Anda di halaman 1dari 11

JURNAL GOVERNANCE

Vol.1, No. 2, 2021


ISSN: 2088-2815

Efektivitas Musrembang Dalam Perencanaan Pembangunan Infrastuktur di Desa


Ambia Kecamatan Essang Selatan Kabupaten Talaud
1
Gerry Rumegang
Johanis E. Kaawoan2
Ismail Sumampouw3

ABSTRAK

Dokumen Musrembang disusun secara bertingkat dari Desa, Kecamatan


hingga tingkat Kabupaten, data dasar perencanaan yang diusulkan bermula dari
Musrembangdes, yaitu pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa, diharapkan dengan hasil Musrembangdes yang berkualitas akan dihasilkan
dokumen perencanaan pembangunan yang baik, tetapi pada pelaksanaannya hasil
Musrembangdes belum mempunyai landasan perencanaan yang
baik.Pembangunan dalam pandangan masyarakat desa dikonotasikan sebagai
pembangunan fisik, seperti pembangunan jalan lingkungan, gorong-gorong, irigasi,
sekolah, penerangan dan lain-lain. Usulan-usulan kegiatan masyarakat desa dalam
Musrembangdes sebagian besar menunjukan rencana pembangunan fisik di
sekitarnya yang dianggap dibutuhkan untuk dibangun. Penelitian ini bertujuan Untuk
mengetahui efektivitas Musyawarah Perencanaan Pembangunan dalam
Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Desa Ambia Kecamatan Essang Selatan
Kabupaten Talaud.Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dan
peneliti memfokuskan pada pendapat Gibson Ivancevich Donnelly, menyebutkan
bahwa ukuran efektivitas organisasi, yakni Produksi, Efesiensi, dan kepuasaan. Dari
hasil penelitian didapati ada sebagian masyarakat yang tidak puas dengan
pembangunan infrastruktur desa yang merupakan hasil dari musrembang yang ada.
Hal ini dikarenakan masyarakat menilai bahwa pembangunan ini bukan merupakan
prioritas dan kebutuhan dari masyarakat yang ada.

Kata Kunci : Efektivitas, Musrembang, Pembangunan Infrasturuktur

1Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat


2 Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat
3 Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat

1
Gerry Rumegang, Johanis Kaawoan, Ismail Sumapouw

Efektivitas Musrembang Dalam Perencanaan Pembangunan


Infrastruktur di Desa Ambia Kecamatan Essang Selatan
Kabupaten Talaud

Pendahuluan pedesaan adalah dengan


Pembangunan infrastruktur di mengembangkan potensi kepercayaan
Indonesia masih sangat tertinggal dan kemampuan masyarakat itu sendiri.
dibandingkan sejumlah negeri tetangga. Cara yang digunakan di Indonesia dalam
Ketertinggalan dalam pembangunan membangun desa, adalah ,meningkatkan
infrastruktur itu tak hanya terlihat dari desa swadaya (tradisional) menjadi desa
tertundanya proyek-proyek besar, tapi swasembada (maju) melalui desa
juga dapat dirasakan langsung dari swakarsa (transisi), diadakan peningkatan
kondisi jalan yang rusak, seretnya kegiatan sosial ekonomi serta
pengadaan air bersih, dan buruknya membangun prasarananya yang
kondisi prasarana umum. diperlukan, sehingga pendapatan
Dampak krisis ekonomi yang perkapita bertambah. Indikator dalam
berkepanjangan memperparah keadaan menilai, tipologi desa tadi (swadaya,
tersebut, krisis ekonomi menurunkan swakarsa, swasembada) adalah: alam,
kemampuan penyediaan jasa pelayanan manusia, letak desa, mata pencaharian,
sarana dan prasarana, terutama karena produksi, adat, kelembagaan, pendidikan,
berkurangnya kemampuan pendanaan swadaya, gotong royong, prasarana dan
dalam memenuhi kebutuhan operasi dan administrasi.
pemeliharaan jaringan sarana dan Program Pembangunan
prasarana fisik yang telah ada, sehingga infrastruktur pedesaan adalah merupakan
diperlukan penanganan yang lebih efektif bagian dari kegiatan peningkatan
serta menyeluruh di segala bidang kesejahteraan rakyat, bentuk desa yang
kehidupan berbangsa dan bernegara, ada sangat mempengaruhi usulan
sehingga hasilnya akan berpengaruh kegiatan infrastruktur pedesaan tersebut ,
besar terhadap tingkat penyediaan, bentuk- bentuk desa yang ada seperti
kualitas pelayanan jasa serta efektivitas desa memusat pegunungan, memusat
pengelolaan infrastruktur. fasilitas, bentuk desa linear ataupun desa
Berbagai sub-sektor infrastruktur tepi pantai sangat berpengaruh terhadap
pasca-reformasi hingga saat ini dalam bentuk dan jenis kebutuhan
kondisi yang memprihatinkan.Infrastruktur pembangunan infrastruktur pedesaan
sebenarnya merupakan kebutuhan vital sehingga tersedia infrastruktur lokal yang
untuk menunjang kegiatan ekonomi. lebih memadai, dapat dimanfaatkan
Kemajuan ekonomi suatu negara secara langsung dan cepat oleh
biasanya berkorelasi dengan masyarakat, disamping itu manfaat lain
pembangunan infrastruktur di negara itu. yang dapat diperoleh adalah dalam
Negara yang infrastrukturnya baik bentuk peningkatan keterampilan (human
biasanya makin makmur. investment) didalam penyelenggaraan
Melihat ketertinggalan Indonesia prasarana lokal.
dalam pembangunan infrastruktur, Kebutuhan pokok manusia pada
pemerintah kemudian menempatkan umumnya dan manusia di pedesaan pada
pembangunan infrastruktur sebagai khususnya dapat dibedakan menjadi 2
pembangunan yang sangat mendesak (dua) kelompok. Pertama, meliputi
saat ini. Namun, pembangunan kebutuhan akan kecukupan tingkat
infrastruktur itu bukannya tanpa kendala, rumah-rumah tangga yang dapat
persoalan utamanya pada masalah dinyatakan dapat memenuhi persyaratan
pendanaan pemerintah yang sangat untuk hidup. Kedua, yang meliputi
terbatas. kebutuhan berupa sarana prasarana
Pembangunan pedesaan haruslah dasar kehidupan masyarakat dalam
merupakan inner will, yaitu suatu proses makna luas, seperti: air minum,
emansipasi diri, inisiatif dan partisipasi kesehatan, pendidikan, sanitasi
kreatif masyarakat dalam pembangunan lingkungan, angkutan umum.
karena keberhasilan pembangunan
2
Sekretariat:
Jurusan Ilmu Pemerintahan FISPOL Unsrat
Gedung C lt. 2, Jl. Kampus Unsrat, Bahu Manado
Jurnal Governance (1), 2, 2021

Belum ada ketentuan mengenai Pembangunan Partisipatif (PPP) dan


jenis infrastruktur pedesaan yang menjadi menjalin kerjasama dengan pemerintah
dasar usulan kegiatan, infrastruktur daerah.
tersebut dapat berupa jalan poros desa,
jalan desa/lingkungan/setapak, jalan Konsep Efektivitas
usaha tani/inspeksi, jembatan gantung, Kata “Efektivitas” Efektivitas
prasarana air bersih, pasar tradisional, merupakan unsur pokok untuk mencapai
balai desa, lumbung desa, posyandu, tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
sekolah dasar, tambatan perahu, di dalam setiap organisasi, kegiatan
dermaga, tempat penjemuran jala/ikan, ataupun program. Dikatakan efektif
sarana sanitasi dasar, pangkalan apabila tujuan ataupun sasaran tercapai
angkutan, pintu bagi air, pintu air, saluran sesuai dengan yang telah ditentukan.
tersier, talang, bendung kecil atau Pengertian tersebut sesuai dengan
tanggul, dan lain lain. pendapat Mahmudi (2013:92) yang
Dari keterangan tersebut menyatakan bahwa efektivitas merupakan
infrastruktur pedesaan dapat hubungan antara output dengan tujuan,
dikategorikan dalam lima kebutuhan semakin besar kontribusi (sumbangan)
dasar infrastruktur pedesaan dalam output terhadap pencapaian tujuan, maka
pembangunan infrastruktur pedesaan semakin efektif organisasi, program atau
yaitu: jalan desa, air bersih, listrik, kegiatan.
perumahan, irigasi. . Program Selain itu, Kurniawan (2014:109)
infrastruktur desa tertinggal yang mendefinisikan efektivitas adalah
direncanakan meliputi, pembangunan kemampuan melaksanakan tugas, fungsi
jalan, jembatan, irigasi, air bersih, listrik (operasi kegiatan program atau misi)
serta kebutuhan masyarakat lainnya. daripada suatu organisasi atau sejenisnya
Sedangkan sasaran utama yang hendak yang tidak adanya tekanan atau
dicapai yakni membuka isolasi desa guna ketegangan diantara pelaksanaannya.
kelancaran kegiatan perekonomian serta Lebih lanjut, Hidayat dalam Rizky
peningkatan kesejahteraan masyarakat (2011:1) menjelaskan efektivitas adalah
desa. Dengan tercukupinya kebutuhan suatu ukuran yang menyatakan seberapa
dasar infrastruktur pedesaan diharapkan jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu)
kecukupan tingkat rumah-rumah tangga telah tercapai.
dapat memenuhi persyaratan untuk hidup Dimana makin besar persentase
yang layak, kegiatan sosial ekonomi target yang dicapai, makin tinggi
meningkat, sehingga kualitas pendidikan, efektivitasnya. Sehingga dapat
kesehatan dan ekonomi diharapkan juga disimpulkan bahwa efektivitas merupakan
turut meningkat. suatu ukuran yang menyatakan seberapa
Upaya untuk mengembangkan jauh target sasaran atau tujuan telah
partisipasi masyarakat di era otonomi tercapai.
daerah, sejauh ini dilakukan dalam Gibson Ivancevich Donnelly,
rangkaian kegiatan. Mulai dari menyebutkan bahwa ukuran efektivitas
mengidentifikasi kesiapan Lembaga organisasi, sebagai berikut :
Ketahanan Masyarakat Desa 1. Produksi adalah merupakan
(LKMD)/BPD sebagai lembaga kemampuan organisasi untuk
perencanaan pembangunan di tingkat memproduksi jumlah dan mutu
Desa/Kelurahan, mengadakan Diskusi output sesuai dengan permintaan
Kelompok Terfokus (FGD) di beberapa lingkungan.
kelurahan untuk mengeksplorasi persepsi 2. Efesiensi adalah merupakan
dan orientasi masyarakat, mengadakan perbandingan (ratio) antara output
pelatihan di beberapa kelurahan sebagai dengan input.
pilot project pengembangan mode 3. Kepuasaan adalah merupakan
perencanaan partisipatif, hingga ukuran untuk menunjukan tingkat
merancang mekanisme Perencanaan

3
Jurnal Governance (1), 2, 2021

dimana organisasi dapat APBD Provinsi, dan sumber-


memenuhi kebutuhan masyarakat. sumber biaya lainnya.
4. Keunggulan adalah tingkat dimana 5) Rekomendasi dukungan peraturan
korganisasi dapat dan benar- dari Pemerintah Provinsi dan
benar tanggap terhadap Pusat.
perubahan internal dan eksternal. 6) Alokasi anggaran untuk ADD
5. Pengembangan adalah .
merupakan mengukur Pengertian Musrembang
kemampuan organisasi untuk Pengertian musrenbang adalah
meningkatkan kapasitasnya dalam forum dimana masyarakat dapat
menghadapi tuntutan masyarakat. menyampaikan aspirasi mereka, dalm
(Gibson, 2011:34). proses pembangunan yang akan
dilaksanakan sebagaimana yang
Tinjauan Tentang Musrenbang seharusnya dilakukan pemerintah serta
Musrenbang merupakan salah sebaliknya yang harus dilakukan
satu bagian yang sangat penting bagi masyarakat dalam pembangunan yang
perencanaan pembangunan. Tinjauan akan dilaksanakan. Proses Musrenbang
umum Musrenbang menjadi lebih memajukan setiap daerah mulai dari
bermakna karena menjadi media utama Desa/Kelurahan, Kecamatan,
konsultasi publik bagi segenap pelaku Kabupaten/Kota, Provinsi hingga Pusat.
kepentingan untuk menyelaraskan Pengertian Musyawarah
prioritas pembangunan dan sasaran Perencanaan Pembangunan
pembangunan daerah. Mengklarifikasi (Musrenbang), yang terdiri atas sebagai
usulan program dan kegiatan yang telah berikut:
disampaikan mayarakat pada setiap a) Musyawarah Perencanaan
tahapan Musrenbang, mulai dari Pembangunan (Musrenbang)
Musrenbang Kelurahan/Desa, Tingkat Desa/Kelurahan.
Musrenbang Kecamatan, Forum RKPD, Musrenbang tingkat Desa adalah
dan Musrenbang Daerah, serta Masyarakat Desa mulai dari Ketua
mnyepakati prioritas pembangunan dan RT/RW, Tokoh-Tokoh
program/kegiatan pada setiap tahapan Masyarakat, Lembaga Swadaya
Musrenbang. Masyarakat, Kelompok Tani,
Konsep yang digunakan untuk Kelompok Nelayan, Pemuda,
menyepakati program dan kegiatan Pengrajin, dan berbagai lapisan
prioritas tersebut adalah musyawarah masyarakat desa yang memiliki
untuk mencapai mufakat melalui kebutuhan riil dapat berpartisipasi
pendekatan sistem top down menuju dalam melakukan kebijakan
pengelolaan bottom up, sesuai dengan pembangunan bersama
kewenangan penyelenggaraan daerah. pemerintah desa.
Musrenbang bertujuan mencapai b) Musyawarah Perencanaan
konsensus dan kesepakatan tentang draft Pembangunan (Musrenbang)
final RKPD. Dokumen berisikan : Tingkat Kecamatan. Musrenbang
1) Arah kebijakan pembangunan tingkat kecamatan adalah
daerah. musyawarah perencanaan
2) Arah program kegiatan prioritas pembangunan yang bertujuan
SKPD berikut perkiraan untuk menghimpun dan
anggarannya atau Rencana Kerja menyeleksiprogram pembangunan
SKPD. di berbagai desa yang ada di
3) Kerangka ekonomi makro dan Kecamatan tersebut. Delegasi dari
keuangan. setiap desa dapat mengajukan
4) Prioritas program dan kegiatan program yang telah disepakati dari
yang akan dibiayai oleh APBD, musyawarah pembangunan
tingkat desa. Pemerintah

4
Jurnal Governance (1), 2, 2021

Kecamatan bertugas sebagai dasar, peralatan-peralatan, instalasi-


fasilitator dapat memberikan instalasi yang dibangun dan yang
arahan yang profesional kepada dibutuhkan untuk berfungsinya system
setiap delegasi dari pemerintah sosial dan sistem ekonomi masyarakat
desa dan perwakilan masyarakat (Grigg, 2013:93).
desa. Program yang disepakati Infrastruktur dapat juga
harus berdasarkan atas analisis didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas fisik
yang objektif sehingga keputusan yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh
diambil sesuai dengan sasaran. agen-agen publik untuk fungsi-fungsi
c) Musyawarah Perencanaan pemerintahan dalam penyediaan air,
Pemabngunan (Musrenbang) tenaga listrik, pembuangan
Tingkat Kabupaten. Musrenbang limbah,transportasi dan pelayanan-
tingkat Kabupaten adalah pelayanan similar untuk memfasilitasi
musyawarah pemabngunan yang tujuan-tujuan ekonomi dan social
dilakukan dengan tujuan untuk (kodoatie, 2015:58).
menghimpun apa yang menjadi Kebutuhan pokok manusia pada
hasil dari Musrenbang tingkat umumnya dan manusia di pedesaan pada
desa dan tingkat kecamatan. khususnya dapat dibedakan menjadi 2
Pemerintah daerah harus bisa kelompok. Pertama, meliputi kebutuhan
memastikan keterwakilan yang akan kecukupan tingkat rumah-rumah
lebih baik dari seluruh pemangku tangga yang dapat dinyatakan dapat
kepentingan. Dan meningkatkan memenuhi persyaratan untuk hidup.
kualitas pengembilan keputusan Kedua, yang meliputi kebutuhan berupa
tentang alokasi sumber daya sarana prasarana dasar kehidupan
anggaran. Dalam hal ini masyarakat dalam makna luas, seperti:
pemerintah daerah harus air minum, kesehatan, pendidikan,
membentuk prosedur Musrenbang sanitasi lingkungan, angkutan umum
dalam bentuk perda tentang (Daldjoeni, 2013:81). Dari kedua
partispasi dan transparansi dalam kebutuhan tersebut harus berjalan
proses penyususnan anggaran bersama-sama tetapi diprioritaskan
yang menekankan pada kewajiban adalah penyediaan kebutuhan sarana
keterwakilan masyarakat dalam prasarana sebagai dasar pemenuhan
Musrenbang. Sehingga kebutuhan hidup yang lain.
diharapkan substansi dari RKPD, Dalam pembangunan pedesaan
KUA, PPA, dan sehingga menjadi haruslah merupakan inner will, yaitu suatu
APBD yang benar-benar proses emansipasi diri, inisiatif dan
mencerminkan aspirasi partisipasi kreatif masyarakat dalam
masyarakat. pembangunan karena keberhasilan
pembangunan pedesaan adalah dengan
Definisi Infrastruktur mengembangkan potensi kepercayaan
Infrastruktur merujuk pada sistem dan kemampuan maysarakat itu sendiri
fisik yang menyediakan transportasi, (Tjokroamidjojo, 2014:72). Cara yang
pengairan, drainase, bangunan-bangunan digunakan di Indonesia dalam
gedung dan fasilitas publik yang lain yang membangun desa, adalah meningkatkan
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan desa swadaya (tradisional) menjadi desa
dasar manusia dalam lingkup social dan swasembada (maju) melalui desa
ekonomi (Grigg,2012:24). swakarsa (transisi), diadakan peningkatan
Sistem infrastruktur merupakan ketgiatan social ekonomi serta
pendukung utama fungsi-fungsi sistem membangun prasarananya yang
social dan system ekonomi dalam diperlukan, sehingga pendapatan
kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem perkapita bertambah. Indikator dalam
infrastruktur dapat didefinisikan sebagai menilai, tipologi desa tadi (swadaya,
fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur swakarsa, swasembada) adalah: alam,

