Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH BERDIRINYA DINASTY AYYUBIYAH


DAN PERKEMBANGANYA

Disusun Oleh:
SABRINA WIDYA DORA

SMP IT SYAHRUDDINIYAH
Jl. Raya Pekanbaru-Taluk Kuantan Km. 30, Sungai Pagar, Kec. Kampar
Kiri Hilir, Kab. Kampar Prov. Riau
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji syukur saya panjatkan


kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Dinasty Ayyubiyah dan
Perkembanganya”
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulisan ini
bertujuan untuk memahami sejarah Salahuddin Al-Ayyubi dalam mendirikan Dinasti
Ayyubiyah dan perkembangannya.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya untuk penulis, kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk
memperbaiki dalam penulisan makalah dan akan diterima dengan senang hati. Serta semoga
makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih
baik dan bermanfaat. Aamiin.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Barakallahu fiikum.

Pekanbaru, Mei 2021

Sabrina Widya Dora

i|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar 1
Belakang ..................................................................................................
B. Rumusan 1
Masalah .............................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Berdirinya Dinasty Ayyubiyah ......................................................................... 2
B. Masa Pemerintahan Dinasti 2
Ayyubiyah ............................................................
C. Berakhirnya Dinasti 3
Ayyubiyah ........................................................................
D. Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti 4
Ayyubiyah .............................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mesir yang menyimpan peradaban yang tinggi telah terbentuk ketika mengalami berbagai masa
keemasan setiap  Dinasti. Pada periode kedua dari pemerintahan Abassiyah, Mesir  merupakan
wilayah otonom dari Baghdad. Namun karena terjadi perselisihan di pusat pemerintahan
Abassiyah, maka daerah otonomnya mendapat hak otonomnya. Hal itu semakin membuat
Dinasti-Dinasti kecil yang ada di mesir menguat dan mencapai kejayaannya. Beberapa Dinasti
yang masing-masing mengukir peradaban itu adalah : Dinasti Thuluniyah (868-904 M), Dinasti
Ikhsidiyah (935-969 M), Dinasti Fatimiyah (972-1130 M), Dinasti Ayyubiyah (1169-1250 M),
dan Dinasti Mamluk (1250-1515 M).
Dalam perkembangannya tercatat bahwa Dinasti di Mesir yang paling berpengaruh akan
kejayaan Islam adalah Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk, mengingat bagaimana
perjuangan dan keberhasilan Dinasti tersebut dalam menghadapi sekutu. Dinasti Ayyubiyah di
dirikan oleh Salahudin Al- Ayyubi, kemenangan yang dicapainya dalam mengalahkan tentara
pasukan Perang Salib telah membawa namanya dikalangan  mayshur dikalangan bangsa Eropa.
Sedangkan Dinasti Mamluk di dirikan oleh Mamluk Aibak, seorang budak yang diangkat
menjadi tentara Salahudin. Kemenangannya saat mengalahkan kelompok nasrani yang
menyerang Syam dan mengalahkan tentara Mongol, membuat kekuasaan Mamluk di Mesir
menjadi tumpuan harapan umat Islam di sekitarnya. Oleh karena itu pembahasan pada kali ini
akan terfokus pada dua Dinasti tersebut.
Dinasti Ayyubiyah berdiri di atas puing-puing Dinasti Fatimiyah Syi’ah di Mesir. Di saat Mesir
mengalami krisis di segala bidang maka orang-orang Nasrani memproklamirkan perang Salib
melawan Islam, yang mana Mesir adalah salah satu Negara Islam yang diintai oleh Tentara
Salib.
Shalahudin Al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam tidak menghendaki Mesir jatuh ke tangan
tentara Salib, maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir untuk segera
mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas tidak akan mampu mempertahankan
diri dari serangan Tentara Salib. Menyadari kelemahannya Dinasti fatimiyah tidak banyak
memberikan perlawanan, mereka lebih rela kekuasaannya diserahkan kepada shlalahudin dari
pada diperbudak tentara salib yang kafir, maka sejak saat itu selesailah kekuasaan Dinasti
fatimiyahdi mesir, berpindah tangan ke Shalahudin Al-Ayyubi.

B. Rumusan Masalah
a. Siapa pendiri Dinasti Ayubiyah?
b. Bagaimana perkembangan Dinasti Ayubiyah?

C. Tujuan
a. Kita bisa mengetahui latar bekang pendirian Dinasti Ayubiya.
b. Kita bisa mengetahui perkembangan Dinasti Ayubiya.
c. Kita bisa mengetahu penyebab runtuhnya Dinasti Ayubiyah.

