Anda di halaman 1dari 3

- Kegunaan tahrij al-hadits

Manfaat Takhrij Hadis


1. Dengan takhrij seseorang dapat mengetahui siapa perawi suatu hadits yang diteliti dan
di dalam itab hadits apa saja hadits tersebut ditemukan.
2. Dengan takhrij seseorang dapat menemukan sebuah hadits yang akan diteliti di sebuah
atau beberapa buku induk hadits.
3. Dengan takhrij seseorang dapat mengetahui keadaan sanad yang bersambung
(muttashil) dan yang terputus (munqathi), serta mengetahui kadar kemampuan perawi
dalam mengingat hadits.
4. Dengan takhrij seseorang dapat mengetahui bagaimana para imam menilai suatu
kualitas hadits dan bagaimana kritik yang disampaikan.

5. Mengetahui status suatu hadits. Apakah termasuk hadits shahih, hasan ataupun dhaif.

6. Memberikan kemudahan dalam mengamalkan hadits. Karena dengan takhrij, hadits-


hadits dapat dikelompokan menjadi hadits yang diterima atau ditolak.

- Metode tahrij al-hadits


METODE TAKHRIJ

Dalam takhrij terdapat beberapa metode yang kami ringkas pokoknya saja sebagai berikut:

Metode pertama, takhrij dengan cara mengetahui perawi hadits dari sahabat: Metode ini jika kita
mengetahui nama sahabat yang meriwayatkan hadits, kita menemukan bantuan dari tiga macam
karya hadits:

1. Al-Masanid (musnad-musnad): dalam kitab ini disebutkan hadits-hadits yang diriwayatkan


oleh setiap sahabat secara tersendiri Selama kita sudah mengetahui nama sahabat yang
meriwayatkan hadits, maka kita menemukan hadits tersebut dalam kitab al-masanad hingga
mendapatkan petunjuk dalam satu musnad dari kumpulan musnad tersebut.
2. AIMa’ajim (mu’jam-mu’jam): susunan memiliki di dalamnya berdasarkan urutan musnad
para sahabat atau synyukh (guru-guru) atau bangsa (tempat asal) sesuai huruf kamus
(hijaiyah). Dengan mengetahai nama sahabat dapat memudahkan untuk merujuk haditsnya.
3. Kitab-kitab Al-Athraf Kebanyakan kitab-kitab al-athraf disusun berdasarkan musnad-musnad
para sahabat dengan urutan nama mereka sesuai huruf kamus. Jika seorang peneliti
mengetahui dari hadits itu, maka dapat merujuk pada sumber-sumber yang ditunjukkan oleh
kitab-kitab al-athraf tadi untuk kemudian mengambilnya secara lengkap.

Metode kedua, takhrij dengan cara mengetahui asal lafazh dari hadits. Cara ini dapat dibantu
dengan

1. Kitab-kitab yang berisi tentang hadits-hadits yang dikenal oleh orang banyak, misalnya;
“Ad-Durar Al-Muntatsiralt fil Ahaditsi Al- Musytaharah” karya As-Suyuti, “Al-Laali Al-
Mantsurah fi Al-Ahadits Al- Masyhurah” karya Ibnu Hajar, “Al-Maqashid Al-Hasanah fi
Bayaani Katsiirin min AI- Ahadits Al-Musytahirah “alal Alsinah,” karya As- Sakhawy,
“Tamyiizu At-Thayyih min Al-Kluabits fima Yaduru ‘Ala Alsinati An-Naas min Al-Hadits” karya
Ibrnu Ad Dabi’ Asy-Syaibany, “Kasyful Khafa’ twa Muziilu Al-1lbaas ‘amma Isytahara min Al-
Ahadits ‘ala Alsinati An-nas” karya Al –‘Ajluni

2. Kitab-kitab hadits vang disusun berdasarkan urutan huruf kamus, misalnya: “Al-Jami’u
Ash-Shaghir min Ahadits Al-Basyir An-Nadzir” karya As-Suyuti.

3. petunjuk dan indeks yang disusun para ulama untuk kitab- kitab tertentu, misalnya:
“Miftah Ash-Shahihain” karangan At-Tauqadi. “Miftah At-Tartiibi li Ahadits Tarikh Al-
Khathib” karya Sayyid Ahmad Al-Ghumari, “Al-Bughiyah fi Tartibi Ahudits Al-Khilyah karya
Sayyid Abdulaziz bin Al-Ghumari, “Fihris li Tartibi Ahadits Shahih Muslim” karya Muhammad
Fuad Abdul Baqi, “Miftah Muwattha’ Malik” karya Muhammad Fuad Abdul Baqi

Metode ketiga, takırij dengan cara mengetahui kata yang jarang penggunaannya oleh orang-orang
dari bagian mana saja dari matan hadits.

Metode ini dapat dibantu dengan kitab Al-Mu jam Al-Mufahrasli Alfandzi Al-Hadits An-
Nabuwi, berisi sembilan kitab yang paling terkeral di antara kitab-kitab hadits, yaitu: Kutubus
Sittah, Muusitha’Imam Malik Musnad Ahmad dan Musnad Ad-Darimi.

Metode keempat, takhrij dengan cara mengetahui topik Jika telah dikefahui topik dan obyek
pembahasan hadits, maka bisa Nerdasarkan bab-bab dan judul-judul.

Cara ini banyak dibantu dengan pembahasan hadits. Dibontu dalam takhrijnya dengan
karya-karya hadits yang disusu kitab “Miftah Kumuz As-Sumnah vang berisi daftar ii hadits
yang disusun berdasarkan judui-judul pembahasan Disusun oleh seorang orientalis
berkebangsaan Belanda, DR. Arinjan Vensink juga Kitab ini mencakup data untuk 14 kitab
hadits yang terkeral, yaitu:

1. Shahih Bukhari

2. Sunan Abu Dawud

3. Shahih Muslim

4. Jami’ At-Tirmidzi

5. Sunan An-Nasa’i

6. Sunan Ibnu Majah

7. Musnad Ahmad

8. Sunan Ad-Darimi

9. Muwattha Malik

10.Musnad Abu Dawud Ath-Thayalisi H. Musnad Zaid bin Ali

11. Sirah Ibnu Hisyam

12. Thabagat Ibnu Sa’ad


13. Maghazi Al-Waqidi

Dalam menyusun kitab ini, durasi waktunya 10 tahun, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab dan dedarkan oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi, yang merupakan lamanya waktu ntuk itu
selama empat tahun.

Anda mungkin juga menyukai