Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PEMBELAJARAN 2

RENCANA PERANGKAT PEMBELAJARAN

INTERAKSI SOSIAL

SIFAT DAN BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Dosen Pengampu :

I’m Jimmy De Rossal

Disusun Oleh:

Satrio Awal Handoko


3601414049

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SATUAN : SMP NEGERI 1 CIPARI
PENDIDIKAN
KELAS/SEMESTER : VIII/DUA
MATA PELAJARAN : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

TEMA : IV Keragaman Sosial Budaya Sebagai Modal Dasar


Pembangunan Nasional
Sub Tema : A. Sifat dan Bentuk interaksi sosial budaya dalam
pembangunan
Alokasi Waktu : 1x20 menit (1 JP)2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
dalam Kehidupan Masyarakat (4 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

1.1. Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan
segala perubahannya.
1.2. Menghayati ajaran agama dalam berpikir dan berperilaku sebagai
penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial,
budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat.
1.3. Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya.
2.2. Memiliki rasa ingin tahu, terbuka dan sikap kritis terhadap permasalahan
sosial sederhana.
2.3. Menunjukkan perilaku santun, peduli dan menghargai perbedaan
pendapat dalam interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya.
3.3. Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi
dan politik dalam masyarakat.
3.4. Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia
dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
4.3. Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk dan sifat dinamika
interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
di lingkungan masyarakat sekitar.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran sub-subtema ini adalah agar peserta didik mampu:


a. Mengidentifikasi pengertian interaksi sosial.
b. Mengidentifikasi sifat-sifat interaksi sosial.
c. Mengindentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial budaya yang bersifat
asosiatif dalam kehidupan masyarakat.
d. Mengindentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial budaya yang bersifat
disosiatif dalam kehidupan masyarakat.

D. MATERI AJAR

a. Pengertian interaksi
b. Sifat-sifat interaksi sosial
c. Bentuk-bentuk interaksi sosial budaya yang bersifat asosiatif dalam
kehidupan masyarakat.
d. Bentuk-bentuk interaksi sosial budaya yang bersifat disosiatif dalam
kehidupan masyarakat.

E. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran


sub-subtema ini adalah:
a. Pendekatan: Saintifik (Scientific)
b. Model: Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN 1) Peserta didik bersama guru 2,5 menit


menyampaikan salam dan berdoa.
2) Peserta didik bersama guru
mengkondisikan kelas.
3) Guru memberi motivasi:
menanyakan apakah sudah
membaca materi yang akan
dipelajari.
4) Peserta didik menerima
informasi tentang topik dan tujuan
pembelajaran dari
guru.

KEGIATAN INTI 1) Mengamati 15 menit


Peserta didik mengamati materi
yang diterangkan oleh guru.
Dengan metode ceramah dan
media pembelajaran audio
visual.

2) Menanya
Peserta didik diminta untuk
merumuskan pertanyaan
berdasarkan hal-hal yang ingin
diketahui dari hasil
pengamatan. Pertanyaan
diarahkan pada hal-hal yang
substantif terkait dengan tujuan
pembelajaran. Contoh: Apakah
bentuk interaksi disosiatif selalu
berdampak negatif?
Bagaimanakah proses
akulturasi kebudayaan dapat
berlangsung?

3) Mengumpulkan
Data/Informasi
Peserta didik diminta
mengumpulkan informasi/data
dari berbagai sumber, seperti:
membaca Buku Siswa, mencari
di internet atau membaca buku
di perpustakaan.
4) Mengasosiasi/Menalar
Peserta didik dapat memahami
tentang pegertian interaksi
sosial, sifat dan bentuk-bentuk
interaksi sosial.
5) Mengomunikasikan
Peserta didik dapat menjelaskan
tentang pengertian interaksi
sosial, tindakan sosial, sifat dan
ciri-ciri interaksi sosial dan
bentuk-bentuk intekasi sosial.

