Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien

“Tn B. L” dengan Tuberculosis Paru,Maka diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pasien Tn B.L belum bisa beraktivitas secara mandiri karena jika pasien

beraktivitas seperti duduk, berdiri dan berjalan pasien akan mrasa sesak

napas dan frekuensi pernapasan pasien akan meningkat sampai 24x/menit,

tetapi jika pasien hanya bedrest di tempat tidur pasien tidak merasa sesak,

pernapasan pasien normal 22x/menit.

2. Diagnosa keperawatan yang diapatkan berdasarkan pengkajian

yaitu : intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai

oksigen dan kebutuhan oksigen

3. Intervensi keperawatan yang dibuat pada pasien “Tn B. L” dengan

Tuberculosis Paru di Ruangan Paru-Paru RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

berdasarkan konsep teoritis dengan tujuan untuk mengatasi masalah

keperawatan yang dialami oleh pasien adalah pemenuhan kebutuhan

aktivitas.

4. Implementasi keperawatan tindakan keperawatan yang diberikan untuk

mengatasi masalah Intoleransi Aktivitas dengan Tuberculosis Paru

47
48

menggunakan teknik nonfarmakologi diantaranya adalah melakukan

latihan isotonik ROM aktif dan pasif, mengevaluasi tanda vital saat

beraktifitas, dan respon subjektif pasien saat dan setelah berkatifitas dan

tindakan kolaboratif yaitu pemberian terapi injeksi Ceftriaxone 1gr/hari,

OAT 4-FDC 3tab/hari, Vit C 3x1/hari, Acetylcysteine 3x1/hari.

5. Evaluasi terhadap masalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan suplai oksige dan kebutuhan oksigen belum teratasi

namun pasien sudah mampu melakukan aktivitas ringan di tempat tidur

tanpa merasa sesak napas.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam Karya Tulis

Ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi rumah sakit agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

dan khususnya untuk para petugas kesehatan di Rumah sakit (PERAWAT)

agar lebih memperhatikan kondisi fisik pasien, khususya pada pasien

Tuberculosis Paru agar tidak mempengaruhi kondisi otot dan mengganggu

aktivitas pasien, karena jika pasien hanya dibiarkan bedrest tanpa ada

terapi aktivitas yang di ajarkan maka akan mempercepat proses penyakit

yang dialami pasien dan juga mengakibatkan kekakuan pada otot pasien.

2. Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan

dan keterampilan kepada mahasiswa dengan melengkapi buku-buku yang

berkaitan dengan kesehatan khususnya penyakit Tuberculosis Paru


49

3. Bagi pasien dan keluarga diharapkan terus meningkatkan kesehatannya

secara mandiri dan dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

dengan baik sesuai dengan fungsinya sebagai tempat untuk memberikan

pelayanan kesehatan.

4. Bagi penulis perlu membekali diri dengan pengalaman dan ilmu

pengetahuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga kualitas

pelayanan kesehatan yang diberikan dapat berhasil dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai