Anda di halaman 1dari 4

HUJAN

Identitas

Judul : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum

Tahun terbit : 2016

Tebal buku : 320 halaman, 20 cm

Orientasi

Hujan adalah novel karya Tere Liye yang menceritakan tentang keinginan tokoh utama yaitu Lail yang
ingin menghapus memorinya tentang seseorang, yang mana ia meminta bantuan Elijah. Kemudian Lail
mengingat alasan kenapa ia harus menghapus memorinya tersebut, dan ia pun menceritakannya kepada
Elijah.

Analisis

Lail, gadis 13 tahun yang menjadi yatim piatu saat terjadi bencana alam. Gempa bumi dari gunung
purba dan mengakibatkan tsunami di belahan bumi lain. Namun, saat bencana itu pulalah ia 'bertemu
dengan Esok, lelaki yang menarik tas punggungnya sehingga Lali tidak tergelincir ke dalam lorong kereta
bawah tanah Lail dan Esok kemudian terjebak dalam percintaan selama masa pengungsian. Dimana ada
Esok disana ada Lail. Tapi bukan percintaan yang biasa. Tidak biasa karena mereka berdua memiliki cara
yang 'santun' dalam menjaga hati

Juga ada Maryam, sahabat setia Lail. Bertemu setelah masa-masa pengungsian dan mereka pindah ke
panti. Sayangnya, hubungan Maryam dengan Lail ini sangat akrab. Maryam yang tau bahwa hubungan
Esok dengan Lail itu lebih sedari sekedar percintaan biasa, dengan karakter Lail yang introvert, dia tidak
dibuat marah 'beneran ketika Maryam menggoda hubungan yang terjalin antara mereka berdua. Masa
itu diceritakan kalau bencana alam yang terjadi itu baru permulaan. Setelah itu terjadi musim dingin
berkepanjangan. Daerah subtropis pun bisa turun salju. Kejadian ini membuat pemerintah meluncurkan
sebuah pesawat ulang-alik untuk mengembalikan ke iklim yang semestinya. Sayangnya, ada efek jangka
panjang yang harus diterima penduduk bumi.
Evaluasi

Novel yang disajikan dengan bahasa yang mampu menyihir pembaca ini akan membuat pembaca
merasakan bagaimana rasanya harus tegar ketika ditempa masalah, melangkah maju ketika masalah
begitu berat, dan rasanya jatuh cinta. Ada rasa ketika rindu bertemu pasangan. bertemu kembali setelah
sekian lama tidak bertemu, dan cemburu. Yang pernah atau sedang remaja mungkin akan tersenyum
melihat tingkah Lail. Imajinasimu benar-benar akan dibuat terbang oleh Tere Liye.

Sinopsis

Di masa depan, pada 2042, dunia dipenuhi dengan teknologi-teknologi canggih. Peran manusia
tergantikan oleh ilmu pengetahuan dan mesin mutakhir pada masa itu. Lail adalah seorang perempuan
berusia 13 tahun. Ketika hari pertama sekolah, Lail dihadapkan dengan bencana gunung meletus dan
gempa dahsyat. Bencana itu meluluhlantakkan kota tempat ia tinggal. Tidak hanya itu, musibah besar
tersebut merenggut nyawa kedua orang tua Lail. Beruntungnya, Lail diselamatkan oleh remaja laki-laki
berusia 15 tahun yang bernama Esok. Laki-laki ini memiliki ibu yang juga penyintas bencana tersebut.
Sayangnya, kedua kaki ibu Esok harus diamputasi. Lail dan Esok menjadi dekat. Selepas bencana, mereka
tinggal di sebuah pengungsian. Keduanya seperti kakak-adik yang tak terpisahkan. Semua orang
mengenali mereka dengan baik. Lail dan Esok juga sering membantu petugas pengungsian. Singkat
cerita, beberapa waktu kemudian pemerintah mengumumkan bahwa tempat pengungsian mereka akan
ditutup. Penutupan itu membuat Esok dan Lail berpisah. Lail menetap di panti sosial, sedangkan Esok
diadopsi menjadi anak angkat sebuah keluarga kaya. Keluarga yang mengadopsi Esok diketahui
merupakan keluarga walikota, pejabat terhormat di kota tempat tinggal mereka.

Saat di panti sosial, Lail bertemu dengan Maryam, teman sekamarnya yang sangat lucu, ceria, dan penuh
semangat. Lail dan Maryam menjadi teman dekat. Kelak, mereka bersama-sama memutuskan menjadi
relawan. Lail dan Maryam mengabdikan hidup mereka untuk membantu orang-orang yang terdampak
bencana. Meskipun Lail dan Esok berpisah, keduanya memiliki jadwal pertemuan setiap sebulan sekali.
Bagi Lail, pertemuan itu sangatlah berarti. Saat bertemu, mereka mengisi pertemuan dengan obrolan
ringan, berbagi cerita dari aktivitas atau kegiatan masing-masing. Namun, jadwal pertemuan itu menjadi
berantakan karena Esok meneruskan pendidikan ke ibukota. Akibatnya, Lail dan Esok hanya bisa
bertemu saat Esok liburan semester. Sementara itu, Lail dan kawannya, Maryam mendaftarkan diri
sebagai relawan di sebuah organisasi kemanusiaan. Maryam dan Lail menjadi relawan termuda dan
keduanya berprestasi.

Meskipun Lail dan Esok memiliki kesibukan masing-masing, tetapi Esok masih menyempatkan diri untuk
menemui Lail. Kedatangan Esok sering kali tanpa terduga-duga. Sayangnya, frekuensi pertemuan Lail
dan Esok semakin jarang. Mereka kemudian hanya bertemu satu kali setahun. Itu pun jika Esok tidak
sibuk. Saat itulah intensitas komunikasi Lail dan Esok menjadi renggang. Singkat cerita, Esok terlibat
dalam proyek kapal luar angkasa yang akan membawa penduduk Bumi ke luar angkasa demi
menghindari bencana dahsyat yang dikhawatirkan akan merusak Bumi. Penduduk Bumi yang boleh pergi
dipilih secara acak. Esok memiliki dua tiket. Ayah angkaynya, sang walikota meminta agar satu tiket itu
diberikan kepada anak kandungnya, yaitu Claudia.
Kesalahpahaman terjadi. Lail menyadari perasaan yang ia miliki pada Esok. Di titik ini, Lail membutuhkan
kepastian. Namun, satu hari sebelum pengumuman pemerintah, tidak ada kabar dari Esok. Perasaan Lail
kacau, lalu ia memutuskan masuk ke ruang modifikasi ingatan. Lail ingin menghilangkan beban pikiran
dan menghapus kenangan bersama Esok dari ingatannya. Ternyata Esok sedang melakukan proses
pemindahan data sehingga tidak bisa mengabari Lail. Namun, proses operasi terlanjur dilakukan dan
tidak bisa dihentikan.

Dunia Cecilia

Orientasi

Judul novel: Dunia Cecilia (Through a Glass, Darkly)

Penulis: Jostein Gaarder

Penerbit: Phoenix House, London

Tahun terbit: 1996

Isi Resensi/Ulasan

Dunia Cecilia mengisahkan petualangan seorang gadis bernama Cecilia yang sakit keras dengan malaikat
penjaganya. Cecilia telah lama sakit keras dan mungkin tidak akan pernah sembuh. Ia selalu terbaring di
ranjang dan menulis catatan pribadi berisi pemikirannya akan kehidupan dan kematian. Cecilia sesekali
berkumpul dengan keluarganya dengan digendong oleh ibu dan ayahnya yang sangat menyayanginya.

Namun suatu malam natal, Cecilia bertemu dangan malaikat pelindungnya. Yang ternyata sangat cantik
namun tanpan, bukan laki-laki maupun perempuan, tidak mempunyai rambut dan juga perasaan. Cecilia
yang awalnya hanya bisa berbaring karena sakit keras, tiap malam menjadi bisa bermain keluar. Setiap
malam saat keluarganya tertidur, Cecilia mengendap keluar dengan malaikat pelindungnya. Melakukan
hal-hal yang tidak pernah bisa ia lakukan seperti bermain ski. Saat malam hari bersama malaikat
badannya terasa sangat sehat, namun keesokan harinya Ia akan merasa tubuhnya jauh lebih lemah.

Penilaian

Dunia Cecilia berisikan pertanyaan-pertanyaan filsafat seorang gadis kecil terhadap dunia kehidupan
maupun kematian. Cecilia membawa kita pada pemikiran-pemikiran baru yang di luar nalar, membuai
dengan kata-kata indah di dalamnya, dan membuat kita merasakan kembali jiwa anak kecil yang bebas.
Novel ini memberikan ketertarikan tersendiri di akhir cerita. Pembacanya akan bertanya-tanya apa yang
sebenarnya terjadi pada Cecilia, apakah Cecilia benar-benar mengalami petualangan secara fisik atau
hanya jiwanya dan apakah Cecilia sedih akan kematiannya. Akhir cerita Dunia Cecilia mengantarkan
pembacanya pada imajinasi masing-masing dan mengembangkannya sesuai dengan ide-ide yang
diberikan dari novel.
Kesimpulan

Dunia Cecilia merupakan novel yang indah, pelik, namun juga menakjubkan. Cocok sekali bagi para
pemikir juga para pemimpi yang senang berimajinasi dengan pikirannya sendiri. Dunia Cecilia membuat
kita menyadari betapa indahnya hidup yang kita jalani walau kehidupan tidaklah abadi.

Anda mungkin juga menyukai