Anda di halaman 1dari 3

Tema dari novel "Hujan" adalah percintaan.

Sebuah percintaan dimana seorang perempuan


mencintai laki-laki yang telah menyelamatkan hidupnya di masa lalu,ketika bencana alam
terjadi dan merusak hampir seluruh penjuru dunia. Perempuan ini ingin sekali menghapus
kenangan yang menyakitkan yang disebabkan oleh laki-laki tersebut dalam hidupnya.
Terdapat beberapa aspek tentang lingkungan, ilmu pengetahuan, dan juga drama yang
dihadapi oleh tokoh utama dalam cerita ini.

 Alur dari cerita ini sangatlah menarik. Alur yang digunakan yaitu alur majemuk. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kutipan:

"Gadis berusia 21 tahun yang duduk diatas sofa hijau menyeka ujung matanya. Mengenang
dan menceritakan kembali kejadian delapan tahun lalu itu tidak mudah."-Halaman 39

Cerita ini dimulai ketika Lail, si tokoh utama, berada di suatu ruangan bersama seorang
wanita. Wanita ini meminta Lail untuk mengingat kembali masa lalunya. Para pembaca akan
dibawa ke masa lalu Lail ketika dia kehilangan keluarganya dan bertemu laki-laki yang
dicintainya. Masa lalu yang menyisakan sebuah kesedihan yang mendalam untuk Lail.

 Latar tempat dari novel ini yaitu berada di sebuah kota yang terkena bencana. Di kota ini,
ditemukan beberapa kemajuan teknologi.

"Persis ketukan jarinya diangkat, lantai di sebelah kursi kembali merekah, kali ini dari
tempatyang berbeda dengan belalai robot sebelumnya. Duan jengkal dari sofa hijau, tiang
berbentuk bulat seperti pipa stainless muncul."-Halaman 8

Hal ini membuktikan bahwa alat-alat yang digunakan sudah sangat canggih karena novel ini
mengambil latar masa depan yang mengutamakan kepraktisan. Novel ini diawali dengan
sebuah kejadian yang mencengangkan yaitu gempa bumi. Dari kejadian tersebut, sang
penulis memulai cerita dengan sangat baik. Terdapat keharuan di dalam kisah-kisah dan
kejadian yang dialami tokoh utama untuk mencapai segala tujuan dan ujian di kehidupannya.

 Tokoh utama bernama Lail. Lail kehilangan kedua orang tuanya ketika gempa bumi terjadi.
Dia adalah seorang perempuan yang kuat, tangkas, dan berhati baik. Ini dibuktikan dengan
kemauannya menjadi relawan untuk para korban bencana.

""Kami hendak mendaftar menjadi relawan," ujar Maryam.

"Baik. Apakah kalian sudah tahu syarat-syaratnya?"

Maryam mengangguk."-Halaman 108


Dalam novel tersebut, ketangkasan Lail ditunjukkan dalam kutipan berikut:

"Dua teman baik itu bahu-membahu melintasi jalanan berlumpur. Naik-turun. Berkelok-
kelok. Sesekali petir menyambar membuat terang, memberitahu bahwa mereka berada di
tengah hutan lebat."-Halaman 149

"Ini berbeda dibandingkan saat Lail naik sepeda merah, mengelilingi kota bersama Esok.
Seluruh perhatian Esok menjadi miliknya. Sekarang Lail merasa orang asing di meja itu.
Tidak ada yang mengajaknya bicara. Cemburu. Ternyata kata itu sangat menyakitkan."-
Halaman 245

Lail adalah perempuan yang pencemburu. Dirinya merasa diabaikan dalam meja makan
tersebut.

Tokoh selanjutnya yaitu Esok. Nama panjangnya Soke Bahtera. Dia adalah seorang laki-laki
yang telah menyelamatkan Lail dari bencana. Dia juga adalah seorang laki-laki yang sangat
cerdas.

"Nama Soke Bahtera menjadi penjelasan terbaiknya. Soke Bahtera dikenal sebagai penemu
banyak teknologi canggih beberapa tahun terakhir, terutama mesin terbang."-Halaman 178

Dengan kecerdasannya, Esok telah membantu dalam menemukan teknologi-teknologi pada


masa itu. Esok juga memiliki ibu yang masih selamat dari gempa bumi. Walaupun Esok
masih memiliki ibu, dia memilih untuk diadopsi oleh keluarga Wali Kota. Esok juga seorang
yang bijaksana.

". . . Aku sebenarnya tidak tertarik, lebih suka tinggal di panti. Aku bisa sekolah, bekerja,
menjaga Ibu, bersama kamu. Tapi Ibu membutuhkan perawatan serius. Dia terus sakit-
sakitan. Tinggal bersama keluarga baru mungkin akan membuat Ibu lebih sehat,"-Halaman
74

Esok lebih memilih untuk tinggal dengan keluarga barunya karena dia peduli dengan kondisi
ibunya.

Tokoh selanjutnya yaitu sahabat Lail bernama Maryam. Lail bertemu Maryam ketika mereka
menjadi teman satu kamar di panti sosial. Maryam selalu ada disisi Lail. Maryamlah yang
telah menemani Lail ketika berada di panti sosial. Maryam adalah perempuan berambut kribo
yang suka sekali meledek Lail.

"Nah, bukankah kamu jatuh cinta pada Soke Bahtera saat gerimis? Waktu-waktu terbaikmu
bersamanya juga saat hujan, kan? Kabar buruk bagimu jika Soke Bahtera ternyata mencintai
Claudia. Aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya kamu setiap kali hujan turun,
mengenang semuanya." Maryam nyengir lebar, sama sekali merasa tidak berdosa."-Halaman
201
Selain itu, terdapat seorang wanita bernama Elijah. Dia adalah seorang paramedis yang
membantu Lail untuk menghapus ingatannya. Elijah hadir sejak cerita dimulai, menemani
Lail di dalam ruang modifikasi ingatan. Elijah merupakan sosok yang bijaksana dalam
menyikapi segala permasalahan yang Lail hadapi.

"Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar semua kenangan mereka
dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima.
Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa
menerima, dia tidak pernah bisa melupakan."-Halaman 308

Sudut pandang yang digunakan pada novel ini adalah sudut pandang orang ketiga. Sudut
pandang ini dapat dibuktikan dalam beberapa kutipan.

 "Lail terburu-buru mengangguk. Dia tadi asyik menoleh, menatap layar-layar televise di
dinding, tiang, dan di mana-mana yang menyiarkan breaking news."-Halaman 12

 "Mereka tiba di lapangan tepat waktu. Ada 54 relawan yang dilantik pagi ini dari seratus
orang yang memulai pelatihan setahun lalu. Sisanya mengundurkan diri atau tidak lulus."-
Halaman 125

Dari beberapa kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang digunakan yaitu
sudut pandang orang ketiga. Itu dibuktikan dengan menggunakan kalimat "dia" dan
"mereka".

Anda mungkin juga menyukai