Anda di halaman 1dari 1

Nama: Adzkia Salwa Azizah Tugas: PPKN

Kelas: VIII A Hari/tanggal: 31 Januari 2020

Yusuf Al-Makassari

Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani (lahir di Gowa, Sulawesi


Selatan, 3 Juli 1626 – meninggal di Cape Town, Afrika Selatan, 23 Mei 1699 pada umur 72 tahun)
adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia.[1] Ia juga digelari Tuanta Salamaka ri
Gowa ("tuan guru penyelamat kita dari Gowa") oleh pendukungnya di kalangan rakyat Sulawesi
Selatan.

Masa perjuangan
Ketika Kesultanan Gowa mengalami kalah perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf pindah
ke Banten dan diangkat menjadi mufti di sana. Pada periode ini Kesultanan Banten menjadi pusat
pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400
orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.
Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap dan
diasingkan ke Srilanka pada bulan September 1684.

Masa pembuangan
Sri Lanka
Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki murid ratusan,
yang umumnya berasal dari India Selatan. Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an,
termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.
Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan
para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang
lebih jauh, Afrika Selatan, pada bulan Juli 1693.
Afrika Selatan
Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut. Ketika ia wafat pada
tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan.
Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai 'Salah Seorang
Putra Afrika Terbaik'.

Sifat yang dapat diteladani:


1. Pantang menyerah
2. Selalu semangat walaupun di asingkan ke sri lanka
3. Tidak berputus asa

Anda mungkin juga menyukai