Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi transportasi dalam ranah kebijakan bukan menjadi


sesuatu hal yang baru, setiap kebijakan selalu melibatkan melibatkan teknologi
dalam bentuk sebuah artefak atau yang lainnya. Begitu juga kebijakan tentang
perkembangan teknologi pada masyarakat nelayan sudah sangat signifikan,
masyarakat nelayan selalu melibatkan teknologi yang bersifat tradisional maupun
yang modern, masyarakat nelayan pesisir pantai desa panamboang sudah
mengenal perkembangan teknologi dalam mencari ikan di laut, sehingga teknologi
dan nelayan menjadi sesuatu yang tak bisa di pisahkan.

Untuk memanfaatkan potensi laut kesultanan bacan merangsang perkembangan


teknologi transportasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,
dalam mencapai tingkat kesejahteraan ini kesultanan bacan merang dengan
program pemberian katinting bagi warga desa panamboang untuk memnafaatkan
laut sebagai sumber daya utama, sehingga program ini mengantarkan perubahan
aktivitas masyarakat desa panamboang.

Perubahan awal dan masuknya teknologi transportasi memberi dampak baik


dengan meningkatnya hasil tangkapan yang di lakukan oleh nelayan desa
panamboang sehingga desa menjadi pusat perhatian pada ranah pemerintahan
sehingga inovasi untuk mengembangkan sektor perikanan, dengan maksud
mengembangkan pemerintah mengambil alih dengan membuat berbagai program
pendukung dan menyiapakan fasilitas pendukung juga.

Pemerintah provinsi Maluku Utara dimekarkan pada tahun 1999 secara


administrasi pemerintah sudah mempunyai kewenangan sepenuhnya untuk
mengelola dan menetapkan sektor unggulan sehingga perikanan desa panamboang
masuk dalam sektor perikanan untuk menunjang kegiatan perekonomian suatu
wilayah. Dengan masuknya desa panamboang menjadi penyumbang terbesar ikan

1
di maluku utara mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah provinsi atau
kabupaten Halmahera Selatan.

Dalam berinovasi untuk mengembang sektor perikanan pemerintah membawa


sebuah nilai tersendiri yakni nilai konstitusional artinya menaati aturan sesuia
dengan ketentuan-ketentuannya. Pemerintah melakukan pengembangan desa
panamboang sebagai wujud menaati peraturan bahwa mencari sektor unggulan
untuk di kembangkan dan berdampak pada ekonomi wilayah daerah tersebut dan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Teknologi kapal Inka merupakan teknologi transportasi fase kedua bagi


masyarakat nelayan pesisir desa panambonag yang diberikan dari pemerintah
provinsi. Teknologi kapal Inka membuat masyarakat melakukan penyesuaian
dengan alat-alat yang ada di kapal dan ketersediaan bahan bakar. Selain bahan
bakar juga teknologi kapal inka sebagai transporatsi nelayan ini peneysuaian
dalam hal mengemudi kapal subsidi tersebut.

Pada tahun 2015 pemerintaah era Presiden Joko Widodo membuat sebuah
kebijakan tentang konektivitas wilayah seluruh Indonesia dengan tol laut. Tol laut
adalah sebuah hasil implementasi kebijakan guna untuk dapat mengangkat potensi
lokal dan mengurangi disparitas harga antara barat dan timur. Tol laut juga bukan
hanya untuk barang namun juga mobilisasi orang atau pengusaha di seluruh
pelosok daerah terpencil agar dapat menghidupkan perekonomian pulau tersebut.

Pulau bacan menjadi salah satu pulau di Maluku Utara yang disinggahi Kapal Tol
laut dengan jalur nasional dan jalur perintis. Tol laut ke bacan guna untuk
mendukung dan mengangkat potensi lokal daerah bacan, yang potensi itu dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pualu bacan. Jika dilihat potensi pulau
bacan ada pada sektor perikanan, mayoritas masyarakat pulau bacan juga nelayan
tangkap namun pusat perikanan ada di desa panamboang.

