Anda di halaman 1dari 4

Datang bahagia pulang berduka

Ada seorang pemuda yang sangat bersemangat hari ini. Karena hari ini dia akan
berangkat mendaki gunung. Pemuda tersebut bernama Ulin. Dia mulai mengemas barang-
barang yang sudah dipersiapkan untuk mendaki seperti tenda, peralatan masak, tas, sepatu,
dan lain-lain. Tak berselang lama, ia sudah selesai merapikan barang-barangnya dan siap
untuk berangkat mendaki.

Sesaat sebelum berangkat mendaki, pemuda ini berpamitan dengan meminta izin
orang tuanya “pak, aku minta izin ingin mendaki gunung bareng teman-teman.”

Bapak mengizinkannya untuk ikut mendaki. Namun pada saat meminta izin ke ibu
“Bu, aku minta izin buat mendaki bareng teman-teman ya bu.” Ibu menjawab “nak, mendaki
gunungnya bisa di mundurin dulu? Perasaan ibu ngga enak.” Pemuda itu menjawab
pertanyaan sang Ibu “ngga bisa bu, temen-temen udah nungguin, Ibu berdoa saja agar
anakmu ini selamat sampai tujuan.”

Pemuda itu pun berangkat bersama teman-temannya dengan meninggalkan ibunya


yang masih diselimuti rasa tidak enak. Perjalanan menuju kaki gunung tersebut terasa lama.
Karena keadaan lalu lintas yang macet, pada kemacetan tersebut teman-teman Ulin ini
saling bercerita mengenai pengalamannya pada saat mendaki gunung, temannya bercerita
tentang mitos-mitos yang ada di gunung tersebut. Disaat yang lainnya bercerita dan
mendengarkan cerita, Ulin hanya melamun dan memikirkan perasaan ibunya yang tidak
enak itu.

Teman yang duduk disampingnya menepuk bahunya dan bertanya “kamu kenapa
Lin?” Ulin pun kaget “eh, ngga ada apa-apa kok.” Temannya pun berkata “jangan sering
melamun kaya gitu ya, apalagi pas mendaki nanti.” Ulin mengikuti perkataan temannya dan
mulai ikut mendengarkan cerita teman-temannya.

Ada salah satu temannya yang menceritakan tentang kejadian dimasa lalu yang masih
diingatnya. “heh... Kalian ingat ngga kejadian waktu dulu. Kejadian orang hilang pas
mendaki itu lohh, yang ketemu di sisi kiri gunung. Jadi ceritanya kan ada orang yang
mendaki gunung dan pulangnya tuh salah jalan dan akhirnya tersesat.” Ulin akhirnya ingat
“ohh yang katanya dibawa makhluk ghaib ya? Katanya pas di perjalan pulang yang lain pada
lewat jalur kanan, dia malah lewat jalur kiri, yang mana jalur kiri itu jarang sekali ada
pendaki yang lewat situ menurut indigo yang ikut mencarinya, orang itu mengikuti pendaki
lain yang lewat jalur kiri, padahal orang itu cuma berjalan sendiri, pendaki lain itu hanya
makhluk halus yang mengelabui orang itu.” Temen-temennya menggelengkan kepala
terkejut dengan apa yang mereka dengar.

Tidak terasa dengan bercerita dan mendengarkan cerita kemacetan pun mulai longgar.
Mereka bisa melanjutkan perjalanan ke kaki gunung Rinjani untuk mendaki. Sesampainya di
kaki gunung mereka mengecek kembali persiapan untuk mendaki gunung tersebut.

Setelah semuanya selesai mengecek, ketua dari kelompok mendaki itu mulai
mengabsen. Singkat cerita mereka mulai mendaki gunung tersebut, mereka berjalan dan
berjalan sambil menikmati keindahan alam yang ada di gunung Rinjani, mereka berjalan
sambil mengobrol.

Setelah setengah jam mendaki mereka memutuskan untuk rehat sejenak. Memakan
camilan yang mereka bawa, sambil mengobrol tentang keindahan gunung Rinjani.

***

Tidak terasa mereka sudah sampai di puncak. Senja pun tiba, mereka mulai
membangun tenda disana. Mereka melihat matahari terbenam yang sangat indah kelihatannya
dari atas gunung. Setelah melihat matahari terbenam mereka membuat api unggun untuk
menghangatkan badan. “Tidak lengkap rasanya kalau camping tidak membuat api unggun.”
Kata teman-teman pemuda tersebut.

Mereka saling berbagi cerita dan makanan di sekitar api unggun tersebut. Tidak terasa
waktu sudah semakin malam, mereka beranjak masuk ke dalam tenda untuk tidur. Disaat
yang lain tertidur, Ulin masih belum tidur dan memikirkan perasaan apa yang ibunya rasakan.
Dia melamun dan tanpa di sadari, Ulin berjalan ke arah pepohonan. Dia melihat pasar yang
sangat ramai dan banyak sekali makanan. Ulin masih tidak menyadari kalau dirinya itu sudah
tersesat ke dalam pasar ghaib.

