NPM : 183112700650161
PSIB R.04
Latar Belakang
Pada saat ini pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat
diantara para pelaku usaha. Mereka semua berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di
bidangnya. Banyak alasan yang mendasari sebuah perusahaan melakukan go public, salah
satunya adalah anggapan bahwa dengan menjadikan perusahaannya sebagai salah satu
perusahaan yang Go Public akan meningkatkan citra perusahaan tersebut. Hal ini tidak
sepenuhnya salah, karena pada faktanya, perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia sebagian
besar merupakan perusahaan terbuka atau perusahaan yang telah Go Public. Namun alasan yang
paling sering melatar belakangi perusahaan melakukan go public adalah karena perusahaan
membutuhkan persediaaan modal yang cukup besar dengan biaya modal yang minimalis. Dan
hal itu dapat dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau go public di
pasar modal.
Dengan melakukan go public, perusahaan akan mendapatkan tambahan dana yang akan
dimanfaatkan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan yang memungkinkan
pembiayaan rencana ekspansi, pembuatan produk baru atau rencana penggabungan usaha.
Dengan tamabahan modal tersebut perusahaan mengharapkan dapat memperbaiki struktur
kekuatan perusahaan, sehingga perusahaan bisa berjalan dengan baik dan meningkatkan kinerja
perusahaannya.
Adapun latar belakang suatu perusahaan melakukan go public adalah :
1. Kondisi pasar modal yang sedang membaik
2. Dana internal yang dirasakan cukup terbatas
3. Ingin mengadakan ekspansi usaha
4. Beban angsuran pinjaman yang semakin membesar
5. Aspek regulasi yang menguntungkan
6. Kondisi ekonomi yang sedang membaik
7. Adanya potensi masyarakat domestic yang dapat dimanfaatkan
8. Aspirasi dari pemerintah
PT. Astra Internasional Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang menjadi
tempat penelitian kami merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan astra internastional adalah perusahaan yang atau lebih dikenal dengan Astra Group
ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990 dan perusahaan ini bergerak
dibidang otomotif. Sedangangkan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang menyediakan layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia.
Dalam perkembanganya dari awal pembentukan sampai dengan saat ini perusahaan
memerlukan modal untuk memperbesar dan memperluas usahanya. Oleh karena itu dengan
pertimbangan manajemen, perusahaan mengadakan ekspansi usaha dengan jalan menjual sebagai
sahamnya di pasar modal.
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data sebagai bahan kajian
dalam penyusunan makalah sebagai salah satu tugas akuntansi internasional. Selanjutnya data
tersebut akan diolah, analisis, dan diinterpretasikan, sehingga diharapkan dapat diperoleh
gambaran mengenai kinerja perusahaan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari pelaksanaan penelitian adalah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan go public PT. Astra Internasional Tbk. dan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya untuk
menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar sebagai bagian dari proses belajar, sehingga
dapat lebih memahami bagaimana sebenarnya aplikasi dari teori – teori pengukuran kesehatan
dengan melihat laporan keuangan sebuah perusahaan. Serta untuk mengetahui perbedaan-
perbedaan yang mendasar antara teori yang ada dengan praktek yang sesungguhnya.
PEMABAHASAN
Sejarah Perusahaan
Astra Internasional (IDX : ASII), merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi otomotif yang bermarkas di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957
dengan nama PT. Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan mengubah
namanya menjadi PT. Astra International Tbk. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
Jardine Cycle & Carriage’s sebesar 50,1%.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan seperti yang tertuang dalam anggaran dasarnya adalah
perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan
dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan
penyaluran mobil, sepeda motor dengan suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat,
pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan
teknologi informasi.
- Bentuk Perusahaan
Jika di lihat dari bentuknya, PT. Astra International tbk merupakan Perseroan Terbatas
(PT) karena PT. Astra International karena perusahaan ini termasuk dalam badan hukum dan
PT. Astra International tbk juga menggunakan pedoman Good Coorporate Governance(GCG)
agar menjadi acuan bagi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan
perusahaan agar senantiasa memperhatikan perundang-undangan, anggaran dasar Perseroan.
Evaluasi keberhasilan Perusahaan
- Efisiensi PT. Astra International tbk
Efisiensi merupakan kemampuan untuk memperoleh hasil dari sebuah pengeluaran, PT.
Astra International tbk mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013 di bandingkan dengan
tahun sebelumnya. Pendapatan bersih Astra per September 2013 mencapai Rp 141,8 triliun,
turun 1% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Sementara laba bersih mencapai Rp 13,5
triliun, mengalami penurunan sebesar 8% dari Rp 14,7 triliun. Laba bersih per saham turun
sebesar 8% selain itu PT. Astra International tbk juga berfokus pada enam lini bisnis :
1. Divisi otomotif
Laba bersih Divisi Otomotif turun sebesar 5% menjadi Rp 6,9 triliun, terdiri dari Rp 3,2 triliun
yang berasal dari Perseroan dan anak-anak perusahaan, serta Rp 3,7 triliun dari perusahaan
asosiasi dan jointly controlled entities di bidang otomotif.
2. Divisi Jasa Keuangan
Laba bersih Divisi Jasa Keuangan mengalami kenaikan 17% menjadi Rp 3,3 triliun. Total
pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra yang terdiri dari PT Federal International
Finance (FIF), PT Astra Sedaya Finance (yang dikenal dengan nama Astra Credit Companies –
ACC) dan PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) meningkat 11% menjadi Rp 43 triliun,
termasuk pembiayaanmelalui joint bank financing without recourse.
3. Divisi Alat Berat dan Pertambangan
Laba bersih Divisi Alat Berat dan Pertambangan turun 23% menjadi Rp 2,1 triliun. PT United
Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan penurunan
pendapatan bersih sebesar 15%, sementara laba bersih turun 24% menjadi Rp 3,4 triliun.
4. Divisi Agribisnis
Laba bersih Divisi Agribisnis mengalami penurunan sebesar 45% menjadi Rp 726 miliar. PT
Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan
penurunan laba bersih menjadi Rp 911 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2012
sebesar Rp 1,7 triliun
5. Divisi Infrastruktur dan Logistik
Laba bersih Divisi Infrastruktur dan Logistik turun sebesar 28% menjadi Rp 339 miliar.
6. Divisi Teknologi dan Informasi
Laba bersih Divisi Teknologi dan Informasi sebesar Rp 101 miliar, naik 23% dibandingkan
periode yang sama tahun 2012.
- Efeksitifitas PT. Astra International tbk
Efektifitas merupakan derajat keberhasilan sebuah Perusahaan sampai suatu perusahaan
di nyatakan berhasil. Efektifitas PT. Astra International tbk dapat di lihat dari beberapa
penghargaan yang diterima oleh PT. Astra International tbk, yaitu PT Astra International Tbk
meraih penghargaan dari FinanceAsia Award 2010. Astra meraih beberapa kategori, yaitu No.1
Best Managed Company, Best Corporate Governance, Best Investor Relations, No.3 untuk Best
Corporate Social Responsibility serta Most Committed to A Strong Dividend Policy, Penerima
Nominasi Emiten Saham Terbaik kapitalisasi pasar di atas Rp 10 T dan penerimaan penghargaan
lainnya.
PENUTUP
Perusahaan PT. astra ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak tanggal 4 April
1990, kepemilikan perusahaan bukan lg milik perseorangan tp oleh para pemegang saham ,
kepemilikan perusahaan dalam bentuk saham yg dijual resmi di bursa pasar , laporan aliran
keuangan atau laba rugi dilaporkan secara rutin dan dipublikasikan, intervensi pemerintah
terbatas, perusahaan dipimpin oleh direksi yg pilih oleh pemegang saham. Jadi dapat dikatakan
perusahaan PT. Astra Internasional Tbk dapat mempertahankan eksistensinya sebagai
perusahaan go public sejak tahun 1990 hingga kini. Berdasarkan laporan ikhitisar keuangan PT.
Astra International tbk, pendapatan bersih pada tahun 2012 Rp. 193,880 Miliar, Asset Lancar
Rp. 88,352 Miliar dan laba bersih naik sebesar 3% dibandingkan tahun 2012. Dengan cara
pengendalian manajemen yang baik utuk tetap menjaga kepercayaan public terhadap perusahaan
ini.