Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan Konstruksi beton sebagai
bahan utama perkerasan tersebut, yang merupakan salah satu jenis perkerasan jalan selain dari perkerasan lentur
(asphalt). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan
memiliki distribusi beban yang besar,
atau kondisi Subgrade yang sangat lunak
sehingga dapat menahan beban secara
merata.
Perbedaan penyebaran beban Rabat Beton ( Rigid Pavement ) dengan Asphalt ( Felxible Pavement )
Beton memiliki perilaku Kaku atau Getas, sehingga cenderung didesain untuk menahan tekan, kuat tekan beton
bervariasi tergantung kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi perilaku dilapangan serta manfaatnya. Kadang
beton diberi penulangan dengan besi hal tersebut agar membantu beton untuk menahan beban tarik, karena beton
sangat minim untuk beban tarik, maka kondisi struktur tetap normal, atau Balance. Sehingga terhindar dari Under
PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ( P3MD )
Buku Saku Kader Teknik Desa
RABAT BETON ( Rigid Pavement )
Renforce atau Over Renforce, kestabilan struktur diharapkan tetap stabil dalam menahan gaya dari beban yang
bekerja pada struktur tersebut.
Beton memiliki mutu yang bervariasi sehingga kebutuhan untuk hasil uji Job mix Formula (JMF ) dalam perencanaan
merupakan hal yang utama agar di perhatikan. Standar Job Mix Formula ( JMF ), biasa digunakan Standarisasi
Nasional Indonesia ( SNI ) yang sudah di tetapkan oleh kementerian PUPR Republik Indonesia dan untuk skala lokal
bisa dilakukan uji beton disesuaikan dengan material lokal yang ada. Hasil penelitian yang sudah berlaku bahwa
rata – rata Bobot isi pasir Bj = 1.400 kg/m3, Bobot isi kerikil Bj = 1.350 kg/m3, Buckling factor pasir = 20 %, untuk
penggunaan Air dapat juga disesuaikan. Untuk bahan campuran struktur Beton biasa yang digunakan , pasir, kerikil
atau split serta Semen PC yang sudah memiliki standar dengan mutu yang sudah bisa dijamin.
BAHAN
Semen Portland kg 230,00
Pasir Beton kg 893,00
Kerikil(Maks 30mm) kg 1.027,00
Air Liter 200,00
b. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 9,8 MPa (K 125), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,78
BAHAN
Semen Portland kg 276,00
Pasir Beton kg 828,00
Kerikil(Maks 30mm) kg 1.012,00
Air Liter 215,00
c. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66
BAHAN
Semen Portland kg 326,00
Pasir Beton kg 760,00
Kerikil(Maks 30mm) kg 1.029,00
Air Liter 215,00
PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ( P3MD )
Buku Saku Kader Teknik Desa
RABAT BETON ( Rigid Pavement )
d. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 16,9 MPa (K 200), slump (12 ±2) cm, w/c = 0,61
BAHAN
Semen Portland kg 352,00
Pasir Beton kg 731,00
Kerikil(Maks 30mm) kg 1.031,00
Air Liter 215,00
e. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 19,3 MPa (K 225), slump (12 ±2) cm, w/c = 0,58
BAHAN
Semen Portland kg 371,00
Pasir Beton kg 698,00
Kerikil(Maks 30mm) kg 1.047,00
Air Liter 215,00
2. STUDI KASUS
Studi Kasus 1,
Studi Kasus 2,
Untuk kasus ini, mutu beton yang digunakan K175 ( lihat tabel ), dengan formula :
Semen = 326 Kg atau 6,52 Zak Kegiatan yang dilakukan yaitu akan melakukan
Pasir = 760 Kg atau 0,54 m3 campuran bahan / material Beton yang terdiri dari
Kerkil = 1.029 Kg atau 0,76 m3 semen ( PC ), Pasir dan Kerikil. Yang harus
diperhatikan yaitu alat yang digunakan dalam proses
pencampuran pasir dan kerikil. Biasa digunakan yaitu
Pertama kita harus menentukan perbandingan : keranjang, dengan catatan setiap material di buat
dalam volume atau ukuran dengan keranjang yang
326/326 760/326 1.029/326 sama pada setiap bahan.
1 2,33 3,15
Sehingga perbandingan campuran didapat adalah, 1 : 2 : 3, perbandingan ini harus menggunakan berat
atau satuan Kilogram ( Kg ).
Jika semen PC yang akan digunakan Asumsi 1 zak = 50 Kg, maka perbandingan yang akan digunakan ( perbandingan
jumlah keranjang ), dengan hasil uji Pasir 1 keranjang = 10 Kg dan kerikil 1 keranjang = 20 Kg , maka perbandingan
jumlah keranjang yang akan di gunakan.
1 2 3
Semen = 50 Kg Pasir ( 50 x 2 = 100 Kg ) kerikil = ( 50 x 3 = 300 Kg )
Semen = 50 Kg Pasir ( 100 / 10 = 10 Keranjang ) kerikil = ( 300 / 20 = 15 Keranjang )
Sehingga di dapat dalam 1 (satu) zak semen , digunakan 10 keranjang pasir dan 15 keranjang kerikil. Hal demikian
agar mutu beton dapat mencapai K175, yang akan dicampur kedalam Molen pengaduk atau manual. Jika semen
yang dibuat didalam capuran lebih dari 1 ( satu ) zak maka tinggal di konversikan.
PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ( P3MD )
Buku Saku Kader Teknik Desa
RABAT BETON ( Rigid Pavement )
3. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan pembuatan Rabat Beton ( Rigid Pavement ), tentunya harus memenuhi beberapa
langkah kegiatan :
Bahan dan material yang digunakan setidaknya sudah memenuhi kualitas yang sudah ditentukan, teknik
pembuatan bekisting seharusnya kedap air atau tidak bocor, hal ini dilakukan agar semen tidak hilang pada
saat pengecoran pengecoran sebelum pengeringan yang secara alami. Perlunya bekisting penahan kedap air
agar beton murni kering tanpa kekurangan air yang hilang akibat bocor diharapkan menggunakan plastik.