Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGANGGU – B

TENTANG

SEJARAH PESTISIDA

OLEH:

NAMA : ROBBY GAMMA

NIM : 711335121059

PRODI : DIV KESEHATAN LINGKUNGAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

20
SEJARAH PESTISIDA

A. Pengertian Pestisida
1. Secara Umum
Pestisida adalah substansi kimia yangdigunkan untuk membunuh atau mengendalikan
berbagai hama.Kata pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan cida yang berarti
pembunuh.Jadi secara sederhana pestisida diartikan sebagai pembunuh hama.
2. Menurut The United State Ferderal Environmental Pestocida Control Ant (Green,1979)
a. Semua zat campuran zat yang khusus untuk memberantas, mencegah atau menangkis
ganguan dari pada serangga, binatang
pengerak,nematode,cendawan,gulma,virus,bakteri,jasad renik yang diangap hama kecuali
virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya.
b. Semua zat atau campuran zat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai pengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.
3. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1350/MENKES/SK/XII/2001
Pestisida kesehatan masyarakar meliputi semua zat kimia dan bahan lain serta jasad
renik dan virus yang dipergunakan masyarakat untuk :
a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan binatang penyakit-penyakit yang merusak
tanaman, bagian-bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian.
b. Memberantas rerumputan.
c. Mengatur atau merngsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak
termasuk pupuk
d. Mematikan daun dan mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaran dan ternak.
e. Memberantas atau mencegah hama-hama air
f. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan
g. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaran ternak.
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang termasuk serangga yang menyebabkan
penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada
tanaman tanah atau air.

B. Sejarah Pestisida
Sejak Puluhan abad yang lalu pestisida telah digunakan sebagai bahan pemberantasan hama
dalam melindungi tanaman. Kapur dan abu kayu pada kira-kira tahun 1200 SM telah digunakan
untuk memberantas hama gudang dan demikian pulah beih-benih tanaman telah diberi perlakuan
dengan ekstrak tanaman maupun dengan pengasapan untuk melindungi dari gangguan serangan
hama.
Belerang telah lama diketahui mempunyai pengaruh dalam usaha pemberantasan penyakit
tanaman. Pada permulaan abad pertama telah di anjurkan penggunaan arsen (As2O3) untuk
melindungi tanaman.Nikotin telah ditemukan sebagai insektisida dalam tahun 1783.Ekstauak
Pyrenthrun diketemukan sebagai insektisida dalam tahun 1480. Dalam tahun 1885 untuk Bordeaux
mixture (BB) yang merupakan sentawa terusi dengan kapur diketemukaan secara kebetulan
sebagai fungisida untuk memberantas tendawan pada tanaman anggur. HCN pertama kali
digunakan dalam tahun 1886 untuk fumigasi taman tanaman jeruk dicalifornia. Senyawa organic
Timbalar senat muncul pada tahun 1892 untuk menyemprot hama dikebun buah-buahan. Sedang
Sodiumarsenat sebagai herbasida dikenal pada tahun 1900 sebagai soil sterilan kemudian pada
tahun 1927 Rotenson dikenal sebagai insektisida. Pada tahun 1929 ditemukan insektisida sintetis
pertama pertama yang diintruksikan sebagai bahan penyemprot nyamuk. BHC (Bezen Hexa
Chlorida) atau HCH (Hexa Chloro Hezan) sebagai insektisida di ketahui sejak tahun 1933.
Selanjunya pada tahun 1939 DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroetane) dikenal lagi sebagai
insektisida yang ampuh (kerena pestisidanya yng tinggi tidak di gunkan lagi dibidang pertanian).
Senyawa Organosphospor pertama kali muncul dalam tahun 1945, hasil industry Jerman yang
menemukan TEPP, Parathion kemudian Malathion. Sedangkan Diazinon diketemukan di Swis,
Setelah itu banyak perusahan kimia yang mengadakan penelitian dibidang perlindungan tanaman
dan sejak itu ribuan senyawa organic sintetik banyak diproduksi untun keperluan pengendalian
hama penyakit tanaman seperti serangga, cendawan, gulma, nematode,rodent dan lain-lain.
C. Penggolongan Pestisida

