Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN HASIL MEMBACA

BUKU FIKSI

Nama : Ichsan Purnomo Aji

Kelas : XII IPS 2

No. Absen : 08

Identitas Buku

Judul : Hujan

Penulis : Darwis Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : ke-26, Juli 2017

Tebal : 320 halaman

Dimensi : 13.5 cm x 20 cm

Harga : Rp 57.800

Ringkasan :

Ada seorang gadis yang bernama Lail. Dia bertemu dengan dokter yang bernama Elijah dan ingin
menghapus ingatan tentang hujan. Lail menceritakan dari awal tentang kejadian saat ia masih berusia 13
tahun. Pada saat itu terjadi suatu bencana gunung meletus yang sangat besar. Saat itu lail sedang berada
dikereta lalu terjadi gempa. Saat Lail sudah berhasil selamat bersama 1 penumpang lainnya, namun
ibunya dan penumpang lain tidak selamat. Lail diselamatkan oleh seorang anak laki laki yang bernama
Esok. Setelah mereka selamat hujan lun turun deras. Mereka berduapun berteduh di taman sambil
menceritakan kabar dan keluarganya masing masing. Setelah itu mereka mengecek rumah masing
masing. Lail sangat terkejut bahwa rumahnya sudah hancur. Setelah itu, mereka berdua pergi ke toko kue
milik ibunya Esok. Mereka berduapun terkejut bahwa ibunya Esok masih selamat. Setelah itu, mereka
mengungsi ke tenda darurat setelah 2 hari menginap di tenda pengungsian, tiba tiba terjadi hujan abu
vulkanik. Lalu tiba tiba Lail pergi dari tenda. Esok yang mengetahui hal tersebut, langsung pergi mencari
Lail. Esok pun akhirnya bisa menemukan Lail, lalu Esok memaksa Lail agar kembali ke tenda. Akhirnya Lail
mau ikut dengan Esok agar kembali ke tenda. Saat sedang perjalanan kembali menuju tenda tiba tiba
terjadi hujan asam. Mereka pun terpaksa berteduh dibawah rumah rumahan yang berada di taman,
setelah hujan asam reda mereka melanjutkan perjalanan kembali menuju tenda.

Setelah beberapa hari dan bulan aktivitas kota sudah mulai berjalan normal kembali. Setelah
satu tahun bersama Esok, akhirnya Esok diangkat menjadi anak angkat oleh keluarga barunya. Saat itulah
lail menahan tangisan ketika mendengar hal tersebut. Lail pun pindah ke panti sosial. Disana ia bertemu
dengan teman barunya yaitu Maryam. Di panti sosial mereka sudah melakukan aktivitas normal seperti
sekolah dan lain lain. Setelah pindah ke panti sosial, tibalah hari bebas dimana dia bebas melakukan
aktivitas apapun, saat itu Lail pergi ke taman dan tiba tiba dia bertemu dengan Esok kembali saat Lail
hendak naik bus kembali ke panti sosial. Lail sangat senang ketika bertemu dengan Esok lagi. Namun
setelah 2 tahun berlalu Esok pun bertemu dengan Lail dan menyampaikan bahwa dia harus pergi ke ibu
kota untuk melanjutkan sekolahnya.

Lail dan Esok pun berpisah setelah Esok pergi ke Universitas menggunakan kereta. Setelah itu Lail
dan Maryam yang bosan dengan aktivitas di Panti sosial memiliki ide untuk bergabung dengan organisasi
relawan. Mereka pun mengikuti organisasi relawan, disana nereka diuji oleh beberapa tes seperti tes
tertulis. Setelah tes tersebut mereka menunggu hasilnya yang akan dikirim ke panti sosial. Mereka sangat
senang karena lulus dalam tes pertama. Lalu mereka meminta izin kepada ibu suri untuk mengikuti tes
selanjutnya yaitu tes selanjutnya yaitu tes fisik. Mereka pun melakukan tes fisik seperti naik turun
tanjakan, melewati reruntuhan, merayap diatas seutas tali, mendaki bukit, dan yang terakhir yaitu
melewati kubangan lumpur. Setelah tes selesai mereka dinyatakan lulus. Lail dan Maryam pun bergegas
kembali untuk beristirahat setelah menjalani tes fisik tersebut. Esoknya Lail terbangun kesiangan dan
bergegas mengikuti upacara pelantikan. Setelah usai tiba-tiba ia bertemu dengan Esok kembali. Esok pun
mengajak Lail jalan-jalan menggunakan sepeda merah yang telah pudar warnanya. Mereka menuju
ketempat yang sangat mereka kenali seperti stasiun bawah tanah, disana mereka berdoa, merenung,
mengingat kembali kejadian yang dulu pernah dialami. Lalu mereka menuju ke toko roti ibunya Esok,
disana Lail bertemu dengan ibunya Esok dan membantu dalam membuat kue atau roti. Setelah
menghabiskan waktu di toko roti mereka lanjut pergi ke Taman Kota, disana mereka saling bercerita
banyak hal baik tentang kegiatanya di sekolah masing-masing atau hal lain, Lail pun kembali ke Panti.
Keesokannya Lail mengantar kembali Esok ke stasiun. Lalu Lail pergi ke markas organisasi relawan untuk
mempersiapkan barang yang akan digunakan ke daerah yang terisolasi

Anda mungkin juga menyukai