-2.1
juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%), Jepang
(14.5%), Kanada (35%), dan Perancis (29.5%). Di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari
jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang
1
remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan
seseorang.
Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40.8%,
dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu
penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap di rumah sakit di Indonesia dengan
jumlah 30.154 kasus (4.9%)..Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia
cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, insiden gastritis di
dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase dari angka
kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris (22%), China (31%), Jepang (14,5%),
Kanada (35%), Perancis (29,5%), dan 40,8% di Indonesia (Kurnia, 2011). Berdasarkan
profil kesehatan di Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dalam
10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
30.154 (4,9%). Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI tahun
Berdasar data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang pada tahunn
2014 jumlah penderita gastritis yaitu 8421 kasus dengan urutan penyakit yang ketiga dari
20 penyakit yang menonjol. Pada tahun 2015 mengalami penurunan yaitu 5699,dan pada
tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu 6552 kasus dan masih menempati urutan ketiga
penderita gastritis terbanyak berada di Puskesmas Mungkid dengan jumlah 1574 kasus,
kemudian di Puskesmas Salaman 2 berjumlah 1497 kasus, dan 1478 kasus di Puskesmas
2
kasus gastristis pada bulan Januari tahun 2017. Dari total 208 kasus gastritis tersebut, usia
produktif yang mengalami gastritis sebanyak 165 orang. Angka ini menunjukkan bahwa
masalah gastritis ini memang ada di masyarakat dan tentunya harus menjadi perhatian
dan non farmakologis. Penanganan nyeri bisa dilakukan secara farmakologis yakni
tanaman obat seperti daun andong, daun jambu biji, kulit kayu manis, kunyit, lidah buaya,
pegagan, pisang batu, putri malu, temu lawak, dan pepaya (April, 2012). Masyarakat
Diantara obat yang digunakan untuk mengatasi maag adalah antasida. Zat kalsium
karbonat dalam antasida dapat menetralkan asam lambung yang disertai dengan
perforasi dari tukak. Pertama-tama terjadi peredaan nyeri, tetapi segera disusul oleh rasa
nyeri yang lebih hebat akibat bertambahnya pelepasan asam (Tjay, 2007). Salah satu
alternatif terapi teknik relaksasi untuk meredakan nyeri adalah dengan teknik nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik yang dilakukan untuk menekan nyeri pada
thalamus yang dihantarkan ke korteks cerebri dimana korteks cerebri sebagai pusat nyeri,
yang bertujuan agar pasien dapat mengurangi nyeri selama nyeri timbul. Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan saat relaksasi adalah pasien harus dalam keadaan nyaman, pikiran
pasien harus tenang dan lingkungan yang tenang. Suasana yang rileks dapat
sepanjang saraf sensoris dari nosiseptor saraf perifer ke kornu dorsalis kemudian ke
3
thalamus, serebri, dan akhirnya berdampak pada menurunnya persepsi nyeri (Brunner &
1.2 Tujuan
1.2 Manfaat
A. Manfaat Praktis
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi, teori dan
2. Bagi Perawat
3. Bagi panti
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi bahan masukan bagi panti dalam
B. Manfaat Teoritis
Gastritis”.
2. Diharapkan bisa menjadi konstribusi yang baik bagi dunia ilmu pengetahuan pada
4
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
a. Lansia
1) Definisi
usianya 60 tahun ke atas,baik pria maupun wanita. Lansia merupakan tahap akhir
siklus hidup manusia, merupakann bagian dari proses kehidupan yang tak dapat
dihindari dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami
dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Utomo ,2015).
(1) Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
5
(2) Gangguan metabolik DM
(4) Gangguan sosial kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi lagi.
b. Gastritis
1) Definisi
dapat bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang sering terjadi
adalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi & Huda Amin,
2011).
2) Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau parasit
lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut adalah meminum
alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan
a. Infeksi bakteri
d. Stres
e. Autoimun
6
Selain penyebab gastritis di atas, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada
1) Nyeri epigastrium
2) Mual
3) Muntah
5) Muntah darah
6) Bersendawa
3) Manifestasi klinis
Gejala gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah, perasaan perut penuh.
2) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
3) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan.
b. Gastritis kronis
Pada gastritis kronis terjadi anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati
setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Dirksen,
4) Komplikasi
a. Gastritis akut
saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa haematomesis dan melena, dapat
7
berakhir dengan shok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu di
bedakan dengan tukak peptic. Gambaran klinis yang di perlihatkan hampir sama.
Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah Helicobacter Pylory, sebesar
100 % pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti
b. Gastritis kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, ferporasi dan anemia karena
5) Penatalaksanaan gastritis
2) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
b. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi: Gastritis akut Diatasi dengan
berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dan
ajurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
8
oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka
encer.
2) Bila korosi luas atau berat, 11iagno, dan lafase dihindari karena bahaya
perforasi.
1. Definisi
Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik yang dilakukan untuk menekan nyeri
sebagai pusat nyeri, yang bertujuan agar pasien dapat mengurangi nyeri selama
nyeri timbul. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan saat relaksasi adalah pasien
harus dalam keadaan nyaman, pikiran pasien harus tenang dan lingkungan yang
akhirnya berdampak pada menurunnya persepsi nyeri (Brunner & Suddart dalam
Ayudianingsih, 2015).
Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011), relaksasi nafas dalam adalah pernafasan
abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang
9
3) Pasien tidak mengalami stress
menyertai nyeri
intuisi.
Menurut Kusyati (2015), manfaat teknik relaksasi nafas dalam diantaranya adalah :
Ketentraman hati, berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah, tekanan dan
ketegangan jiwa menjadi rendah, detak jantung lebih rendah, mengurangi tekanan
darah, ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit, tidur lelap, kesehatan mental
menjadi lebih baik, daya ingat lebih baik, meningkatkan daya berpikir logis,
intuisi.
3. Cara Melakukan
Prosedur teknik relaksasi nafas dalam menurut Noviliya Hawati (2020), yakni
dengan bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3.
10
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
Ada beberapa posisi relaksasi nafas dalam yang dapat dilakukan menurut
lurus dan terbuka sedikit, kedua tangan rileks disamping bawah lutut dan
ditekuk, dibawah kepala diberi bantal dan dibawah perut sebaiknya diberi
sandaran kursi atau diatas tempat tidur, kedua kaki tidak boleh menggantung.
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Author/Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Surnaryo Joko Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Penelitian ini merupakan Hasil dari penelitian didapatkan bahwa Tingkat nyeri
Waluyo, Saka Dalam Terhadap Perubahan penelitian eksperimentar semu responden setelah teknik relaksasi nafas dalam sebanyak
Suminar 2018 Skala Nyeri Sedang Pada Pasien (quasi eksperimental) dengan 14 responden (74%) memiliki tingkat nyeri ringan. Dan
Gatritis Di Klinik Mboga desain pre dan test 16% responden terjadi nyeri sedang dan 10% tidak
post
Sukoharjo without control design dan mengalami nyeri. Hal itu menunjukkan bahwa setiap
pencuplikan random sampling pasien yang melakukan teknik relaksasi nafas dalam akan
dimana peneliti memilih mengurangi rasa nyeri sebesar 39.7%. sehingga hipotesis
sampel berdasarkan yang menyatakan bahwa ada pengaruh metode teknik
relaksasi nafas dalam terhadap perubahan nyeri pada
pertimbangan (judgment)
pasien Gastritis yang dirawat inap.
tertentu. Teknik analisis data
diolah menggunakan program
SPSS 21.0 for Windows
Nuryanti Pengaruh Relaksasi Napas Dalam penelitian ini adalah penelitian Hasil Sesudah pemberian terapi napas dalam, intensitas
Thahir, Terhadap Penurunan Intensitas kuantitatif. Dengan rancangan nyeri terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-6 (nyeri
Nurlaela 2018 Nyeri Pada Pasien Gastritis Di penelitian ini menggunakan sedang) sebanyak 37 (52,9%) responden dan nyeri
Ruang Rawat Inap desain pre-eksperimen dengan terendah adalah nyeri dengan skala 1-3 (nyeri ringan)
Rsud Haji Makassar One Group PreTest - Post test sebanyak 33 (47,1%) responden.