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Berdirinya Dinasti Ayyubiyah


Ayyubiyah adalah sebuah Dinasti sunni yang berkuasa dimesir, suriah, sebagian yaman, irak,
mekah, hejaz dan dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun
1174M. nama lengkapnya adalah Salahuddin Yusuf Ibn Ayyub ia berasal dari Suku Kerdi
Hadzbani, ia adalah putra Najmudin Ayyub dan keponakan Asaddudin Syirkuh. Najmudin
Ayub dan Asadudin Syirkuh hijrah dari kampung halamanya didekat danau fan ke takrit, irak.
Salahuddin lahir dibenteng takrit pada tahun 532H atau 1137M. ketika ayahnya menjadi
penguasa seljuk di takrit, pada saat itu ayah dan pamannya mengabdi kepada Imaddudin
Zanky, seorang gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut
wilayah Balbek, Libanon pada tahun 534H (1139M). Najmudin Ayub diangkat menjadi
gubernur Balbek dan menjadi abdi raja Suryah, yakni Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek
inilah Salahudin menekuni teknik dan strategi perang serta politik. Selanjutnya dia mempelajari
teologi sunni selama sepuluh tahun di Damaskus, dalam lingkungan istana Nuruddin.
Bersama dengan pamannya, Salahuddin melawan tentara perang salib pada tahun 559-564H
(1164-1168M). mereka berhasil mengusirnya dari mesir sejak saat itu Asaduddin Syirkuh
diangkat menjadi perdana menteri Khilafah Fathimiyah. Setelah pamannya meninggal jabatan
perdana menteri dipercayakan kepada Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1169M. disana, ia
mewarisi peranan sulit yaitu mempertahankan mesir dan melawan penyerbuan dari kerajaan
latin jerrussalem. Pada saat itu tidak ada seorangpun yang menyangka dia dapat bertahan lama
dimesir namun keberhasilan Salahuddin dalam mematahkan serangan tentara dan pasukan
romawi bzantium yang melancarkan perang salib kedua terhadap mesir membuat para tentara
mengakuinya sebagai penggganti pamannya.

B. Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah


Pada awal kedudukannya sebagai perdana menteri, ia masih menghormati simbol-simbol
syiaha pada pemerintahan Al Adid Lidinillah. Namun setelah Al Adid meninggal pada tahun
1171M, Salahuddin menyatakan loyalitasnya kepada Khalifah Abbasiyah (Al Mustadi) di
Bagdad dan secara formal menandai berakhirnya Dinasti Fathimiyah di Kairo. Ia tetap
mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh Dinasti Fathimiyah tetapi
mengubah orientasi keagamaannya dari syiah menjadi sunni. Hal ini sesuai dengan perintah
Sultan Nuruddin dia memerintahkan Salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan
Khilafah Fathimiyah dan mengembalikannya kepada Khilafah Abbasiyah di Bagdad.
Penaklukan mesir oleh Salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka jalan bagi
pembentukan mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin memberlakukan mazhab
hanafi, sebelumnya mazhab syafiiyah yang berlaku di Dinasti Fatiniyah. Keberhasilan tersebut
mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom dimesir. Dalam mengsolidasikan kekuatannya,
ia memanfaatkan keluarganya untuk melakukan ekspansi kewilayah lain. Saudaranya dikirim

2|Page
untuk menguasai Yaman pada tahun 1173M. Taqiyuddin, keponakannya diperintahkan untuk
melawan tentara salib di Dimyat. Adapun Syihabuddin, pamannya diberi kekuasaan untuk
menduduki Mesir hulu. Dari Mesir, Salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan
mesofotamiya menjadi sebuah kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut
Damaskus kemudian Alippo tahun 1185 dan merebut Mousul pada 1186. 
Pada masa pemerintahan Salahudidin kekuatan militernya terkenal sangat tangguh pasukannya
diperkuat oleh pasukan Barbar Turki, dan Afrika ia juga membangun tembok kota Diakiro dan
bukit Muqattam sebagai benteng pertahanan. Dalam hal perekonomian, ia bekerja sama dengan
penguasa muslim diwilayah lain. Disamping itu, ia juga menggalakan perdaganggan dengan
kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan atas dasar inilah
ia melancarkan gerakan offensif (penyerangan dengan membabibuta) untuk merebut Al Quds
(jerussalem) dari tangan tentara salib yang dipimpin oleh Guy de Lusignan di Hittin. Akhirnya
pasukannya berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M. Ini berarti Jerussalem dapat
dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya setelah delapan puluh tahun dikuasai oleh
kaum kristiani. Setelah kejadian itu orang-orang frank tersingkirkan, meskipun hanya untuk
sementara. Usaha besar-besaran telah dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman
pada tahun 1189-1192M namun tidak berhasil mengubah kedudukan Salahuddin. Setelah
perang berakhir Salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke Damaskus.
Perjuangan Salahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu mengeluarkan
kaum salib dari Baitul Makdis dan mengembalikan pada persatuan umat islam, telah
menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan dimakamkan di
Damaskus pada tahun 1193M, setelah dua puluh lima tahun memerintah sebelum meninggal ia
membagikan kekaisaran Ayyubiyah kepada para anggota keluarga. Oleh karena itu,
pengendalian dari pusat tetap berada dibawah kekuasaan Almalik al Adil (saudaranya) dan
keponakannya al Kamil mereka membagi imperiumnya menjadi sejumlah kerajaan kecil Mesir,
Damaskus, Alleppo dan kerajaan Mousul sesuai dengan gagasan Saljuk bahwa negara
merupakan warisan keluarga raja. Meskipun demikian Ayyubiyah tidak mengalami
perpecahan, karena dengan loyalitas kekeluargaan Mesir di integrasikan dalam berbagai
imperium. Mereka menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau yang telah
berkembang dinegara-negara mesir dan siriya melalui distribusi iqta kepada pejabat-pejabat
militer yang berpengaruh.
Ayyubiyah secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-sisa kekuatan
pasukan salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk mempertahankan mesir, karena kesatuan
mulai melemah akhirnya pada masa pemerintahan al Kamil, Dinasti Ayyubiyah yang bertempat
di Diyar Bakr dan al Jazirah mendapat tekanan dari Dinasti Seljuk Rum dan Dinasti
Khiwarazim syah. Selanjutnya, al Kamil mengembalikan Jerussalem kepada kaisar Fredrick II
yang membawa kedamaian dan kestabilan ekonomi bagi Mesir dan Syiria. Oleh karena itu,
pada masa tersebut perdagangan kembali dikuasai oleh kekuatan kristen mediterrania. Setelah
al Kamil meninggal yakni pada tahun 1238M, Dinasti Ayyubiyah dirongrong oleh
pertentangan-pertentangan intern pemerintah.

C. Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah

3|Page
Runtuhnya Dinasti Ayyubiyah dimulai pada masa pemrintahan Sultan Ash Shalih. Pada masa
pemerintahan Ash Shalih terjadi serangan pasukan budak (mamluk) dari turki yang berhasil
merebut kekuasaan di Mesir. Walupun sebelumnya pasukannya berhasil menaklukan perang
salib ke enam yang dipimpin raja Perancis ST Louis. Setelah Ash Shalih meninggal pada tahun
1249M, kaum mamluk mengangkat istri Ash Shalih, Syajarat ad Durr sebagai sultan. Dengan
demikian berakhirlah pemerintahan Dinasti Ayyubiyah di Mesir. Meskipun demikian Dinasti
Ayyubiyah masih berkuasa disuryah. Pada tahun 1260M tentara mongol hendak menyerbu
mesir. Komando tentara islam dipegang oleh qutuz, panglima perang mamluk. Dalam
pertempuran diain jalut, qutuz berhasil mengalahkan tentara mongol dengan gemilang.
Selanjutnya, qutuz mengambil alih kekuasaan Dinasti Ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah
kekuasaan Dinasti Ayyubiyah.

D. Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah


Sebagaimana dinasti-dinasti sebelumnya, Dinasti Ayyubiyah juga mencapai kemajuan yang
gemilang dibidang ilmu pengetahuan diantaranya.
1. Bidang pendidikan
Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah telah berhasil menjadikan damaskus sebagai kota
pendidikan hal ini ditandai dengan dibangunnya dar al hadis al kamilah pada tahun 1222M
dan Madrasha ash Shauhiyyaha pada tahun 1239M. Dar al Hadis al Kamilah dibangun
untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat didalam mazhab
hukum sunni. Adapun Madrasha ash Ahauhiyyaha berperan sebagai pusat pengajaran
empat mazhab.
2. Bidang arsitektur
Kemajuan dalam bidang arsitektur dapat dilihat pada monumen bangsa arab, bangunan
masjid dibeirut yang mirip gereja dan istana-istana yang menyerupai gereja.
3. Bidang filsafat dan keilmuan
Bukti kongkrit dari kemajuan filsafat dan keilmuan pada Dinasti Ayyubiyah adalah adelasd
of Bath, karya-karya orang arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan bidang
kedokteran. Pada bidang kedokteran juga telah didirikan sebuah rumah sakit bagi orang
yang menderita cacat pikiran.
4. Bidang industri
Kemajuan Dinasti Ayyubiyah dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh
seorang siriya yang lebih canggih dibanding buatan orang barat. Terdapat pabrik karpet,
pabrik kain dan pabrik gelas.
5. Bidang ekonomi dan perdagangan
Dalam hal perekonomian Dinasti bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain.
Disamping itu, ia juga menggalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan
hindia dan menyempurnakan sistim perpajakan. Pada bidang perdagangan, dinasti ini
membawa pengaruh bagi eropa dan negara-negara yang dikuasainya. Di Eropa terdapat
perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional
melalui jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan perdangan sudah mengguakan sistem
kredit bank termasuk Letter of Credit (lc), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat

4|Page
dari emas. Selain itu juga dimulai percetakan mata uang dirham campuran (fulus).
Percetakan fulus yang merupakan mata uang dari tembaga dimulai pada masa pemerintahan
Sultan Muhammad al Kamil ibn al Adil al Ayyubi, percetakan unag fulus tersebut
dimaksudkan sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang tidak signifikan denga rasio
48 fulus untuk setiap dirhamnya.
6. Bidang militer
Pada masa pemerintahan Salahuddin, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh.
Pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar, Turki dan Afrika. Ia juga membangun tembok
kota di Kairo dan muqattam sebagai benteng pertahanan. Selain memiliki alat-alat perang
seperti kuda pedang dan panah dinasti ini juga memiliki burung elang sebagai kepala
burung-burung dalam peperangan. Disamping itu adanya perang salib membawa dampak
positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan dan intelektual misalnya dengan adanya
irigasi.
7.  Bidang kebudayaan
Salahuddin al Ayyubi menjadi tokoh yang meneladankan satu konsep dan budaya, yaitu
perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud
atau  maulid. Maulud atau maulid ini berasal dari kata milad yang berarti tahun dan
bermakna seperti pada istilah ulang tahun.

5|Page
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mesir yang mengalami beberapa kedinastian mencapai masa kejayaanya ketika pada masa
Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk. Dinasti Ayyubiyah  berdiri pada tahun 1169 M oleh
Salahudin al-Ayubi, yang dulunya panglima perang raja Nurudin. Ia menjulang reputasinya
ketika berhasil melawan tentara Salib dan berhasil membebaskan Jerussalem. Pada 2 oktober
1187. Salahudin membagi kekuasaan pada sanak saudaranya sebelum meninggal, mereka
masih tetap bersatu sehingga dapat mempertahankan kekuasaan, tetapi perselisihan intern
keluarga Ayubbiyah setelah al-Kamil meninggal, yang sementara itu masih berlangsung
Perang Salib, yang menyebabkan dinasti ini terpecah.
Dinasti Mamluk berdiri pada tahun 1250 M, oleh  Aybak , namun berjaya pada masa Baybar,
yang mampu menghancurkn pasukan Tartar dari Mongol di Ain Jaluk pada tahun 1260.
Mereka terbagai menjadi 2 kelompok yaitu Mamluk Bahri, yang tinggalnya di laut dan
Mamluk Burji, yang tinggalnya di menara benteng. Pasukan Mamluk selanjutnya terus
menghalau tentara Salib yang mengdakan ekspensinya ke wilayah Muslim. Dinasti ini runtuh
karena faktor internal, dari para sultanya berlaku amoral, dan eksternal, dari serbuan pasukan
Usmani.

B. Saran
Demikianlah makalah yang telah saya susun tentunya dalam hal ini masih banyak
kekurangan, saya harap makalah ini dapat menambah wawasan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.

6|Page
DAFTAR PUSAKA

Yatim, Badri. 1995. Sejarah Umat Islam, Jakarta: Rajawali Press.


Hamka. 1952. Sejarah umat islam II, Jakarta: Bulan Bintang.
Hitti, Philip K. 2006. History Of The Arabs, Terj. Cet 2. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
https://www.gakpunya.com/2021/04/makalah-sejarah-peradab-islam-dinasti-ayyubiyah.html
https://bugang71.blogspot.com/2019/10/makalah-sejarah-berdirinya-dinasti-al.html

7|Page

Anda mungkin juga menyukai