Anda di halaman 1dari 42

PELATIHAN SEBAGAI PROSES

UPAYA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
1. Pendidikan dan Pelatihan
Pengertian
• Notoadmodjo pendidikan dan pelatihan
merupakan upaya untuk mengembangkan SDM
terutama untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kepribadian manusia.
• Pendidikan dan pelatihan  Diklat  Pusdiklat
 Peningkatan keahlian dan kinerja.
• Ambar  pendidikan dan pelatihan adalah
suatu usaha untuk memelihara, meningkatkan
kemampuan, kapasitas maupun profesionalisme
pegawai.
• Pelatihan  suatu proses dimana orang-orang
mencapai kemampuan tertentu untuk membantu
mencapai tujuan organisasi.
• Pelatihan (training)  sebuah proses sistematis
untuk mengubah perilaku kerja
seorang/sekelompok pegawai dalam usaha
meningkatkan kinerja organisasi.
• Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang
menekankan pada praktek dibandingkan teori
yang dilakukan seseorang atau sekelompok
dengan cara pembelajaran orang dewasa,
mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kemampuan dalam satu atau beberapa jenis
ketrampilan tertentu.
• Umar  pendidikan dan pelatihan merupakan
upaya untuk memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu untuk kebutuhan sekarang dan untuk
menyiapkan pegawainya siap memangku jabatan
tertentu dimasa yang akan datang.
• Kesimpulannya  diklat adalah suatu kegiatan
untuk memperbaiki dan mengembangkan
kemampuan kerja seseorang pegawai dalam
kaitannya dengan perusahaan yang membantu
dalam memahami suatu pengetahuan yang
praktis dan membantu meningkatkan
keterampilan, kecakapan serta sikap seseorang
yang diperlukan oleh perusahaan dalam
pencapaian tujuan.
2. Tujuan Pelatihan
Menurut Simamora dan Ambar
• Tujuan utama dari diadakannya pendidikan dan
pelatihan ialah sebagai sarana perumusan
kemampuan diharapkan.
1. Memperbaiki kinerja
2. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru
supaya menjadi kompeten dalam pegawai
3. Membantu menyelesaikan masalah operasional
4. Mempersiapkan karyawan untuk promosi
5. Memenuhi kebutuhan–kebutuhan pertumbuhan
pribadi
Menurut Hasibuan
• Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah sama dengan
pengembangan yang pada hakikatnya menyangkut hal-hal berikut
ini:
1. Produktivitas kerja
2. Efisiensi
3. Mengurangi Kerusakan
4. Mengurangi Kerusakan
5. Meningkatkan Pelayanan
6. Peningkatan Moral  lebih baik
7. Pengembangan Karier
8. Konseptual –> pengembangan
9. Kepemimpinan
10. Balas Jasa  (gaji, upah intensif dan benefis)
3. Perencanaan dan
Perancangan Pelatihan
1. Perumusan tujuan
• Tujuan merupakan inti dari sistem pelatihan.

• Tujuan pelatihan yang dirumuskan dengan baik akan


memberikan arah untuk menetapkan cara-cara praktis dan
objektif dalam menentukan fakta, prinsip, konsep dan
kemampuan khusus sebagai bahan pembelajaran dalam
pelatihan termasuk penentuan jenis dan jumlah bahan
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta
pelatihan.

•  menguraikan persyaratan pekerjaan, memilih metode,


media dan sistem organisasi, megidentifikasi kebutuhan
belajar peserta pelatihan pada saat pelatihan berakhir,
menumbuhkan motivasi peserta pelatihan untuk terus
belajar yang lebih efektif dan efisien, menyusun standart
pelatihan evaluasi hasil belajar yang valid dan dapat
dipercaya
2. Penyusunan anggaran