PENUTUP 1) Peserta didik diberi kesempatan 2,5 menit


untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami.
2) Guru memberikan penjelasan
atas pertanyaan yang
disampaikan oleh peserta didik.
3) Peserta didik diminta
melakukan refleksi terhadap
proses pembelajaran terkait
dengan penguasaan materi,
pendekatan dan model
pembelajaran yang digunakan.
4) Peserta didik diberi pesan
tentang nilai dan moral.
5) Peserta didik diingatkan untuk
membaca materi pada subtema
berikutnya.
6) Guru menutup pelajaran dengan
salam dan doa

G. Penilaian Hasil Belajar


 Teknik penilaian proses : pengetahuan, keterampilan dan keaktifan
siswa
 Bentuk penilaian hasil : tugas pribadi dan keaktifan siswa di kelas

H. Sumber Belajar
a. alat : Laptop, kertas hvs
b. Sumber belajar : Buku siswa, Internet
a) Penilaian Sikap
Rubrik penilaian sikap

Sikap spiritual Sikap sosial


Menghayati Tanggung Kerja Total
No Nama
karunia tuhan jawab sama nilai
1-4 1-4 1-4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Keterangan :
Nilai sikap peserta didik : jumlah nilai yang diperoleh dibagi 3

b) Penilaian Pengetahuan

No. Butir Pertanyaan


1. Sebutkan jenis-jenis interaksi yang bersifat asosiatif! Berikan
contohnya !
2. Sebutkan jenis-jenis interaksi yang bersifat disosiatif! Berikan
contohnya !
3. Apakah yang dimaksud dengan akulturasi budaya?
4. Jelaskan mengapa persaingan dapat berdampak positif bagi
kehidupan manusia ?
5. Bagaimanakah mencegah terjadinya konflik di masyarakat ?

Keterangan:
Tiap nomor diberi nilai 1, maka
Nilai pengetahuan = Jumlah nilai yang diperoleh

c) Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian Keterampilan (Presentasi)
Kemampuan Kemampua Kemampuan
Nama eserta Jumlah
No. presentasi n bertanya menjawab
didik nilai
(1-4) (1-4) (1-4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Keterangan :
A. Nilai terentang antara 1-4
1= kurang
2= cukup
3= baik
4= amat baik
B. Nilai = jumlah nilai dibagi 3

BAHAN AJAR
Interaksi adalah tindakan atau aksi yang dibalas dengan reaksi. Interaksi tidak dapat
dilakukan secara sendiri, harus ada orang atau kelompok lain sebagai mitra untuk
berinteraksi.

Contoh: berbincang-bincang, bersalaman, jual-beli

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara satu individu dengan


individu lain, antara individu dengan kelompok masyarakat, atau antara kelompok
satu dengan kelompok lain yang ada dalam masyarakat. Interaksi sosial (positif
maupun negatif) diwujudkan dalam bentuk tindakan sosial.

Tindakan sosial adalah perilaku, aksi, atau perbuatan yang dilakukan seseorang atau
kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi sosial POSITIF: interaksi yang
dilakukan dalam bentuk tindakan sosial yang bersifat positif (baik). Contoh: bekerja
sama dalam bisnis, gotong-royong, berdagang, membentuk koperasi, menjadi
pengurus organisasi, dll. Interaksi sosial NEGATIF: tindakan/aksi yang merugikan
orang lain. Contoh: membunuh, merampok, menjelek-jelekkan orang lain, melakukan
pemerasan, dll

Tindakan Sosial

Tindakan sosial yang bersifat RASIONAL: tindakan sosial yang dilakukan secara
sadar dan masuk akal berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang mantap. Contoh:
menentukan pilihan jurusan di perguruan tinggi berdasarkan cita-cita, minat, dan
bakat
Tindakan sosial yang bersifat IRRASIONAL: tindakan sosial yang tidak masuk akal,
akan tetapi dipercaya bahwa tindakannya itu akan memberi manfaat padanya.
Contoh: menerima iming-iming menggandakan uang karena berharap mendapat
keuntungan (misalnya: 1 juta menjadi 5 juta tanpa upaya keras, melalui dukun, dsb)

