Anda di halaman 1dari 6

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia

(Muhammad Hanif Ghifari)

Apakah yang dimaksud dengan generasi unggul? Apakah saya punya modal untuk
memenuhi kriterianya?

Kedua pertanyaan ini memacu nalar saya untuk menggali lebih dalam melalui
berbagai literatur mengenai definisi dan kriteria tersebut. Dalam beberapa literatur generasi
unggul ini juga disebut sebagai generasi emas. Dalam pedoman ‘Peta Jalan Generasi Emas
Indonesia 2045” yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia tahun 2017 tertulis bahwa Generasi Emas yaitu masyarakat Indonesia yang
berkualitas, maju, mandiri, dan modern, serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Jika
pendidikan karakter ini berhasil, maka di tahun 2045 Indonesia akan menghasilkan pemuda
yang berkarakter, tangguh, dan mencetak generasi emas. Misi besar pemerintah ini bertujuan
untuk mewujudkan Nawa Cita Indonesia yaitu Revolusi Karakter Bangsaa tau revolusi
mental. Nilai-nilai karakter yang diprioritaskan ini tidak lepas dari nilai-nilai Pancasila, yakni
religious, kemanusiaan, integritas, kemandirian, dan kegotongroyongan.

Dengan bekal pemahaman ini, saya sebagai generasi milenial Indonesia ingin
membuktikan bahwa generasi milenial juga peduli terhadap urusan bangsa dan ingin
berkontribusi langsung dalam mewujudkan cita-cita bangsa, yang dimulai dari diri sendiri
dengan memperkuat karakter dan mental. Karakter ini sangatlah oenting karena karakterlah
yang menentukan baik atau buruk, rajin atau malas, dan lainnya. Karakter juga
mencerminkan perawakan diri suatu bangsa. Jika karakter seorang pemuda ini baik, maka
baik pula masyarakat dan bangsa tersebut. Namun sebaliknya, jika karakter seorang pemuda
itu buruk, maka buruklah masyarakat dan bangsa tersebut. Ini merupakan tugas yang berat
bagi generasi muda sekarang. Oleh karena itu, generasi unggul haruslah bermartabat mulia.

Selama ini, saya berusaha mengali potensi diri saya dan terus berupaya
memaksimalkan potensi diri yang terdapat dalam diri saya. Hal ini menjadi kesempatan saya
untuk menuangkan nya dala esai ini sebagai salah satu syarat dala pendaftaran Beasiswa
Unggulan 2021. Dengan sangat rendah hati, saya menilai di dalam diri saya memiliki potensi
yang besar untuk menjadi generasi unggul dengan karakter dan mental yang saya miliki.
Memang proses yang dilalui tidaklah instan, tetapi melalui proses yang panjang mulai dari
usia belia hingga saat ini. Bahkan proses ini masih berlangsung dalam tahap kehidupan.
Awal mula saya ditempa dan didik adalah keluarga. Saya dibesarkan di daerah yang
berada di ujung pulau Sumatera, yaitu Kota Sabang serta tumbuh besar di dalam keluarga
yang berlatar belakang pendidikan. Dalam keluarga saya yang sederhana, saya dididik untuk
menjadi pribadi yang berakhlak baik, religius, mandiri, tekun, cerdas, dan memiliki jiwa
sosial yang tinggi. Bukan hanya itu saja, saya juga dididik agar bisa menjadi pribadi yang
dapat menjadi tauladan yang baik bagi diri syaa sendiri, keluarga dan masyarak sekitar.

Selanjutnya, tempat kedua saya ditempa adalah sekolah. Pendidikan pertama yang
saya terima dimulai pada tahun 2006 di TK Malahayati, kemudian dilanjutkan dengan
pendidikan sekolah dasar di MIN Sabang. Prestasi terbaik yang saya dapatkan selama di
bangku MI adalah mendapatkan Juara 2 dalam lomba Cerdas Cermat antar sekolah se-Kota
Sabang yang diadakan oleh Pesantren Terpadu Al-Mujaddid Sabang. Beberapa prestasi lain
diataranya; juara 1 lomba pidato Bahasa Indonesia dalam ajang PORSENI (Pekan Olahraga
dan Seni) se-Kota Sabang, juara 3 Musabaqah Tilawatil Qur’an cabang Tartil Quran tingkat
Kota Sabang, dan Juara 3 lomba shalat jenazah antar sekolah se-Kota Sabang. Selain itu, saya
juga mengikuti kegiatan keagamaan seperti pelatihan tilawah Al-Qur’an, mengahafal surah
pendek, serta bidang olahraga badminton.