5
Jurnal Governance (1), 2, 2021

manusia, letak desa, mata pencaharian, dimana organisasi dapat memenuhi


produksi, adat, kelembagaan, pendidikan, kebutuhan masyarakat.
swadaya, gotong royong, prasarana dan
administrasi. Informan yang digunakan pada
Program Pembangunan penelitian ini antara lain:
infrastruktur Perdesaan adalah 1. Kepala Desa Ambia Kecamatan
merupakan bagian dari kegiatan Essang Selatan Kabupaten Talaud.
peningkatan kesejahteraan rakyat, bentuk 2. Masyarakat Desa Ambia (2 Orang)
konkritnya adalah tersedianya akses 3. Badan Permusyawaratan Desa Ambia
prasarana lokal yang lebih memadai, 4. Tokoh Masyarakat.
dapat dimanfaatkan secara langsung dan 5. Tokoh Agama.
cepat oleh masyarakat, disamping itu 6. Tokoh Pendidikan
manfaat lain yang dapat diperoleh adalah Miles dan Hubermen (1984),
dalam bentuk peningkatan ketrampilan mengemukakan bahwa aktivitas data
(human investment) didalam kualitatif dilakukan secara interakti dan
penyelenggaraan prasarana lokal. berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.
Metode Penelitian teknis analisis data meliputi langkah-
Metode penelitian yang digunakan langkah sebagai berikut:
adalah penelitian kualitatif. Penelitian 1. Reduksi
kualitatif adalah penelitian yang bersifst 2. Penyajian Data
deskriptif dan cenderung menggunakan 3. Penarikan Kesimpulan
analisis. Menurut, Bogdan dan Tayor Pembahasan
dalam Moleong, Penelitian Kualitatif Dari hasil penelitian yang
adalah penelitian yang menghasilkan data diperoleh peneliti, maka peneliti akan
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau membahas dengan menggunakan teori
lisan dari orang-orang dan perilaku yang Gibson Ivancevich Donnelly,
dapat di amati. menyebutkan bahwa ukuran efektivitas
Menurut Moleong, penelitian kualitatif organisasi, sebagai berikut :
adalah penelitian yang bermaksud untuk 1. Produksi adalah merupakan
memahami fenomena tentang apa yang kemampuan organisasi untuk
dipahami oleh subjek penelitian, misalnya memproduksi jumlah dan mutu output
perilaku, presepsi, motivasi, tindakan sesuai dengan permintaan lingkungan.
secara holistik dan dengan cara deskripsi Pada indikator ini peneliti akan melihat
dalam bentuk kata-kata, pada suatu bagaimana kemampuan pemerintah
konteks khusus yang alamiah dengan desa dalam memproduksikan hasil dari
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. musrembang sehingga dapat
Pada fokus penelitian ini, peneliti melaksanakan pembangunan
memfokuskan pada pendapat Gibson infrastruktur di Desa Ambia, dalam hal
Ivancevich Donnelly, menyebutkan bahwa sesuai dengan data yang di peroleh
ukuran efektivitas organisasi, sebagai bahwa hasil musrembang di tahun
berikut : 2019 lalu, dapat melaksanakan
1. Produksi adalah merupakan pembangunan infrastruktur di desa
kemampuan organisasi untuk dengan rincian pembangunan yaitu
memproduksi jumlah dan mutu output rehabilitasi jalan desa dengan
sesuai dengan permintaan anggaran Rp 283.965.000,-,
lingkungan. pembangunan sumber air bersih milik
2. Efesiensi adalah merupakan desa 35 juta dan pembangunan
perbandingan (ratio) antara output resapan air lapangan sepak bola
dengan input. dengan nilai anggaran Rp.
3. Kepuasaan adalah merupakan 130.000.000,-. Dalam hal ini peneliti
ukuran untuk menunjukan tingkat melihat bahwa hasil dari musrembang

6
Jurnal Governance (1), 2, 2021

di desa Ambia sudah terlaksana musrembang yang hadir pada saat


dengan adanya pembangunan proses musrembang berlangsung.
infrastruktur desa yang ada, namun 2. Efesiensi adalah merupakan
ternyata hasil atau produksi dari perbandingan (ratio) antara output
musrembang ini belum sepenuhnya dengan input. Pada indikator ini
merupakan kebutuhan yang mendasar peneliti akan melihat apakah
dari masyarakat yang ada. Dalam hal musrembang di desa Ambia bisa
ini masyarakat menilai bahwa berguna bagi kehidupan masyarakat
pembangunan dari hasil musrembang terlebih pada proses pembangunan
ini belum sesuai dengan harapan yang infrastruktur yang ada. Dalam hal ini
ada, namun masyarakat tetap peneliti menemukan perbandingan
mengapresiasi pemerintah desa sebelum musrembang berlangsung
karena sudah ada pembangunan di dan sesudah berlangsung, tentunya
desa Ambia. Namun pada dasarnya proses musrembang ini membawah
masyarakat desa sendiri belum puas dampak yang baik bagi kehidupan
dengan hasil dari pembangunan ini, bermasyarakat yang ada, khususnya
karena masyarakat menilai bahwa dalam melaksanakan pembangunan
pembangunan infrastruktur yang ada infrastruktur desa yang ada. Output
tidak terlalu bermanfaat bagi dari musrembang ini adalah menghasil
kepentingan umum dan dari segi keputusan-keputusan dari masing-
kebutuhan masih belum merupakan masing elemen masyarakat yang ada,
prioritas kebutuhan dari masyarakat dan usulan ini nantinya akan dijadikan
yang ada. Dalam hal ini peneliti menilai sebagai usulan dalam pelaksanaan
bahwa pemerintah sudah berupaya kegiatan desa yang ada di danai lewat
untuk bisa menghasilkan APBdes, APBD Kabupaten bahkan
pembangunan yang baik, namun Provinsi. Dalam hal ini tentunya output
belum di rasakan cukup oleh dari musrembang ini membawah
masyarakat yang ada, karena dampak yang baik bagi kehidupan
masyarakat menilai bahwa ini bukan masyarakat desa Ambia, karena
merupakan hal prioritas dari masyarakat bisa merasakan
masyarakat yang ada. Namun dalam pembangunan infrastruktur desa,
kenyataannya tidak semua masyarakat namun ternyata pembangunan yang
yang beranggapan bahwa ada, dirasakan oleh sebagian
pembangunan infrastruktur yang ada masyarakat kurang manfaatnya. Hal ini
bukan prioritas, di dapati juga ada disebabkan oleh masyarakat yang
beberapa masyarakat yang merasakan tidak tahu bagaimana proses
bahwa pembangunan dari hasil musrembang yang ada, sehingga bisa
musrembang ini sangat membantu diusulkan dan disahkan untuk dapat
aktivitas dari masyarakat desa Ambia. diproses sebagai salah satu
Dalam hal ini juga ternyata di temui pembangunan infrastruktur desa yang
bahwa dalam merespon hasil dari ada. Proses pelaksanaan
musrembang ini tidak semua musrembang selama ini di damping
masyarakat yang terlibat, karena pada oleh tim pendamping desa, Kecamatan
saat musrembang masyarakat tidak dan juga pendamping lokal desa, dan
mengetahui proses atau alur proses musrembang juga biasanya di
musrembang ini sehingga ada lakukan pada bulan Januari, dalam hal
sebagian masyarakat beranggapan ini pemerintah Kecamatan mengirim
bahwa pembangunan ini bukan surat ke pemerintah desa untuk jadwal
prioritas, padahal proses musrembang, dan proses
pembangunan ini melewati alur yang musrembang tersebut juga sudah di
begitu panjang dan ini berdasarkan tentukan oleh Pemerintah Kecamatan
usulan-usulan dari para peserta yang ada. Jadi ketika terjadwal di Desa
Ambia, maka seluruh tim pendamping

7
Jurnal Governance (1), 2, 2021

mulai dari desa, kelurahan, dan juga Jadi pemerintah desa ada tim
lokal desa akan berkoordinasi dan penyusun perencanaan yang nantinya
melaksanakan musrembang sesuai ini akan keluar pada rencana kerja
dengan jadwal yang telah ditentukan. pemerintah desa, setelah itu daftar
Musrembang desa, BPD mengundang usulan yang telah dirangkum yang
perwakilan unsur-unsur desa untuk akan di danai oleh anggaran APBdes,
menghadiri musrembang, misalnya APBD Kabupaten, dan ABPD Provinsi
tokoh agama, tokoh pendidikan, dan telah di buatkan draf yang isinya
juga ada perwakilan petani, nelayan, mengenai pembangunan apa saja
perwakilan perempuan, keluarga yang akan di danai oleh masing-
miskin, LPM, dan juga ketua tim masing anggaran yang ada.
penggerak PKK, jadi semua unsur dan 3. Kepuasaan adalah merupakan ukuran
elemen masyarakat di libatkan dalam untuk menunjukan tingkat dimana
proses musrembang berlangsung, dan organisasi dapat memenuhi kebutuhan
hal ini untuk menjadi perwakilan masyarakat. Pada indicator ini peneliti
masyarakat. Jadi proses pelaksanaan akan membahas mengenai kepuasan
proses musrembang di pimpin oleh dari masyarakat terkait pembangunan
Ketua BPD, dan juga yang insfrastruktur yang merupakan hasil
menyampaikan materi dari pihak dari musrembang yang ada di desa
Kecamatan Essang Selatan yang ada. Ambia. Dalam hal ini peneliti
Lalu perwakilan dari tim pendamping menemukan bahwa ada sebagian
menyampaikan materi, setelah itu masyarakat yang tidak puas dengan
yang terakhir menyampaikan materi pembangunan infrastruktur desa yang
adalah kepala desa Ambia. Yang merupakan hasil dari musrembang
menjadi pokok pelaksanaan yang ada. Hal ini dikarenakan
musrembang adalah pengusulan masyarakat menilai bahwa
kegiatan yang akan di danai oleh dana pembangunan ini bukan merupakan
desa, APBD Kabupaten, Provinsi, dan prioritas dan kebutuhan dari
tiap usulan yang masuk di pisahkan, masyarakat yang ada, namun ada juga
makanya masing-masing perwakilan masyarakat yang merasa terbantu
masyarakat mengusulkan mana dengan pembangunan infrastruktur
pembangunan yang menjadi prioritas yang merupakan hasil dari
akan di berikan kode pada table yang musrembang yang ada. Dalam hal ini
telah di siapkan oleh pemerintah desa peneliti menemukan bahwa sebagian
Ambia, makanya tiap usulan dari besar masyarakat yang tidak merasa
masyarakat akan di berikan tanda, puas dengan hasil pembangunan dari
mana yang akan di tanggung oleh musrembang yang ada, karena
dana APBD desa, APBD Kabupaten, mereka tidak mengetahui proses dan
dan APBD Provinsi. Maka setiap alur musrembang ini sampai bisa
usulan yang masuk dari setiap elemen setujui untuk bisa melaksanakan
masyarakat yang akan di kaji oleh proses pembangunan yang ada,
setiap peserta musrembang, dan akan karena mengingat juga anggaran yang
diputuskan mana yang akan menjadi ada tidak dapat memadai jika harus
prioritaskan untuk di danai, karena melaksanakan semua kebutuhan dari
biasanya pelaksanaan musrembang, masyarakat untuk bisa melaksanakan
makanya setiap pelaksanaan pembangunan yang ada. Proses
musrembang kami akan melihat pelaksanaan musrembang selama ini
usulan mana yang belum di di damping oleh tim pendamping desa,
laksanakan pada tahun sebelumnya Kecamatan dan juga pendamping lokal
maka prioritas pendanaan yaitu usulan desa, dan proses musrembang juga
tahun sebelumnya yang sudah di biasanya di lakukan pada bulan
susun draf nya oleh pihak pemerintah Januari, dalam hal ini pemerintah
desa atau pegawai desa yang ada. Kecamatan mengirim surat ke

