Adult females
size 7 to 20 mm; males slightly smaller
SCHISTOSOMA
Helminths
Schistosoma
Morphology
Life cycles
Vector
Pathogenesis
Diseases
Diagnosis
Therapy
Prevention
Threats
Schistosoma: Endemic Areas
Schistosoma
Epidemiologi di Indonesia
Di Sulteng---> Danau lindu dan lembah Napu
Inang perantara-----> keong air, Oncomelania
hupensis lindoensis
Bilharziasis=katayama disease=skisosomiasis
japonicum=demam keong
Schistosoma: Epidemiology
200 million people infected world wide
50% endemic among the local population in high
infested areas
South America
Caribbean
Africa Depends on species
Middle East
Far East
Schistosoma: Daur hidup(1)
Infeksi dari air yang terkontaminasi
dengan beberapa hospes perantara
(keong ai ra)yang ONCHOMELANIA
HUPENSIS LINDOENSIS Cercariae
membawa/mengandung schistosoma
Schistosoma (serkaria) dapat
Sporocysts
menembus kulit
an
r
ai
Dalam beberapa minggu, cacing
Adults
um
g
tumbuh dan berkembang dalam
on
H
Ke
pembuluh darah da menghasilkan
telur.
Beberapa telur dapat mencapai Miracidia
kandung kemih atau sal. cerna dan
dapat ditemukan dalam urin atau
saluran cerna Eggs
Telur Schistosoma dapat ditemukan
dalam air bila penderita yang
terinfeksi berkemih atau berdefekasi
pada tempat tersebut
Developmental
Egg
Stages of Schistosoma
Miracidia
Schistosoma specific
Adult schistosomes liberate carcinogenic amines in urine
Rised beta-glucuronidase levels originating from miracidia
enclosed in the eggs
Cercariae
Metacercariae
Patologi dan gejala klinis
Terjadi sejak larva masuk kesaluran empedu sampai
menjadi dewasa. Parasit ini dapat menyebabkan iritasi
pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran.
Selain itu, dapat terjadi perubahan jaringan hati
berupa radang sel hati. Pada keadaan lebih lanjut
dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema.
Luasnya organ yang mengalami kerusakan bergantung
pada jumlah cacing yang terdapat disaluran empedu
dan lamanya infeksi
gejala dari penyakit fasioliasis biasanya pada
stadium ringan tidak ditemukan gejala. Stadium
progresif ditandai dengan menurunnya nafsu
makan, perut terasa penuh, diare dan
pembesaran hati. Pada stadium lanjut
didapatkan sindrom hipertensi portal yang
terdiri dari perbesaran hati, ikterus, asites, dan
serosis hepatis.
dianostik
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur
dalam tinja, cairan duodenum atau cairan empedu.
Reaksi serologi ( ELISA ) sangat membantu
menegakkan diagnosis.
Imunodiagnosis yang lebih sensitif dan spesies-
spesifik telah dikembangkan untuk mendeteksi
antigen ekskretori – ekskretori yang dikeluarkan
parasit.
Ultrasonografi digunakan untuk menegakkan
diagnosis fasioliasis billier.
Pengobatan
Albendazol dan Prazikuantel merupkan obat pilihan
Namun ada juga beberapa jenis obat yang bisa digunakan antara
lain :
Pengobatan yang dapat diberikan antara lain:
Heksakloretan
Heksaklorofan
Rafoxamide
Niklofolan
Bromsalan yang disuntikkan di bawah kulit
Bithional
Triclabendazole
operasi
Cara pencegahan
Tidak memakan sayuran mentah.halzoun
Pemberantasan penyakit fasioliasis pada hewan
ternak.
Kandang harus dijaga tetap bersih, dan kandang
sebaiknya tidak dekat kolam atau selokan.
Siput-siput disekitar kandang dimusnakan untuk
memutus siklus hidup Fasciola hepatica.
Sejarah
Cacing trematoda fasciolopsis buski adalah suatu
trematoda yang didapatkan pada manusia atau hewan.
Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Busk pada 1843
pada autopsi seorang pelaut yang meninggal di london.
Trematoda ini mempunyai ukuran yang terbesar dibanding
dengan trematoda – trematoda lain yang ditemukan pada
manusia.
Diperkirakan sekitar 10 juta orang terinfeksi oleh parasit
cacing ini.
Habitat : Usus Halus
Trematoda usus
Fasciolopsis buski
Hospes Dan Nama Penyakit
Hospes definitif : Manusia, babi, anjing, kucing
Hospes perantara pertama : Keong air tawar
(Segmentina, Hippeutis)
Hospes perantara kedua : Tumbuh-tumbuhan air
(Morning glory, Elichoris Eichornia grassipes, Trapa
natans, Trapa bicornis, tuberosa, Zizania)
PENULARAN :
Infeksi terjadi karena mengkonsumsi tanaman air, sayur yang tidak dimasak
yang terkontaminasi metacercaria
Cacing dewasa fasciolopsis buski,melekat DImukosa
usus muda seperti duodenum dan yeyenum,cacing ini
Patologi dan Gejala Klinis
memakan isi usus,maupun permukaan mukosa
usus,pada tempat pelekatan cacing tersebut terdapat
peradangan ,tukak(ulkus),maupun abses,apabila
terjadi erosi kapiler pada tempat tersebut ,maka
timbul pendarahan,cacing dalam jumlah besar dapat
menyebabkan sumbatan yang menimbulkan gejala
ileus akut. Tergtg massa cacing>>>pd inf berat
GK akhir masa inkubasi ,adalah diare dan
nyeri,uluhati (epigastrium) diare menjadi
persisten,warna tinja hijau kuning,berbau busuk dan
berisi makanan yang tidak di cerna,pada beberapa
pasien nafsu makan cukup baik atau berlebihan
walaupun ada yang mengalami gejala
mual,muntah,atau tidak memiliki selera
Perubahan patologi yang disebabkan oleh cacing ini ada
tiga bentuk yaitu toksik, obstruksi dan traumatik.
Terjadinya radang di daerah gigitan, menyebabkan
hipersekresi dari lapisan mukosa usus sehingga
menyebabkan hambatan makanan yang lewat. Sebagai
akibatnya adalah ulserasi, haemoragik dan absces pada
dinding usus. Terjadi gejala diaree kronis. Toksemia
terjadi sebagai akibat dari absorpsi sekresi metabolit dari
cacing, hal ini dapat mengakibatkan kematian.
Prognosis
Penyakit ini yang berat dalam menyebabkan
kematian,akan tetapi bila di lakukan pengobatan sedini
mungkin masih dapat memberi harapan untuk
sembuh,masalah yang penting adalah reinfeksi yang
sering terjadi pada penderita.
Pengobatan
Obat yang efektif untuk penyakit ini
adalah diklorofen ,niklosamid,dan
prazikuantel.
Diagnosis
Diagnosis pasti ditegakkan dengan
ditemukanya telur dalam feses atau
muntahan si penderita.
Trematoda paru (Paragonimus westermani)
Human lung
M-S-R-C
M-C
Telur--> S--> R1--> R2--> SK.ketam dan udang batu
menjadi metaserkaria duodenum mjd cacing
mudamigrasi masuk ke rongga perut,menembus
DF ke paru, timbul reaksi jaringan menjadi kista yg
berisi 2 ekor
infeksi memakan hp mentah atau setengah masak
PK batuk kering ,hemoptysis
Diagnosa telur dalam sputum dan cairan pleura
Serologi
T/ prazikuantel dan bithionol
Terima kasih