berdasarkan jasad sasaran yang akan dikendalikan, berdasarkan cara kerja, berdasarkan
struktur kimianya, asal dan sifat kimia, berdasarkan bentuknya dan pengaruh fisiologisnya.
a.      Jenis Pestisida Menurut Jasad Sasaran
Menurut Kementrian Pertanian (2011), ditinjau dari jenis jasad yang menjadi sasaran
penggunaan pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:
a) Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu.
Akarisida sering juga disebut Mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
Contohnya Kelthene MF dan Trithion 4 E.
b) Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut, berfungsi untuk
membunuh algae. Contohnya Dimanin.
c) Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung, fungsinya sebagai
pembunuh atau penolak burung. Contohnya Avitrol untuk burung kakaktua.
d) Bakterisida, Berasal dari katya latin bacterium, atau kata Yunani bakron, berfungsi untuk
membunuh bakteri. Contohnya Agrept, Agrimycin, Bacticin, Tetracyclin, Trichlorophenol
Streptomycin.
e) Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang artinya jamur,
berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. Dapat bersifat fungitoksik (membunuh
cendawan) atau fungistatik (menekan pertumbuhan cendawan). Contohnya Benlate,
Dithane M-45 80P, Antracol 70 WP, Cupravit OB 21, Delsene MX 200, Dimatan 50 WP.
f) Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi untuk
membunuh gulma. Contohnya Gramoxone, Basta 200 AS, Basfapon 85 SP, Esteron 45 P
g) Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan segmen tubuh,
berfungsi untuk membunuh serangga. Contohnya Lebaycid, Lirocide 650 EC, Thiodan,
Sevin, Sevidan 70 WP, Tamaron
h) Molluskisida, berasal dari kata Yunani molluscus, artinya berselubung tipis atau lembek,
berfungsi untuk membunuh siput. Contohnya Morestan, PLP, Brestan 60.
i) Nematisida, berasal dari kata latin nematoda, atau bahasa Yunani nema berarti benang,
berfungsi untuk membunuh nematoda. Contohnya Nemacur, Furadan, Basamid G, Temik
10 G, Vydate.
j) Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak telur.
k) Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi untuk membunuh
kutu atau tuma.
l) Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk membunuh ikan.
Contohnya Sqousin untuk Cypirinidae, Chemish 5 EC.
m) Predisida, berasal dari kata Yunani Praeda berarti pemangsa, berfungsi sebagai
pembunuh predator.
n) Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi untuk membunuh
binatang pengerat. Contohnya Dipachin 110, Klerat RMB, Racumin, Ratikus RB, Ratilan,
Ratak, Gisorin.
o) Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang kayu berfungsi
untuk membunuh rayap. Contohnya Agrolene 26 WP, Chlordane 960 EC, Sevidol 20/20
WP, Lindamul 10 EC, Difusol CB.
p) Silvisida, berasal dari kata latin silva berarti hutan, berfungsi untuk membunuh pohon atau
pembersih pohon.
q) Larvasida, berasal dari kata Yunani lar, berfungsi membunuh ulat (larva). Contohnya
Fenthion, Dipel (Thuricide).

b. Pestisida berdasarkan cara kerjanya

Dilihat dari cara kerja pestisida tersebut dalam membunuh hama dapat dibedakan lagi
menjadi tiga golongan, yaitu (Soemirat, 2005):
1)Racun perut Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.
Pestisida yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai untuk membasmi serangga-
serangga pengunyah, penjilat dan penggigit. Daya bunuhnya melalui perut. Contoh:
Diazinon 60 EC.
2)Racun kontak Berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena pestisida.
Organisme tersebut terkena pestisida secara kontak langsung atau bersinggungan dengan
residu yang terdapat di permukaan yang terkena pestisida. Contoh: Mipcin 50 WP.
3)Racun gas Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas. Jenis
racun yang disebut juga fumigant ini digunakan terbatas pada ruangan ruangan tertutup.

c.   Pestisida Berdasarkan Struktur Kimianya


Menurut Pohan (2004), jika dilihat dari segi struktur kimianya, pestisida dibagi atas:
a. Orgahochlorine Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon, Hidrogen, dan
Chlorine. Misal : DDT
b. Orgahoposphate Pestisida yang mengandung unsur : P, C, H misal : tetra ethyl phyro
posphate (TEPP )
c. Carbamate Pestisida yang mengandung gugus Carbamate. Misal : Baygon, Sevin dan
Isolan.