Pasar itu sangat besar dan banyak sekali orang yang berjualan, Ulin berjalan sambil
melihat barang-barang dan makanan yang dijual. Terkadang Ulin berhenti sejenak dan
masih m. emikirkan apa yang dirasakan ibunya.

***

Ketika fajar tiba, teman-teman Ulin yang baru bangun tidur dibuat bingung, dimana
keberadaan Ulin sekarang. Mereka mencari Ulin bersama-sama, mencari kesana kemari,
sedangkan Ulin yang berada di pasar tersebut tidak menyadari kalau dirinya dibawa masuk
ke
alam ghaib. Disaat teman-teman nya mencari Ulin, Ulin yang di pasar itu malah senang
berada di pasar itu karena dia bisa makan, istirahat sepuasnya tanpa bayar, dan penunggu
pasar tersebut sangat ramah, dia boleh mencicipi dagangan sepuasnya.

Pasar itu sangat besar dan luas sekali, namun Ulin masih belum menyadari kalau
dirinya itu berada di alam lain, teman-teman nya yang masih mencari-cari dengan
kebingungan belum menemukan Ulin.

Pada saat pencarian, salah satu dari mereka bilang “bukankah ini aneh, sudah lama
kita mencari tapi masih belum ada petunjuk sama sekali, lebih baik kita turun dan mencari
bantuan.” Mereka pun turun ke kaki gunung untuk mencari bantuan. Di perjalanan menuruni
gunung mereka bertemu kakek-kakek dan bertanya pada kakek itu “permisi kek, kakek
sendirian di gunung mau ngapain kek.” Kakek tersebut diam saja sambil berjalan dengan
tatapan kosong, mereka mengikuti kakek itu. Setelah kakek itu melewati sebuah semak yang
rimbun, kakek itu menghilang tanpa jejak, teman-teman Ulin terdiam. Mereka melanjutkan
perjalanan menuruni gunung, dengan tidak mengingat-ingat kejadian itu.

Singkat cerita mereka sudah sampai di kaki gunung dan meminta bantuan, mereka
melaporkan kalau temannya yang bernama Ulin menghilang kemarin malam pada saat kami
tertidur. Laporan mereka diterima dan pencarian mulai dilakukan bersama dengan tim
penyelamat lainnya. Mereka mencari dan terus mencari di gunung tempat Ulin menghilang.

Salah satu teman Ulin menelepon orang tuanya dan mengabarkan bahwa Ulin
telah menghilang ketika mendaki bersama. Ibu Ulin terkejut dan pingsan,
sedangkan ayah Ulin langsung terjun ikut mencari keberadaan Ulin.

Setelah pencarian yang cukup lama dan belum membuahkan hasil sama sekali,
akhirnya para tim penyelamat bertanya kronologi awal-mula menghilangnya Ulin. Teman-
teman Ulin menceritakannya “jadi, awal-mula Ulin menghilang itu ketika kami duduk-duduk
di sekitar api unggun dan saling bercanda ria sambil bercerita, setelah waktu semakin malam
kami akhirnya memutuskan untuk tidur, pada saat kami tertidur itulah Ulin menghilang.”
Tim penyelamat itu bertanya “apakah teman kalian (Ulin) sering melamun atau apa
gitu? “ Salah satu dari mereka menjawab “iya pak, Ulin sering melamun.” Tim penyelamat
akhirnya mengerti “sepertinya teman kalian dibawa ke alam lain.” Akhirnya mereka
memutuskan untuk memanggil orang pintar untuk melakukan pencarian Ulin.
Orang pintar tersebut melakukan ritual agar mendapatkan petunjuk untuk mengetahui
dimana keberadaan Ulin. Dia menyembelih ayam untuk dijadikan persembahan kepada
penunggu gunung tersebut, memakai sesajen dan lain-lain. Orang pintar itu melakukan
berbagai cara untuk mencari dimana keberadaan Ulin, namun belum membuahkan hasil
sama sekali.

Akhirnya datang seorang sukarelawan indigo yang ikut mencari keberadaan Ulin,
orang indigo tersebut membaca doa untuk memudahkan pencarian. Ketika mereka melakukan
pencarian dengan mengusut kembali tempat kejadian itu, orang indigo mendapat penglihatan
“sepertinya teman kalian itu, terbawa masuk ke alam ghaib, kita sebaiknya melakukan ritual
untuk mengembalikannya.” Dilakukanlah ritual tersebut.

Setelah melakukan ritual tersebut namun belum membuahkan hasil. Karena hari mulai
gelap, tim penyelamat maupun sukarelawan memberhentikan sementara pencarian Ulin untuk
beristirahat.

***

Keesokan harinya pencarian kembali dilanjutkan dan hasilnya masih sama, belum
membuahkan hasil sama sekali. Sampai pada suatu ketika, ada warga dari gunung Rinjani
melaporkan penemuan mayat yang tertancap di batang pohon. Setelah diselidiki ternyata
mayat tersebut merupakan mayat Ulin yang menghilang. Pencarian pun dihentikan karena
mayat Ulin sudah ditemukan, orang tua Ulin sudah menerima kepergian anaknya. Namun
arwah Ulin masih terjebak di dalam pasar dan tidak ada yang berusaha untuk
mengeluarkan nya.

Anda mungkin juga menyukai