design. Sampel dalam Hasil uji paired t test dengan nilai t hitung 13,603 > t
12
penelitian ini sebanyak 70 tabel 1,667 dengan nilai ρ 0,000 < α 0,05, sehingga
responden dengan teknik dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pemberian
pengambilan sampel relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri pada
menggunakan accidental penderita gastritis di ruang rawat inap RSUD Haji
sampling. Makassar.
Cynthia Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Desain penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Teknik
Puspariny, Dalam Terhadap Intensitas Nyeri menggunakan desain quasi Relaksasi Nafas Dalam terhadap Intensitas nyeri pada
Diny Fellyana, Pasien Gastritis di Puskesmas eksperiment dengan Pasien gastritis di Puskesmas Antar Brak. Rata-rata
Desi Marini Antar Brak Kecamatan Limau pendekatan pretest-posttest skala nyeri pasien yaitu 4,80 dengan skala nyeri
2019 Kabupaten Tanggamus design without control group. minimum 4 mmHg, dan maksimum 7 dengan nilai
Jumlah sampel pada penelitian standar deviasi 0,847. Rata-rata skala nyeri pasien
ini adalah 30 responden. yaitu 2,03 dengan skala nyeri minimum 1 mmHg, dan
Teknik sampling yang maksimum 7 dengan nilai standar deviasi 0,669.
digunakan adalah purposive Terdapat Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
sampling. Instrumen yang terhadap Intensitas nyeri pada Pasien gastritis di
digunakan adalah lembar Puskesmas Antar Brak Tahun 2019 dengan nilai p-
observasi. Hasil penelitian value = 0,000.
menunjukkan rata-rata skala
nyeri mengalami penurunan
setelah dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam uji
Statistik yang digunakan uji
13
wilcoxon.
14
Noviliya Pengalaman Penderita Gastritis Metode penelitian yang Hasil penelitian didapatkan bahwa pengalaman
Hawati 2020 Kronis Dalam Melakukan Teknik digunakan adalah deskriptif responden selama melakukan terapi relaksasi nafas
Relaksasi Nafas Dalam Untuk kualitatif.Situasi sosial dalam dalam Tn.M dan Tn.K mengaku nyeri lambung yang
Membantu menurunkan Skala penetian ini adalah 2 orang dirasakan berangasur-angsur berkurang.Tn.M dan
Nyeri Pada Penderita Gastritis pasien gastritis kronis sebagai Tn.K melakukan terapi relaksasi nafas dalam setiap
Kronis Di Rumah Sakit Islam Siti partisipan dan seorang kali nyeri lambungnya kambuh.
Khadijah Palembang Tahun 2019 informan kunci yaitu perawat
yang bertugas di Rumah Sakit
Islam Siti Khodijah
Palembang
15
3.2 Pembahasan
Secara umum seseorang dikatakan lanjut usia apabila usianya 60 tahun keatas.
Lansia bukan suatu penyakit, melainkan merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Salah satu penyakit yang biasa diderita oleh lansia yaitu gastritis. Lansia
yang menderita gastritis dengan rata-rata usia antara 45-65 tahun. Hal disebabkan oleh
beberapa factor yaitu kurangnya aktivitas fisik, , gangguan dari perubahan hormonal
serta factor genetika, serta kurangnya pengetahuan penderita gastritis dan keluarga
tentang pencegahan, penanganan dan perawatan dengan baik dan benar (Permatasari, H,
dkk. 2018).
