Anda di halaman 1dari 6

REVITALISASI PENDIDIKAN IPS UNTUK

MEMBANGUN JATI DIRI BANGSA

Susilo Dewi (3601414038)


susilodewi875@gmail.com

Heri Setyawan (3601414041)


heri.setyawan@gmail.com

Satrio Awal Handoko(3601414049)


satrioawal.handoko@gmail.com

Program Studi Pendidikan IPS

Abstrak
Membangun karakter bangsa melalui pembelajaran IPS, dapat dilakukan
sejak dini mulai pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan tinggi. Untuk
melakukan revitalisasi nilai-nilai karakter bangsa sudah banyak terjadi adanya
degradasi (penurunan) nilai-nilai moral dan etika (karakter). Integrasi berbagai
konsep dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan
pendekatan trans-disciplinarity, di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi
tampak secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur dan
atau terkait dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di alam sekitarnya,
sehingga memudahkan pembelajaran IPS menjadi pembelajaran yang
kontekstual. Di era globalisasi saat ini membangun karakter bangsa merupakan
salah satu hal yang sangat krusial dan mengemuka untuk dibahas dikembangkan,
sebagai landasan pembekalan dan penanaman nilai-nilai moral maupun budaya
bagi generasi penerus bangsa ini agar menjadi manusia Indonesia yang
berkarakter tangguh, berjiwa nasionalis, dan mampu menghadapi berbagai bentuk
ancaman dan hambatan atau tantangan dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Kata Kunci : Revitalisasi, Pendidikan IPS, Membangun Jati Diri Bangsa


Pendahuluan

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pada Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Di dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran
IPS secara imperatif berkedudukan dan berfungsi dalam konteks sistem
pendidikan dan kurikulum secara nasional sudah didukung dengan regulasi dan
dokumen yang lengkap. IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual,
diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu.
Membangun karakter bangsa melalui pendalaman mata pembelajaran IPS,
sebaiknya dilakukan (ditanamkan) sejak dini mulai pendidikan dasar hingga
jenjang pendidikan tinggi. Hal demikian merupakan salah satu solusi, untuk
melakukan revitalisasi nilai-nilai karakter bangsa kita yang oleh banyak kalangan,
disinyalir telah banyak terjadi degradasi (penurunan) nilai-nilai moral dan etika
(karakter).

Integrasi berbagai konsep dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


(IPS) menggunakan pendekatan trans-disciplinarity, di mana batas-batas disiplin
ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu
berbaur dan atau terkait dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di
alam sekitarnya, sehingga memudahkan pembelajaran IPS menjadi pembelajaran
yang kontekstual.  Dihadapkan era globalisasi saat ini membangun karakter
bangsa merupakan salah satu hal yang sangat krusial dan mengemuka untuk
dibahas dikembangkan, sebagai landasan pembekalan dan penanaman nilai-nilai
moral maupun budaya bagi generasi penerus bangsa ini agar menjadi manusia
Indonesia yang berkarakter tangguh, berjiwa nasionalis, dan mampu menghadapi
berbagai bentuk ancaman dan hambatan atau tantangan dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pembahasan

Pembelajaran IPS dalam Konteks Pendidikan Karakter


Mencermati uraian tentang pengertian dan tujuan IPS, maka pendidikan
IPS sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter. Pendidikan
karakter yang dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral atau
pendidikan budi pekerti itu memiliki arah dan tujuan yang sama dengan tujuan
pembelajaran IPS, yakni sama-sama bertujuan agar peserta didik menjadi warga
negara yang baik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan
budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-
cabang ilmu-ilmu sosial.
Pendidikan karakter adalah proses menyaturasakan sistem nilai
kemanusiaan dan nilai-nilai budaya Indonesia dalam dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan karakter bangsa merupakan
suatu proses pembudayaan dan transformasi nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-
nilai budaya bangsa (Indonesia) untuk melahirkan insan atau warga negara yang
bermartabat dan berperadaban tinggi. Karakter bangsa adalah sebuah keunikan
suatu komunitas yang mengandung perekat kultural bagi setiap warga negara.
Karakter bangsa menyangkut perilaku yang mengandung core values dan nilai-
nilai yang berakar pada filosofi Pancasila, dan simbol-simbol keindonesiaan
seperti: Sang Saka Merah Putih, semboyan Bhineka Tunggal Ika, lambang Garuda
Pancasila, Lagu Indonesia Raya.
Pendidikan karakter bukan sekedar memiliki dimensi integratif, dalam arti
mengukuhkan moral intelektual peserta didik atas dasar nilai-nilai kebaikan,
sehingga menjadi pribadi yang mantap dan tahan uji, pribadi-pribadi yang
cendekia, mandiri dan bernurani, tetapi juga bersifat kuratif secara personal
maupun sosial. Dengan demikian pendidikan karakter sebenarnya dapat menjadi
salah satu langkah untuk menyembuhkan penyakit sosial.
Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan dalam 
berbagai bidang kehidupan, baik itu tantangan yang barasal dari luar, maupun
berasal dari dalam negeri sendiri.  Berbagai kasus seperti, penyalahgunaan
wewenang/kekuasaan, praktik korupsi, oleh kalangan birokrat, masalah narkoba,
dan hal-hal laia yang cenderung menggerus moral/mental bangsa hingga saat ini
nampaknya masih terus berlangsung. Dalam menghadapi tantangan tersebut
dibutuhkan kekuatan diri dari masing-masing warga negara dan kekuatan kohesi
sosial dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya. Kekuatan diri yang diharapkan
adalah menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Untuk menghadapi tantangan tersebut, bangsa Indonesia perlu
memupuk nasionalisme budaya (cultural nationalism) yang berarti pengakuan
terhadap budaya etnis yang beragam, yang lahir dan berkembang di dalam
masyarakat Indonesia. Setelah itu, perlu mengelola sumberdaya alam untuk
menjamin kesejahteraan bangsanya berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan prinsip keadilan sosial, dan meningkatkan daya saing produk barang dan jasa,
melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia sebagai subyek dalam
persaingan global.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengambil peran untuk
memberi pemahaman yang luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan,
yaitu: (1) Memperkenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan 
masyarakat dan lingkungannya;  (2) Membekali kemampuan dasar untuk berpikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu,  inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial; (3) Memupuk komitmen dan kesadaran terhadap nilai-
nilai sosial dan kemanusiaan; dan (4) Membina kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat
local, nasional maupun global.
Dalam kurikulum 2013 menuntut pembelajaran IPS disampaikan secara
terpadu. sehingga diharapkan pembelajaran IPS lebih bermakna bagi peserta didik
dalam konteks pembelajaran sehari-hari. Peserta didik akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan utuh, karena mata pelajaran IPS mengkaji
berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, mengingat kehidupan
masyarakat sebenarnya merupakan sebuah sistem dan totalitas dari berbagai
aspek. Kehidupan masyarakat bersifat multi dimensional, sehingga pembelajaran
IPS yang dilaksanakan secara terpadu diharapkan mampu mengantarkan dan
mengembangkan kompetensi peserta didik ke arah kehidupan masyarakat yang
lebih baik, memiliki kepekaan sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi
masalah-masalah sosial yang terjadi.
Revitalisasi Pembelajaran IPS
Pendidikan IPS yang dikatakan sebagai pendidikan nilai harus dilakukan
revitalisasi. Pendidikan tanpa perspektif pendidikan nilai, tanpa menekankan pada
pengembangan karakter peserta didik, akan kehilangan esensinya sebagai proses
pendidikan yang sejati. Perlu pemikiran dan upaya untuk memposisikan esensi
serta hakikat pendidikan secara tepat. Program pendidikan IPS atau mata pelajaran
apapun juga harus menempatkan UU Sisdiknas sebagai rujukan normatif tertinggi
bagi penyelenggaraan sistem pendidikan nasional secara utuh. Penyelenggaraan
pendidikan selama ini telah kehilangan ruh dan aspek moralitas, sehingga tidak
jarang melahirkan kultur yang tidak sehat.

Penutup
Pembelajaran IPS memiliki peran penting dalam pembentukan karakter
bangsa. Sebab pembelajaran IPS memiliki kesamaan dengan pendidikan nilai atau
pendidikan karakter yang masing-masing bertujuan untuk menjadikan peserta
didik sebagai warga negara yang baik, kemudian juga peduli terhadap masalah
sosial dan lingkungannya, serta memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.
Pembelajaran IPS yang secara konseptual ideal merupakan studi integratif
mengenai kehidupan masyarakat, masih menghadapi problem dalam pelaksanaan
pembelajaran di lapangan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
pembelajaran IPS menjadi tidak optimal, sehingga tujuan pembelajaran IPS yang
sesungguhnya sebagai bagian dari proses pembentukan karakter tidak dapat
tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan revitalisasi dengan melakukan berbagai
upaya. Misalnya, perlu dilakukan telaah kurikulum, yang semula
pengembangannya berbasis materi, diubah berbasis kompetensi dan karakter.
Mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, partisipatif dan kontekstual.
Untuk memantapkan peran pembelajaran IPS dalam pembentukan karakter bangsa
ini perlu juga didukung dengan beberapa hal, sebagai berikut.

Daftar Pustaka

Darmiyati, Zucdi. 2008. Humanisasi pendidikan: menemukan kembali pendidikan


yang manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara
Doni, Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo
Kemendiknas. 2010. Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa,
pedoman sekolah. Jakarta: Kemendiknas
Numan, Sumantri. 2001. Menggagas pembelajaran pendidikan ips. Bandung.
Remaja Rosdakarya
Suprayogi. 2011. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang: Widya Karya.
Sapriya. 2011. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Setiawan, Akbar K. Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Berbasis
Interkultural. Jurnal. FBS Universitas Negeri Yogyakarta
Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif
Filosofi dan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
Sumarno, Soedarsono. 2009. Karakter Mengantarkan Bangsa Dari Gelap Menuju
Terang. Jakarta: Kompas Gramedia
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai