PAJAK
_________________________________________________
Peraturan Menteri Keuangan
No. 17/PMK/2013 dan Perubahannya No.184/PMK/2015
tentang
Tata Cara Pemeriksaan
Serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yg dilaksanakan
secara objektif & profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau utk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pemeriksa Pajak
PNS di lingkungan DJP atau tenaga ahli yg ditunjuk oleh DJP, yg diberi tugas, wewenang, &
tanggung jawab utk melaksanakan Pemeriksaan
DASAR HUKUM
Pasal 29 UU KUP
1. DJP berwenang melakukan pemeriksaan , menguji kepatuhan dan utk tujuan lain
2. Petugas memiliki Tanda Pengenal , dilengkapi Surat Perintah Pemeriksaan dan
Memperlihatkan kpd WP yg diperiksa
3. WP yg diperiksa WAJIB
- Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku / catatan, dokumen yg menjadi dasarnya
dokumen lain yg berhbngan dgn penghasilan yg diperoleh, kegiatan usaha pekerjaan bebas
WP, atau objek yg terutang pajak
- Memberi kesempatan utk memasuki tm atau ruang yg dipandang perlu & memberi bantuan
guna kelancaran pemeriksaan
- Memberi keterangan yg diperlukan
a) Buku, catatan, dokumen, data, informasi, dan keterangan lain sbgmn dimaksud pd ayat (3) wajib
dipenuhi WP paling lambat 1 bulan sejak permintaan disampaikan
b) Dlm hal WPOP yg melakukan kegiatan atau pekerjaan bebas tidak memenuhi ketentuan sbgmn
dimaksud pd ayat (3) sehingga tidak dapat dihitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP),
PKP tsb dapat dihitung scr jabatan sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
Pasal 30 UU KUP
• DJP berwenang melakukan penyegelan tempat / ruang tertentu serta barang bergerak
dan/atau tidak bergerak, apbl WP tidak memenuhi kewajiban sbgmn dimaksud dlm Pasal 29
ayat (3) huruf b
• Tata cara penyegelan di atur PMK
Pasal 31 UU KUP
• Tata cara pemeriksaan di atur PMK
• tentang pemeriksaan ulang
- jangka waktu pemeriksaan, dan kewajiban utk menyampaikan SPHP kpd WP
- Hak WP utk hadir dlm pembahasan akhir
• Jika WP tdk memenuhi pasal 29 ayat (3), DJP wajib menyampaikan SPHP kpd WP utk
hadir, sesuai batas waktu yg ditentukan.
SE-DJP : SE-126/PJ/2010
(Pedoman Penyusunan Rencana Pemeriksaan (audit plan) untuk menguji Kepatuahan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan)
• Pemeriksaan Khusus
Berdasarkan analisis risiko bersifat bottom up terhadap WP yang dilakukan secara manual
oleh KPP dan disampaikan kepada Kepala Kan Wil DJP atasannya untuk mendapat persetujuan.
Pemeriksaan Khusus
(Setelah ada persetujuan/instruksi unit atasan)
Analisis Risiko
Kegiatan yang dilakukan untuk menilai tingkat kepatuhan WP yang berisiko menimbulkan hilangnya
potensi penerimaan pajak.
*) Terutama WP dgn risiko tinggi yg di hitung dari potensi penerimaan pajak yg masih dapat digali
(tax revenue at risk)
SE-DJP : SE-28/PJ/2013
(Kebijakan Pemeriksaan utk Tujuan Lain)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Merupakan pemeriksaan yg dilakukan utk melaksanakan ketentuan tertentu dlm peraturan
perundang² perpajakan dan BUKAN untuk MENGUJI KEPATUHAN pemenuhan kewajiban
perpajakan WP serta TIDAK dimaksudkan utk menerbitkan SKP atau STP.
Surat yg berisi ttng hasil Pemeriksaan yg meliputi pos² yg dikoreksi, nilai koreksi, dasar koreksi,
perhitungan sementara jumlah pokok pajak, dan pemberian hak kpd WP utk hadir dlm
pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.
Tim yg dibentuk oleh DJP dalam rangka membahas hasil Pemeriksaan yg belum disepakati antara
Pemeriksa Pajak dan WP dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan guna menghasilkan
Pemeriksaan yang berkualitas.
MEDODE PEMERIKSAAN
Teknik & prosedur pemeriksaan yg dilakukan thd buku, catatan, dan dokumen serta data, informasi,
dan keterangan lain, yg terdiri atas :
METODE LANGSUNG
Teknik & prosedur pemeriksaan dng melakukan pengujian atas kebenaran pos-pos SPT termasuk
lampirannya, yg di lakukan secara langsung thd buku, catatan & dokumen terkait
METODE TIDAK LANGSUNG
Teknik & prosedur pemeriksaan dng melakukan pengujian atas kebenaran pos-pos SPT termasuk
lampirannya, yg di lakukan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan penghitungan tertentu.
Contoh :
• Transaksi Tunai dan Bank
• Sumber dan Penggunaan Dana
• Penghitungan Rasio
• Satuan dan/atau Volume
• Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth)
• Penghitungan Biaya Hidup