Penuntun Praktikum Farmakologi: Fakultas Kedokteran Abulyatama
Penuntun Praktikum Farmakologi: Fakultas Kedokteran Abulyatama
FK-UNAYA
Penuntun
Praktikum
Farmakologi
FAKULTAS KEDOKTERAN
ABULYATAMA
KATA PENGANTAR
Penyusun
PENDAHULUAN
3. Makanan untuk hewan percobaan tertentu harus seragam baik dari komposisi
maupun jumlahnya, karena percobaan in vivo selalu memberikan hasil dengan
deviasi yang lebih besar dibandingkan dengan percobaan in vitro. Untuk
menhindari deviasi yang besar, maka hewan percobaan yang mempunyai
spesies, strain, umur dan jenis kelamin yang sama hendaknya dipelihara pada
kondisi yang sama.
4. Sebelum digunakan untuk percobaan, hewan percobaan dipuaskan selama 12
jam dari makanan, tetapi minumnya tetap diberikan secara ad libitum.
PENDAHULUAN
Antidiabetik oral digunakan untuk pengobatan diabetes yang tidak bergantung
kepada insulin (Diabetes Non-Insulin Dependent atau disingkat DNID atau Diabetes Tipe
II). Glibenklamid adalah salah satuobat yang termasuk dalam golongan Sulfonilurea
generasi kedua dan obat ini diberikan kepada pasien DNID yang tidak dapat
disembuhkan dengan diet atau tidak mau /tidak dapat menggunakan insulin pada kasus
gagal diet. Pengobatan bertujuan untuk menghindari gejala yang ada hubungannya
dengan hiperglikemia.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat dibagi
menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Golongan Sulfonilurea
Bekerja dengan cara merangsang sekresi insulin di pankreas sehingga hanya
efektif bila sel beta pankreas masih dapat berproduksi. Terdapat beberapa jenis
sulfonilurea yang tidak terlalu berbeda dalam efektivitasnya. Perbedaan terletak pada
farmakokinetik dan lama kerja. Termasuk dalam golongan ini adalah: Klorpropamid,
Glikazid, Glibenklamid, Glipizid, Glikuidon, Glimepirid, Tolazalim dan Tolbutamid.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat golongan ini :
1. Golongan sulfonil urea cenderung meningkatkan berat badan.
2. Penggunaannya harus hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan
ginjal. Klorpropamid dan glibenklamid tidak dianjurkan untuk pasien usia lanjut
dan pasien insufisiensi ginjal. Pada pasien insufisiensi ginjal dapat digunakan
glikuidon, gliklazid atau tolbutamid yang kerjanya singkat.
3. Wanita menyusui, porfiria dan ketoasidosis merupakan kontraindikasi bagi
pemberian sulfonilurea.
4. Insulin kadang-kadang diperlukan bila timbul keadaan patologis tertentu seperti
infark miokard, infeksi, koma dan trauma. Insulin juga diperlukan pada keadaan
kehamilan.
5. Efek samping, umumnya ringan dan frekuensinya rendah diantaranya gejala
saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hematologik termasuk trombositopenia,
agrunolositosis dan anemia aplastik dapat terjadi tetapi jarang sekali. Hipoglikemi
dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat, juga pada gangguan
fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut. Hipoglikemia sering ditimbulkan
oleh ADO kerja lama.
2. Golongan Biguanid
Bekerja dengan cara menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan
penggunaan glukosa di jaringan. Termasuk dalam golongan ini adalah Metformin,
Fenformin, Buformin. Efek samping yang sering terjadi (20% dari pemakai obat) adalah
gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, rasa tidak enak di abdomen dan
diare.
4. Golongan Thiazolidindion
Bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin.
Berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferators activated receptor-gamma) di otot,
jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin. Golongan ini merupakan
golongan baru dari ADO. Termasuk kedalam golongan ini adalah Pioglitazone,
Rosiglitazone.
TUJUAN PERCOBAAN
Melihat pengaruh obat antidiabetik oral terhadap penurunan kadar glukosa darah
kelinci.
HEWAN PERCOBAAN
Kelinci jantan putih (BB 2,5 – 3 kg)
BAHAN /OBAT
1. Glibenklamid 5 mg /kg berat badan
2. Metformin 500 mg
3. Aquadest
4. Glukosa 40% cc /kg berat badan
Buat suspensi glibenklamid dengan mencampur glibenklamid 50 mg,
Buat suspensi Metformin dengan mencampur Metformin 500 mg
PERALATAN
1. Timbangan analitik
2. Timbangan hewan
3. Motir + stamfer
4. Pipa tetes
5. Disposible syringe 1 cc
6. Tabung reaksi 10 mL
7. Labuk ukur 100 mL
8. Beaker glass
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Sebelum percobaan dimulai hewan percobaan diaklimatisasi selama seminggu diberi
makanan/minuman standard dalam jumlah yang baik dan cukup.
2. Hewan percobaan berada dalam keadaan normal, tanpa pemberian obat dan
diusahakan setenang mungkin sebelum percobaan dimulai.
3. Binatang percobaan dipuaskan selama ± 10 jam.
4. Setelah itu diambil daranya 0,5 mL (sampel I) melalui vena marginalis sebagai
kontrol. Diperiksa kadar gula darah dengan stik pemeriksaan gula darah.
5. Hewan coba diberikan 10ml Dextrose 40 % dan 10 menit kemudian diperiksa kadar
gula darahnya dengan stik pemeriksaan gula darah.
6. Kemudian hewan percobaan diberikan suspensi glibenklamid 0,5 mg /kg berat badan
secara oral dan Kelinci lainya di berikan Metformin.
Judul Praktikum :
Tanggal Praktikum :
Tujuan Praktikum :
Tinjauan Kepustakaan:
Cara Kerja :
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
Daftar Pustaka:
( )
Koreksi / Catatan :