Harapan dari tol laut untuk pulau bacan sendiri adalah bagaimana sektor ikan ini
dapat ditingkatkan pasarnya hingga ke luar pulau bacan, namun harapan ini
ternyata tidak sesuai dengan fakta, banyak teknologi yang tidak sesuai dengan

2
pengiriman untuk ikan sehingga ikan beberapa kali dikirm mengalami kerusakan
akibat kontainer yang disubsidikan bukan kontainer untuk ikan. Akhirnya
masyarakat Panamboang memanfaatkan hutan untuk memulai usaha kayu yang
dikirim ke Surabaya. Pergesaran mata pencaharian terjadi karena kegiatan ini
dapat dijual hingga ke luar Pulau Bacan

Perkembangan teknologi bukan hanya saja pada penambahan alat tetapi juga
berbagai aktivitas dan aturan mengikuti selanjutnya. Perkembangan teknologi
transportasi untuk nelayan di Desa Panamboang mengalami perubahan dalam tiga
fase, fase pertama teknologi katinting atau perahu sebagai sebuah teknologi
transportasi yang dipakai masyarakat desa panamboang untuk sebagai nelayan
tangkap, pada fase kedua adalah perkembangan teknologi transportasi yakni kapal
Inka yang di berikan dari Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk membantu
nelayan Desa Panamboang dalam meningkatan hasil tangkapan, Fase ketiga, pada
fase ini traek tol laut sebagai pembawa hasil tangkapan dari pulau bacan yang
akan di jual ke luar pulau bacan.

Teknologi perahu sebagai transportasi nelayan dan masyarakat nelayan tidak bisa
dipisahkan, masyarakat pulau bacan pada fase kedua mengalami stagnasi akibat
teknologi yang di berikan tidak sesuai dengan pengetahuan masyarakat Desa
Panamboang juga dengan cara penangkapan yang masi tradisional, sedangkan
kapal Inka sudah memiliki alat yang modern pada akhirnya masyarakata susah
menyesuaikan kapal tersebut. Pada fase kebijakan tol laut menyediakan
transportasi untuk mengangkut hasil tangkapan nelayan ternyata tidak sesuai
akhirnya masyarakat mengalami pergeseran aktivitas guna untuk meningkatkan
kesejahteraan.

Pola transisi inovasi disini sangat variatif maka harus dilihat dari berbagai
tingkatan dan juga berbagai aktor yang terlibat, inovasi bukan hanya melihat pada
tambahan alat tetapi juga pada ranah ekonomi, politik, kultur dan infrastruktur
(Geels and Scot, 2007), transisi inovasi yang terjadi di masyarakat nelaya desa

3
panamboang dengan melakukan penyesuaian antara manusia dan objek, selain itu
juga melihat tingkatan pembuat kebijakan dan nilai yang di pakai.

Untuk mencapai sebuah kebijakan yang sesuai adalah kesejahteraan menjadi salah
satu tolak ukur sehingga setiap kebijakan yang di implementasikan adalah
bagaimana dapat mensejahterakan masyarakat, Begitu juga dengan kebijakan ,
program dan fasilitas yang mendukung untuk meningkatnya kesejahteraan
nelayan Desa Panamboanng. Kesejahteraan menjadi kata kunci utama bagi
manfaat kebijakan.

Dari penjelasan perkembangan dan pola transisi masyarakat nelayan pulau bacan
untuk mencapai kesejahteraan maka masyarakat dan pemerintah melakukan
inovasi dari berbagai aspek yang lebih multi dimensional dengan cara melakukan
penyesuaian terhadap manusia-non manusia. Penyesuaian ini dengan cara
melakukan penelusuran agar dapat melihat perkembangan teknologi pada
masyarakat nelayan desa panamboang yang sesuai dan tidak sesuai atau terlambat
perkembangannya.

I.2 Perumusan Persoalan

Dengan hadirnya berbagai kebijakan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan desa panamboang
memiliki dampak positif dan negatif dari perjalanan perkembangannya, setiap
perkembangan memiliki cara interaksi dan relasi tersendiri sehingga
memunculkan berbagai persolan. Kebijakan setiap fase diharapkan dapat
mensejahterakan masyarakat nelayan desa panamboang dengan hadirnya berbagai
perkembangan teknologi. Dengan teknologi ini performa nelayan menjadi
menurun akibat penyesuaian yang cukup lama untuk setiap teknologi.

Maka deskripsi diatas menjelaskan bahwa kebijakan tidak hanya bisa di


selesaikan hanya satu sektoral saja dan satu tingkatan tetapi harus melihat multi
tingkatan dan berbagai ranah. Berbagai model kebijakan yang di rasakan oleh
masyarakat nelayan desa panamboang untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan

4
nya mengalami perubahan dari aktivitas hingga ke teknologi yang digunakan oleh
nelayan.

Teknologi yang dihasilkan ini juga melahirkan berbagai macam perkembangan


dan penyesuaian kegiatan yang lainnya seperti dari teknologi katinting ke
teknologi kapal modern, juga dengan waktu melaut lebih lama dibandingkan lebih
lama jika memakai kapal bantuan dari pada katinting, ukuran dan volume hasil
tangkapan juga berbeda.

Teknologi kapal Inka membuat aktivitas masyarakat nelayan pesisir menjadi


berubah. Perubahan ini karena masyarakat pesisir menyesuaikan dengan teknologi
yang diberikan dari pemerintah guna untuk sebagai peningkatan ekonomi daerah
sehingga nelayan di desa panamboang bukan hanya mengejar pasar tetapi juga
mengejar nilai konstitusional yang di inginkan oleh nelayan.

Dimana tol laut membawa isu tentang kesamaan harga antara daerah, artinya
dengan adanya tol laut di Bacan akan membuka peluang masyarakat Bacan untuk
mengembangkan usaha nya, karena tol laut dapat dijual hingga antar povinsi dan
antar kota se-Maluku Utara dengan trayek yang sudah di tetapkan oleh peraturan
presiden Nomor 70 Tahun 2017 tentang penyelenggaran kewajiban pelayanan
publik untuk angkutan barang dari dan ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar,
dan Perbatasan dan diberi subsidi.

I.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Mengacu pada latar belakang dan rumusan persoalan sebelumnya, penelitian ini
memiliki tujuan yaitu menganalisis pengaruh perubahan Rezim terhadap aktivitas
perikanan masyarakat nelayan Pulau Bacan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
diajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Faktor apa yang mempengaruhi perubahan masyarakat nelayan Desa
Panmboang

Berdasarkan dari dua pertanyaan di atas,berikut sasaran penelitian berikut ini:

5
1. Menganalisi perubahan pola aktivitas nelayan
2. Menganalsisi perubahan kebijakan pada masayrakat nelayan Desa
Panamboang
3. Bagaimana pengaruh tatanan globalisasi terhadap perubahan masyarakat
nelayan.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup studi ini terdiri atas ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup
materi. Ruang lingkup wilayah adalah batasan wilayah yang akan dijadikan
sebagai obyek dari penilitian sedangkan ruang lingkup materi adalah batasan
materi yang dikaji dalam studi ini.

1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dari studi ini sebagai berikut ;


❖ Mengidentifikasi pola transidi pada setiap rezim
❖ Mengindentifikasi perubahan yang terjadi pada masyarakat
nelayan Desa Panamboang.

1.4.2 Ruang Lingkup wilayah


1.4.2.1 Ruang Lingkup Wilayah Makro
Maluku Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia, Maluku utara
terletak bagian timur Indonesia, secara difinitif Maluku utara merupakan salah
satu provinsi pemekaran dari provinsi Maluku. Maluku utara resmi terbentuk pada
tanggal 4 oktober tahun 1999, melalui UU RI Nomor 46 tahun 1999 dan UU RI
Nomor 6 tahun 2003.

Secara geografis Maluku utara terletak pada koordinat 3º 40' LS- 3º 0'
LU123º 50' - 129º 50' BT, dan merupakan gugusan kepulauan dengan rasio
dataran dan perairan sebanyak 24 : 76. Memiliki gugusan pulau pulau sebanyak
395 buah 83% atau sekitar 331 pulau belum berpenghuni. Secara geografis
Maluku Utara memiliki 8 Kabupaten yakni Kabupaten Halmahera Tengah,
Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Sula,

6
Taliabu, Morotai dan Maluku Utara Memiliki 2 Kota yakni Kota Ternate dan Kota
Tidore Kepualuan.

Adapun batas administrasi Kota Ternate adalah sebagai berikut :


Sebelah Utara : Samudra Hindia
Sebelah Timur : Provinsi Papua Barat
Sebelah Selatan : Provinsi Maluku
Sebelah Barat : Laut Maluku

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar I.1 Peta Ruang Lingkup
Administarsi Provinsi Maluku Utara berikut.

Gambar II.1
Ruang lingkup Administrasi Provinsi Maluku Utara

7
1.4.2.2 Ruang Lingkup Wilayah Mikro
Untuk ruang lingkup dalam studi Tesis ini mencakup Desa Panamboang,
Kecamatan Bacan Selatan, Kabaputen Halmahera Selatan
Desa Panamboang secara geografis terletak di Kecamatan Bacan Selatan
yang terletak di Halmahera Selatan ini adalah Desa yang disebut sebagai kampong
nelayan karena terdapat aktivitas penagkapan ikan.
Secara adminitratif Desa Panamboang merupakan salah satu Desa di
Kabupaten Halmahera Selatan. Adapun batas administratif dari Kelurahan Soa sio
adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Ganda Suli


Sebelah Timur : Kecamatan Bacan Timur
Sebelah Selatan : Desa Sawadai
Sebelah Barat : Laut Maluku

Untuk lebih jalas dapat dilihat pada gambar II.2 kedudukan Desa Panamboang
pada Kabputaen Halmahera Selatan

Gambar II.2
Kedudukan Desa Panmaboang pada Kabupaten Halmahera Selatan
Sumber : www.kotabacan.co.id

8
I.5 Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini dilakukan secara sistematis dan terbagi atas 5 (lima) bagian
yang tersusun, mulai dari pendahuluan, tinjauan kepustakaan, uraian data dan
analisis, pembahasan dan sampai dengan kesimpulan terhadap hasil analisis dan
pembahasan. Kesemua tulisan ini dilakukan secara bab demi bab yang tersaji
sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada Bab ini memaparkan latar belakang, perumusan persoalan, tujuan penilitia,
dan metode penelitian yang digunakan, serta kerangka kerja analisis sampai
dengan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisikan tinjauan beberapa literatur yang terkait dengan Masyarakat Pesisir,


inovasi, transportasi laut, pengertian dan pemanfaatan infrastruktur publik, dan
teknologi literatur tentang kerangka Multi Level Perspektive (MLP).

Bab III Metodologi Penelitian

Dalam bagian bab ini akan menjalskan metoda apa saja yang di pakai dalam
penelurusuan masalah di lokasi studi, dalam bagian ini membagi dua metode
yakni; sekunder dan primer

Bab IV Data dan Analisis Data

Dalam bab ini tersaji uraian mengenai gambaran umum dari masing-masing
pelaku yang terlibat dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan pesisir Desa
Panamboang

Bab V Pembahasan

Dalam bab ini penulis membahas mengenai polemik yang ditimbulkan dari
berbagai kebijakan untuk masyarakat nelayan desa panamboang dengan

9
menggunakan kerangka Multi Level Perspektive. Selain itu, penulis juga
membahas perubahan struktur dan relasi pada masayarakat nelayan desa
panamboang khusus dalam hal penggunaan teknologi baru (infrastruktur, kapal,
pasar, pelabuhan dll)

Bab VI Kesimpulan

Berisikan tentang kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil anlaisis dan


pembahasan serta saran penelitian lebih lanjut.

10
1.6 Kerangka penelitian

Latar Belakang penelitian


Penggunana teknologi dalam mendukung kegiatan
masyarakat nelaya pesisir desa panamboang

Fokus penelitian
Perubahan aktivitas masyarakat pesisir desa
panamboang dalam merespon perkembangan
teknologi

Kerangka Teoritis Tujuan penelitian

Inovasi 1. Bagaimana peran aktor dalam rezim yang berkuasa


Perkembangan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan taraf
teknologi hidup masyarakat nelayan pesissr di desa panamboang?
Transportasi Laut
Apa nilai yang di angkat?
Kesejahteraan
2. Bagaimana perubahan aktivitas nelayan dan kinerja
masyarakat nelayan
nelayan pada setiap transisi?

Pertanyaan penelitian

1. Memberikan deskripsi nilai-nilai yang ternyatakan


oleh pendapat pemangku kepentingan
2. Mendeskripsikan isu mengenai perkembangan
teknologi yang mempengaruhi masyarakat nelayan

Metodologi penelitian

• Pendekatan Deskriptif
Analisa dan Pembahasan dan eksploratif
Pemabahasan analisis penelitian ini menggunakan
• Data penelitian; data
kerangka Multi Level Prespektif atas hasil eksploratif
primer (wawancara
di lapangan
langsung dengan
nelayan dan pemangku
kepentinga dan foto-
foto kondisi) data
sekunder (dokumen
Kesimpulan dan Rekomendasi peraturan dan
argument pendukung

Gambar I.3 : Alur Kerangka Berpikir

11

Anda mungkin juga menyukai