• Dalam penyusunan anggaran pelatihan diperlukan


manajemen anggaran yang baik.
• Proses penganggaran menggunakan estimasi perkiraan
ini menyangkut berapa banyak sumber daya keuangan
yang diperlukan untuk menutup biaya yang dikeluarkan
selama periode anggaran.
• Jadi ketrampilan yang dibutuhkan adalah kemampuan
membuat prediksi yang handal mengenai berapa besar
uang yang akan dikeluarkan
3. Penyusunan pedoman
• Pedoman pelatihan merupakan suatu pegangan bagi
penyelenggara pelatihan yang berisi tentang garis
besar dalam pelaksanaan pelatihan.
• Pedoman pelatihan berfungsi agar penyelenggara
pelatihan dapat menyelenggarakan pelatihan sesuai
dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan di
awal.
• Pedoman pelatihan akan mempermudah
penyelenggara dalam menyelenggarakan pelatihan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
• Pedoman pelatihan bersifat baku untuk pelatihan
tertentu
4. Evaluasi dalam Pelatihan
1. Tingkatan evaluasi pelatihan
• Adalah mengidentifikasi empat bidang atau
menggunakan model empat tingkatan dalam
proses langkah perencanaan dan
pelaksanaan pelatihan.
• Keempat tingkatan itu di definisikan
sebagai berikut:
A. Level 1 Reaksi
SAAT PELATIHAN
B. Level 2 Pembelajaran
C. Level 3 Perilaku
D. Level 4 Hasil PASCA PELATIHAN/
DITEMPAT KERJA
A. Level 1- Reaksi
• Level evaluasi ini memberikan informasi mengenai kualitas
pengalaman peserta.
• Informasi ini cenderung jangka pendek dan bersifat
subjektif serta memberikan indikasi bagian dari pelatihan
yang perlu mendapat perhatian khusus dari peserta.
• Evaluasi reaksi ini juga berisi umpan balik untuk
instrukstur mengenai metode pembelajaran, efisienai, dan
sebagainya.
• Evaluasi reaksi sangat populer namun nilainya menjadi kecil
apabila menjadi satu-satunya pendekatan yang digunakan
untuk mengevaluasi pelatihan.
• Pada intinya penyelenggara berupaya untuk mendapat
pandangan peserta mengenai dampak pelatihan tersebut
dan dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk
instruktur.
B. Level 2- Pembelajaran
• Mengevaluasi pembelajaran memberikan informasi
mengenai banyaknya pelajaran yang dapat dipetik
oleh peserta selama mengikuti pelatihan.
• Evaluasi ini akan memberi umpan balik bagi
penyelenggaraan pelatihan maupun instruktur dan
peserta untuk membentuknya mengikuti siklus
pembelajaran.
• Evaluasi ini juga memberi umpan balik bagi
instruktur mengenai efektivitas metode yang
digunakan
• Sasaran merupakan patokan mengenai apa yang
harus dapat dilakukan oleh peserta berdasarkan
standart tertentu dalam kondisi tertentu
C. Level 3- Perilaku
• Evaluasi pada level ini adalah untuk menilai
apakah peserta telah menerapkan
pembelajarannya dalam bentuk perubahan
perilaku ditempat kerja.
• Evaluasi difokuskan pada peningkatan hasil atau
kinerja. Mengevaluasi perilaku kerja juga
merupakan peluang umpan balik bagi instruktur
mengenai metode dan strategi pembelajaran.
• Evaluasi ini juga membantu dan menentukan
relevansi sasaran pembelajaran yang telah
ditetapkan dengan kebutuhan pelatihan yang
sesungguhnya.
D. Level 4- Hasil
• Evaluasi ini meneliti dampak jangka panjang
pelatihan.
• Peserta mungkin dapat mendemonstrasikan
ketrampilan baru yang diperolehnya dan juga
untuk mengukur apakah perubahan efisiensi
dan profitabilitas pada unit kerja tempat
peserta bekerja.
• Ini merupakan upaya untuk mengukur kinerja
organisasi dan membandingkannya dengan
biaya pelatihan yang telah dikeluarkan.
2. Laporan hasil penyelenggaraan
pelatihan

• Penilai pelatihan dan manajer pelatihan


mungkin diminta untuk memberikan
laporan stakeholder.
5. Desain Program
Pelatihan
• Ketepatan metode pelatihan tergantung pada
tujuan yang hendak dicapai identifikasi
mengenai apa yang diinginkan agar para
pekerja mengetahui dan melakukan.
• Terdapat dua jenis sasaran pelatihan, yakni:
1. Knowledgecentered objectives 
Peningkatan Pengetahuan dan Sikap
2. perfromance-centered objectives  metode,
teknik, syarat dan perhitungan dari penilaian
1. Jenis Pelatihan
• Ada 2 jenis :
• Jenis pelatihan umum meliputi: keterampilan
komunikasi, program dan aplikasi sistem komputer,
layanan pelanggan, pengembangan eksekutif,
pengembangan dan keterampilan manajerial,
pengembangan diri, penjualan, keterampilan supervisi,
dan pengetahuan dan keterampilan teknologi.

• Jenis pelatihan khusus meliputi: keterampilan


pekerjaan/ hidup dasar, kreativitas, pendidikan
konsumen, tata kelola, kepemimpinan, wawasan produk,
kemampuan presentasi/berbicara di depan publik,
keamanan, etika, pelecehan seksual, kemampuan
membangun tim, kesehatan, dan sebagainya
2. Metode Pelatihan

• Pada dasarnya pelatihan memiliki


beberapa kategori metode yang
dibedakan menjadi dua metode pelatihan
yaitu
A. Metode pelatihan tradisional dan
B. Metode pelatihan berbasis teknologi
A. Metode pelatihan tradisional
• Rotasi kerja
• Mentoring dan coaching
• Latihan pengalaman
• Manual/buku kerja
• On The Job Training dan Off The Job Training.
B. Metode pelatihan berbasis
teknologi

• CD-ROM/DVD/rekaman video/audio/podcast 
Karyawan mendengarkan atau menonton media
tertentu yang berisikan informasi atau
mempertunjukkan teknik-teknik tertentu.
• Videoconference/teleconference/TV satelit 
Karyawan mendengarkan atau berpartisipasi
ketika informasi tersebut disampaikan atau
suatu teknik diperlihatkan.
• E-learning  Pembelajaran berbasis Internet
dimana karyawan berpartisipasi dalam simulasi
multimedia atau modul interaktif lainya.
6. Instrumen Penilaian
Pengetahuan, Psikomotor dan
Pikap
• Instrumen merupakan alat bantu untuk
mengumpulkan data atau informasi (Arikunto,
2002), sementara itu menurut Sudijono
(2006), penilaian berarti menilai sesuatu.
• Instrumen penilaian dikelompokkan dalam dua
macam yaitu tes dan non tes.
• Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau tidak
• Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai
alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan
hasil belajar  ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotorik.
A. Ranah proses berfikir (cognitive
domain)
• Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak)  aktivitas otak  kemampuan berfikir,
termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi.
• Ada 6 jenjang atau aspek :
1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2) Pemahaman (comprehension)
3) Penerapan (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (syntesis)
6) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Contoh pengukuran ranah kognitif
• Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem
pendidikan yang diselenggarakan, pada umumnya
baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat
rendah, seperti pengetahuan, pemahaman dan
sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis,
sintesis dan evaluasi jarang sekali diterapkan.
• Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara
merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan
akan lebih baik. Pengukuran hasil belajar ranah
kognitif dilakukan dengan tes tertulis.
• Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau
pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3)
uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian
bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6)
menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
Cakupan yang diukur dalam ranah
Kognitif adalah:
• Ingatan (C1) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai dengan
kemampuan menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan,
metode.
• Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang
sesuatu hal. Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan,
memperkirakan, menentukan, menginterprestasikan.
• Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan
dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai
dengan kemampuan menghubungkan, memilih, mengorganisasikan,
memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan, mengklasifikasikan,
mengubah struktur.
• Analisis (C4), Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu fakta/
objek menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan,
menganalisis, menemukan, mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
• Sintesis (C5), Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara
logis sehingga menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan
mensintesiskan, menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan,
menghubungkan, mengkhususkan.
• Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan
terhadap sustu situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya
dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan
kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan.
7. Tes Sebagai Alat
Penilaian Hasil Belajar
• Ada dua jenis tes yaitu tes uraian atau tes esai
dan tes objektif.
• Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian
terbatas dan uraian berstruktur.
• Sedangkan tes objektif terdiri dari bentuk
pilihan benar-salah, pilihan ganda dengan
beberapa variasinya, menjodohkan, dan isian
pendek atau melengkapi.
1. Tes Uraian
• Kelebihan dari tes uraian adalah:
A. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau
aspek kognitif tingkat tinggi
B. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa,
baik lisan maupun tulisan dengan baik dan
benar-benar sesuai dengan kaidah bernahasa.
C. Dapat melatih kemampuan berpikir teratur
atau penalaran.
D. Mengembangkan ketrampilan pemecahan
masalah
E. Adanya keuntungan teknis seperti mudah
membuat soalnya sehingga tanpa memakan
waktu yang lama.
• Kekurangan dari tes uraian adalah:
A. Sampel tes sangat terbatas sebab dengan
tes ini tidak akan mungkin dapat menguji
semua bahan yang telah diberikan.
B. Sifatnya sangat subjektifbaik dalam
menanyakan, dalam membuat pertanyaan
ataupun dalam cara memeriksa.
C. Tes ini biasanya kurang reliabel,
mengungkap aspek yang terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu lama.
Jenis-jenis tes uraian
1) Uraian bebas.
• Dalam uraian bebas jawaban peserta didik tidak
dibatasi, bergantung pada pandangan peserta
didik itu sendiri.
• Dilain pihak pendidik juga bebas menilai jawaban
yang dianggapnya benar, yang kurang benar atau
kurang lengkap dan salah sama sekali.
• Kelemahan tes ini adalah sukar menilainya
karena jawaban peserta didik bisa bervariasi,
sulit menentukan kriteria penilaian, sangat
subjektif karena bergantung pada guru sebagai
penilai.
2) Uraian terbatas.
• Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan
kepada hal-hal tertentu atau ada pembatas
tertentu.
• Pembatasan bisa dari segi ruang lingkup, sudut
pandang, indikator-indikatornya. Penilaian
untuk tes terbatas lebih mudah daripada
uraian bebas karena telah ada indikatornya.
3) Uraian berstruktur.
• Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-
soal objektif dan soal-soal esai.
• Uraian berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban
singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas
menjawabnya.
• Soal berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal,
seperangkat data, dan serangkaian subsoal. Keuntungan
soal berstruktur diantaranya: satu soal bisa terdiri dari
beberapa subsoal atau pertanyaan, setiap pertanyaan yang
diajukan mengacu pada suatu data tertentu sehingga jelas
dan terarah, soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa
diurutkan berdasarkan tingkat kesulitan.
• Kelemahannya: bidang yang diujikan menjadi terbatas,
kurang praktis sebab satu permasalahan harus dirumuskan
dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.
2. Tes Objektif
• Soal-soal bentuk objektif banyak
digunakan dalam menilai hasil belajar.
• Hal ini disebabkan karena luasnya bahan
pelajaran yang dapat dicakup dalam tes
dan mudahnya menilai jawaban yang
diberikan
Jenis-jenis tes objektif
1) Bentuk soal jawaban singkat.
• Bentuk ini menghendaki jawaban dalam bentuk kata,
bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya
dapat bernilai benar atau salah.
• Kelebihan: menyusun soalnya relatif lebih mudah,
kecil kemungkinan peserta didik memberi jawaban
dengan cara menebak, menuntut peserta didik untuk
dapat menjawab dengan singkat dan tepat, hasil
penilaiannya cukup mudah.
• Kekurangan: kurang dapat mengukur aspek
pengetahuan yang lebih tinggi, memerlukan waktu
yang agak lama untuk menilainya sekalipun tidak
selama soal uraian, menyulitkan pemeriksaan apabila
jawaban peserta didik membingungkan pemeriksa.
2) Bentuk soal benar-salah.
• Bentuk soal ini adalah bentuk tes yang soal-soalnya
berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu
merupakan pernyataan benar dan sebagian lagi
pernyataan salah.
• Kelebihan: pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat
dan objektif, soal dapat disusun dengan mudah.
• Kekurangan: kurang dapat mengukur aspek
pengetahuan yang lebih tinggi, banyak masalah yang
tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua
kemungkinan.
3) Bentuk soal menjodohkan.
• Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok yang
pararel.
• Kedua kelompok ini berada dalam satu kesatuan.
• Kelompok sebelah kiri merupakan bagian dari soal dan
kelompok sebelah kanan merupakan bagian dari jawaban.
• Kelebihan: penilaiannya dapat dilakukan dengan cepat dan
objektif, tepat digunakan untuk mengukur kemampuan
mengidentifikasi dua hal yang berhubungan, dapat
mengukur ruang lingkup pokok bahasan atau subpokok
bahasan yang lebih luas.
• Kekurangan: hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan
atas fakta dan hafalan, sukar untuk menentukan materi
yang mengukur hal-hal yang berhubungan.
4) Bentuk soal pilihan ganda.
• Bentuk soal ini adalah bentuk tes yang mempunyai satu
jawaban yang benar atau paling tepat.
• Kelebihan: materi yang diujikan dapat mencakup
sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah
diberikan, jawaban dapat dinilai dengan mudah dan
cepat dengan kunci jawaban, jawaban untuk setiap
pertanyaan sudah pasti benar atau salah.
• Kekurangan: kemungkinan untuk menebak jawaban
cukup besar, proses berpikir peserta didik tidak dapat
dilihat dengan nyata.

Anda mungkin juga menyukai