Ciri interaksi sosial:

pelakunya > 1 orang. Antara pelaku terjadi komunikasi melalui kontak sosial

Syarat Interaksi Sosial: Kontak sosial dan Komunikasi

Tidak hanya dilakukan secara langsung, tetapi dapat pula dilakukan secara
tidak langsung. Kontak Sosial secara langsung (Primer) → bertemu dan berhadapan,
berjabat tangan, berbicara bertatap muka, termasuk kontak melalui media komunikasi
(berkirim surat, telepon, chatting lewat internet, dll). Tidak Langsung (Sekunder) →
cth: jual beli tanah melalui perantara

Sosialisasi Sebagai Proses Pembentukan Kepribadian

Sosialisasi dalam Keluarga


Sosialisasi dalam Masyarakat

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

A. Proses Sosial ASOSIATIF

Terjadi ketika suatu kelompok atau orang-perorang (individu) melakukan suatu


interaksi sosial yang memilii kesamaan dalam pandangan atau tindakan dalam
hubungan satu sama lain. Adanya kesamaan tindakan di antara kelompok atau
individu yang berinteraksi tersebut akan mengarah kepada terciptanya kerukunan dan
kesatuan.

Jenis proses sosial asosiatif :

a) KERJASAMA (cooperation)

Kerjasama dapat terjadi pada anak-anak, pemuda, maupun orang dewasa. Mulai dari
permainan petak umpet, organisasi kepemudaan (karang taruna, dll), sampai
organisasi politik dan pemerintahan. Kerjassama dapat terbentuk dan berkembang
apabila orang dapat digerakkan karena memiliki kesadaran untuk mencapai suatu
tujuan yang dianggap bermanfaat bagi dirinya atau kelompok.

b) AKOMODASI (acomodation) → suatu proses sosial di mana orang-orang atau


kelompok-kelompok yang mula-mula saling bertentangan, masing-masing pihak
melakukan pendekatan dan penyesuaian diri untuk mengakhiri pertentangan tersebut.
Salah satu cara penyesuaian diri dalam akomodasi misalnya: masing-masing pihak
mengurangi tuntutannya dan saling menerima tuntutan pihak lain agar dapat tercapai
suatu kesepakatan di antara mereka yang bertentangan.

c) ASIMILASI → ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-


perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia. Faktor-faktor yang
mempengaruhi asimilasi: sikap toleransi, kesempatan yang seimbang di bidang
ekonomi antarkelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan, sikap menghargai
orang asing dan kebudayaannya, sikap terbuka dari golongan yang berkuasa,
perkawinan campuran dan adanya musuh bersama dari luar

B. Proses Sosial DISOSIATIF

Proses sosial disosiatif bertolak belakang dengan proses sosial asosiatif. Proses sosial
disosiatif menekankan pada persaingan atau perlawanan. Proses ini disebut juga
proses yang bersifat oposisi, yaitu suatu cara berjuang melawan seseorang atau
kelompok untuk suatu tujuan tertentu.Bentuk-bentuk Proses Sosial Disosiatif:

a. PERSAINGAN (kompetisi) → suatu proses sosial yang terjadi di masyarakat di


mana individu-individu atau kelompok saling bersaing untuk berlomba atau
berkompetisi mencari keuntungan melalui bidang-bidang tertentu dengan
menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil. Persaingan dapat terjadi dalam sebuah
lomba/kompetisi, pemilu, dll.

b. PERTENTANGAN (pertikaian atau konflik) → suatu proses sosial di mana


seseorang atau kelompok menentang pihak lain yang disertai dengan ancaman
atau kekerasan untuk mencapai tujuan/keinginannya. Pertentangan muncul karena
adanya perbedaan-perbedaan antara individu dengan individu, antara individu dengan
kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok. (dalam hal ciri jasmani, emosi,
unsur budaya, pola perilaku, kepentingan ekonomi, politik, dll)
c. KONTRAVENSI → bentuk proses sosial yang berbeda dengan persaingan dan
pertentangan. Kontravensi ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian
mengenai diri seseorang atau suatu rencana, dan perasaan tidak suka yang
disembunyikan, kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.
Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi (tidak kelihatan) terhadap
orang lain atau kelompok.

Anda mungkin juga menyukai