Setelah enam tahun menempuh pendidikan sekolah dasar di Sabang, saya pun
memutuskan untuk merantau dan melanjutkan pendidikan saya di salah satu pesantren
modern yang ada di Banda Aceh, yaitu Dayah Modern Darul ‘Ulum. Memang suatu
keputusan yang berat untuk merantau jauh dari kampung halaman, namun hahl tersebut tidak
menurunkan semangat saya untuk menempuh pendidikan di jenjang selanjutnya. Saya
memilih melanjutkan sekolah di MTsS Darul ‘Ulum selama tiga tahun. Di sana saya dididik
dan ditempak untuk menjadi seorang santri yang berkarakter mulia serta dapat mengimbangi
khazanah keilmuan saya dalam hal ilmu agama dan ilmu umum lainnya. Selama menempuh
pendidikan ini terdapat beberapa prestasi yang saya raih, seperti peringkat 5 besar dalam
ajang KSM bidang Fisika tingkat Kota Banda Aceh dan prestasi terbaik yang saya dapatkan
saat MTs adalah mendapatkan juara 1 dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an cabang
Fahmil Qur’an tingkat Kota Sabang tahun 2016.

Pernah mental saya diuji Ketika gagal masuk SMA favorit yang ada di Aceh. Saya
sempat kecewa, akhirnya saya melanjutkan sekolah saya di MAN 1 Banda Aceh. Hal ini
tidak menyurutkan semangat saya untuk belajar dan terus menuntut ilmu. Saya sadar, di mana
pun “bibit unggul” berada, dia akan tetap subur.
Alhamdulillah terdapat beberapa prestasi yang saya raih di MA adalah menjadi salah
satu perwakilan dari Khafilah Kota Sabang dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-33 tingkat
Provinsi Aceh tahun 2017 pada cabang Fahmil Qur’an setelah sebelumnya menjadi juara 1 di
seleksi tingkat Kota Sabang. Pada tahun 2019, saya mendapatkan juara 3 lomba cerdas
cermat biologi se-Kota Banda Aceh yang diadakan oleh Biodiversitas FKIP Biologi
Universitas Syiah Kuala. Selain itu, saya juga mendapatkan juara 2 cerdas cermat
competition tingkat kabutan pada event ESA Contest X yang diadakan oleh FKIP Bahasa
Inggris Universitas Syiah Kuala. Kemudian pada tahun yang sama juga, saya mendapatkan
juara 3 lomba cerdas cermat agama tingkat SMA Sederajat se-Provinsi Aceh yang diadakan
dalam kegiatan REALISTIG 3 SMAN 3 Banda Aceh.

Pasca lulus MAN, saya benar bena memperhatikan passion apa sebenarnya yang telah
Allah titikan ked ala diri saya. Karena saya yakin, bila sesorang mengerjakan apa yang dia
senangi, maka apapun akan dikerjakan secara maksimal. Bila jurusan yang diambil saja tidak
disenangi, bagaimana bisa membangun motivasi belajar yang baik? Bagaimana bisa ia
bertahan karena di depan pasti banyak tantangan dan hambatan? Tentu alasan yang paling
mungkin untuk bisa menguatkan hal itu adalah passionnya pada diri sendiri dan
menyalurkannya.

Saya memilih untuk melanjutkan studi S1 jurusan Pendidikan Dokter di Fakultas


Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Alasan saya memilih jurusan kedokteran
yaitu karena menjadi seorang dokter itu pekerjaan yang mulia dan juga menjadi perantara
Allah menyembuhkan makhluk-Nya serta dokter merupakan cendikiawan sepanjang masa.
Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita yang saya impikan sejak kecil. Walaupun
tantangan yang harus dilewati tidaklah mudah, saya tetap menjalani proses ini dengan
sepenuh hati.

Di Universitas Syiah Kuala banyak hal yang saya temui dan dari sinilah saya
mengembangkan potensi-potensi saya. Semua saya tuangkan melalui kegiatan-kegiatan
kampus di Fakultas saya. Saya meyakini potensi dalam diri saya dan mampu memberikan
motivasi kepada orang lain. Kuliah bagi saya bukan hanya untuk mendapatkan gelar dan
memudahkan dalam mencari pekerjaan, Lebih jauh dan lebih utama dari itu, kuliah bagi saya
jalan menuntut ilmu yang merupakan sunnatullah sebagai seorang muslim.

Sebagai mahasiswa saya menyadari kompleksnya permasalahan bangsa ini.


Sebagaimana kita tahu bahwa masih banyak permasalahan kesehatan di Indonesia yang
belum terselesaikan saat ini, ditambah lagi wabah pandemi virus Covid-19 yang tidak kita
ketahui kapan akan berakhir, menjadi dorongan bagi saya untuk terus mendalami ilmu
kesehatan baik dalam dunia perkuliahan maupun dalam organisasi-organisasi.

Untuk menambah wawasan saya dalam bidang akademik maupun non akademik, saya
bergabung ke dalam organisasi-organisasi mahasiswa kedokteran, seperti AMSA dan TBM.
Dengan saya bergabung ke dalam organisasi ini saya bisa terus mengembangkan potensi diri
yang ada pada diri saya serta menambah ilmu yang mungkin belum didapatkan di bangku
perkuliahan. Selain itu, dengan saya bergabung ke dalam organisasi-organisasi ini saya bisa
mengimplementasikan ilmu yang sudah dipelajari selama perkuliahan.

Banyak event organisasi yang saya ikuti selama ini, salah satu yang saya ikuti adalah
EOTY (Event of The Year) AMSA USK 2021, di mana saya diamanahkan menjadi salah satu
panitia pada Divisi acara tersebut. Event ini merupakan program kerja dari AMSA Indonesia
di mana setiap organisasi AMSA di seluruh universitas di Indonesia akan melaukan event
tersebut dengan temanya masing-masing. Dalam event ini kami mengambil tema “COVID-19
DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” di mana acara ini ditargetkan kepada
siswa khusunya pada jenjang SMA untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat selama
pandemi Covid-10 ini. Acara yang kami adakan ini berlangsung sukses dan alhamdulillah
AMSA USK mendapatkan penghargaan “TOP 3 Best Concept” dari AMSA Indonesia.

Saya menyadari banyak kekurangan di dalam diri saya, namun saya berusaha untuk
selalu memperbaiki diri itu. Berbagai proses yang sudah saya lalui, syaya sadar bahwa
membentuk karakter itu tidak mudah dan tidak instan. Karakter berupa akhlak yang mulia
merupakan kombinasi dari kemampuan kita menyelaraskan tiga bentuk kecerdasan, yakni
kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosional. Karakter ini juga dibentuk oleh hard skil dan
soft skill yang sudah kita dapatkan tersebut. Dalam agama juga sudah dijelaskan bahwa
manusia mulia bukanlah karena harta atau jabatan yang ia raih melainkan akhlak mulia yang
dimilikinya. Pembangunan karakter sangat penting karena karakter yang mulia akan menjadi
modal dasar para generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia dalam menghadapi zaman
yang semakin kompetitif di masa yang akan datang.

Akhirnya, saya optimis dan percaya pada diri sendiri akan mampu menggali potensi
diri saya yang lebih baik lagi sebagai modal saya untuk menjadi generasi unggul kebanggaan
Indonesia. Dengan tekat yang kuat saya akan terus berusaha menjadi pribadi yang bermoral
dan berkarakter mulia. Kelak dalam proses menempuh pendidikan untuk menjadi seorang
dokter, beasiswa yang saya terima (apabila dinyatakan lolos) akan saya gunakan sebaik-
baiknya untuk meningkatkan kualitas diri saya agar menjadi dokter generasi yang unggul,
kompeten, terampil, Amanah, dan memberikan manfaat yan besar pada masyarakat luas.

Kontribusi saya tersebut sangat dibutuhkan untuk bisa mewijudkan Indonesia Emas
2045. Melalui Beasiswa Unggulan ini, akan sangat membantu meringankan beban biaya dan
kebutuhan kuliah saya, sekaligus memepermudah saya dalam berkiprah lebih besar lagi bagi
lingkungan, termasuk memotivasi generasi milenial lainnya agar dapat berkontribusi secara
maksimal bagi negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai