BIOKIMIA I
PROTEIN
Lipida atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan dalam sel
jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti (eter, kloroform, dan
benzena). Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Penyusun utama lipida adalah trigliserida,
yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya. Rumus kimia
trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR’-CH2-COOR‖ dimana R, R’ dan R‖ masing-masing
adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R’COOH dan
R‖COOH. Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat
bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16,18, atau 20 atom karbon. Penyusun
lipida lainnya berupa gliserida, monogliserida, asam lemak bebass, lilin (wax), dan juga
kelompok lipida sederhana yang mengandung komponen asam lemak) seperti derivate
senyawa terpenoid/isoprenoid serta derivate steroida. Lipida sering berupa senyawa kompleks
dengan protein (Lipoprotein) atau karbohidrat (Glikolipida). Lipid merupakan komponen
membran plasma, hormon, dan vitamin. Definisi lipid tidak secara spesifik mengacu
pada suatu struktur molekul dengan ciri khas tertentu seperti karbohidrat dan 2 protein.
Meskipun lipid secara umum didefinisikan sebagai komponen yang mudah larut pada pelarut
organik yang cenderung non-polar seperti etanol, ether, dan kloroform, namun terdapat
beberapa golongan lipid yang larut pada pelarut polar. Lemak disebut juga lipid, adalah suatu
zat yang kaya akan energi, berfungsi sebgagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolism tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hari, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energi (Christine,2017).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui reaksi penyabunan dan sifat-sifat
asam lemak, serta pemeriksaan kelarutan lemak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid merupakan biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan makanan kita.
Salah satu bentuk lipid adalah trigliserol dan lipoprotein. Trigliserol adalah sumber cadangan
kalori yang memiliki energi tinggi. Jika dibandingkan, metabolisme karbohidrat dan protein
akan menghasilkan energi sekitar 4 sampai 5 kkal/g, sedangkan trigliserol bisa menghasilkan
9 kkal/g. Fungsi biologi lipid tergantung pada struktur kimianya. Minyak dan lemak
merupakan cadangan makanan pada banyak organisme. Fosfolipid dan sterol merupakan
struktur primer pembentuk membran. Beberapa jenis lipid yang jumlahnya terbatas pada sel
organisme memiliki fungsi sebagai kofaktor, electron carriers, pigmen pengabsorpsi cahaya,
ujung hidrofobik protein, agen pengemulsi, hormon dan messenger intraselular. Sebagai
bentuk umum lipid yang berfungsi sebagai cadangan makanan, minyak dan lemak memiliki
bentuk sebagai asam lemak dan derivatnya. Asam lemak merupakan derivat hidrokarbon
yang memiliki tingkat oksidasi rendah. Lipid relatif tidak bisa larut dalam air dan bisa larut
dalam pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform (Serelicious,2018)
Banyak literatur ilmiah yang mengatakan istilah Lipid diartikan sebagai lemak,
minyak atau unsur yang didapat dalam pangan dan dibutuhkan oleh manusia. Fungsi lemak
sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai sumber energi dalam kebutuhan tubuh manusia.
Berdasarkan bobotnya, energi lemak lebih besar daripada energi yang berasal dari
karbohidrat dan protein. Lemak pada panganbila digunakan dalam jumlah yang sedang,
membuat rasa pangan menjadi lebih baik. Rasa enak dalam pangan diperoleh dari lemak
dalam pangan. Lemak dalam pangan selain fungsinya sebagai sumber energi bagi tubuh
dimana tiap gram lemak menghasilkan sekitar 9-9,3 kkal/g juga memiliki fungsi lain yakni
menghemat protein dan thiamin, membuat rasa kenyang lebih lama, pemberi cita rasa dan
keharuman yang lebih baik, memberi zat gizi lain yang dibutuhkan oleh tubuh.
Lemak adalah bahan padat yang terletak pada suhu ruang, dimana disebabkan oleh
kandungan asam lemak yang tinggi yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga
mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak adalah bahan cair pada suhu
ruang karena disebabkan oleh tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara karbon atom-atomnya sehingga memiliki
titik lebur yang rendah (Winarno, 2004).
2.3 Safonisikasi/penyabunan
Saponifikasi merupakan proses hidrolisis basa terhadap lemak dan minyak, dan reaksi
saponifikasi bukan merupakan reaksi kesetimbangan. Hasil mula-mula dari penyabunan
adalah karboksilat karena campurannya bersifat basa. Setelah campuran diasamkan,
karboksilat berubah menjadi asam karboksilat. Produknya, sabun yang terdiri dari garam
asam-asam lemak. Fungsi sabun dalam keanekaragaman cara adalah sebagai bahan
pembersih. Sabun menurunkan tegangan permukaan air, sehingga memungkinkan air untuk
membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif. Sabun bertindak sebagai suatu zat
pengemulsi untuk mendispersikan minyak dan sabun teradsorpsi pada butiran kotoran. Reaksi
pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin
sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun
merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul
rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki
kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil,
melainkan larut dalam bentuk ion.Prinsip dalam proses saponifikasi, yaitu lemak akan
terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Proses pencampuran antara
minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut
trace. Pada campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl. Garam NaCl
ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan
tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari geliserol(Gebelin,2010).
Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang selalu digunakan sehari-hari.
Fungsi utama dari sabun adalah membersihkan. Di lingkungan sekitar, banyak macam wujud
sabun yang dapat ditemui, baik yang dalam bentuk cair, lunak, krim, maupun yang padat.
Kegunannya pun beragam, ada yang sebagai sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun cuci
peralatan rumah tangga dan lain sebagainya(Herbamart,2011)
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19 November 2021 pukul
19.00 s/d 21.00 WIB via daring melalui ruang zoom meeting.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu : 1) air, 2) alkohol 96%, 3) bensin, 4)
eter, 5) HCL, 6) mentega, 7) minyak goreng, dan 8) NaOH.
4.1. Hasil
4.2 Pembahasan
Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan
turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol ( Ganong ,2008). Lipid
memiliki arti lain sebagai kelompok besar biomolekul dengan gugus fungsional
karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut dalam air, tapi
larut dalam larutan non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon tetraklorida, dan lain
sebagainya (Baraas, 2006). Lipid akan larut dalam pelarut organik seperti aseton,
alkohol, kloroform, eter, dan benzena (Bintang, 2010). Lipid dikelompokkan
berdasarkan struktur dan karakteristik non polarnya menjadi lemak (fat), lilin,
fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, eikosanoat, steroid, lipoprotein, dan vitamin yang
larut di dalam lemak. Beberapa jenis lipid memiliki gugus polar dan non polar,
sehingga lipid bersifat amfipatik akan membentuk misel di dalam.
Sifat yang dimiliki lipid diantaranya adalah sebagai berikut:
- Hidrolisis dari lipid akan menghasilkan asam lemak yang berperan pada
metabolisme tumbuhan dan hewan.
- Lipid tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik (benzena, eter,
aseton, kloroform, dan karbontetraklorida)
- Lipid mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen. Beberapa jenis lipid juga
memiliki kandungan nitrogen dan fosfor
- Lipid tidak mempunyai satuan yang berulang, tidak seperti karbohidrat dan protein
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Lipid merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan dan
kira- kira 40% dari yang manusia makan setiap hari
2. Trigliserol adalah sumber cadangan kalori yang memiliki energi tinggi.
3. Berdasarkan bobotnya, energi lemak lebih besar daripada energi yang berasal dari
karbohidrat dan protein.
4. metabolisme karbohidrat dan protein akan menghasilkan energi sekitar 4 sampai 5 kkal/g
5. Semakin banyak jumlah KOH serta semakin lama waktu pengadukan, maka nilai pH yang
terdapat dalam sabun lunak akan semakin meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Christine,F.2017.Lipida.Manado. Unsrat Press Jl. Kampus Unsrat Bahu Manado 95115