Anda di halaman 1dari 6

MISTERI JALAN ANGKER

MISTERI JALAN ANGKER

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NABILA ASSYIFA
Di suatu daerah tepatnya terletak di Pidie, terdapat beberapa desa, salah
satunya adalah desa Garot. Desa Garot dikenal sebagai desa ‘Pude Trieng’.
Biasanya menjelang hari raya di desa Garot akan mengadakan permainan ‘Pude
Trieng’ setiap malam hari raya. Pude Trieng adalah permainan tradisional yang
menjadi tradisi turun temurun yang tetap dilestarikan sampai saat ini.
Pude Trieng ini menceritakan bagaimana pada masa penjajahan Belanda
para pejuang Aceh menggunakan senjata yang berbagan dari bamboo seperti
bambu runcing dan Pude Trieng untuk membunuh pasukan penjajah.
Suatu hari Nabila dan para sepupunya berkumpul, salah satu dari mereka
bekata.
“Ayo kita naik sepeda dan berkeliling sawah!”, ujar Nadia denngan penuh
semangat.
“Ayo!”, ujar Nabila dan sepupu lainnya.
Mereka pun bergegas Kembali ke rumah dan mengambil sepeda yang
tergantung di dinding rumah. Sebelum mereka bemain, Nadia bertanya kepada
sepupu yang lain,
“Siapa yang mau naik duluan”, ujar Nadia kepada para sepupunya
“Saya!!”, jawab mereka sambil berebutan”
Akhirnya yang menapat giliran pertama adalah Nabila sambil memboncengi
adik sepupunya yang bernama Lisa. Mereka pun mengelilingi sawah dan
menyusuri aliran sungai yang sangat indah. Saat ingin kembali setelah lama
berkeliling, meraka melewati kuburan.
“Kalau lewat kuburan jangan lupa baca doa”, ujar Nabila sambil mengayuh
sepeda dengan hati-hati.
“Alah, mana ada hantu kek gitu”, jawab Lisa yang menghiraukan perkatan
Nabila.
Namun, tak lama kemudian saat perjalan menuju rumah, Lisa turun dari
sepeda dan berteiak kegirangan sambil berlari-lari,
“hahahahaaaa……”
“Jangan teriak kek gitu Lisa, masih dekat kuburan ni”, ujar Nabila yang
ketakutan. Walaupun sudah diingatkan, Lisa pun juga tidak menghiraukan
perkataaan Nabila.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka. Kemudian Nabila mengingat di
mana sekolah ibunya dulu. Mereka menyusuri jalan sekolah itu, namun jalan itu
sangat sepi, tidak ada seorangpun di sana. Saat sampai tepat di depan sekolah itu,
ternyata sekolah tersebut sudah ditutup. Mereka berehenti sejenak karena Lisa
kelelahan dan kakinya sakit, setelah itu mereka pulang ke rumah.
Keesokan harinya, Nabila kembali ke kota bersama keluarganya. Saat masih
dalam perjalanan, tiba-tiba Nabila jatuh sakit, demamnya tinggi dan membuat
keluarganya sangat cemas. Kemudian mereka mendapat kabar bahwa adik
sepupunya yang bernama Lisa kerasukan dan tak sadarkan diri. Keluarga di desa
panikk akan hal tersebut.
“Di dalam tubuh Lisa bukan Lisa lagi, tetapi makhluk halus, mungkin
mereka diikuti saat bermain sepeda tadi”, ujar Pak Is kepada nek Sayuti.
Pak Is pun bertanya kepada makhluk halus yang mengikuti mereka saat
bermain,
“Kenapa kamu ke sini?”, ujar Pak Is kepada hantu tersebut.
“Saya di sini karena melihat mereka berdua sangat asyik menaiki sepeda,
dan saya sangat tertarik dengan anak yang berlari-lari sambil teriak”, jawab hantu
tersebut dengan nada yang sangat menyeramkan.
Pada saat itu Lisa sedang dikendalikan oleh hantu itu, ternyata hantu ini
kesepian dan ia ingin bermain bersama kami.
Rupanya daerah di sekitar jalan itu tidak boleh ada yang berbuat ria, seperti
berteriak kegirangan karena dapat mengusik dan mengundan para makhluk halus.
