Anda di halaman 1dari 21

Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi

FK-UNAYA

Penuntun
Praktikum
Farmakologi
FAKULTAS KEDOKTERAN
ABULYATAMA

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 0


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

KATA PENGANTAR

Tujuan praktikum farmakologi adalah untuk mempelajari pengertian-pengertian,


pengetahuan mahasiswa tentang farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat.Hal
tersebut dapat dicapai dengan memilih percobaan-percobaan yang sesuai dengan fasilitas
yang ada, tanpa mengurangi maksud dan tujuan praktikum farmakologi.
Setelah melaksanakan praktikum farmakologi diharapkan mahasiswa memiliki
gambaran pengetaghuan yang lebih jelas mengenai aktivitas obat dari hasil
pengamatannya selama praktikum. Tujuan lain dari praktikum ini adalah memberikan
gambaram mengenai metode-metode sederhana yang dapat dilaksanakan dalam
penelitian farmakologi serta mampu membuat perencanaan beberapa percobaan
farmakologi yang sederhana maupun yang lebih modern.
Dalam upaya pengembangan bagian farmakologi fakultas kedokteran Universitas
Abulyatama diperlukan penambahan fasilitas yang menunjang peningkatan mutu, baik
melalui pendidikan /pelatihan staf bagian farmakologi maupun penambahan alat-alat
yang lebih canggih dan bahan-bahan lain yang diperlukan.Untuk itu perhatian dan
dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan, agar mutu lulusan fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama lebih baik dari lulusan fakultas kedokteran lainnya.
Penyusun berharap agar penuntun praktikum farmakologi ini dapat memberikan
manfaat, disamping itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat dibutuhkan
demi peningkatan mutu yang lebih baik dimasa mendatang.
Terima Kasih

Aceh Besar, September 2015

Penyusun

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 1


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

PENDAHULUAN

Penuntun praktikum farmakologi ini selain memuat percobaan-percobaan juga


terdapat petunjuk bagi praktikan, cara penggunaan, pemeliharaan, sampling, pengkodean
dan pemusnahan hewan percobaan. Disamping itu juga terdapat tata cara pembuatan
protokol dan laporan praktikum.
Percobaan pada praktikum farmakologi dapat dilakukan dengan menggunakan
manusia, hewan percobaan. Pada berbagai percobaan, mahasiswa akan mendapatkan
pengalaman mengenai tehnik dan cara-cara observasi dari suatu percobaan.
Agar praktikum berjalan dengan baik dan tertib, sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, maka perlu dipilih percobaan yang tepet untuk perorangan, kelompok maupun
per-kelas. Kebanyakan percobaan dilaksanakan dalam bentuk kerjasama (kelompok).
Jumlah mahasiswa perkelompok disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia.
Kelompok kecil terdiri dari 5-10 orang. Pada beberapa percobaan 2 kelompok
kecil dapat digabung menjadi kelompok besar dan kadang kala percobaan dilaksanakan
dalam bentuk demonstrasi. Dalam pengelompokan mahasiswa diperlukan seorang ketua
kelompok yang anggotanya, pemimpin diskusi kelompok, penyusunan laporan dan
memimpin pelaksaan percobaan. Sedangkan sekretaris bertugas mencatat hasil observasi
dan seorang pelapor sebagai juru bicara. Jabatan tersebut diatas hanya berlaku untuk satu
percobaan dan untuk selanjutnya dilakukan secara bergilir. Dengan demikian diharapkan
semua praktikan pernah mendapat giliran sebagai ketua, sekretaris dan juru bicara bagi
kelompoknya.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 2


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Petujuk praktikum farmakologi dibuat agar praktikum berjalan dengan tertib,


effisien, aman dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Petunjuk praktikum ini
ditujukan kepada mahasiswa atau peneliti, yang akan melaksanakan praktikum atau
penelitian farmakologi baik menggunakan hewan percobaan atau manusia. Petunjuk
dimaksud meliputi hal-hal yang harus dilaksanakan, dipatuhi oleh praktikan atau peneliti
baik dalam penggunaan bahan-bahan kimia, hewan percobaan dan mahasiswa sebagai
subjek penelitian.