8
Jurnal Governance (1), 2, 2021

pemerintah desa untuk jadwal usulan mana yang belum di


musrembang, dan proses laksanakan pada tahun sebelumnya
musrembang tersebut juga sudah di maka prioritas pendanaan yaitu usulan
tentukan oleh Pemerintah Kecamatan tahun sebelumnya yang sudah di
yang ada. Jadi ketika terjadwal di Desa susun draf nya oleh pihak pemerintah
Ambia, maka seluruh tim pendamping desa atau pegawai desa yang ada.
mulai dari desa, kelurahan, dan juga Jadi pemerintah desa ada tim
lokal desa akan berkoordinasi dan penyusun perencanaan yang nantinya
melaksanakan musrembang sesuai ini akan keluar pada rencana kerja
dengan jadwal yang telah ditentukan. pemerintah desa, setelah itu daftar
Musrembang desa, BPD mengundang usulan yang telah dirangkum yang
perwakilan unsur-unsur desa untuk akan di danai oleh anggaran APBdes,
menghadiri musrembang, misalnya APBD Kabupaten, dan ABPD Provinsi
tokoh agama, tokoh pendidikan, dan telah di buatkan draf yang isinya
juga ada perwakilan petani, nelayan, mengenai pembangunan apa saja
perwakilan perempuan, keluarga yang akan di danai oleh masing-
miskin, LPM, dan juga ketua tim masing anggaran yang ada
penggerak PKK, jadi semua unsur dan
elemen masyarakat di libatkan dalam
proses musrembang berlangsung, dan Kesimpulan
hal ini untuk menjadi perwakilan Pemerintah desa dalam
masyarakat. Jadi proses pelaksanaan memproduksikan hasil dari musrembang
proses musrembang di pimpin oleh sehingga dapat melaksanakan
Ketua BPD, dan juga yang pembangunan infrastruktur di Desa
menyampaikan materi dari pihak Ambia, dalam hal sesuai dengan data
Kecamatan Essang Selatan yang ada. yang di peroleh bahwa hasil musrembang
Lalu perwakilan dari tim pendamping di tahun 2019 lalu, dapat melaksanakan
menyampaikan materi, setelah itu pembangunan infrastruktur di desa
yang terakhir menyampaikan materi dengan rincian pembangunan yaitu
adalah kepala desa Ambia. Yang rehabilitasi jalan desa dengan anggaran
menjadi pokok pelaksanaan Rp 283.965.000,-, pembangunan sumber
musrembang adalah pengusulan air bersih milik desa 35 juta dan
kegiatan yang akan di danai oleh dana pembangunan resapan air lapangan
desa, APBD Kabupaten, Provinsi, dan sepak bola dengan nilai anggaran Rp.
tiap usulan yang masuk di pisahkan, 130.000.000,-. Dalam hal ini peneliti
makanya masing-masing perwakilan melihat bahwa hasil dari musrembang di
masyarakat mengusulkan mana desa Ambia sudah terlaksana dengan
pembangunan yang menjadi prioritas adanya pembangunan infrastruktur desa
akan di berikan kode pada table yang yang ada, namun ternyata hasil atau
telah di siapkan oleh pemerintah desa produksi dari musrembang ini belum
Ambia, makanya tiap usulan dari sepenuhnya merupakan kebutuhan yang
masyarakat akan di berikan tanda, mendasar dari masyarakat yang ada.
mana yang akan di tanggung oleh Dalam hal ini tentunya output dari
dana APBD desa, APBD Kabupaten, musrembang ini membawah dampak
dan APBD Provinsi. Maka setiap yang baik bagi kehidupan masyarakat
usulan yang masuk dari setiap elemen desa Ambia, karena masyarakat bisa
masyarakat yang akan di kaji oleh merasakan pembangunan infrastruktur
setiap peserta musrembang, dan akan desa, namun ternyata pembangunan
diputuskan mana yang akan menjadi yang ada, dirasakan oleh sebagian
prioritaskan untuk di danai, karena masyarakat kurang manfaatnya. Hal ini
biasanya pelaksanaan musrembang, disebabkan oleh masyarakat yang tidak
makanya setiap pelaksanaan tahu bagaimana proses musrembang
musrembang kami akan melihat yang ada, sehingga bisa diusulkan dan

9
Jurnal Governance (1), 2, 2021

disahkan untuk dapat diproses sebagai Selected Reading, hlm 13-27. New
salah satu pembangunan infrastruktur York: Walter de Gruyter.
desa yang ada. Grigg, N. Dan Fontane, D. G. 2000,
Dalam hal ini peneliti menemukan Infrastructure System Management
bahwa ada sebagian masyarakat yang & Optimazation Internasional Civil
tidak puas dengan pembangunan Engineering Departement
infrastruktur desa yang merupakan hasil Diponegoro University
dari musrembang yang ada. Hal ini Gibson, James., L., Jhon M., Ivancevich.,
dikarenakan masyarakat menilai bahwa dan H., Donnelly., Jr. 2008:
pembangunan ini bukan merupakan Organisasi dan Manajemen,
prioritas dan kebutuhan dari masyarakat Perilaku, Struktur, dan proses,
yang ada, namun ada juga masyarakat terjemahan oleh Joerban Wahid,
yang merasa terbantu dengan Erlangga, Jakarta.
pembangunan infrastruktur yang Hidayat. 2011. Definisi Efektivitas,
merupakan hasil dari musrembang yang Bandung : Angkasa.
ada Kartasasmita, G. 1997. Pemberdayaan
Saran Masyarakat : Konsep
Dalam hal ini pemerintah desa Pembangunan yang berakar pada
seharusnya lebih memprioritaskan apa Masyarakat, Bappenas, Jakarta.
yang menjadi kebutuhan masyarakat Kurniawan, agung. 2005. Transformasi
dalam hal pembangunan, karena didapati Pelayanan Publik. Yogyakarta.
dilapangan bahwa sebagian masyarakat Penerbit Pembaharuan.
merasa bahwa pembangunan Kodoatie, R.J. (2003), Manajemen dan
infrastruktur dari hasil musrembang bukan Rekayasa Infrastruktur, Pustaka
merupakan hal yang dibutuhkan oleh Pelajar, Yogyakarta.
masyarakat. Lubis, S.M. Hari & Huseini, Martani. 1987.
Disarankan juga untuk pemerintah agar Teori Organisasi : Suatu
lebih berperan aktif lagi dalam memanggil Pendekatan Makro. Jakarta: Pusat
peserta musrembang, karena dari Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial.
kurangnya partisipasi masyarakat dalam Miles, M.B & Huberman A.M. 1984,
proses pelaksanaan musrembang, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
sehingga masyarakat menganggap oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992.
bahwa pembangunan yang merupakan Jakarta : Penerbit Universitas
hasil musrembang kurang manfaatnya Indonesia.
bagi kehidupan masyarakat desa Ambia Nawawi , Hadari dan M. Martini Hadari,
Kepemimpinan yang Efektif,
Yogyakarta: Gajahmada University
Daftar Pustaka Press, 2006.
Bintoro Tjokroamidjojo, Pengantar Steers, Richard M,Terj: Magdalena
Administrasi pembangunan, LP3ES, Jamin, 1980. Efektivitas Organisasi,
Jakarta, 1983. Jakarta: Erlangga.
Bogdan dan Taylor, 1975 dalam J. S.P. Siagian. 1978. Manajemen,
Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Yogyakarta: Liberty.
Penelitian Kualitatif. Bandung: Tangkilisan, Nogi Hessel. 2005.
Remadja Karya. Manajemen Publik. PT. Gramedia
Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan Widiasarana Indonesia : Jakarta.
Desa. Bandung : Penerbit Alumni
Sumber – sumber lainnya :
ITB.
Friedman, Lawrence M. 1986. Dilemas of Undang-undang nomor 23 tahun 2014
Law in the Welfare State. Dalam tentang Pemerintahan Daerah.
Gunther Teubner (Penyunting), Undang-undang nomor 6 tahun 2014
―Legal Culture and Welfare State‖, tentang Desa.

10
Jurnal Governance (1), 2, 2021

Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun


2014 tentang Desa.
Surat Edaran Bersama Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Dan
Menteri Dalam Negeri No.
0259/M.PPN/1/2005 dan
050/166/SJ tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan MUSRENBANG
2005.

11

Anda mungkin juga menyukai