Anda di halaman 1dari 93

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

AL-QUR’AN HADITS TENTANG TAQWA MELALUI METODE


INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL AZHAR TERBAN KEC. PABELAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
CHAIRUL MUSLIM
NIM: 114 10 042

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Chairul Muslim
NIM : 11410042
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : PAI
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk
sumbernya.

Salatiga, 12 Agustus 2012


Saya yang menyatakan,

Chairul Muslim
NIM: 11410042

ii
iii
SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

AL-QUR’AN HADITS TENTANG TAQWA MELALUI METODE INDEX

CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH

NURUL AZHAR TERBAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DISUSUN OLEH

CHAIRUL MUSLIM

11410042

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga, pada Tanggal 01
September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd

Sekretaris Penguji : Ilyya Muhsin, S.HI, M.Si

Penguji I : Drs. A. Mahzumi, M.A

Penguji II : Drs. Miftahuddin, M.Ag

Penguji III : Drs. Kastolani, M.Ag

Salatiga,12 September 2012


Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag


NIP. 19580827 198303 1 002

iv
v
ABSTRAK

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an


Hadits Tentang Taqwa Melalui Metode Index Card Match Pada
Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2011/2012
Nama : Chairul Muslim
NIM : 11410042

Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti merupakan jenis


penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan penelitian tindakan
dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan
tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam hal, ini tujuan dari PTK yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an hadits materi hadits
tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar
Terban tahun pelajaran 2011/2012. PTK yang dilaksanakan oleh peneliti
mencakup tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III.
Metode yang diterapkan oleh peneliti yaitu metode Index Card
Match. Metode Index Card Match merupakan salah satu metode yang
diterapkan oleh guru dengan cara menyiapkan potongan-potongan kertas
yang berisi pertanyaan dan jawaban yang harus dicocokan oleh siswa. Ada
banyak bentuk atau pola yang dapat dikerjakan untuk metode ini, salah
satunya dan yang paling sederhana adalah mengisi titik-titik.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
yang dilaksanakan pada tiap siklus. Pada pelaksanaan siklus I, siswa yang
tuntas memenuhi KKM sebanyak 8 siswa atau 47%. Pada pelaksanaan
siklus II, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 10 siswa atau 58%.
Pada pelaksanaan siklus III, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak
14 siswa atau 82%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode Index Card
Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar
Terban tahun pelajaran 2011/2012.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam raya segala ciptaan-Nya.

Semoga kita selalu terbimbing dalam hidayah-Nya, diberi kemampuan untuk

senantiasa memikirkan dan menemukan rahasia kebesaran Allah SWT yang

senantiasa hadir dan menyertai segala ciptaan-Nya, baik yang berupa makhluk

hidup maupun mati.

Penulisan skripsi ini terwujud sedemikian rupa karena bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis perlu menghaturkan

terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

2. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. yang telah memberi

motivasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.

3. Ketua jurusan STAIN Salatiga Bapak Joko Sutopo yang telah memberi ijin

kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

4. Bapak Drs. Kastolani, M.Ag, selaku pembimbing yang telah banyak memberi

bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini,

5. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban dan segenap guru

karyawannya yang telah membantu penulis sehingga kami bisa mendapat data

untuk menyusun skripsi ini.

6. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan

bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini.

vii
Akhirnya hanya Allah SWT yang mampu membalas kebaikan semua

pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini. Penulis sangat mengharapkan

kritikan, masukan, dan saran yang membangun untuk lebih sempurnanya skripsi

ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dalam melaksanakan pembelajaran dalam

usaha nyata meningkatkan kualitas pendidikan di negeri tercinta ini. Amin.

Salatiga,

Penulis

viii
MOTTO

         


   

Artinya : dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina
dina".

ix
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Ayahandaku Bapak Ali Yono tercinta yang semoga selalu mendapatkan Perlindungan

dari Allah SWT

Ibundaku Ibu Suciyati tercinta semoga selalu dalam lindungan Allah SWT

Saudara-saudaraku Mbak Murdaningrum, Mbak Tuti Lestari (alm) dan adik-adik ku

Nanik Pujiati, Siti Marfu’ah, yang selalu mendukung dan menyemangatiku

dan kepada keponakanku ‘Aisya Himmatal’aliyah yang akan selalu mendo’akan

kesuksesanku

x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . .. .................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN . .. ................................................................ .. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING . .. ....................................................... .. iii
PENGESAHAN . .. ...................................................................................... .. iv
NOTA PEMBIMBING . .. ......................................................................... ... v
ABSTRAK . .. ................................................................................................ . vi
KATA PENGANTAR . .. ......................................................................... ... vii
MOTTO . .. ................................................................................................... .. ix
PERSEMBAHAN . .. ................................................................................... .. x
DAFTAR ISI . .. ............................................................................................ . xi
DAFTAR TABEL . .. ................................................................................ .. xiii
DAFTAR LAMPIRAN . .. ...................................................................... ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . .. .................................................................1
B. Pembatasan Masalah . .. .......................................................2
C. Rumusan Masalah . .......................................................... ...2
D. Kegunaan Penelitian . .. ........................................................3
E. Tujuan Penelitian . .. .............................................................3
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan . .. ............3
G. Devenisi Operasional ... .......................................................4
H. Metode Penelitian ... .............................................................8
I. Sistematika Penulisan Laporan . .........................................14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


A. Belajar ... ...............................................................................17
B. Metode Pembelajaran Index Card Match ... ........................30
C. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist ... ....................................35

xi
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................ ...43
B. Tempat dan Waktu Penelitian . .. .......................................56
C. Instrumen Penelitian . .. ......................................................58
D. Pengumpulan Data Penelitian . .. .......................................59
E. Analisis Penelitian . ............................................................60

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ... ................................................................61
B. Pembahasan . .. ................................................................ ...66

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... ......................................................................78
B. Saran . .. ...............................................................................78

DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1 : Hasil Evaluasi Pra Siklus ……………………………………. 61

Tabel 2 : Hasil Evaluasi Siklus I ……………………………………… 64

Tabel 3 : Hasil Evaluasi Siklus II ..…………………………………… 65

Tabel 4 : Hasil Evaluasi Siklus III …………………………………… 65

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Guru MI Nurul Azhar


Lampiran 2 : Data Siswa MI Nurul Azhar
Lampiran 3 : Silabus
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 5 : Hasil Evaluasi Siklus I
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 7 : Hasil Evaluasi Siklus II
Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 9 : Hasil Evaluasi Siklus III
Lampiran 10 : Arsip Kartu
Lampiran 11 : Lembar Konsultasi dan Bimbingan Skripsi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-qur‟an adalah sumber dan landasan utama ajaran Islam. Seorang

muslim mempelajari Al-qur‟an adalah sebuah kebutuhan agar dapat

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan benar.

Namun demikian banyak sekali umat Islam enggan mempelajari Al-qur‟an,

bagi sebagian mereka belajar Al-qur‟an itu dianggap sulit. Hal ini

dimungkinkan karena Al-qur‟an berbahasa Arab yang tidak dipahami oleh

mereka. Sebagian umat Islam dapat melafalkan (membunyikan) tulisan Al-

qur‟an tetapi tidak dapat mengambil pelajaran dari ayat yang dilafalkan

tersebut (Ahmad Lutfi, 2009:2-3).Adapun belajar sendiri adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Metode yang

senantiasa digunakan para guru di sekolah termasuk peneliti

untuk mengajarkan terjemah Al-qur‟an dengan metode ceramah. Peneliti

beranggapan bahwa siswa belum memiliki kemampuan untuk memisahkan

ayat perkata (lafadz) sehingga metode yang diterapkan siswa diminta

mendengarkan bacaan guru dan menirukan.Metode ceramah ini diterapkan

dari tahun ke tahun ternyata hasilnya belum memuaskan. Untuk

meningkatkan prestasi siswa khususnya pada Kompetensi Dasar (KD)

1
menyebutkan dalil tentang taqwa, peneliti mencoba merubah metode

pembelajaran dari ceramah diubah dengan metode index card match. Selain

untuk meningkatkan hasil belajar peniliti bermaksud mengetahui respon

siswa bahwa belajar Al-qur‟an itu mudah dan menyenangkan.ini akan

memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku

(Wahyuni dan Baharuddin, 2008:15-16). Sehingga judul penelitian tindakan

kelas ini diberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Al-qur’an Hadits Tentang Taqwa Melalui Metode Index Card Match

Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, metode Index Card Match digunakan pada mata

pelajaran Al-qur‟an Hadits pada materi Hadits tentang taqwa. dengan

demikian penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui hasil belajar

mata pelajaran Al-qur‟an Hadits materi Hadits tentang Taqwa melalui metode

Index Card Match pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar

Terban tahun pelajaran 2011/2012.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian tindakan kelas ini

dirumuskan sebagai berikut: Apakah metode Index Card Match dapat

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits tentang taqwa

pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran

2011/2012?

2
D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah Untuk mengetahui Apakah

metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

Al-qur‟an Hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012?

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Definisi hipotesis tindakan yaitu suatu alternatif tindakan yang di

pandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah

yang diteliti (Basrowi, 2008: 91). Berdasarkan latar belakang dan rumusan

masalah di atas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah bahwa

melalui penggunaan metode Index Card Match, hasil belajar Materi Al-

qur‟an Hadits tentang taqwa siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar

Terban tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan.

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian ini, dirumuskan

indikator keberhasilan sebagai berikut:

Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai ulangan harian lebih besar

dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 65.

F. Kegunaan Penelitian.

Kegunaan penelitian ini secara khusus adalah untuk perbaikan

kualitas pembelajaran Al-qur‟an Hadits yang selama ini dilaksanakan oleh

peneliti. Secara umum penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada

pihak-pihak sebagai berikut:

3
1. Untuk siswa

a. Dapat meningkatkan minat dan keaktifan dalam mengikuti proses

pembelajaran Al-qur‟an Hadits.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Al-qur‟an

Hadits.

2. Untuk Guru.

a. Dapat memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.

b. Dapat menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran.

c. Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.

d. Dapat menjadikan masukan kepada rekan guru sehingga termotivasi

dalam meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran.

3. Untuk Madrasah.

a. Suasana pembelajaran di madrasah akan lebih kondusif terutama

dalam pelaksanaan proses pembelajaran Al-qur‟an Hadits.

b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan yang

dapat dipergunakan untuk peningkatan mutu Madrasah.

G. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang diakibatkan oleh

penafsiran yang berbeda, maka berikut ini dijelaskan maksud yang

terkandung dalam penelitian tindakan kelas ini:

1. Peningkatan

Menurut Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja (2008: 820),

peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya susunan berlapis-

4
lapis,tinggi rendah kedudukan, tinggi rendah jabatan, tinggi rendah

peradaban, dsb, batas waktu, sepadan, tahap. Peningkatan berarti proses,

perbuatan, cara meningkatkan usaha dsb.

2. Hasil Belajar

Menurut Dimyati Mahmud (1990: 123), belajar adalah suatu

perubahan yang relative tetap dalam kemampuan seseorang. Definisi ini

menginformasikan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam

diri seseorang yang menekan pada pentingnya perubahan dalam tingkah

laku yang dapat diamati sebagai pertanda bahwa telah berlangsung suatu

pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud hasil bilajar adalah hasil

suatu proses perubahan kearah perubahan perilaku dan perubahan sikap

yang bersifat permanen dan tahan lama dan terbentuk sebagai akibat

interaksi dengan lingkungannya.

3. Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits

Mata pelajaran Al-qur‟an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Azhar Terban.

Materi mata pelajaran Al-qur‟an hadis yang dilaksanakan dalam

pembelajaran pada kelas V semester 2 (dua) tahun pelajaran 2011/2012,

khususnya yang diteliti mengenai hadis tentang Taqwa.

5
4. Metode Index Card Match

a. Pengertian

Menurut Lukman Zain (2009: 17), metode adalah tata cara yang

digunakan guru untuk menciptakan lingkungan belajar dan

mngkhususkan aktifitas proses pembelajaran secara langsung. Menurut

Nur Hasanah, dkk (2010: 53), Metode adalah cara melakukan atau

menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi

pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode Index Card Match dikenal juga dengan istilah “mencari

pasangan kartu”. Metode ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur

permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat

pembelajaran tidak membosankan. Tentu saja penjelasan aturan permaian

perlu diberikan kepada siswa agar metode ini menjadi lebih efektif.

Metode ini sangat tepat untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah

diberikan sebelumnya.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode ini adalah

sebagai berikut :

1. Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak

separuh siswa dalam kelas yang akan diajar.

2. Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian

yang sama.

3. Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang

diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

6
4. Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang telah dibuat.

5. Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara

acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.

6. Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa,

satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang

mendapat soal harus mencari temannya yang mendapat jawaban

dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya.

7. Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk

duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar

pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak

memberitahukan materi yang diperolehnya.

8. Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk

berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal

yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar

didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya

membacakan jawaban juga dengan suara keras.

9. Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang

diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama

siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah

dilakukan.

7
b. Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban

Siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang pada tahun pelajaran

2011/2012, tercatat sebagai siswa di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Azhar Terban Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan. Menurut

Soly Abimanyu (dalam Suwandi, 2007), penelitian tindakan adalah

studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pangalaman

kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan

dengan sikap mawas diri. Sebagai bentuk penelitian praktis, dalam

bidang pendidikan. Penelitian tindakan ini mengacu pada apa yang

dilakukan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi

tanggung jawabnya. Penelitian ini disebut penelitian tindakan kelas.

b. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu terhitung dari

tanggal 18 Mei 2012 s.d. 18 Juni 2012. Penelitian ini bertepatan

dengan masa pembelajaran semester 2 tahun pelajaran 2011/2012

yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

8
c. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Azhar Terban sejumlah 17 siswa yang terdiri dari 10 putra dan 7

putri, serta masih menempuh semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, satu

orang guru dan 1 orang observer.

d. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini meliputi 3 (tiga) siklus tindakan. Tahap-tahap yang

dilaksanakan pada tiap siklus dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

i. Tahap Persiapan

Persiapan penulis sebelum melaksanakan penelitian antara lain:

1. Mengurus perijinan.

2. Melakukan survey dan identifikasi masalah ke lokasi

3. Menyiapkan bahan dan instrument pengumpulan data.

4. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian.

ii. Tahap Pelaksanaan.

Tahap-tahap dalam tiap siklus meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1) Tahap perencanaan.

Tahap perencanaan dalam penelitian ini meliputi beberapa

siklus yang terdiri sebagai hal-hal berikut:

a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan

diterliti.

9
b) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut

dilakukan.

c) Merumuskan masalah secara jelas.

d) Menetapkan cara untuk menguji hipotesis tindakan

dengan menjabarkan indicator-indikator keberhasilan.

e) Membuat secara rinci.

2) Tahap Tindakan

Tahap tindakan dalam tiap siklus ini meliputi hal-hal

sebagai berikut:

Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas

sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar.

Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua

bagian yang sama.

Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi

yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk

secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan

jawaban.

Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap

siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main

bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya

10
yang mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya,

demikian pula sebaliknya.

Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta

untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya.

Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak

memberitahukan materi yang diperolehnya.

Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk

berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan

soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian

agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian

pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara

keras.

Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban

yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi.

Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil

belajar yang telah dilakukan.

3) Observasi

Observasi adalah pengamatan (observing), obeservasi yang

dimaksud ialah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan

telah mencapai sasaran (Supardi dalam Suyadi, 2011:63). Pada

tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal

yang diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan

berlangsung.Adapun yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian

11
ini adalah siswa mampu memahami materi pelajaran dan

berkeinginan sedikit demi sedikit untuk mengamalkan pelajaran

tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

4) Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang telah dilakukan. Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil

pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah

dari proses refleksi maka perlu dilakukan proses pengkajian ulang

melalui siklus berikutnya yang meliputi: perencanaan ulang,

tindakan ulang, pengamatan ulang, sehingga permasalahan dapat

teratasi (Hopkins dalam Suhardjono, 2009: 80).

iii. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Butir soal tes

b. Lembar observasi

c. Lembar hasil tes

iv. Pengumpulan Data

Data yang dihimpun dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi

dua jenis data, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki,

12
1997: 55). Adapun data primer ini diperoleh dengan beberapa

macam cara, antara lain:

1. Studi kepustakaan, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan

strategi dan metode pembelajaran Al-qur‟an Hadits.

2. Dokumen, meliputi nilai tes siklus hasil penelitian, jurnal

mengajar, daftar hadir siswa kelas V.

3. Data lapangan, meliputi situasi dan kondisi siswa kelas V,

metode guru dalam mengajar berdasarkan hasil observasi

saat penelitian berlangsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 1997:56). Adapun sumber

data sekunder ini diperoleh dengan beberapa macam cara, antara

lain:

1. Studi kepustakaan, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan

metode-metode pembelajaran aktif termasuk di dalamnya

adalah metode Index Card Match.

2. Dokumen, meliputi rapor siswa kelas V, jurnal mengajar,

daftar hadir siswa kelas V.

3. Data lapangan meliputi, situasi dan kondisi siswa kelas V,

metode guru dalam mengajar berdasarkan informasi dari

rekan guru maupun dari kepala sekolah serta dari wali

murid.

13
v. Analisi Data

Dalam penelitian ini ada dua macam data yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif, sehingga analisisnya juga

menggunakan dua macam analisa data yaitu:

a. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes di olah dengan

menggunakan deskripsi persentase. Nilai persentase di hitung

dengan ketentuan sebagai berikut: NP = X 100%

Keterangan:

NP : Nilai Persentase

NK : Nilai komulatif

R : Jumlah Responden

b. Data kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif,

berdasarkan pada hasil observasi.

I. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini di susun dalam

format skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi

sebagai berikut:

Bagian Awal Skripsi memuat: Sampul, Lembar Berlogo, Judul,

PersetujuanPembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian

Tulisan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Dartar

Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran.

Bagian inti Skripsi terdiri dari:

14
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi: Latar belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan,

Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, memuat: (1)

Rancangan Penelitian, (2) Subjek Penelitian, (3) Langkah-langkah Penelitian,

(4) Instrumen Penelitian (5) Pengumpulan Data, dan ( 6) Analisis Data,

Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, meliputi: Belajar yang memuat : (1) Hakikat

Belajar, (2) Hasil Belajar,(3) Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Belajar.Mata

pelajaran Al-qur‟an Hadits : (1) Esensi Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits, (2)

Ruang Lingkup Materi, (3) Tujuan Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits, (4)

Pokok Bahasan Hadits Tentang Taqwa.Metode Index Card Match meliputi :

(1) Pengertian Metode Index Card Match, (2) Tujuan Penerapan Metode

Index Card Match, (3) Langkah-langkah Metode Index Card Match, (4 )

Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, meliputi: Deskripsi Pelaksanaan

Siklus I, memuat: rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan

refleksi. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, memuat: rencana, pelaksanaan,

pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Deskripsi Pelaksanaan Siklus

III, memuat: rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan

refleksi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi: Hasil

Penelitian, yaitu : Deskripsi sebelum pembelajaran siklus I, II, dan III, (1)

Deskripsi siklus I, (2) Deskripsi siklus II, (3) Deskripsi siklus III.

15
Pembahasan Hasil Penelitian, meliputi: (1) Pengelolaan Proses Pembelajaran

oleh Guru, (2) Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran, (3) Pencapaian

Penguasaan Pembelajaran Hadits Tentang Taqwa melalui metode Index Card

Match.

BAB V PENUTUP, meliputi: Kesimpulan dan Saran

Bagian Akhir Skripsi terdiri dari: Daftar Pustaka,Lampiran-lampiran,dan

Daftar Riwayat Hidup Peneliti

16
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto, 2003:2). Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono berpendapat bahwa

definisi belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan (Supriyono dan Abu Ahmadi, 1991:121). Pengertian belajar ini

tidak sama antara para ahli, sebagaimana di kutip oleh Muhibbin Syah dalam

buku Psikologi Pendidikan yaitu sebagai berikut: a). Skinner, seperti yang

dikutip Barlow (1995) dalam bukunya Educational Psychology: The

Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses

adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. b).

Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua

macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: … acquisition of any relatively

permanent in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah

perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan

dan pengalaman. Rumusan keduanya Process of acquiring responses as a

17
result of special practice, belajar ialah proses memperoleh respon-respon

sebagai akibat adanya latihan khusus. c). Hintzman dalam bukunya The

Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in

organism due to experience which can affect the organism’s behavior.

Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme

(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangn

Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat

dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme (Muhibin Syah, 1995:89-

90).

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil dari latihan atau pengalaman langsung dan interaksi dengan

lingkungan. Belajar merupakan usaha memperoleh sejumlah ilmu

pengetahuan yang dilakukan melalui proses perubahan tingkah laku secara

keseluruhan yang berorientasi pada lingkungan. Belajar pada intinya

membedakan antara sebelum dan sesudah belajar serta dilakukan melalui

kegiatan atau praktek yang di sengaja.

Dalam agama Islam belajar merupakan kewajiban setiap muslim agar

memperoleh ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan derajat

kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam Al-qur‟an surat Al-Mujadilah

ayat 11 sebagai berikut:

18
           

             

      

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S.

Al-Mujadilah/58: 11).

Sabda Nabi Muhammad saw.

Artinya : Hamzah bin Abdillah bin Umar ia berkata: saya mendengar

Nabi saw. Bersabda: “ Ketika saya tidur didatangkan pada saya segelas

susu, lalu saya minum, kemudian kelebihannya saya berikan kepada Umar

bin Khaththab,” maka berkata: “ Engkau ta’wilkan apakah wahai

Rasulullah?” Beliau bersabda: “ilmu”.(HR. Bukhori)

19
Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata; Nabi saw. Bersabda;

“ Tidak dengki, kecuali pada dua hal yaitu seorang laki-laki yang diberi

harta oleh Allah lalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran,

dan seorang yang diberi hikmah oleh Allah di mana ia memutuskan dan

mengajar dengannya”.( HR. Bukhori)

a) Teori-teori Belajar

Sebenarnya terdapat berbagai teori belajar misalnya yang

mendasarkan pada ilmu jiwa daya, tanggapan, asosiasi, trial & error,

Medan, Gestalt, Behaviorist dan lain-lain. Namun dalam uraian berikut

ini dibatasi hanya yang sekiranya relevan dengan apa yang kita butuhkan.

i. Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman,

yang sekarang menjadi tenar di seluruh dunia. Hukum yang berlaku

pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar yaitu:

Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-

unsurnya,

Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.

Jadi, dalam belajar yang terpenting adalah adanya penyesuaian

pertama yaitu memperoleh respons yang tepat untuk memecahkan

problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal

20
yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (Slameto,

2003:9).

ii. Teori Belajar menurut J. Bruner

Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku

seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi

sedemikian rupa sehinggga siswa dapat belajar lebih banyak dan

mudah (Slameto, 2003:11).

iii. Teori Belajar dari Piaget

Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar

mengajar pada anak adalah sebagai berikut:

Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang

dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk

kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan

kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka

memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.

Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu,

menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

Walaupun berlangsungya tahap-tahap perkembangan itu melalui

suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari

satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap

anak.

Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: a).

kemasakan, b). pengalaman, c). interaksi sosial, d). equilibration

21
(proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk

membangun dan memperbaiki struktur mental)

Ada 3 tahap perkembangan, yaitu : a). berfikir secara intuitif +

4 tahun, b). beroperasi secara konkret + 7 tahun, c). beroperasi

secar formal + 11 tahun

Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual

terjadi proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut

nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian

perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan

dunia sekitarnya (Slameto, 2003:12).

iv. Teori dari R. Gagne

Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

 Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;

 Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang diperoleh dari instruksi (Slameto, 2003:13).

b) Ciri-ciri Belajar

Beberapa ciri belajar yaitu:

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change

behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat diamati

dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa

22
mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat

mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa

perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu

tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan

tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup;

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proes belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut

bersifat potensial;

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;

e. Pengalaman atu latihan itu dapat member penguatan,. Sesuatu

yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan

untuk mengubah tingkah laku (Wahyuni dan Baharuddin,

2008:15-16).

c) Jenis-jenis Belajar

Beberapa jenis belajar sebagaimana yang diungkapkkan oleh

Slameto, yaitu:

1. Belajar Bagian (part learning, fractioned learning)

Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia

dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif,

misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris

seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh

23
materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain

berdiri sendiri.

2. Belajar dengan Wawasan (learning by insight)

Konsep ini diperkenalkan oleh W. kohler, salah seorang

tokoh Psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai hasil

suatu konsep, wawasan (insight) ini merupakan pokok utama

dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Menurut

Gestalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-

pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku

yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan.

3. Belajar Diskriminatif (discriminative learning)

Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk

memilih beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian

menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan

pengertian ini maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk

berespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang berlainan

(Slameto, 2003:5)

4. Belajar Global/keseluruhan (global whole learning)

Di sini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan

berulang sampai pelajar menguasainya.

5. Belajar Insidental (incidental learning)

Belajar disebut insidental bila tidak ada instruksi atau

petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar

24
yang akan diujikan kelak. Dalam kehidupan sehari-hari, belajar

insidental ini merupakan hal yang sangat penting.

6. Belajar Instrumental (instrumental learning)

Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa

yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada

apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman,berhasil

atau gagal.

7. Belajar Intensional (intentional learning)

Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar

insidental.

8. Belajar Laten (latent learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku

yang terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu

disebut laten.

9. Belajar Mental (mental learning)

Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi di sini

tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses

kognitif karena ada bahan yang dipelajari.

10. Belajar Produktif (productive learning)

R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif

sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah

mengatur kemugkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari

satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu

25
mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam

situai lain.

11. Belajar Verbal (verbal learning)

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal

dengan melalui latihan dan ingatan (Slameto, 2003:5-8).

d) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi

dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di

luar individu.

a. Faktor intern

1) faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh

2) faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesapan,

3) faktor kelelahan;

b. Faktor-faktor ekstern

1) Faktor keluarga;

Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah,

26
Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, tugas rumah,

3) Faktor masyarakat,

Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto,

2003:57-71).

e) Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 :22).

Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi

tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2).

Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana:2004 :

22).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh

siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga

dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor

yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa

27
(Sudjana, 1989 :39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah

faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti

yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil

belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30

% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa

yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran

(Sudjana, 2002 : 39).

"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan

lingkungannya" (Ali Muhammad, 2004 : 14). Perubahan perilaku dalam

proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi

biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila

terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan

berhasil.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan

kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah

profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik

di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang

perilaku (psikomotorik).

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa

kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni

lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh

28
siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri

indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga

nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif

Hasil belajar siswa (http://www.sarjanaku.com /2011/03/).

Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni :

informasi verbal, kecakapan intelektul, metode kognitif, sikap dan

keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran

yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan

merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil

belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :

1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,

terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana, melalui proses

belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi

belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan

29
prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk

memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang

telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi

yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha

sebagaimana mestinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan

tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk

belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh

(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan

atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik,

keterampilan atau perilaku.

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang

dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan

usaha belajarnya (http://www.sarjanaku.com/2011/03/).

B. Metode Pembelajaran Index Card Match

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Dilihat dari segi etimologi (bahasa), metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha”

30
yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.

Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode adalah cara teratur yang

digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan

yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam segi istilah

metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya

sampai pada tujuan tertentu.

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, internal material fasilitas

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai

tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik dalam Ismail SM, 2009:9).

Landasan dan perintah dalam kaitan tentang pembelajaran ialah dalam

surat al alaq

            

           

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. 2.

Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah. 4. Yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.

31
Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang turun yang diterima

Nabi Muhammad SAW, yang diantaranya merupakan perintah kepada semua

manusia untuk menelaah, membaca, belajar, dan observasi ilmiah tentang

penciptaan manusia sendiri.

2. Metode Index Card Match

Metode Index Card Match dikenal juga dengan istilah “mencari

pasangan kartu”. Metode ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur

permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat

pembelajaran tidak membosankan. Tentu saja penjelasan aturan permaian

perlu diberikan kepada siswa agar metode ini menjadi lebih efektif. Metode

ini sangat tepat untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan

sebelumnya.

Tujuan metode Index Card Match adalah Mengetahui penerapan

metode index card match dalam pembelajaran Al-qur‟an Hadits. Adapun

langkah-langkah pembelajaran dengan metode ini adalah sebagai berikut :

1) Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak separuh

siswa dalam kelas yang akan diajar.

2) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang

sama.

3) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang

diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang telah dibuat.

32
5) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak,

sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.

6) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu

siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang

mendapat soal harus mencari temannya yang mendapat jawaban dari

soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya.

7) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk

sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu

dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang

diperolehnya.

8) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk

berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang

diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh

teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan

jawaban juga dengan suara keras.

9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang

diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa

guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan.

Kelebihan dan Kelemahan Index Card Match

Strategi pembelajaran index card match sebagai salah satu

aternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran

selama proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan

33
kelemahan. Handayani (2009) menyatakan bahwa terdapat kelebihan

dan kelemahan strategi pembelajaran index card match.

I. Kelebihan dari strategi belajar aktif index card match Menurut

Handayani (2009) yaitu:

Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar

mengajar.

Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik

perhatian siswa.

Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan.

Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf

ketuntasan belajar.

Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.

II. Kelemahan dari strategi belajar aktif index card match yaitu:

 Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk

menyelesaikan tugas dan prestasi.

 Guru harus meluangkan waktu yang lebih.

 Lama untuk membuat persiapan

 Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan

yang memadai dalam hal pengelolaan kelas

 Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan

untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah

34
 Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat

mengganggu kelas lain.

C. Mata Pelajaran Al-qur’an Hadist

1. Pengertian

a. Pengertian Al-qur‟an

Menurut bahasa, kata Al-qur‟an merupakan kata benda bentukan

dari kat kerja qara‟a yang maknanya sinonim dengan kat qira‟ah yang

berarti “bacaan”, sebagaimana kata ini digunakan dalam ayat 17-18 surat

Al-Qiyaman:

         

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu)

dan (membuatmu pandai) membacanya.

18. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah

bacaannya itu.

Menurut istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syekh Ali

Ash-Shabuni, “Al-qur‟an adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat,

dirurunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan perantara malaikat

Jibril, tertulis dalam mushaf yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan

diakhiri dengan surah An-Nas.”

b. Pengertian Hadits

Secara harfiah hadits berarti, “komunikasi”, “kisah” (baik masa

lampau ataupun kontemporer), “percakapan” (baik yang bersifat

35
keagamaan ataupun umum). Bila digunakan sebagai kata sifat, hadits

berarti “baru”. Dalam Al-qur‟an, kata ini digunakan sebanyak 23 kali.

Secara istilah, hadits menurut ulama ahli hadits berarti “segala sesuatu

yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW baik yang berupa

ucapan, perbuatan, takrir (sesuatu yang dibiarkan, dipersilahkan, disetujui

secara diam-diam), sifat-sifat, dan perlaku Nabi SAW”. Sementara itu,

menurut para ahli usul fikih, hadits adalah “segalam sesuatu yang

bersumber dari nabi Muhammad SAW”, baik yang berupa ucapan,

perbuatan, atau takrir yang patut menjadi dalil hukum syara (Ahmad

Lutfi, 2009:35).

2. Tujuan Pelajaran Al-qur‟an Hadits

a. Tujuan pembelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah

Pembelajaran Al-qur‟an Hadits menurut Ahmad Lutfi adalah

bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa memahami,

terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan Al-qur‟an Hadits

melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pembelajaran Al-qur‟an Hadits di

Madrasah Ibtidaiyah adalah agar murid mampu membaca, menulis,

manghafal, mangartikan, memahami, dan terampil melaksanakan isi

kandungan Al-qur‟an Hadits dalam kehidupan sehari-hari sehingga

menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Inti

ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

36
3. Ruang Lingkup dan Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Mata

Pelajaran Al-qur‟an Hadits.

a. Ruang lingkup mata pelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:

1) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-qur‟an Hadits yang

benar sesuai kaidah ilmu tajwid.

2) Hafalan surat-surat pendek dalam Al-qur‟an, dan pemahaman

sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya

melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan

mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan kebersihan, niat,

menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahim, taqwa,

menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan

amal saleh (Ahmad Lutfi, 2009:20).

b. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Berikut ini disajikan standar kompetensi dan komptensi dasar

mata pelajaran Al-qur‟an Hadits kelas V dengan rincian sebagai berikut:

1. Kelas V, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.1.Menerjemahkan surat al-Kafirun, surat al-

1. Memahami arti Ma‟un, dan surat at-Takatsur

surat pendek 1.2.Menjelaskan isi kandungan surat al-

Kafirun, surat al-Ma‟un, dan surat at-

37
Takatsur secara sederhana

2. Memahami hadits 2.1. menerjemahkan hadits tentang

tentang menyayangi anak yatim

menyayangi anak 2.2. menjelaskan isi kandungan hadits tentang

yatim menyayangi anak yatim secara sederhana

2. Kelas V, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.1.Membaca surat al-„Alaq secara benar dan

1. Menghafal surat- fasih

surat pendek

secara benar dan 1.2.Menghafal surat al-„Alaq secara benar dan

fasih fasih

2. Memahami arti 2.1.Menerjemahkan surat al-Qadr

surat pendek 2.2.Menjelaskan isi kandungan surat al-Qadr

tentang malam lailatul qadr secara

sederhana

3. Memahami ari 3.1.Menerjemahkan hadits tantang taqwa dan

hadits tantang ciri-ciri orang munafik

taqwa dan ciri-ciri 3.2.Menjelaskan isi kandungan hadits tantang

orang munafik taqwa dan ciri-ciri orang munafik

38
4. Materi Pokok Mata Pelajaran Al-qur‟an dan Hadits.

a. Keterampilan Melafalkan

Materi pokok keterampilan melafalkan: melafalkan huruf-huruf

hijaiyah dan tanda bacanya, melafakan ayat-ayat dalam surat-surat

tertentu dalam juz‟amma, melafalkan hadits-hadits tertentu.

b. Keterampilan Membaca

Materi pokok keterampilan membaca: membaca huruf-huruf

hijaiyah baik secara terpisah maupun bersambung, membaca surat-surat

tertentu dalam juz‟amma dengan tartil sesuai kaidah tajwid, membaca

hadits-hadits tertentu dengan baik dan benar.

c. Keterampilan Menulis

Materi pokok keterampilan menulis: menulis huruf-huruf hijaiyah

baik terpisah ataupun yang bersambung, menulis surat-surat tertentu

dalam juz‟amma dan hadits-hadits tertentu dengan baik dan benar.

d. Keterampilan Menghafal

Materi pokok keterampilan menghafal: menghafal huruf-huruf

hijaiyah, menghafal surat-surat tertentu dalam juz‟amma, dan menghafal

hadits-haditst tertentu.

e. Keterampilan Mengartikan

Materi pokok keterampilan mengartikan: mengartikan surat-surat

tertentu dalam juz‟amma, dan menghafal hadits-hadits tertentu.

39
f. Keterampilan Memahami

Materi pokok keterampilan: memahami isi kandungan surat-surat

tertentu dalam juz‟amma dan memahami isi kandungan hadits-haditst

tertentu.

g. Keterampilan Mengamalkan

Materi pokok keterampilan: mengamalkan isi kandungan surat-

surat tertentu dalam juz‟amma dan mengamalkan isi kandungan hadits-

haditst tertentu (Ahmad Lutfi, 2009:25).

5. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Al-qur‟an Hadits di

Madrasah Ibtidaiyah

Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam Standar kompetensi

lulusan (SKL) mata pelajaran Al-qur‟an Hadits ini merupakan penjabaran

dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai peserta didik di tingkat MI

menurut Ahmad Lutfi, yaitu:

a. Membaca, menghafal, menulis, dan memahami surat-surat pendek dalam

Al-qur‟an, yakni surat Al-Fatihah, An-Nas sampai surat Ad-Duha.

b. Menghafal, memahami arti, dan mangamalkan hadits-hadits pilihan

tentang akhlak dan amal shaleh.

Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi: melafalkan,

membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan

mangamalkan. Yakni dengan maksud agar peserta didik memiliki

kemampuan:

40
1. Memahami cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya.

2. Menyusun kata-kata dengan huruf-huruf hijaiyah baik secara terpisah

maupun bersambung.

3. Memahami cara melafalkan dan menghafal surat-surat tertentu dalam

juz‟amma

4. Memahami arti surat tertentu dalam juz‟amma.

5. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-qur‟an.

6. Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadits tertentu tentang

persaudaraan, kebersihan, niat, hormat kepada orang tua, silaturahmi,

menyayangi anak yatim, taqwa, shalat berjamaa, cirri-ciri orang

munafik, keutamaan memberi dan amal shaleh (Ahmad Lutfi,

2009:25).

6. Pendekatan pembelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah

Pendekatan pembelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah

yang dapat digunakan ada dua macam, yaitu:

a. Pendekatan tujuan

Pendekatan ini digunakan karena didasari oleh pemikiran bahwa

setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus ditetapkan terlebih dahulu

adalah tujuan yang hendak dicapai. Dengan mempertimbangkan tujuan

pembelajaran Al-qur‟an Hadits sebagaimana yang telah diuraikan di atas,

maka kemudian dapat ditentukan metode dan teknik pengajaran yang

akan diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

41
b. Pendekatan stuktural

Pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa Al-qur‟an Hadits

dinarasikan dalam bahasa arab, yang memiliki kaidah, norma, dan

aturannya sendiri, khususnya dalam membaca dan menulisnya. Atas dasar

itu, maka pembelajaran Al-qur‟an Hadits menekankan pada penguasaan

kaidah-kaidah pembacaan dan penulisan Al-qur‟an dan hadits dalam

bahasa arab. Lebih khusus Al-qur‟an memiliki ilmu tersendiri tentang

kaidah membacanya yang disebut ilmu tajwid (Ahmad Lutfi, 2009:62).

42
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang lakukan peneliti ini merupakan jenis Penelitian Tindakan

Kelas (PTK), yang penjabarannya adalah sebagai berikut:

1. Pengertian

Pengertian PTK menurut Basrowi dan Suwandi adalah penelitian

tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas

dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

pembelajaran. Secara singkat, PTK dapat didefinisiskan sebagai suatu bentuk

penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-

tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-

praktik pembelajaran di kelas secara professional (Basrowi Suwandi,

1708:28).

2. Hipotesis Tindakan

Definisi hipotesis tindakan yaitu suatu alternatif tindakan yang di

pandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah

yang diteliti (Basrowi Suwandi, 1708:91). Berdasarkan latar belakang dan

rumusan masalah di atas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah

bahwa melalui penggunaan metode Index Card match, hasil belajar mata

pelajaran Al-qur‟an Hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan.

43
3. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian ini, dirumuskan

indikator keberhasilan sebagai berikut:

Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai ulangan harian lebih

besar dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 65.

4. Perjalanan Siklus

a. Tahap Pra Siklus

Pada tahap pra siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap

proses belajar mengajar yang dilakukan oleh teman sejawat untuk

sementara menjadi guru kelas V. Disini peneliti berperan sebagai

pengamat dan sebagai guru kelas V sementara, sedang peneliti meminta

bantuan teman sejawat yaitu Ibu Umi Rohmah, S.Ag. Peneliti bekerja

sama dengan teman sejawat untuk melaksanakan penelitian agar data

yang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar valid. Setelah selesai

melakukan pengamatan dan penilaian / evaluasi proses pembelajaran mata

pelajaran Al-qur‟an Hadits materi hadits tentang taqwa, diperoleh

informasi yang berhubungan dengan penelitian. Permasalahan tersebut

yaitu, lebih dari 50 % dari jumlah siswa ketika diadakan evaluasi

memperoleh nilai dibawah kriteria katuntasan minimal (KKM), yang telah

ditetapkan sebagai standar ketuntasan belajar siswa.

Berpijak pada hasil pra siklus, maka guru sangat menyadari akan

kekurangannya, didalam proses pembelajaran Al-qur‟an Hadits, materi

Hadits tentang taqwa dikelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban

44
masih banyak kekurangan dan perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu,

guru dan peneliti berdiskusi dan sebagai hasilnya adalah guru harus

mengambil langkah perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I.

b. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kelas V melakukan

rencana melakukan perbaikan guna memperoleh hasil yang

memuaskan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya :

i. Menyiapkan RPP yang menitikberatkan pada penggunaan metode

Index Card Match,

ii. Mengalokasikan waktu,

iii. Menyiapkan soal-soal ulangan harian,

iv. Menyiapkan daftar nilai siswa,

v. Menyiapkan lembar observasi/ pengamatan.

2) Pelaksanaan

Pada tahap Pelaksanaan, peneliti berperan sebagai pengamat

dan guru kelas V berperan sebagai subjek penelitian bersama siswa.

Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu Guru

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yaitu dengan penggunaan metode Index Card Match.

45
Langkah-langkah pembelajaran :

a) Kegiatan Awal

(1) Salam, Berdo‟a bersama-sama

(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran,

(3) Appersepsi

b) Kegiatan Inti

(1) Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak

separuh siswa dalam kelas yang akan diajar.

(2) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian

yang sama.

(3) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang

diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

(4) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

(5) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara

acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.

(6) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap

siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa

siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang

mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula

sebaliknya.

(7) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk

duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar

46
pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak

memberitahukan materi yang diperolehnya.

(8) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk

berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal

yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar

didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya

membacakan jawaban juga dengan suara keras.

(9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban

yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-

sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah

dilakukan.

c) Kegiatan akhir

(1) Mengklarifikasi dan membahas jawaban yang ada secara

bersama,

(2) Ulangan harian

c. Pengamatan / Pengumpulan Data

Pada tahap pengamatan, ada beberapa hal yang dilaksanakan,

diantaranya :

i. Pengamat melakukan pengamatan pada proses pembelajaran, yang

difokuskan pada kegiatan siswa,

ii. Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran

berlangsung,

47
iii. Pengamat mengidentifikasi hasil penilaian ulangan harian siswa,

setelah selesai pembelajaran,

2) Refleksi

Setelah dilaksanakan proses perbaikan pembelajaran Siklus I

mata pelajaran Al-qur‟an Hadits pada materi hadits tentang taqwa

dengan metode Index Card Match, ternyata sudah menunjukkan

adanya peningkatan. Hal ini terlihat pada hasil ulangan harian siswa

yaitu dari 17 siswa yang mendapat nilai tuntas (memenuhi Kriteria

Kectuntasan Minimal) ada 8 siswa atau sebanyak 47%. Hasil belajar

siswa tersebut belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang

ditentukan oleh peneliti, yaitu sekurang-kurangnya 75% dari jumlah

siswa kelas V mampu memperoleh nilai yang memenuhi KKM. Oleh

karena itu guru harus membuat perencanaan perbaikan yang akan

dilaksanakan pada siklus II.

d. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kelas V melakukan

rencana perbaikan guna memperoleh hasil yang memuaskan. Hal-hal

yang perlu dipersiapkan diantaranya :

i. Menyiapkan RPP yang menitikberatkan pada penggunaan

metode Index Card Match,

ii. Mengalokasikan waktu,

iii. Menyiapkan soal-soal ulangan harian,

48
iv. Menyiapkan daftar nilai siswa,

v. Menyiapkan lembar observasi / pengamatan.

2) Pelaksanaan

Pada tahap Pelaksanaan, peneliti berperan sebagai pengamat

dan guru kelas V berperan sebagai subjek penelitian bersama siswa.

Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu Guru

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yaitu dengan penggunaan metode Index Card Match.

Langkah-langkah pembelajaran :

i. Kegiatan Awal

(1) Salam, Berdo‟a bersama-sama

(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran,

(3) Appersepsi.

ii. Kegiatan Inti

(1) Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak

separuh siswa dalam kelas yang akan diajar.

(2) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian

yang sama.

(3) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang

diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

(4) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

49
(5) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara

acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.

(6) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap

siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa

siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang

mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula

sebaliknya.

(7) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk

duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar

pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak

memberitahukan materi yang diperolehnya.

(8) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk

berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal

yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar

didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya

membacakan jawaban juga dengan suara keras.

(9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban

yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-

sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah

dilakukan.

iii. Kegiatan akhir,

(1) Mengklarifikasi dan membahas jawaban yang ada secara

bersama,

50
(2) Guru mengembangkan jawaban hasil kerja kelompok untuk

memperluas cakupan materi,

(3) Guru dan siswa menarik kesimpulan atas materi yang

dipelajari,

(4) Ulangan harian

3) Pengamatan / Pengumpulan Data

Pada tahap pengamatan, ada beberapa hal yang dilaksanakan,

diantaranya :

i. Pengamat melakukan pengamatan pada proses pembelajaran, yang

difokuskan pada kegiatan siswa,

ii. Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran

berlangsung,

iii. Pengamat mengidentifikasi hasil penilaian ulangan harian siswa,

setelah selesai pembelajaran,

4) Refleksi

Setelah dilaksanakan proses perbaikan pembelajaran Siklus II

mata pelajaran Al-qur‟an Hadits pada materi hadits tentang taqwa

dengan metode Index Card Match, dan dibentuknya kelompok belajar

ternyata, hasil belajar siswa dirasa cukup memuaskan. Hal ini terlihat

pada saat dilaksanakan evaluasi hasilnya menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar yang cukup memuaskan, Hal ini terlihat

pada hasil ulangan harian siswa yaitu dari 17 siswa yang mendapat

51
nilai tuntas (memenuhi KKM) ada 10 siswa atau 58% yang sudah

memenuhi KKM.