A. PENUNJUK BAGI PRAKTIKAN/ PENELITI


1. Praktikan /peneliti wajib mentaati segala peraturan, petunjuk tertulis maupun
yang tidak tertulis yang berlaku di Laboraturium Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Abulyatama
2. Bila pada materi praktikum Farmakologi menggunakan hewan percobaan, maka
hendaknya hewan percobaan diperlukan secara baik, sebab hewan-hewan
tersebut telah berkorban untuk kepentingan peningkatan pengetahuan
praktikan /peneliti. Jangan sampai hewan-hewan tersebut dipermainkan, disiksa
atau diperlukan secara tidak layak.
3. Praktikan /peneliti harus berhati-hati dalam menggunakan hewan percobaan,
dan bahan-bahan kimia, karena hal ini akan membahayakan diri sendiri maupun
yang lainnya.
4. Praktikan /peneliti harus menjaga kebersihan tempat dan ruangan pada waktu
dan setelah melaksanakan praktikum.
5. Percobaan dilaksanakan dalam suasana yang tenang dan tidak dibenarkan
membuat kegaduhan selama praktikum.
6. Percakapan selama praktikum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan
praktikum dan dilakukan dengan suara pelan. Kecuali bila praktikan diminta
untuk menjawab pertanyaan dosen /asisten yang jawabannya perlu didengar
oleh praktikan lainnya.
7. Semua praktikan harus bertanggung jawab terhadap keutuhan peralatan
praktikum. Bila ada alat yanh rusak, pecah atau hilang pada waktu pelaksanaan
praktikum, maka praktikan harus membayar biaya perbaikan atau penggantian
alat tersebut.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 3


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

8. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari percobaan-percobaan yang


dilakukan pada praktikum Farmakologi, maka sebelumnya dilakukan pre test dan
post test serta diberikan penjelasan seperlunya.
9. Praktikan /peneliti harus membawa alat-alat /bahan yang diperlukan antara lain
alat tulis menulis, kain lap, gunting kecil, hewan percobaan, alat cukur, dan
sebagainya.
10. Segala hal yang belum tercakup dalam tata tertib tersebut diatas, akan diberikan
secara lisan oleh asisten /dosen penanggung jawab praktikum.
11. Selamat bekerja dan bekerjalah secara jujur.

B. PETUNJUK PENGGUNAAN HEWAN PERCOBAAN


1. Praktikan /peneliti yang menggunakan hewan percobaan sebaiknya
mempelajari cara pemeliharaan dan penggunaan hewan percobaan. Hewan
percobaan yang sering digunakan adalah mencit, tikus putih, marmot, kelinci,
hamster, merpati, kodok dan lain-lain.
2. Sebelum menggunakan hewan percobaan tertentu, harus diketahui apakah
hewan tersebut tepat untuk percobaan dimaksud (strain, jenis kelamin, umur,
berat badan, asal, dan kondisi kesehatannya).
3. Praktikan harus mengetahui cara pemeliharaan, makanan, minuman, criteria
hewan yang boleh /tidak boleh digunakan, pengkodean, sampling, penggunaan
dan pemusnahan hewan percobaan.
4. Semua perlakuan terhadap hewan percobaan harus memenuhi persyaratan
Etika Percobaan Pada Hewan Percobaan (Declaration Of Helsinki).

C. PETUNJUK PEMELIHARAAN HEWAN PERCOBAAN


1. Sebelum digunakan, hewan percobaan diaklimatisasi selama 1 minggu, dan
dilakukan pengamatan terhadap tingkah laku, kemampuan mengkonsumsi
makanan, pengukuran suhu tubuh, pemeriksaan fisik dan penimbangan berat
badan. Hanya hewan yang memenuhi syarat yang digunakan untuk
percobaan /penelitian.
2. Ruang pemeliharaan hewan percobaan sesuai dengan jumlah dan jenis hewan
yang digunakan. Ruang tersebut dilengkapan dengan kandang yang sesuai,
pengaturan suhu dan siklus cahaya yang cukup Makanan untuk hewan
percobaan harus sesuai dengan makanan standar untuknya dan minumnya
diberikan secara adlibitum.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 4


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

3. Makanan untuk hewan percobaan tertentu harus seragam baik dari komposisi
maupun jumlahnya, karena percobaan in vivo selalu memberikan hasil dengan
deviasi yang lebih besar dibandingkan dengan percobaan in vitro. Untuk
menhindari deviasi yang besar, maka hewan percobaan yang mempunyai
spesies, strain, umur dan jenis kelamin yang sama hendaknya dipelihara pada
kondisi yang sama.
4. Sebelum digunakan untuk percobaan, hewan percobaan dipuaskan selama 12
jam dari makanan, tetapi minumnya tetap diberikan secara ad libitum.

D. CARA MEMEGANG HEWAN PERCOBAAN


1. Untuk menghindari gigitan oleh hewan percobaan, sebaiknya menggunakan
sarung tangan yang tebal atau yang terbjuat dari kulit.
2. Tikus putih, hamster dan mencit dapat dipegang pada leher bagian belakang
dekat kepelenya dengan ibu jari dan telunjuk atau pada ekornya, tetapi
praktikan harus berhati-hati jika hewan tersebut membalikkan tubuhnya dan
menggigit tangan anda.
3. Kelinci dan marmot dipegang pada bagian kakinya, bukan pada telinganya
karena akan merusak atau mengganggu saraf dan pembuluh darahnya.

E. LUKA AKIBAT GIGITAN HEWAN PERCOBAAN


Luka yang bersifat abrasi atau luka yang dalam akibat gigitan atau alat-alat
yang telah digunakan pda hewan percobaan harus diobati secepatnya sesuai
dengan cara-cara pertolongan pertama pada kecelakaan.Bila praktikan belum
pernah mendapatkan kekebalan terhadap tetanus, sebaiknya dilakukan
immunisasi sebagai tindakan profilaksis.

F. CARA PENGKODEAN HEWAN PERCOBAAN


Untuk identifikasi hewan percobaan dalam suatu kelompok dilakukan
pengkodean.Pengkodean dilakukan dengan pengecatan baik dengan menggunakan
larutan asam pikrat 10% atau Indian ink.Penkodean dilakukan pada bagian kaki,
kepala, ekor dan badan hewan-hewan percobaan.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 5


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

G. PEMUSNAHAN HEWAN PERCOBAAN


Pemusnahan hewan percobaan dapat dilakukan dengan pemberian
anastesi dalam dosis besar atau disembelih. Setelah mati dibungkus didalam
kantong kertas atau plastik, selanjutnya dikuburkan atau dibubarkan.

H. PETUNJUK PERCOBAAN PADA MANUSIA


Bila subjek percobaan dilakukan pada manusia, ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
1. Keselamatan dan kesembuhan sukarelawan harus menjadi perhatian utama.
2. Percobaan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang mencakup
alasan, tujuan, disertai metodologi yang disusun dan dilaksanakan secara
sistematik.
3. Resiko akibat percobaan yang diperboleh sukarelawan harus dipertimbangkan
jauh lebih kecil dari manfaat yang diperoleh dari percobaan tersebut.
4. Sukarelawan untuk diberitahu mengenai alasan, tujuan, prosedur dan resiko
dari percobaan meskipun minimal.
5. Tanda-tanda akan timbulnya resiko yang serius harus sudah dikenal.
6. Antisipasi terhadap resiko yang serius sudah dapat diperhitungkan
sebelumnya dan telah dipersiapkan tindakan-tindakan penanganannya.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 6


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

TATA CARA PEMBUATAN PROTOKOL DAN LAPORAN PRAKTIKUM

A. BUKU PROTOKOL PRAKTIKUM /PENELITIAN


Sebelum memulia praktikum, praktikan harus mempersiapkan diri dengan
mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan percobaan yang akan dilakukan.
Untuk itu setiap praktikan harus memilki buku protocol yaitu satu buku tulis 100
lembar, ukuran kuarto yang mencatat hal-hal yang berkaitan dengan percobaan yang
akan dilakukan dan buku ini pada akhir pertengahan atau akhir semester
dikumpulkan untuk diperiksa dan dinilai oleh asisten /dosen penanggung jawab
praktikum.
Buku protocol tersebut diisi dengan catatan-catatan sebagai berikut :
1. Identitas praktikan (nama, nomor mahasiswa, nomor kelompok, tahun pelaksaan
praktikum).
2. Nama, tujuan, data hewan percobaan alat-alat dan bahan /obat digunakan.
3. Cara mempersiapkan hewan percobaan, alat dan bahan /obat.
4. Prosedur kerja untuk setiap percobaan, dan perhitungan dosis.
5. Hal-hal yang terjadi, atau yang menyimpang selama pelaksanaan percobaan
(missal : perdarahan, pembekuan darah, mati dan sebagainya).
6. Hasil pengamatan.
7. Tepri-teori yang berkaitan dengan percobaan (obat, metode percobaan, hewan
percobaan).
8. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam buku penuntun praktikum harus
dijawab oleh praktikan didalam buku ini.
9. Daftar peserta yang telah selesai melaksanakan praktikum harus memperlihatkan
buku protokolnya kepada sisten /dosen penanggung jawab praktikum untuk
ditanda tangani. Tanda tangan tersebut diperlukan sebagai bukti bahwa
praktikan telah melaksanakan percobaan dengan baik.
10. Buku protocol ini dibawa oleh praktikan pada setiap pelaksanaan praktikum.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 7