yang dapat bersifatakut dan kronik. (Price dan Wilson,2012). Gastritis adalah inflamasi
dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan
Gastritis yang dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan dan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Surnaryo Joko Waluyo, Saka Suminar 2018
yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada Pasien Gatritis Di Klinik Mboga Sukoharjo. Hasil
Tingkat nyeri responden sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam 18 responden
(95%) memiliki tingkat nyeri sedang. Dan 1 responden (5%) mengalami nyeri berat,
Tingkat nyeri responden setelah teknik relaksasi nafas dalam sebanyak 14 responden
(74%) memiliki tingkat nyeri ringan. Dan 16% responden terjadi nyeri sedang dan 10%
16
tidak mengalami nyeri. dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada Pasien Gatritis Di Klinik Mboga Sukoharjo.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuryanti Thahir, Nurlaela 2018 yang
bertujuan untuk Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Pada Pasien Gastritis Di Ruang Rawat Inap. Hasil Tingkat nyeri responden sebelum
melakukan teknik relaksasi nafas dalam, intensitas nyeri terbanyak adalah nyeri dengan
skala 4-7 (nyeri ringan) sebanyak 59 (84,3%) responden dan nyeri terendah adanlah
nyeri dengan skala 7-9 sebanyak 5 (7,1%) responden. sedangkan sesudah pemberian
terapi napas dalam, intensitas nyeri terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-6(nyeri
sedang) sebanyak 37 (52,9%) responden dan nyeri terendah adalah nyeri dengan skala 1-
3 (nyeri ringan) sebanyak 33 (47,1%) responden. dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan Pengaruh
Pemberian Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Gastritis
Pada penelitian Cynthia Puspariny, Diny Fellyana, Desi Marini 2019 yang
bertujuan untuk Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Intensitas nyeri pada
Pasien gastritis di Puskesmas Antar Brak. Hasil penelitian di dapatkan Rata-rata skala
nyeri pasien yaitu 4,80 dengan skala nyeri minimum 4 mmHg, dan maksimum 7 dengan
nilai standar deviasi 0,847. Rata-rata skala nyeri pasien yaitu 2,03 dengan skala nyeri
minimum 1 mmHg, dan maksimum 7 dengan nilai standar deviasi 0,669. dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan ada Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap
17
Dalam Untuk Membantu menurunkan Skala Nyeri Pada Penderita Gastritis Kronis Di
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2019. Hasil penelitian yang telah
dilakukan di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang, dapat disimpulkan bahwa :
Pengalaman responden selama melakukan terapi relaksasi nafas dalam Tn.M dan Tn.K
melakukan terapi relaksasi nafas dalam setiap kali nyeri lambungnya kambuh. Dari
penjelasan kedua informan diketahui bahwa teknik relaksasi dilakukan pada posisi duduk
dan berbaring dalam suasana yang tenang.Kedua informan menarik nafas dalam dan
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Gastritis dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
4.2 Saran
nafas dalam menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis ini dapat diterapkan oleh seluruh
19
DAFTAR PUSTAKA
Angkow, Julia, dkk. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bahu Kota Manado
Ardiansyah, M., (2012). Medikel Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA Press.
Ayudianingsih. 2015. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat
nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur di Rumah Sakit Karima Utama
Surakarta. Jurnal FIK UMS Kartasura
Azizah,Sustrani, 2016, Keperawatan Lanjut Usia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bandiyah, S, 2009, Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik, Yogyakarta: Nuha Medika.
Cynthia Puspariny, Diny Fellyana, Desi Marini. 2019. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Gastritis di Puskesmas Antar Brak
Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus
Indriana, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Noviliya Hawati. 2020. Pengalaman Penderita Gastritis Kronis Dalam Melakukan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Untuk Membantu menurunkan Skala Nyeri Pada Penderita
Gastritis Kronis Di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2019
Nuryanti Thahir, Nurlaela. 2018. Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastritis Di Ruang Rawat Inap Rsud Haji Makassar
Surnaryo Joko Waluyo, Saka Suminar. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada Pasien Gatritis Di Klinik Mboga
Sukoharjo.
Kusyati, E. & Fauzi’ah, N. (2018). Aloe Vera Efektif Sebagai Terapi Pendamping Nyeri
Gastritis. Jurnal SMART Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan(STIKes)
Karya Husada Semarang. 5(1), 11–19.
20