Ibu Nabila menceritakan kejadian yang pernah terjadi di masa lalu.
“Dulu kejadian ini penah terjadi di taman, dan ciri-ciri hantu tersebut
sanagat mirip denagn hantu yang merasuki Lisa”, ujar Ibu Nabila.
Pada saat mereka ingin berjalan (sebelum ke jalan depan sekolah), mereka
bertemu dengan seorang kakek. Kakek tersbt bertanya kepada mereka,
“Mau kemana nak?”, tanya kakek tersebut kepada mereka.
“Kami mau jalan-jalan kek, memangnya ada apa ya kek?”, jawab mereka
sambil bertanya kembali kepada kakek tersebut.
“Hati-hati ya nak, karena banyak kejadian aneh di sini. Takutnya kalian
keserupan”, jawab kakek tersebut.
Mereka tak menjawab pertanyaan kakek tersebut dan terus mengayuh
sepeda. Namun betapa terkejutnya mereka saat mereka melihat kembali ke tempat
kakek tersebut ternyata sudah tidak ada lagi.
Di saat Nabila mendengar si Lisa kerasukan, ia baru ingat bahwa bahwa apa
yang dikatakan kakek itu ada benarnya. Nabila dan adik sepupu lainnya meyesal
karena tidak berhati-hati. Dikarenakan kecerobohan mereka, Lisa kerasukan dan
Nabila sakit selama 3 hari.
Setelah kejadian itu mereka satu keluarga tidak berani lag melewati jalan itu
apabila sendirian atau berdua. Dan sekarang jalan ini hanya dilewati oleh truk-truk
saja.
Banyak sekali tragedy mistis yang tejadi di daerah ini, salah satunya juga
dialami oleh abangnya Nabila yang bernama Hanif. Pada suatu hari Hanif ingin
berkeliling mengendarai sepeda motor. Ia pun berkeliling menyusuri sungai dan
hamparan sawah yang luas yang ada di kampung tersebut. Saat itu Hanif
memasuki jalan yang berhutan dia merasakan ada sesuatu yang aneh, ia pun
merinding seakan-akan ada sesuatu yang mengikutinya. Dia pun menghiraukan
dan terus berjalan. Tiba-tiba ia melihat ada hantu yang lewat depan ia, wujud
hantu itu besar dan berpakaian serba hitam. Hanif pun tidak percaya dan langsung
melanjutkan perjalanannya. Saat sedang istirahat sejenak, tiba-tiba tampak sosok
hantu yang bergelantungan diatas pohon . Hanif pun ketakutan dan langsung
mencari jalan lain.
Hanif pun kembali ke rumah dan menceritakan semua kejadian yang dia
alami ke seluruh keluarganya. Ketika malam hari Hanif pun jatuh sakit. Dia
demam selama tiga hari dan Ketika tidur ia selalu merasakan badannya ditimpa
oleh sosok yang mengerikan dan memakai jubah berwarna hitam. Kebetulan saat
sedang ditimpa oleh hantu tersebut Nabila melihat dengan sangat jelas kejadian
tersebut. Nabila pun bergegas ke kamar nek Sayuti dan membangunkannya.
“Nek bangun nek!!”, ujar Nabila sambil membangunkan nek Sayuti.
“Kenapa Nabila?”, jawab nek Sayuti yang beru terbangun.
“Di kamar tadi ada orang, orangnya hitam lagi duduk di atas bang Hanif”,
ujar Nabila yang ketakutan.
Nek sayuti pun bergegas membangunkan semua orang yang ada di rumah,
mereka pun segera mengambil wudhu dan mengambil al-Qur’an. Ketika mereka
ke kamar keadaan bang Hanif sedang ditimpa oleh sosok yang dikatakan Nabila.
Kami pun segera membaca al-Qur’an, saat membaca al-Qur’an hantu itu
merasa kepanasan,
“Aduh…, panas…, panas!”, teriak hantu yang menimpa bang Hanif.
“Ngapain kamu di sini?”, tanya ayah Hanif yang kesal.
“Saya di sini karena saya mengikuti dia”, jawab hantu itu yang meronta
kesakitan.
“Pergi dari sini, jangan ganggu kami!”, jawab ayah Hanif sambil mengusir
hantu tersebut. Akhirnya hantu itu pun pergi
Sejak dari kejadian itu, mereka selalu beribadah agar mereka dilindungi oleh
Allah p

Anda mungkin juga menyukai