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

B. BUKU LAPORAN PRAKTIKUM


1. Laporan praktikum dibuat oleh setiap praktikan dengan berpedoman pada
penuntun praktimkum, buku protocol dan hasil pengamatan selama pelaksanaan
praktikum.
2. Penanggung jawab laporan dan penyerahan laporan dilakukan oleh anggota
kelompok yang ditugaskan pada masing-masing percobaan.
3. Laporan ditulis pada buku laporan praktikum Farmakologi yang telah disediakan.
4. Laporan setiap percobaan meliputi : judul percobaan, prisip percobaan persiapan
hewan percobaan, alat, bahan /obat yang digunakan, prosedur kerja, teori, hasil
pengamatan, pembahasan, table, grafik, kesimpulan, sasaran dan daftar
kepustekaan.
5. Laporan praktikum harus diserahkan kepada asisten /dosen penanggung jawab
praktikum selambat-lambatnya satu minggu setelah pelaksanaan praktikum dan
bagi yang tidak menyerahkan laporan dimaksud tidak dibenarkan mengikuti
praktikum selanjutnya.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 8


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

PERCOBAAN (BLOK ENDOKRINE)


ANTI DIABETIK ORAL

PENDAHULUAN
Antidiabetik oral digunakan untuk pengobatan diabetes yang tidak bergantung
kepada insulin (Diabetes Non-Insulin Dependent atau disingkat DNID atau Diabetes Tipe
II). Glibenklamid adalah salah satuobat yang termasuk dalam golongan Sulfonilurea
generasi kedua dan obat ini diberikan kepada pasien DNID yang tidak dapat
disembuhkan dengan diet atau tidak mau /tidak dapat menggunakan insulin pada kasus
gagal diet. Pengobatan bertujuan untuk menghindari gejala yang ada hubungannya
dengan hiperglikemia.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat dibagi
menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Golongan Sulfonilurea
Bekerja dengan cara merangsang sekresi insulin di pankreas sehingga hanya
efektif bila sel beta pankreas masih dapat berproduksi. Terdapat beberapa jenis
sulfonilurea yang tidak terlalu berbeda dalam efektivitasnya. Perbedaan terletak pada
farmakokinetik dan lama kerja. Termasuk dalam golongan ini adalah: Klorpropamid,
Glikazid, Glibenklamid, Glipizid, Glikuidon, Glimepirid, Tolazalim dan Tolbutamid.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat golongan ini :
1. Golongan sulfonil urea cenderung meningkatkan berat badan.
2. Penggunaannya harus hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan
ginjal. Klorpropamid dan glibenklamid tidak dianjurkan untuk pasien usia lanjut
dan pasien insufisiensi ginjal. Pada pasien insufisiensi ginjal dapat digunakan
glikuidon, gliklazid atau tolbutamid yang kerjanya singkat.
3. Wanita menyusui, porfiria dan ketoasidosis merupakan kontraindikasi bagi
pemberian sulfonilurea.
4. Insulin kadang-kadang diperlukan bila timbul keadaan patologis tertentu seperti
infark miokard, infeksi, koma dan trauma. Insulin juga diperlukan pada keadaan
kehamilan.
5. Efek samping, umumnya ringan dan frekuensinya rendah diantaranya gejala
saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hematologik termasuk trombositopenia,
agrunolositosis dan anemia aplastik dapat terjadi tetapi jarang sekali. Hipoglikemi
dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat, juga pada gangguan
fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut. Hipoglikemia sering ditimbulkan
oleh ADO kerja lama.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 9


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

6. Interaksi, banyak obat yang berinteraksi dengan sulfonilurea sehingga risiko


terjadinya hipoglikemia dapat meningkat.
7. Dosis, sebaiknya dimulai dengan dosis lebih rendah dengan 1 kali pemberian,
dosis dinaikkan sesuai dengan respons terhadap obat.

2. Golongan Biguanid
Bekerja dengan cara menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan
penggunaan glukosa di jaringan. Termasuk dalam golongan ini adalah Metformin,
Fenformin, Buformin. Efek samping yang sering terjadi (20% dari pemakai obat) adalah
gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, rasa tidak enak di abdomen dan
diare.

3. Golongan analog Meglitinid


Bekerja dengan cara mengikat reseptor sulfonilurea dan menutup ATP-sensitive
potassium chanel. Yang termasuk dalam golongan ini adalah Repaglinid.

4. Golongan Thiazolidindion
Bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin.
Berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferators activated receptor-gamma) di otot,
jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin. Golongan ini merupakan
golongan baru dari ADO. Termasuk kedalam golongan ini adalah Pioglitazone,
Rosiglitazone.

5. Golongan penghambat alphaglukosidase


Yang termasuk dalam golongan ini adalah Akarbosa dan Miglitol yang bekerja
dengan cara menghambat alphaglukosidase yang mengubah di/polisakarida menjadi
monosakarida, sehingga memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 10


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

Tabel 2.Penggolongan obat hipoglikemik oral


Golongan Contoh Senyawa Mekanisme Kerja
Sulfonilurea Klorpropamid Merangsang sekresi insulin di
Glibenklamida kelenjar pankreas, sehingga
Glipizida hanya efektif pada penderita
Glikazida diabetes yang sel-sel β
Glimepirida pankreasnya masih berfungsi
Glikuidon dengan baik
Tolazalim
Tolbutamid
Biguanida Metformin Bekerja langsung pada hati
Fenformin (hepar),menghambat
Buformin glukoneogenesis di hati dan
meningkatkan penggunaan
glukosa di jaringan.
Meglitinid Repaglinid Bekerja dengan cara mengikat
reseptor sulfonilurea dan
menutup ATP-sensitive potassium
chanel.
Tiazolidindion Rosiglitazone Meningkatkan kepekaan
Pioglitazone tubuh/sensitivitas terhadap
insulin di jaringan perifer.
Berikatan dengan PPARγ
(peroxisome proliferators
activated receptor-gamma) di
otot, jaringan lemak, dan hati
untuk menurunkan resistensi
insulin
Penghambat Akarbosa Menghambat kerja enzim
enzim Miglitol alfaglukosidase yang mengubah
alfaglukosidase di/polisakarida menjadi
monosakarida, sehingga
memperlambat absorpsi glukosa
kedalam darah

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 11


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

TUJUAN PERCOBAAN
Melihat pengaruh obat antidiabetik oral terhadap penurunan kadar glukosa darah
kelinci.

HEWAN PERCOBAAN
Kelinci jantan putih (BB 2,5 – 3 kg)

BAHAN /OBAT
1. Glibenklamid 5 mg /kg berat badan
2. Metformin 500 mg
3. Aquadest
4. Glukosa 40% cc /kg berat badan
Buat suspensi glibenklamid dengan mencampur glibenklamid 50 mg,
Buat suspensi Metformin dengan mencampur Metformin 500 mg

PERALATAN
1. Timbangan analitik
2. Timbangan hewan
3. Motir + stamfer
4. Pipa tetes
5. Disposible syringe 1 cc
6. Tabung reaksi 10 mL
7. Labuk ukur 100 mL
8. Beaker glass

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Sebelum percobaan dimulai hewan percobaan diaklimatisasi selama seminggu diberi
makanan/minuman standard dalam jumlah yang baik dan cukup.
2. Hewan percobaan berada dalam keadaan normal, tanpa pemberian obat dan
diusahakan setenang mungkin sebelum percobaan dimulai.
3. Binatang percobaan dipuaskan selama ± 10 jam.
4. Setelah itu diambil daranya 0,5 mL (sampel I) melalui vena marginalis sebagai
kontrol. Diperiksa kadar gula darah dengan stik pemeriksaan gula darah.
5. Hewan coba diberikan 10ml Dextrose 40 % dan 10 menit kemudian diperiksa kadar
gula darahnya dengan stik pemeriksaan gula darah.
6. Kemudian hewan percobaan diberikan suspensi glibenklamid 0,5 mg /kg berat badan
secara oral dan Kelinci lainya di berikan Metformin.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 12


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

7. Kemudian diperiksa kadar gula darahnya setiap 15 menit.


8. Bandingkan antara kelinci sebagai kontrol dan kelinci yang diberikan obat ADO
Gibenklamide dan Metformin.
9. Bila terjadi syok hipoglikemi pada binatang percobaan dapat diatasi dengan
pemberian injeksi glukosa 40% 1 cc /kg berat badan.

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 13


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

Judul Praktikum :
Tanggal Praktikum :
Tujuan Praktikum :

Tinjauan Kepustakaan:

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 14


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

Alat dan Bahan :

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 15


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

Cara Kerja :

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 16


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

Hasil Pengamatan :

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 17


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

Kesimpulan :

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 18


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

Daftar Pustaka:

Aceh Besar, 2015


Pembimbing

( )

Koreksi / Catatan :

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 19


Penuntun Praktikum Farmakologi Laboratorium Farmakologi
FK-UNAYA

Laboratorium Farmakologi FK-UNAYA 2015| 20

Anda mungkin juga menyukai