Anda di halaman 1dari 6

LOGBOOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHOLELITHIASIS DENGAN


PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM DI RUANG AZZAHRA 2 RSI
JEMURSARI SURABAYA

OLEH:
RIZKY PERMATASARI
1120021095

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
LOGBOOK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHOLELITHIASIS DENGAN
PEMBERIAN RELAKSASIN NAFAS DALAM DI RUANG AZZAHRA 2
RSI JEMURSARI SURABAYA

NAMA : Tn.R
USIA : 23 Tahun
DIAGNOSA MEDIK : cholelithiasis multiple
MASALAH KEPERAWATAN : nyeri akut
TINDAKAN : Pemberian relaksasi nafas dalam

RIWAYAT PENYAKIT
1. PENGKAJIAN
Pengukuran tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 110/52 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,8 C
- RR : 20 x/menit
- BB : 67 kg

B1 (Breathing)
- kedua lubang hidung simetris
- adanya pernafasan cuping hidung
- tidak ada kelainan pada trakea
- tidak ada nyeri tekan
B2 (Bleeding)
- suara jantung normal
- tidak ada edema
B3 (Brain)
- kesadaran compos mentis
- E= 4, V=5, M=6 Total =15
- kepala dan wajah simetris dan tidak ada kelainan
- sklera mata putih
- conjungtiva merah muda
- Pupil isokor
- tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Reflek tidak ada kelainan
- Pendengara normal
- Penciuman normal
- Pengecapan normal
- Penglihatan normal
- Perabaan normal
B4 (Bladder)
- urine 1.500 ml / hari
- frekuensi 5x/hari
- warna kuning jernih
- bau khas
B5 (Bowel)
- mulut dan tenggorokan tampak bersih dan tidak ada kelainan
- abdomen nyeri perut kanan atas, tidak ada lesi, tidak ada oedema, tidak
ada ascites
- rectum tidak ada kelainan
- BAB 1x/1 hari
- konsistensi lembek
B6 (Bone)
- pergerakan sendi bebas
- ekstremitas atas tidak ada kelainan
- ekstremitas bawa tidak ada kelainan
- warna kulit kemerahan
- akral teraba hangat
- turgor baik
Sistem endokrin
- perubahan ukuran kepala, tangan dan kaki pada waktu dewasa
Pola aktivitas
Makan
- frekuensi 3x/hari
- menu nasi, sayur, lauk
- porsi 1 porsi
Minum
- frekuensi 4x/hari
- jumlah 1.500 cc/hari
Istirahat tidur
- lama tidurdi RS 8 jam
- tidak ada gangguan tidur

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. nyeri akut
3. INTERVENSI
a. indikasi :
pasien nyeri
b. kontraindikasi : -

4. Prinsip tindakan : berdasarkan EBN


judul Problem intervention comparison outcome
1 Penerapan Laparotomi Pada penelitian dari hasil pemberian Adanya penurunan
prosedur merupakan ini penulis terapi relasasi nafas nyeri pada pasien
teknik pembedahan menekankan dalam terdapat dengan post
relaksasi nafas abdomen, pada berbedaan yang laparatomi dengan
dalam terhadap membuka selaput pemberian signifikan pada melakukan teknik
intensitas nyeri abdomen dengan terapi kedua responden. relaksasi sehingga
pada pasien operasi yang nonfarmakolog responden yang pasien merasa
post dilakukan untuk is yaitu terapi lebihsering nyaman dan terlihat
laparatomi memeriksa organ- nafas dalam melakukan teknik rileks
organ abdomen dan yang bertujuan nafas dalam lebih
(Serri H., membantu untuk cepat membaik
Nancy F., Lia diagnosis masalah mengurangi dibandingkan
A.2019) termasuk rasa nyeri pada responden yang
penyembuhan pasien dengan jarang melakukan
penyakit-penyakit mengajarkan relaksasi nafas
pada bagian bagaimana dalam.
abdomen. teknik
pembedahan ini relaksasi nafas
memberikan efek dalam,
nyeri pada pasien kapan pasien
sehingga harus
memerlukan menggunakn
penanganan teknik tersebut,
khusus. karena
nyeri bersifat objek
jadi dapat
menyikapi nyeri
berbeda antara satu
individu dengan
lainnya
2 Deep breathing Nyeri setelah tindakan Pasien yang tidak Adanya penurunan
exercise dan pembedahan nonfarmakolog mendapatkan nyeri pada pasien
tingkat laparatomi is yang dapat relaksasi nafas dengan post
instensitas merupakan hal dilakukan dalam masih laparatomi dengan
nyeri pada biasa terjadi pada adalah berpusat pada rasa melakukan teknik
pasien post banyak pasien yang relaksasi nafas nyeri dan relaksasi sehingga
operasi pernah mengalami dalam yang ketidaknyamanan pasien merasa
laparatomi pembedahan. nyeri merupakan terhadap nyeri yang nyaman dan terlihat
setelah metode efektif dirasakan. rileks
(rudi H., Maria pembedahan mengurangi
D.,Hisbulloh apabila tidak segera nyeri. rileks
H. 2017) ditangani maka sempurna yang
akan dapat
mengakibatkan mengurangi
komplikasi. selain ketegangan
itu penanganan otot,
nyeri yang tepat kecemasan,
akan sehingga
mempersingkat mencegah
masa rawat stimulus
nyeri.prosedur
nafas dalam
adalah
menganjurkan
pasien untuk
duduk,
menarik nafas
dalamdengan
pelan,
menahan
beberapa detik,
kemudian
hembuskan.
5. KOMPLIKASI MEKANIS
Pemberian relaksasi nafas dalam ini tidak menimbulkan komplikasi mekanis
pada pasien.
6. HASIL YANG DIDAPATKAN
Indikator keberhasilan tindakan :
a. keluhan nyeri dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala 4 ( cukup
menurun)
b. meringis dari skala 2 ( cukup meningkat) menjadi skala 4 ( cukup
menurun)
c. sikap protektif dari skala 2 ( cukup meningkat) menjadi skala 4 ( cukup
menurun)
d. gelisah dari skala 2 ( cukup meningkat) menjadi skala 4 ( cukup menurun)
7. KOMPETENSI YANG DICAPAI
Kompetensi asuhan keperawatan pada pasien cholelithiasis dengan melakukan
pemberian terapi nafas dalam.
8. EVALUASI DIRI
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penderita
cholelithiasi tentang cara mengurangi nyeri akut, sehingga mengurangi efek
samping yang ditimbulkan oleh obat-obatan medis dan biaya yang tinggi
karena terapi yang lama.
9. REFERENSI
Rudi H., Maria D.,Hisbulloh H (2017). Deep Breathing Exercise Dan Tingkat
Instensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi. Jurnal
Keperawatan Terapan.Volume 3, No. 1: 31-41
Serri H., Nancy F., Lia A.(2019). Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Laparatomi.
JAKHKJ Vol.5. No.1

Anda mungkin juga menyukai