1. Pendahuluan
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan di segala
bidang. Pembangunan yang dilakukan pemerintah ini bertujuan untuk kesejahteraan rakyat yang biasa
disebut dengan pembangunan nasional. Untuk melaksanakan kegiatan pembangunan tersebut, maka
pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana yang dimaksud tersebut berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang salah satunya disumbangkan dari sektor pajak ( Prawagis, dkk.,
2016).
Menurut Adriani dalam Simanjuntak dan Mukhlis (2012) Pajak adalah iuran kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan
tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintah. Pajak merupakan sumber penerimaan dan pendapatan negara yang paling besar. Saat ini
sekitar 70% APBN Indonesia dibiayai dari penerimaan pajak.
Negara menggunakan penerimaan pajak untuk membantu pembiayaan pembangunan.
Penerimaan pajak diharapkan terus meningkat agar pembangunan negara dapat berjalan dengan baik.
Peningkatan penerimaan pajak tercapai jika peningkatan jumlah wajib pajak terjadi. Usaha
memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan peran dari Dirjen Pajak maupun
petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri (Huda, 2015).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui reformasi peraturan perundang-undangan
dibidang perpajakan dengan diberlakukannya Self Assesment System. Self Assessment System
mengharuskan wajib pajak untuk mendaftar, menghitung, membayar serta melaporkan sendiri jumlah
pajak terutang yang menjadi kewajiban mereka (Utami, 2012).
Namun kecepatan pertumbuhan penerimaan pajak belum mencapai hasil yang seperti
diharapkan. Hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya tax ratio Indonesia. Faktor yang menyebabkan
rendahnya tax ratio adalah rendahnya pendapatan per kapita, tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih
rendah, wajib pajak dalam melaporkan peredaran usaha dan penghasilannya sebagian besar belum
dilakukan secara transparan. Rendahnya kesadaran masyarakat akan kewajiban perpajakan ini seringkali
disebabkan oleh karena ketidaktahuan masyarakat akan aturan perpajakan (Yadnyana 2011).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak yaitu pemahaman Wajib Pajak atas
cara pembayaran pajak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2019) pemahaman diartikan sebagai
suatu proses atau cara untuk memahami atau memahamkan. Cara pembayaran pajak yang dimaksud yaitu
bagaimana tata cara Wajib Pajak dalam menghitung, membayar, menyetor dan melaporkan jumlah pajak
terutangnya.
Faktor yang diduga dapat meningkatkan kepatuhan yaitu sanksi. Sanksi pajak adalah faktor lain
yang dapat memengaruhi kepatuhan wajib pajak. Mardiasmo (2018) menyebutkan sanksi perpajakan
ialah suatu jaminan atas ketentuan perundang-undangan perpajakan dapat dipatuhi atau dijalani.
Sanksi yang dikenakan diharapkan bisa meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Sanksi pajak merupakan hal yang sangat dihindari oleh wajib pajak.
Manurut Yunianti (2019) Pandangan pemberian sanksi perpajakan akan lebih merugikan apabila wajib
pajak melakukan penghindaran pajak, sehingga salah satu cara untuk menghindari pengenaan sanksi
perpajakan adalah dengan melakukan pembayaran tepat waktu atau tidak melewati jangka waktu yang
ditetapkan
UMKM berperan serta dalam menggerakkan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan
UMKM memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, sebesar 61.1% terhadap
perekonomian nasional (PDB) dan sisanya 38,9 % diperoleh dari pelaku usaha yang jumlahnya sebesar
5.550 atau sebesarr 0,01% dari pelaku usaha, (Kemenkeu RI,2020)
UMKM didominasi pelaku usaha mikro yang jumlahnya sebesar 96,68 dengan kemampuan daya
serap tenaga kerja 89%. Sementara sumbanga Usaha Mikro terhadap PDB sebesar 37,8% (Kemenkeu RI,
2020). Di jambi, tahun 2020 meningkat cukup pesat. Di tahun 2019 UMKM Propinsi Jambi berjumlah
1073 dan berkembang di tahun 2020 menjadi 3513 (Rahmatia, 2021). Perkembangan UMKM meningkat
seiring ekonomi digital dan penerimaan pajak dari UMKM. (Radarjambi.co.id, 2021).
Namun di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) seperti ini terjadi penurunan
yang signifikan pada omzet UMKM. Hal ini dikarenakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat. Tak sedikit UMKM yang berada di ambang
kritis dan merugi bahkan sebagian harus gulung tikar karena perputaran modal biaya produksi yang tidak
tercukupi. Begitu juga dengan sebagian karyawan yang ikut terkena imbasnya dan terpaksa dirumahkan.
(pajak.go.id, 2020)
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, jumlah UMKM di Kabupaten Batanghari mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Tetapi pada kenyataannya, peningkatan jumlah UMKM tersebut
tidak diimbangi dengan kesadaran para pemilik UMKM untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Faktor kedua yang diduga mempengaruhi kualitas audit adalah due professional care. Due
professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4
seksi 230.1 SPAP 2011, kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional
menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, atau lebih bisa dipahami suatu sikap
auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
terhadap bukti audit.
Dari tahun 2018 hingga tahun 2020 terjadi kenaikan jumlah UMKM yang signifikan di
Kabupaten Batanghari. Dikutip dari situs (djpb.kemenkeu.go.id) Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah
penerimaan pajak 2020 di kabupaten Batanghari sebesar 57,98% Hal tersebut menunjukan bahwa di
Kapubaten Batanghari masih terdapat permasalahan kepatuhan Wajib Pajak khususnya sektor UMKM.
Meskipun penerimaan pajak dari sektor UMKM terus mengalami peningkatan, tetapi jumlah
tersebut masih terus dapat di optimalkan mengingat potensi UMKM yang ada cukup besar. Jadi, elum
sepenuhnya wajib pajak UMKM memenuhi kepatuhan perpajakannya. Menurut soesilo (2013), hal ini
ditunjukan dengan sedikitnya para UMKM yang memiliki NPWP, serta masih sedikit nya penerimaan
pajak yang diterima dari sektor UMKM. Hal ini dikarenakan pajak masih dinilai sebagai hal yang
menakutkan dan membahayakan usaha mereka. Kebanyakan para UMKM juga tidak memiliki
pembukuan yang tidak teratur, hal ini yang mnyulitkan dalam pemeriksaan pajak (Thoriq, 2015).
Kabupaten Batanghari adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi yang pemerintah
daerahnya senantiasa berupaya meningkatkan perekonomian daerahnya. Adapun upaya peningkatan
perekonomian daerah tersebut adalah upaya untuk meningkatkan penerimaan pendapatan daerah yang
pada garis besarnya ditempuh dengan usaha intensifikasi yang artinya suatu usaha atau tindakan
memperbesar penerimaan dengan cara melakukan punggutan yang lebih ketat. (Wati, 2017).
Hasil Penelitian dari Machfiroh (2020) Penelitian ini menggunakan teknik analisa regresi linear
berganda yang sebelumnya dilakukan analisa uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilakukan, dinyatakan bahwa mekanisme pembayaran pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak bagi UMKM, sedangkan tarif, sanksi, sosialisasi tentang perpajakan dan kesadaran
akan wajib pajak tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, peneliti
tertarik mengambil judul skripsi “Pengaruh Pemahaman Cara Pembayaran Pajak, Dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Kabupaten Batanghari”
2. Landasan Teori dan Perumusan Hipotesis
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Atribusi
Teori Atribusi Menurut (Robbins & Jugde, 2017) teori atribusi adalah teori yang menjelaskan
bahwa ketika individu mengamati perilaku seorang, individu tersebut berupaya untuk menentukan
apakah perilaku tersebut disebabkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara
internal merupakan perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi seorang individu, dengan
kata lain tidak terpengaruh oleh hal lain. Perilaku yang disebabkan secara eksternal merupakan perilaku
yang dianggap sebagai akibat dari sebab-sebab luar yaitu individu tersebut dianggap telah dipaksa
berperilaku demikian oleh situasi.
Teori atribusi relevan untuk menjelaskan penelitian ini, sebab perilaku seseorang wajib pajak
dalam memenuhi kepatuhan perpajakannya ditentukan oleh suatu keadaan, baik dari faktor internal
adalah pemahaman cara pembayaran pajak, merupakan dasar yang harus dimiliki agar wajib pajak dapat
patuh untuk membayar pajak dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
adalah sanksi pajak, hal itu disebabkan karena perilaku tersebut dipengaruhi oleh tuntutan situasi. Faktor
internal dan eksternal tersebut dapat mempengaruhi wajib pajak dalam mengambil keputusan untuk
patuh atau tidak patuh dalam membayar pajak.
2.1.2 Cara Pembayaran Pajak
Cara pembayaran pajak dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) jenis yaitu, Membayar sendiri
pajak yang terutang, Membayar PPh melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain, Membayar
PPN kepada pihak penjual atau pemberi jasa ataupun oleh pihak yang ditunjuk pemerintah, dan
Pembayaran pajak-pajak lainnya. Modernisasi layanan pajak diharapkan mampu meningkatkan
kepatuhan wajib pajak UMKM. Direktorat Jenderal Pajak sudah menyediakan situs yang bisa diakses
oleh masyarakat untuk mempermudah cara pembayaran dan pelaporan pajak diantaranya e-banking, e-
SPT, dan e-filling (detik.com, 2012).
2.1.3 Sanksi Pajak
Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar
peraturan. Peraturan atau undang-undang merupakan rambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Adapun sanksi
nya yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana.
2.1.4 Kepatuhan Wajib Pajak
Kualitas Markus (2005) mengatakan bahwa Wajib Pajak (Tax Payer) adalah Subjek Pajak yang
menerima atau memperoleh penghasilan. Dengan demikian orang pribadi ataupun baadan yang
memiliki penghasilan secara otomatis akan dikenakan pajak. Mardiasmo (2011) berpendapat bahwa
wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang-Undangan perpajakan. Sedangkan menurut UU No 9 Tahun 1994, Wajib Pajak adalah
orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan
untuk melakukankewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
2.2 Perumusan Hipotesis
2.2.1 Pengaruh Cara Pembayaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Cara pembayaran pajak UMKM yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2013 telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107 Tahun 2013 yang menjelaskan tata cara
perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Peraturan pemerintah ini menjelaskan
tentang bagaimana cara UMKM melaksanakan pembayaran pajak. Selain itu pembayaran pajak
penghasilan untuk UMKM dapat dilakukan melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) hanya dengan
persyaratan NPWP dan Nomor Rekening.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prawagis (2016) tentang Pengaruh Pemahaman atas
Mekanisme Pembayaran Pajak, Presepsi Tarif Pajak dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM menunjukan bahwa mekanisme pembayaran pajak berpengaruh signifikan baik secara simultan
maupun parsial.
H1: Cara Pembayaran Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
2.2.2 Pengaruh Sanksi Pajak Tehadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sanksi pajak diberikan bukan untuk merugikan wajib pajak ataupun menguntungkan petugas
pajak atau negara. Sanksi perpajakan diberikan agar wajib pajak taat akan peraturan perpajakan.
Peraturan akan dipatuhi apabila ada sanksi bagi pelanggarnya. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban
perpajakanya bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani dan Novriari (2019) tentang Pengaruh Tarif Pajak,
Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM menunjukkan
bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sanksi Perpajakan juga merupakan faktor
eksternal yang bisa mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga semakin ketat Sanksi Pajak maka
Kepatuhan Wajib Pajak juga semakin meningkat
H2: Sanksi PajakTerhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
3. Metode Penelitian
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data Penelitian ini mengunakan data primer dan data sekunder, untuk data primer diperoleh atau
bersumber dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang ditujukan kepada responden dengan tujuan untuk
memperoleh fakta atau keterangan faktual dari responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-
buku teks, laporan penelitian sebelumnya, jurnal, majalah dan lain-lain yang digunakan sebagai teori,
konsep yang digunakan untuk membangun model kerangka pemikiran penelitian ini.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer sebagai metode pengumpulan data. Data diperoleh atau
bersumber dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang ditujukan kepada wajib pajak UMKM yang berada di
Kabupaten Batanghari/
3.3 Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini seluruh wajib pajak UMKM yang ada di Kabupaten Batanghari ada 52
UMKM yang dijadikan responden dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan
adalah metode purposive sampling.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
dilakukan dengan cara menganalisis permasalahan yang diwujudkan secara kuantitatif. Analisis
kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan
informasi yang dibutuhkan dalam analisis.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam penelitian ini diklasifikasikan
menjadi variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kepatuhan wajib pajak, sedangkan variabel independennya adalah cara pembayaran pajak dan sanksi
pajak.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Variabel Pengukuran
Variabel
Kepatuhan Wajib Kepatuhan wajib pajak - Mengetahui UU Perpajakan
Pajak (Y) merupakan suatu tindakan - Wajib pajak
patuh dan sadar terhadap mengetahui cara isi
Marista, Betri dan ketertiban pembayaran dan formulir
Fajriana (2014). pelaporan kewajiban - Wajib Pajak menghitung Ordinal
perpajakan masa dan tahunan dengan jumlah yang benar
dari wajib pajak yang berbentuk - Wajib pajak membayar
sekumpulan orang dan/ atau tepat waktu.
modal yang merupakan usaha - Wajib pajak melaporkan
sesuai dengan ketentuan dan menyetor pajak sesuai
mekaniperpajakan yang dengan tarif yang telah
berlaku. ditentukan.
SP 46 2 5 3,85870 0,61992
KWP 46 2 5 3,52174 0,79680
Valid N
(listwise)
Sumber: Diolah Peneliti,2021
Tabel 4.1 diatas diketahui jumlah data penelitian (N) ada 46 data. Variabel Cara Pembayaran Pajak (X1)
mmiliki nilai minimum 2 dan nilai maksimum 5 nilai rata-rata sebesar 4,16848 dengan nilai standar
deviasi 0,73840. Variabel Sanksi Pajak (X2) memiliki nilai minimum 2 dan nilai maksimum 5 nilai rata-
rata sebesar 3,85470 dengan nilai standar deviasi 0,61992. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) memiliki
nilai minimum 2 dan nilai maksimum 5 nilai rata-rata sebesar 3,52174 dengan nilai standar deviasi
sebesar 0,79860.
4.1.2 Outer Model
4.1.2.1 Uji Convergent Validity
Tabel 4.2 Nilai Loading Factor
CPP SP KWP Status
X1.1 0,848 Valid
Tabel 4.2 menunjukkan setiap indikator mampu menghasilkan nilai loading factor > 0,5. Nilai loading
factor > 0,5 dikategorikan masih bisa diterima, namun dikatakan baik apabila Nilai loading factor > 0,7
dengan kata lain telah valid atau memenuhi kriteria convergent validity dan juga instrumen penelitian
yang berjumlah 13 pertanyaan dalam penelitian ini telah mampu untuk mengukur dan mewakili indikator
variabel Cara Pembayaran Pajak (X1), Sanksi Pajak (X2) dan Kepatuhan Wajib Pajak (Y).
Tabel 4.3 Nilai AVE
Tabel 4.4 menunjukkan ukuran nilai cross loading untuk indikator dari suatu variabel lebih tinggi
daripada korelasi dengan blok lainnya, hal ini menunjukkan variabel tersebut memprediksi ukuran pada
blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya. Artinya indikator yang terdapat pada masing-masing
variabel sudah memiliki discriminant validity yang baik berdasarkan nilai cross loading.
4.1.3.1 Uji Composite Reliability
Tabel 4.6 Nilai Cronbach Alpha
Variabel Cronbach Alpha Status
Cara Pembayaran Pajak 0,883 Reliabel
Sanksi Pajak 0,890 Reliabel
Kepatuhan Wajib Pajak 0,898 Reliabel
Sumber : Output WarpPLS 7
Tabel 4.6 menunjukkan setiap indikator mampu menghasilkan nilai cronbach alpha > 0,7. dengan kata
lain nilai cronbach alpha > 0,7 telah memenuhi composite reliability dan juga berarti bahwa semua
indikator dalam kuesioner yang digunakan dalam mengukur variabel cara pembayaran pajak(X1), sanksi
pajak (X2),) dan kepatuhan wajib pajak (Y) dinyatakan reliable Inner Model
4.1.3.1 Uji R² (R Squared)
Tabel 4.7 Nilai R² (R Squared)
Variabel R-squared
Cara Pembayaran Pajak
Sanksi Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak 0,424
Sumber : Output WarpPLS 7
Tabel 4.7 koefisien determinasi R² menunjukkan bahwa kualitas audit mampu dijelaskan oleh cara
pembayaran pajak dan sanksi pajak sebesar 42,4% dan sisanya 57,6% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak terdapat dalam penelitian ini. Pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
termasuk kedalam pengaruh moderat.
4.1.3.2 Uji Q² (Q Squared)
Tabel 4.8 Nilai Q² (Q Squared)
Variabel Q-squared
Cara Pembayaran Pajak
Sanksi Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak 0,446
Sumber : Output WarpPLS 7
Tabel 4.8 menunjukkan relevansi prediksi Q² menunjukkan angka 0,446 yang artinya estimasi model
dalam penelitian ini memiliki kapabilitas prediksi yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Linayanti. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pemilik
UMKM dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara
PGRI Kediri.
Ananda, Pasca Rizky Dwi,Dkk. (2015). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, Dan Pemahaman Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada UMKM Yang Terdaftar Sebagai Wajib Pajak Di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Batu). Jurnal Perpajakan (JEJAK) Vol. 6 No. 2.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:Bina Aksara.
Binambuni, Dony. “Sosialisasi PBB Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Desa Karatung Kecamatan
Nanusa Kabupaten Talaud” Oleh: Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 2078-2087, 2013.
Bryan Wahyu Rahmanto. (2015). Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Sanksi Denda, dan Kesadaran Wajib
Pajak, terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta
Pada Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas negeri Yogyakarta.
Cahyani dan Noviari. 2019. Pengaruh Tarif pajak, Pemahaman perpajakan, dan Sanksi perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib UMKM, Jurnal Akuntansi Vol. 26 No. 3, pp. 1885-1911.
Direktorat Jendral Pajak, undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
Direktorat Jendral Pajak, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 perubahan ketiga atas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentan umum dan tata cara perpajakan.
Direktorat Jendral Pajak. Sepenuh hati Untuk UMKM di Tengah Pandemi, https://www.pajak.go.id/id/artikel/.
Diunduh 9 Maret 2021.
Fny, 2020. Bupati Ajak ASN Dan Masyarakat Batanghari Taati Peraturan Perpajakan,
https://www.jektv.co.id/read/2020/03/12/1096/. Diunduh 9 Maret 2021.
Ghozali, Imam dan Hengky Latan. 2012. Partial Least Square “Konsep, Teknik, dan Aplikasi” SmartPLS 2.0 M3.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Huda, A. (2015). Pengaruh persepsi atas efektifitas sistem perpajakan, kepercayaan, tarif pajak, dan kemanfaatan
NPWP terhadap kepatuhan membayar pajak (studi empiris pada wajib pajak UMKM makanan di KPP
Pratama Pekanbaru Senapelan. Jom FEKOM. Vol.2 No.2. Oktober 2015.
Jumiarti, Veri. “Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Di Desa Sungai Paduan
kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara”. Jurnal Publika, S-1 Ilmu Administrasi Negara, Vol. 1
No. 1 Desember 2012.
Junpath.S.V, dkk. 2016. Taxpayers’ Attitues Towrds Tax Amnesties and Compliance in South Africa: an
Exploratory study, South African Of Journal Accounting Research.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2020. UMKM Bangkit Ekonomi Indonesia Terungkit Tahun 2020,
www.kemenkeu,go,id. Diunduh 10 Maret 2021.
Kurniawan, Dhani. “Pengaruh Sosialisasi Pajak Bumi Dan Bangunan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di
Kabupaten Kudus”. Skripsi: FIS UNNES, 2006.
Machfiroh, Ines Saraswati, dkk. 2020. Pengaruh Pemahaman Atas Tarif, Mekanisme Pembayaran, Sanksi,
Sosialisai dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM, Jurnal Ilmiah Akuntansi
Vol. 4 No. 4, pp. 418-431.
Marista, M, Betri dan Fajriana, I. (2014). Pengaruh pemahaman wajib pajak UMKM terhadap pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 (studi empiris wajib pajak UMKM yang terdaftar di KPP
Pratama Palembang Ilir Barat). Jurnal Ekonomi. STIE Multi Data Palembang.
Marjan, Restu Mutmainah. (2014). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak
terhadap Tingkat Kepatuhan Formal WajibPajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan BisnisUnivesitas Hassanuddin.
Markus, Drs. Muda (2005). Perpajakan Indonesia :Suatau Pengantar. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.