Berpijak dari hasil tersebut, berarti penggunaan metode Index

Card Match yang diiringi dengan pembentukan kelompok belajar

siswa, ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Namun

demikian, masih ada siswa yang sebagaian besar terdiri dari siswa

yang berkemampuan rendah masih kesulitan mengerjakan soal yang

diberikan guru, sehingga diperlukan langkah perbaikan pada siklus

selanjutnya agar hasilnya lebih memuaskan, yaitu sekurang-

kurangnya 75% dari jumlah siswa kelas V seluruhnya mampu

memperoleh nilai yang memenuhi kriteria minimal ketuntasan belajar.

e. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kelas V melakukan

rencana perbaikan guna memperoleh hasil yang memuaskan. Hal-hal

yang perlu dipersiapkan diantaranya :

i. Menyiapkan RPP yang menggunakan metode Index Card Match,

ii. Mengalokasikan waktu,

iii. Menyiapkan soal-soal ulangan harian,

iv. Menyiapkan daftar nilai siswa,

v. Menyiapkan lembar observasi.

52
2) Pelaksanaan

Pada tahap Pelaksanaan, peneliti berperan sebagai pengamat

dan guru kelas V berperan sebagai subjek penelitian bersama siswa.

Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu Guru

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yaitu dengan penggunaan metode Index Card Match.

Langkah-langkah pembelajaran :

i. Kegiatan Awal

(1) Salam, Berdo‟a bersama-sama

(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran,

(3) Appersepsi

ii. Kegiatan Inti

(1) Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak

separuh siswa dalam kelas yang akan diajar.

(2) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian

yang sama.

(3) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang

diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

(4) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

(5) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara

acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.

53
(6) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap

siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa

siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang

mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula

sebaliknya.

(7) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk

duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar

pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak

memberitahukan materi yang diperolehnya.

(8) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk

berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal

yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar

didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya

membacakan jawaban juga dengan suara keras.

(9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban

yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-

sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah

dilakukan.

iii. Kegiatan akhir

(1) Mengklarifikasi dan membahas jawaban yang ada secara

bersama,

(2) Guru mengembangkan jawaban hasil kerja kelompok untuk

memperluas cakupan materi,

54
(3) Guru dan siswa menarik kesimpulan atas materi yang

dipelajari,

(4) Ulangan harian

3) Pengamatan / Pengumpulan Data

Pada tahap pengamatan, ada beberapa hal yang dilaksanakan,

diantaranya :

i. Pengamat melakukan pengamatan pada proses pembelajaran, yang

difokuskan pada kegiatan siswa,

ii. Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran

berlangsung,

iii. Pengamat mengidentifikasi hasil penilaian ulangan harian siswa,

setelah selesai pembelajaran,

4) Refleksi

Setelah dilaksanakan proses perbaikan pembelajaran Siklus III

mata pelajaran Al-qur‟an Hadits pada materi hadits tentang taqwa

dengan metode Index Card Match, dan dibentuknya kelompok

belajar, ternyata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang

cukup memuaskan. Hal ini terlihat setelah dilaksanakan evaluasi

hasilnya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang cukup

memuaskan, bila dibandingkan sebelum pelaksanaan siklus III.

Peningkatan tersebut terlihat pada hasil ulangan harian siswa yaitu

dari 17 siswa yang mendapat nilai tuntas (memenuhi KKM) ada 14

siswa (82 %).

55
Berpijak dari hasil tersebut, berarti penggunaan metode Index

Card Match yang diiringi dengan pembentukan kelompok belajar

siswa, yang pembentukan anggota kelompoknya terdiri dari siswa

yang berkemampuan heterogen, ternyata mampu meningkatkan hasil

belajar siswa. Terbukti dalam pelaksanaan siklus III ini hasil belajar

siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan,

yaitu sekurang-kurangnya 75 % siswa memenuhi KKM. Karena pada

pelaksanaan siklus III ini sudah memenuhi indikator keberhsilan yaitu

mencapai 82 %, maka siklus ini dihentikan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar

Terban dengan gambaran sebagai berikut,

a. Keadaan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban adalah salah satu

Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pabelan yang terletak di Dusun

Senggrong, Rt.13/04, Desa Terban, Kecamatan Pabelan, Kabupaten

Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar

Terban berdiri sejak tahun 1975 sampai sekarang, dan didirikan

berdasarkan atas swadaya masyarakat. Karena Madrasah Ibtidaiyah ini

terletak di sebuah pedesaan, maka tidak heran jika sarana prasarana

pembelajarannya pun belum lengkap seperti layaknya sekolah-sekolah

yang berada di pusat kota.

56
Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah / madrasah yang

berstatus swasta. Namun demikian, madrasah ini telah terbukti

terakreditasi yang pelaksanaannya dilaksanakan pada tahun 1995, 2002,

2005, dan terakhir pada tahun 2009. Kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah ini hanya berlangsung pada pagi hari

saja. Pada siang hari tidak ada program pembelajaran, kecuali pada saat

akan ada Ujian Nasional (UN), maka di siang hari diadakan program

pembelajaran tambahan yang dikhususkan untuk siswa-siswi kelas 6 saja.

Status bangunan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban adalah

milik sendiri, dengan luas bangunan 306 m². Madrasah ini memiliki 6

ruang kelas utuh.

b. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban

Secara geografis Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban terletak

di Dusun Senggrong, Desa Terban, 8 km sebelah selatan kecamatan

Pabelan. Jika dilihat dari Desa Terban, maka Madrasah Ibtidaiyah ini

terletak paling timur Desa Terban, yang berbatasan langsung dengan Desa

Cukilan Kecamatan Suruh.

c. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban

Jumlah guru atau pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar

Terban adalah 8 orang, dengan rincian satu orang sebagai kepala sekolah,

dan 7 orang yang lain bertugas sebagai pendidik. Jika di lihat dari jumlah

tersebut, maka kebutuhan tenaga pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Azhar Terban sudah lebih dari cukup, meskipun dari sejumlah pendidik

57
yang ada, sebagian besar masih berstatus sebagai guru wiyata bhakti atau

guru tetap yayasan. Secara rinci keadaan guru di Madrasah Ibtidaiyah ini,

penulis sajikan secara rinci dalam sebuah tabel kepegawaian dalam

lampiran.

d. Data Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban

Pada tahun pelajaran 2011/2012 jumlah siswa di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban adalah 101 siswa . Dari jumlah tersebut,

dapat dirinci yaitu kelas 1 (satu) berjumlah 21 siswa, kelas 2 (dua)

berjumlah 20 siswa, kelas 3 (tiga) berjumlah 8 siswa, kelas 4 (empat)

berjumlah 15 siswa, kelas 5 (lima) berjumlah 17 siswa, dan kelas 6

(enam) berjumlah 20 siswa. Untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci,

tentang data siswa MI Nurul Azhar Terban, penulis sajikan dalam sebuah

tabel pada lampiran.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu terhitung dari tanggal 18

Mei 2012 sampai dengan 18 Juni 2012. Penelitian ini bertepatan dengan masa

pembelajaran semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang dilaksanakan di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang.

C. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Silabus,

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

58
3. Lembar observasi,

4. Lembar hasil tes

D. Pengumpulan Data Penelitian

1. Observasi

Secara umum, observasi atau pengamatan merupakan setiap kegiatan

untuk melakukan pengukuran. Observasi secara sederhana merupakan suatu

pangamatan dengan menggunakan indera penglihatan dan tidak mengajukan

pertanyaan. Dengan demikian, boleh dikata bahwa observasi merupakan

upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan

perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Artinya data yang

diperoleh melalui observasi berasal dari subjek pada saat terjadinya tingkah

laku. Kemungkinan bisa terjadi tingkah laku yang diharapkan akan muncul

atau mungkin tidak muncul, karena tingkah laku dapat dilihat maka kita dapat

segera mengatakan bahwa yang diukur memang sesuatu yang dimaksudkan

untuk diukur (Ahmad Hufad, 2009:156).

Untuk mempermudah pengukuran perubahan tingkah laku yang

terjadi pada siswa, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yaitu Ibu Umi

Rohmah, S.Ag. Ibu Umi Rohmah, S.Ag merupakan guru mata pelajaran Al-

qur‟an Hadits kelas V MI Nurul Azhar Terban. Pada tahap observasi ini peran

teman sejawat yaitu sebagai pengajar materi hadits tentang taqwa, sekaligus

sebagai pembimbing, pengarah dan memberikan semangat belajar kepada

seluruh siswa kelas, serta pengelola kelas pada saat dilaksanakan penelitian.

59
Atau bisa juga dikatakan bahwa teman sejawat menjadi subjek penelitian

bersama siswa kelas V MI Nuru Azhar Terban.

2. Catatan Lapangan

Pada waktu pelaksanaan penelitian peneliti membuat catatan, setelah

pulang ke tempat tinggal membuat catatan lapangan yang berisikan kata-kata

kunci, pokok-pokok pengamatan yang berguna sebagai alat perantara apa

yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan

sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan.

3. Tes

Alat pengumpul data tes besifat mengukur, karena berisi pentanyaan-

pertanyaan yang alternatif jawabannya memiliki stadar jawaban tertentu,

misalnya benar-salah, menjodohkan, jawaban singkat dan tes isian. Tes

dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal,

perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan, dan

kemampuan pada akhir siklus tindakan (Ahmad Hufad, 2009:177)

E. Analisis Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua macam data, yaitu data kulitatif dan

data kuantitatif, sehingga analisisnya juga menggunakan dua macam analisis data

yaitu: Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan

presentase. Nilai presentase di hitung dengan ketentuan sebagai berikut:

Prosentase = X 80% (Ngalim Purwanto,

1988:162)

60
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran,

peneliti mendapatkan data sebagai hasil penelitian yang dilakukan dengan

metode pembelajaran yang telah peneliti tentukan. Untuk itu, pada bab ini

peneliti menuangkan hasil penelitian pra siklus dan hasil dari setiap siklus.

1. Tahap Pra Siklus

Sebelum proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan,

peneliti telah melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti sudah mendapatkan hasil

evaluasi dari siswa. Hasil penilaian ini disampaikan dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi awal siswa, memberikan gambaran ada dan tidaknya

kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus I. Adapun hasil

ulangan Al-qur‟an Hadits tentang taqwa sebelum pembelajaran siklus I

adalah sebagai brikut:

Tabel 1
Hasil Evaluasi Pra Siklus Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Materi Hadits
tentang taqwa

No. Nama L/P Nilai KKM


1 Dewi Lestari P 50 Belum Tuntas
2 Efi Mustofiah P 70 Tuntas
3 Irda Ainun Inayah P 50 Belum Tuntas
4 Fahrur Rofiq L 30 Belum Tuntas
5 Khoirul Mufid L 40 Belum Tuntas
6 M. Itqon Faiz L 70 Tuntas
7 M. Malik Anwar L 60 Tuntas

61
8 M. Rodzi L 50 Belum Tuntas
9 M. Zainal Musofa L 40 Belum Tuntas
10 Pratama A L 30 Belum Tuntas
11 Roifatul Anisa P 60 Tuntas
12 Roziqin L 70 Tuntas
13 Siti Aisah P 40 Belum Tuntas
14 Siti Wiqoyati P 50 Belum Tuntas
15 Umi Latifatul Fitriyah P 30 Belum Tuntas
16 Rizatul Mufid L 50 Belum Tuntas
17 M. Sholeh L 70 Tuntas

Jumlah 840
Rata-rata 93.33

Prosentase siswa yang memenuhi KKM = X 100% = 35%

Keterangan : siswa yang belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 65%

dari jumlah siswa.

2. Siklus I

Daftar Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Mata pelajaran : Al-qur‟an Hadits

Materi pokok : Hadits tentang taqwa

Hari/tanggal : Rabu, 30 Mei 2012

Kelas/semester : V/II

Alokasi waktu : 2 X 35 menit

Tempat : MI Nurul Azhar Terban

62
Tabel 2
Hasil Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Materi Hadits
tentang taqwa

No. Nama L/P Nilai KKM


1 Dewi Lestari P 60 Tuntas
2 Efi Mustofiah P 70 Tuntas
3 Irda Ainun Inayah P 50 Belum Tuntas
4 Fahrur Rofiq L 40 Tuntas
5 Khoirul Mufid L 40 Belum Tuntas
6 M. Itqon Faiz L 50 Belum Tuntas
7 M. Malik Anwar L 60 Tuntas
8 M. Rodzi L 60 Tuntas
9 M. Zainal Musofa L 70 Tuntas
10 Pratama A L 80 Tuntas
11 Roifatul Anisa P 60 Tuntas
12 Roziqin L 50 Belum Tuntas
13 Siti Aisah P 40 Belum Tuntas
14 Siti Wiqoyati P 50 Belum Tuntas
15 Umi Latifatul Fitriyah P 40 Belum Tuntas
16 Rizatul Mufid L 50 Belum Tuntas
17 M. Sholeh L 40 Belum Tuntas
Jumlah 910
Rata-rata 53,52

Prosentase siswa yang memenuhi KKM = X 100% = 47%

Keterangan : siswa yang belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 53%

dari jumlah siswa

3. Siklus II

Daftar nilai perbaikan pembelajaran siklus II

Mata pelajaran : Al-qur‟an Hadits

Materi pokok : Hadits tentang taqwa

Hari/tanggal : Rabu, 06 Juni 2012

Kelas/semester : V/II

63
Alokasi waktu : 2 X 35 menit

Tempat : MI Nurul Azhar Terban

Tabel 3
Hasil Evaluasi Siklus II Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Materi Hadits
tentang taqwa

No. Nama L/P Nilai KKM


1 Dewi Lestari P 70 Tuntas
2 Efi Mustofiah P 70 Tuntas
3 Irda Ainun Inayah P 50 Belum Tuntas
4 Fahrur Rofiq L 50 Belum Tuntas
5 Khoirul Mufid L 60 Tuntas
6 M. Itqon Faiz L 70 Tuntas
7 M. Malik Anwar L 50 Belum Tuntas
8 M. Rodzi L 70 Tuntas
9 M. Zainal Musofa L 70 Tuntas
10 Pratama A L 50 Belum Tuntas
11 Roifatul Anisa P 60 Tuntas
12 Roziqin L 80 Tuntas
13 Siti Aisah P 50 Belum Tuntas
14 Siti Wiqoyati P 50 Belum Tuntas
15 Umi Latifatul Fitriyah P 50 Belum Tuntas
16 Rizatul Mufid L 60 Tuntas
17 M. Sholeh L 80 Tuntas
Jumlah 1040
Rata-rata 61.17

Prosentase siswa yang memenuhi KKM = X 100% = 58%

Keterangan : siswa yang belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 42%

dari jumlah siswa

64
4. Siklus III

Daftar nilai perbaikan pembelajaran siklus III

Mata pelajaran : Al-qur‟an Hadits

Materi pokok : Hadits tentang taqwa

Hari/tanggal : Rabu, 13 Juni 2012

Kelas/semester : V/II

Alokasi waktu : 2 X 35 menit

Tempat : MI Nurul Azhar Terban

Tabel 4
Hasil Evaluasi Siklus III Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Materi Hadits
tentang Taqwa

No. Nama L/P Nilai KKM


1 Dewi Lestari P 70 Tuntas
2 Efi Mustofiah P 70 Tuntas
3 Irda Ainun Inayah P 70 Tuntas
4 Fahrur Rofiq L 50 Belum Tuntas
5 Khoirul Mufid L 70 Tuntas
6 M. Itqon Faiz L 70 Tuntas
7 M. Malik Anwar L 70 Tuntas
8 M. Rodzi L 70 Tuntas
9 M. Zainal Musofa L 70 Tuntas
10 Pratama A L 50 Belum Tuntas
11 Roifatul Anisa P 70 Tuntas
12 Roziqin L 80 Tuntas
13 Siti Aisah P 60 Tuntas
14 Siti Wiqoyati P 60 Tuntas
15 Umi Latifatul Fitriyah P 50 Belum Tuntas
16 Rizatul Mufid L 70 Tuntas
17 M. Sholeh L 80 Tuntas
Jumlah 1130
Rata-rata 66.47

65
Prosentase siswa yang memenuhi KKM = X 100% = 82%

Keterangan : siswa yang sudah mencapai KKM yang diharapkan yaitu 82% .

B. Pembahasan

1. Tahap Pra Siklus

Hasil belajar yang diperoleh dari tahap pra siklus masih sangat

rendah, karena hanya 6 siswa atau hanya 35% yang dapat tuntas memenuhi

KKM. Menurut teori belajar yang diungkapkan oleh R. Gagne yaitu:

 Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;

 Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh

dari instruksi.

Maka, dalam pengamatan yang telah dilakukan peneliti, pembelajaran

yang dilaksanakan belum menumbuhkan motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku peserta didik. Hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor dalam belajar, yaitu:

I. Faktor intern

a) faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh

b) faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan,

c) faktor kelelahan.

66
II. Faktor-faktor ekstern

1. Faktor keluarga

Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah,

Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, tugas rumah,

3. Faktor masyarakat,

Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam lingkungan

masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan yang ada

dalam masyarakat.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi belajar di atas, faktor yang

menonjol yang mempengaruhi pembelajaran dalam tahap pra siklus ini adalah

faktor psikologis siswa dan faktor sekolah.

a. Dilihat dari faktor psikologis siswa, siswa kurang memiliki perhatian,

minat, kesiapan dalam belajar, sehingga pada saat proses belajar mengajar

berlangsung mereka tidak memberikan respon terhadap apa yang

disampaikan oleh guru.

b. Sedangkan dari faktor sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

yaitu:

67
1. Guru belum menggunakan metode yang membuat siswa aktif

dalam mengikuti pelajaran,

2. Relasi (hubungan/pertalian) antara guru dengan siswa kurang

harmonis,

3. Hubungan antara siswa dengan siswa juga kurang harmonis,

4. Guru tidak menggunakan alat peraga untuk menarik semangat

siswa dalam belajar.

Oleh karena itu, agar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu

dapat teratasi sesedikit mungkin maka, peneliti mencoba menerapkan metode

Index Card Match pada mata pelajaran Al-qur‟an Hadits materi hadits

tentang taqwa pada siklus I.

2. Siklus I

Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I sudah mengalami

peningkatan, yaitu dari 6 siswa atau 35% yang tuntas memenuhi KKM

meningkat menjadi 8 siswa atau 47% siswa yang tuntas memenuhi KKM.

