Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH PENGANGGARAN PADA PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan
multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut
terutama tercermin pada kommposisi dan besarnya anggaran secara langsung merefleksikan arah
dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan
publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat
pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka
sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan
cermat dan sistematis

1. Penganggaran Pada Era Reformasi


Era New Public Management
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik yang cukup
drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi
model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan
tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran
pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru
yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public
Management.
Model New Public Management mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali populer tahun 1990-
an yang mengalami beberapa bentuk inkarnasi, misalnya munculnya konsep “managerialisnf
(Pollit, 1993); “market-based public administration” (Lan, Zhiyong, and Rosenbioom, 1992);
“post-bureaucratic paradigm” (Barzelay, 1992); dan “Entrepreneurial Government” (Osborne
and Gaebler, 1992). New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang
berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New Public
Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah
tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi tender.
Safari satu model pemerintahan di era New Public Management.Safari satu model pemerintahan
di era New Public Management adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan
Gaebfer (1992) yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep “Reinventing
Government”. Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:
a. Pemerintahan katalis: fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
publik.Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus
terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing).
b. Pemerintah milik masyarakat memberdayakan masyarakat daripada melayani.
c. Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka
mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help community).
d. Pemerintah yang kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan
e. Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
Apa yang dapat dan tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah diatur dalam mandatnya.
Namun tujuan pemerintah bukanlah mandatnya tetapi misinya.
f. Pemerintah yang berorientasi hasil: membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah
tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas
masalah yang dihadapi.
g. pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi.
h. pemerintahan wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
i. pemerintah antisipatif berupaya mencegah daripada mengobati.
j. pemerintah desentralisasi : dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja.
k. pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar ( sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif ( sistem
produser dan pemaksaan).

2. Penganggaran di Era Reformasi


Pada era reformasi pengelolaan keuangan masih didasarkan pada aturan yang ada dalamundang-
undang perbendaharaan Indonesia (ICW) dan Undang-undang yang berlaku adalah UU Nomor 5
tahun 1974 yang berisikan pokok pemerintah daerah yang didukung oleh beberapa
aturanpelaksanaan lainnya, Halim dan Kusufi (2016: 69).Beberapa inti di era reformasi yang
terkait dengan penganggaran dan sistem anggaran yaituproses penyusunan anggaran masih
menggunakan sistem tradisional dengan berdasarkan padapendekatan inkrimental danline item,
pertanggungjawaban ditekankan pada setiap input. Sistempembukuan yang dilakukan masih
menggunakan tata buku tunggal berbasis kas, penyusunananggaran dan pembukuan saling
berhubungan dan mempengaruhi mengakibatkan penghitungananggaran membutuhkan waktu
lama, Halim dan Kusufi (2016: 70).

3. Penganggaran di Era Pasca-Reformasi


Pada era pasca-reformasi terdapat dua paket undang-undang yang mengatur
pengelolaankeuangan yaitu UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang
membahasmengenai perimbangan pemerintah pusat dan daerah, yang didukung oleh beberapa
aturanpelaksanaan lainnya, Halim dan Kusufi (2016: 71)Beberapa inti pembahasan di era
reformasi, yang terkait dengan sistem anggaran yaituadanya tuntutan akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan sehingga sistem penganggaranmulai menerapkan anggaran
kinerja yang penekanan pertanggungjawaban didasarkanpadaoutputdanoutcome, adanya
penerapanvalue for moneyyang menekankan pada ekonomis,efisiensi dan efektifitas. Inti penting
lainnya yaitu diterapkannya konsep pertanggungjawaban yangterdiri dari pusat pendapatan,
pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi. Selain itu juga terjadiperubahan dalam sistem
akuntansi pemerintahan yang mulai menerapkandouble entrydenganberbasis kas modifikasian,
Halim dan Kusufi (2014: 5-6) kondisi saat ini sistem dari pengelolaan keuangan negara.
Terdapat tiga paketUndang-Undang tentang keuangan negara yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang KeuanganNegara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU
Nomor 15 Tahun 2004tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab keuangan
Negara.Sistem anggaran saat iniyang diterapakan adalah sistem anggaran berbasis kinerja yang
diungkapkan secara jelas dalamUU Nomor 17 Tahun 2003 Bab 3 dalam pasal 11 sampai dengan
pasal 15 dan dalam penjelasanatas UU No. 17 Tahun 2003 Bagian 1 Nomor 6 paragraf
keempat.Sistem anggaran yang saat inidigunakan secara rinci dijelaskan dalam Bab 3 UU
Nomor 17 Tahun 2003.

4. Tinjauan untuk model penganggaran sektor publik di masa yad


Anggaran Tradisional / Line Item Budgeting
Model ini merupakan bentuk anggaran yang lama sehingga di kenal dengan traditional
budgeting. Yaitu suatu cara menyusun anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan
analisa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Organisasi bisnis maupun sektor publik pada umumnya menggunakan model ini dalam
penyusunan anggaran karena model ini relatif mudah dan sederhana. Cara penyusunan anggaran
dilakukan dengan merinci jenis pendapatan dan belanja (nature atau object).

Anggaran Berbasis Kinerja / Performance Based Budgeting


Sistem penganggaran yang berbasis kinerja (Performance Based Budgeting) merupakan sistem
yang saat ini berkembang pesat dan banyak dipakai oleh negara-negara maju di dunia sebagai
pengganti sistem penganggaran lama yaitu sistem Line Item Budgeting.Dengan metode ini
anggaran disusun berdasarkan pada kinerja yang dapat diukur (measurable performance) dari
berbagai kegiatan. Faktor penentu didalam metode ini adalah efisiensi dari berbagai kegiatan
yang ada dengan menetapkan standart biaya (cost standard)

Anggaran Program / Planning Programming Budgeting System (PPBS)


PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada
output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis
ekonomi. PPBS adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk membantu
manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik. Hal
tersebut disebabkan sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas jumlahnya, sementara
tuntutan masyarakat tidak terbatas jumlahnya.PPBS dikembangkan untuk mengatasi
ketidakpuasan terhadap sistem penganggaran tradisional dan penganggaran berbasis kinerja. Dan
dikembangkan untuk memungkinkan para pengambil keputusan (decision makers) mengambil
keputusan berdasarkan perhitungan atau pendekatan ilmiah dari model-model manajemen
keuangan yang ada. Di dalam model ini digunakan cost and benefit analysis

Anda mungkin juga menyukai