Muliari, N. K. Dan Setiawan, P. E. (2010). Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Pengaruh persepsi tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur, Diperoleh tanggal 25 Februari
2021.
Mulyono,D.(2010).Hukum pajak (konsep, aplikasi, dan penuntun praktis), Yogyakarta; CV Andi Offset.
Mutia, Sri Tita Mutia. (2014). Artikel Ilmiah: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Pengaruh Sanksi
Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang.
Nafsi, Soraya Dabhtun. (2014). Naskah Publikasi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtas Muhammadiyah
Surakarta. Pengaruh Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak Pelaku UMKM
SesudahPenerapan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
Nainggolan, Hermin dan Siti Patimah. 2019. Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi Dan Kesadaran Wajib Pajak
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Di Balikpapan, Jurnal
Krisna Vol. 10, No. 2, pp. 188-195.
Nanda Muhammarsyah. 2011. Pengaruh Peran Account Reppresentatif, Pemahaman Prosedur Perpajakan Wajib
Pajak, dan Kualitas Pelayanan Tempat Pelayanan Terpadu di Kantor Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak
Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya. Skripsi. Jurusan Akuntansi/ Perpajakan Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Prawagis, Febirizki Damayanty, dkk. (2016). Pengaruh Pemahaman atas Mekanisme Pembayaran Pajak, Persepsi
Tarif Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Perpajakan (JEJAK) Vol.
10 No.1.
Putra, Afuan Fajrian. 2020. Kepatuhan Wajib Pajak UMKM: Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan Modernisasi
Sistem, Jurnal Riset Akyntansi dan Perpajakan Vol. 7, No. 1, pp. 1-12.
Rahayu, Siti Kurnia, dkk. (2006). Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana
Robbins, S. P., & Jugde, T. A. (2017). Perilaku Organisasi (P. P. Lestari (ed.); 5th ed.). Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, U., dan Bougie, R. (2016). Research Method for Business (7th ed.). Chichester, West Sussex,: Printer
Trento Srl.
Setiawan, Eko Yudi. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi perpajakan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM dalam pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus pada
Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Blitar). Skripsi. Malang. Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri (UIN).
Simanjuntak dan Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Raih Asa
Sukses.
Soemitro, R. (2004). Asas dan dasar perpajakan 1. Bandung: Refika Aditama.
Soni Devano dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana.
Sri, Valentina dan Aji Suryo. 2006. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. bandung: Alfabeta.
Supramono dan Damayanti. (2010). Perpajakan Indonesia - mekanisme dan perhitungan. Andi. Yogyakarta.
Susanto, Heri. (2012). Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak. Diperoleh tanggal 24
Februari 2021.
Tene, Johanes Herbert, dkk. 2017. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Pajak, Sanksi Perpajakan dan
Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, Jurnal EMBA Vol. 5, No. 2, pp. 443-453.
Thoriq, Rosyadi, 2015. Hak dan kewajiban wajib pajak UMKM, www.pajak.onlie.com. Diunduh pada tanggal 25
Februari 2021.
Tiswiyanti, Wiwik dan Widyasari Wendry. 2019. Implementasi PP No 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak UMKM Di Kota Jambi, Jurnal Akuntansi Vol. 7, No. 2, pp. 148-160.
Umar, Husein (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Utami, dkk. (2012). Pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di lingkungan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Serang.Makalah Simposium Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin.
Widodo, Widi dkk. (2010). Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak. Bandung:ALFABETA
Wirawan, B.Ilyas dan Richard, B. (2013). Hukum pajak (teori, analisis dan perkembangan); Jakarta; Salemba
Empat.
Yadnyana, I.K dan Sudiksa, I.B. (2011). Pengaruh peraturan pajak serta sikap wajib pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak koperasi di kota Denpasar. Jurnal Akuntansi Vol. 17 No. 2.
Yunianti, Linda Nur, dkk. 2019. The Influence Of Awarenesss, Moral, Obligations, Tax Acces, service Quality and
Tax Sanctions On TaxPayer Compliance In Paying Motor Vehicle Tax, Journal Of Accounting and
Strategic Finance Vol. 2, No. 1, pp. 1-13.
Yusro, H.W dan Kiswanto. (2014). Pengaruh tarif pajak, mekanisme pembayaran pajak dan kesadaran membayar
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di kabupaten Jepara. Accounting Analysis Journal. ISSN :
2252- 6765.