Menurut Teori belajar Gestalt dalam belajar yang penting adalah adanya

penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk

memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi

hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti. Maka, dalam pengamatan yang

telah dilakukan peneliti selama pembelajaran berlangsung, peneliti masih

menemukan berbagai kekurangan walaupun faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar pada tahap pra siklus sudah dicoba diatasi

sesedikit mungkin.

68
Pada siklus I ini guru menerapkan metode Index Card Match dalam

pembelajaran. Oleh karena itu, siswa membutuhkan penyesuaian pertama

terhadap hal yang baru dijumpainya. Memang, para siswa memberikan

respon yang baik terhadap metode yang baru disajikan oleh guru, tetapi

mereka belum fokus terhadap materi yang disampaikan dengan metode

tersebut. Selain itu, hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya:

a. Faktor intern

1. faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh,

2. faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan,

3. faktor kelelahan;

b. Faktor-faktor ekstern

1. Faktor keluarga;

Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, tugas rumah.

69
3. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas,

terdapat juga dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar,

yaitu:

a) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemamuan yang

dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan

kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan

psikis.

b) Faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan,

terutama kualitas pengajaran.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, yang

paling berpengaruh dalam pelaksanaan siklus I ini adalah faktor disiplin

waktu dalam pengelolaan kelas. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengatasi

faktor yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar yang di capai siswa

pada siklus I tersebut. Perbaikan hasil belajar tersebut, akan dilaksanakan

pada proses belajar mengajar siklus II.

3. Siklus II

Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II sudah mengalami

peningkatan, yaitu dari 8 siswa atau 47% yang tuntas memenuhi KKM

meningkat menjadi 10 siswa atau 58% siswa yang memenuhi KKM. Pada

siklus II ini peneliti akan menerapkan teori belajar Purposeful learning

70
sebagai kajian pembahasan. Purposeful learning adalah belajar yang

dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang;

a. Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain;

b. Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajar-

mengajar di sekolah.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa sudah

menyadari bahwa mereka belajar untuk mencapai tujuan tertentu.

Diantaranya yaitu agar mereka memperoleh hasil belajar yang baik dan

memuaskan serta dapat tuntas memenuhi KKM bahkan bila memungkinkan

dapat melampaui KKM. Untuk meningkatkan hasil belajar yang baik dan

memuaskan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan siswa saja

tetapi ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar

diantaranya:

a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemamuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan psikis.

b. Faktor yang datang dari luar siswa atu faktor lingkungan, terutama

kualitas pengajaran.

Selain faktor utama di atas ada juga faktor-faktor lain yang

mempengaruhi hasil belajar, diantaranya:

71
a. Faktor intern

1. Faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh,

2. Faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan,

3. Faktor kelelahan;

b. Faktor-faktor ekstern

1. Faktor keluarga;

Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah,

Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas

ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah,

3. Faktor masyarakat,

Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat.

Pada siklus II ini, faktor yang menonjol yang mempengaruhi hasil

belajar siswa adalah faktor keluarga dan faktor intelegensi atau faktor

kecerdasan.

72
a. Faktor keluarga, orang tua kurang perhatian terhadap anak, misalnya; anak

tidak pernah ditanya bagaimana tadi sekolahya? Ada tugas ataukah tidak

dari Bapak/Ibu guru? Sehingga waktu di dalam kelas siswa sering

membuat ulah hanya karena ingin mendapatkan perhatian dari guru.

b. Faktor intelegensi (kecerdasan) siswa. Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar

yang diperoleh siswa, walaupun sudah diadakan perbaikan pembelajaran

pada siklus I dan siklus II ini, masih ada siswa yang hasil belajarnya tidak

mengalami peningkatan, bahkan masih jauh dari KKM. Pada saat proses

pembelajaran pun guru sudah memberikan perhatian khusus kepada siswa

yang kecerdasannya masih kurang tersebut. Selain itu, di luar jam

pelajaran guru juga sudah memberikan bimbingan khusus kepada siswa

yang kecerdasannya masih kuran tersebut. Tetapi hasil belajar yang

dicapai masih belum mencapai indikator keberhsilan yang ditentukan yaitu

sekurang-kurangnya 75% dari jumlah seluruh siswa dapat memenuhi

KKM. Dari segi metode yang digunakan, memang memiliki beberapa

kelebihan. Tetapi disamping kelebihan tersebut metode yang digunakan

juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

Kelemahan dari strategi belajar aktif index card match yaitu:

i. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk

menyelesaikan tugas dan prestasi.

ii. Guru harus meluangkan waktu yang lebih.

iii. Lama untuk membuat persiapan

73
iv. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang

memadai dalam hal pengelolaan kelas

v. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk

bekerja sama dalam menyelesaikan masalah

vi. Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu

kelas lain.

Agar hasil belajar siswa dapat berhasil sesuai dengan ketentuan

indikator keberhasilan, maka guru berupaya mengatasi beberapa kelemahan

tersebut seminimal mungkin. Perbaikan tersebut, akan dilakukan pada

pelaksanaan siklus III.

4. Siklus III

Hasil belajar yang diperoleh siklus III sudah mengalami peningkatan,

yaitu dari 10 siswa atau 58% yang tuntas memenuhi KKM meningkat

menjadi 14 siswa atau 82% siswa yang memenuhi KKM. Pada siklus III ini

peneliti akan menerapkan teori belajar dari Peaget. Piaget berpendapat

mengenai perkembangan proses belajar mengajar pada anak adalah sebagai

berikut:

a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.

Maka anak memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.

b. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut

suatu urutan yang sama bagi semua anak.

74
c. Walaupun berlangsungya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu

urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap

yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

d. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: a).

kemasakan, b). pengalaman, c). interaksi sosial, d). equilibration (proses

dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan

memperbaiki struktur mental)

e. Ada 3 tahap perkembangan, yaitu : a). berfikir secara intuitif + 4 tahun,

b). beroperasi secara konkret + 7 tahun, c). beroperasi secar formal + 11

tahun

Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi

proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda

dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi

pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, dalam kelompo-

kelompok belajar yang telah dibentuk guru, para siswa sudah bisa

menyesuaikan dengan teman sekelompoknya. Mereka sudah bisa saling

bekerjasama dengan temannya. Dalam hal ini bukan kerja sama dalam hal

menjawab pertanyaan tetapi kerja sama dalam menjelaskan bagian materi

yang belum dikuasai oleh temannya. Dengan adanya kerja sama tersebut

diharapkan hasil belajar Al-qur‟an materi hadits tentang taqwa dapat

meningkat. Didukung dengan usaha-usaha guru dalam meminimalisir

kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam metode Index Card Match.

75
Namun pada kenyataanya hasil belajar siswa masih belum bisa mencapai

100% yang tuntas memenuhi KKM. hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya:

a) Faktor intern

1. Faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh,

2. Faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan,

3. Faktor kelelahan;

b) Faktor-faktor ekstern

1. Faktor keluarga;

Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah,

Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, tugas rumah

3. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

76
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas,

terdapat juga dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar,

yaitu:

i. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemamuan yang

dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan

kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan

psikis.

ii. Faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan,

terutama kualitas pengajaran.

Faktor yang paling menonjol dalam pelaksanaan siklus III ini adalah

intelegensi (kecerdasan) siswa. Berbagai upaya yang dilakukan guru sudah

maksimal, memang hasil belajar siswa yang tuntas KKM belum bisa

mencapai 100% tetapi hanya mencapai 82%. Karena indikator keberhasilan

yang ditentukan oleh peneliti adalah sekurang-kurangnya 75% dapat tuntas

memenuhi KKM, sedangkan pencapaian hasil belajar siswa pada siklus III ini

adalah 82% (sudah melampaui indikator keberhasilan yang ditentukan) maka

penelitian ini dihentikan pada siklus III

77
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dan Setelah peneliti melakukan perbaikan

pembelajaran Al-qur‟an Hadits materi hadits tentang taqwa dari siklus I

sampai dengan siklus III, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode

Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an

Hadits materi hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan

data kuantitatif .dan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar yang dilaksanakan pada tiap siklus. Pada pelaksanaan siklus I, siswa

yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 8 siswa atau 47%. Pada pelaksanaan

siklus II, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 10 siswa atau 58%.

Pada pelaksanaan siklus III, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 14

siswa atau 82%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode Index Card Match

dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits tentang

taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun

pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Dari simpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:

78
1. Siswa

Kepada seluruh siswa hendaknya selalu meningkatkan semangat

belajar dan berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman, penguasaan terhadap materi pelajaran

khususnya materi Al-qur‟an Hadits tentang taqwa, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar. Jangan ragu-ragu apabila ada materi yang

belum di pahami untuk menanyakan kepada guru. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru

Selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan

profesionlisme. Salah satunya dengan mengembangkan dan menerapkan

strategi dan metode yang digunakan selama proses pembelajaran.

Sehingga penggunaan strategi dan metode yang inovatif membuat siswa

tidak merasa bosan. Tidak hanya itu, kemampuan menyiapkan

administrasi pembelajaran juga perlu ditingkatkan seperti Silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), rencana harian (RH), dan

lain-lain. Semua itu untuk meningkatakan hasil belajar yang diperoleh

siswa.

3. Sekolah/Kepala Sekolah

Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan sebaiknya selalu

meningkatkan pembinaan kepada guru-guru. Dengan harapan, dari

pembinaan tersebut semakin baik pelayanan yang diberikan guru kepada

siswa.

79

Anda mungkin juga menyukai