Sedangkan menurut Dep.Kes RI Dirjen P2M dan PL 2000 dalam Diana (2009), berdasarkan
struktur kimianya pestisida dapat digolongkan menjadi :
a. Golongan organochlorin Pestisida organochlorin misalnya DDT, Dieldrin, Endrin dan lain-
lain. Umumnya golongan ini mempunyai sifat: merupakan racun yang universal,
degradasinya berlangsung sangat lambat larut dalam lemak.
b. Golongan organophosfat
Pestisida organophosfat misalnya diazonin dan basudin. Golongan ini mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut : merupakan racun yang tidak selektif degradasinya berlangsung
lebih cepat atau kurang persisten di lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai
serangga dan memusnahkan populasi predator dan serangga parasit, lebih toksik
terhadap manusia dari pada organokhlor.
c. Golongan carbamat termasuk baygon, bayrusil, dan lain-lain.
Golongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat pestisida
organophosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan, degradasi tetap cepat
diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman untuk hewan, tetapi toksik yang kuat
untuk tawon.
d. Senyawa dinitrofenol misalnya morocidho 40EC.
Salah satu pernafasan dalam sel hidup melalui proses pengubahan ADP (Adenesone-5-
diphosphate) dengan bantuan energi sesuai dengankebutuhan dan diperoleh dari
rangkaian pengaliran elektronik potensial tinggi ke yang lebih rendah sampai dengan
reaksi proton dengan oksigen dalam sel. Berperan memacu proses pernafasan sehingga
energi berlebihan dari yang diperlukan akibatnya menimbulkan proses kerusakan
jaringan.
e. Pyretroid
Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester yang
disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus Chrysanthemum. Jenis pyretroid
yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah : deltametrin, permetrin, fenvalerate.
Sedangkan jenis pyretroid yang sintetis yang stabil terhadap sinar matahari dan sangat
beracun bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin,
tralometrin, sihalometrin, flusitrinate.
f. Fumigant
Fumigant adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas atau uap atau asap
untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya fumigant merupakan
cairan atau zat padat yang murah menguap atau menghasilkan gas yang mengandung
halogen yang radikal (Cl, Br, F), misalnya chlorofikrin, ethylendibromide, naftalene,
metylbromide, formaldehid, fostin.
g. Petroleum
Minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan miksida. Minyak tanah yang juga
digunakan sebagai herbisida.
h. Antibiotik
Misalnya senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari mikroorganisme ini
mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida.

D. Mekanisme Pendaftaran Pestisida Di Indonesia


Dalam Peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa :
1.   Tiap pestisida harus di daftarkan kepada Menteri Pertanian untuk dimintakan izin
penggunaannya;
2.  Hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkian oleh Menteri Pertanian
boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
3.   Pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya
boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
dalam iin pestisida tersebut;
4.  Tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisikan keterangan-
keterangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan iZin
masing-masing pestisida
Pestisida yang harus didaftarkan dan dimintakan izin adalah tiap formulasi pestisida tersebut
yang dinyatakan oleh pembuat/pemilik formulasi.  Pihak yang wajib mendaftarkan pestisida
pada dasarnya adalah pembuat/pemilik formulasi pestisida atau yang ditunjuk dan diberi
kuasa olehnya.
Dalam peraturan Menteri Pertanian No. 24/Permentan/SR.140/4/2011 ditetapkan bahwa
pemohon pendaftaran pestisida dapat dilakukanoleh badan usaha atau badan hukum
Indonesia dengan memenuhi pesyaratan pendaftaran dan untuk pemilik formulasi yang
berasal dari luar negeri, pendaftaran pestisida dilakukan oleh kuasanya/perwakilan yang
berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.  Dalam pendaftaran pestisida,
izin formulasi dapat diberikan oleh Menteri Pertanian sebagai izin percobaan atau izin
sementara yang masing-masing berlaku untuk satu tahun atau izin tetap yang berlaku lima
tahun.
Izin percobaan diberikan untuk pestisida yang datanya belum tersedia cukup, sehingga
aspek keamanan dan atau efikasi pestisida tersebut belum dapat diketahui.  pestisida yang
diberi izin percobaan tidak boleh diedarkan dan hanya boleh digunakan untuk percobaan
yang dilaksanakan dengan persyaratan teknis tertentu untuk menguji efikasi terhadap
organisme sasaran atau daya racun pada hewan menyusui atau ikan atau untuk menilai
aspek lainnya.
Izin sementara diberikan untuk pestisida yang berdasarkan data sementara yang
tersedia dinilai relatif aman dan efektif untuk digunakan menurut persyaratan tertentu. 
Pestisida yang diberi izzin sementara boleh diedarkan dan digunakan untuk tujuan dan
dengan cara penggunaan tertentu.  Beberapa data tambahan masih diperlukan untuk menilai
keamanan dan atau efikasi pestisida tersebut lebih lanjut.
Izin tetap diberikan untuk pestisida yang dengan pesyaratan tertentu dapat digunakan aman
bagi manusia dan lingkungan serta efektif untuk tujuan dan dengan cara pengguanaan
tertentu.  Pestisida yang telah terdaftar dengan izin tetap dapat dimintakan izin perluasan
penggunaan oleh pemegang pendaftaran yang bersangkutan dengan menyampaikan data
percobaan mengenai penggunaan baru yang diusulkan kepada komisi pestisida.
Izin tersebut diberikan kepada pemegang nomor pendaftaran pestisida untuk
mengedarkan dalam waktu tertentu pestisida yang didaftarkannya.  Dalam hal ini
pemegeang nomor pendaftaran mempunyai kewajiban menjaga mutu pestisida itu sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran, mengedarkan pestisida itu dalam
wadah dan pembungkus yang memenuhi syarat serta memberi label pada tiap wadah dan
pembungkus pestisida yang isi keterangannya memenuhi persyaratan serta sesuai dengan
penggunaannya yang di izinkan untuk masing-masing pestisida.
Tiap izin dapat diperpanjang setelah masa berlakunya habis.  menjelang berakhirnya
masa laku izin itu pada umumnya pestisida terseut didaftarkan kembali oleh masing-masing
pemegang pendaftaran sehingga pada umumnya untuk waktu berikutnya pestisida tersebut
terdaftar kembali dan pemegang pendaftaran memperoleh kembali izin untuk mengedarkan
pestisida yang didaftarkannya itu.
Pendaftaran suatu pestisida dapat ditinjau kembali setiap saat dan bahkan suatu pestisida
yang sebelumnya terdaftar kemudian dapat dilarang untuk disimpan, diedarkan dan
digunakan apabila kemudian diketahui bahwa pestisida tersebut potensial sangat berbahaya
bagi manusia dan lingkungan, tidak efektif lagi, menimbulkan pengaruh samping yang tidak
diinginkan, atau karena sebab lain yang mengakibatkan persyaratan dan pendaftaran
pestisida itu tidak dapat lagi dipenuhi.
Karena Keamanan dalam Penggunaan pestisida sangat ditentukan antara lain oleh
keteraampilan dan pengetahuan pemakai, alat aplikasi dan alat keamanan yang digunakan,
maka pestisida-pestisida terdaftar tertentu yang potensial sangat berbahaya tidak di izinkan
untuk digunakan oleh pemakai umum.  Pestisida tersebut, yang untuk dapat digunakan
dengan aman diperlukan keterampilan dan pengetahuan khusus serrta alat pelindung atau
alat keamanan tertentu, hanya diizinkan digunakan oleh pemakai tertentu yang memenuhi
persyaratan keamanan yang ditetapkan.  Oleh karena itu untuk menggunakan pestisida
tersebut, pemakai harus memiliki sertifikat.
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.slideshare>mobile

- https://tex-id.123dok.com

- https://pvtpp.setjen.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai