Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Teori Kepemimpinan
1. Defenisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah salah fungsi Manajemen untuk mempengaruhi,
mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat
melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai
sasaran dan tujuan organisasinya.
Ada banyak ahli manajemen yang merumuskan definisi-definisi
tentang Kepemimpinan atau Leadership ini. Salah satu diantaranya adalah
definisi Kepemimpinan menurut Gareth Jones and Jennifer George
(2003:440). Menurutnya, Kepemimpinan adalah proses dimana seorang
individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami,
memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan
mereka guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasi.  
Menurut Stephen P. Robbins (2003:40), Kepemimpinan adalah
Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya
tujuan. Sedangkan definisi Kepemimpinan menurut Richard L. Daft
(2003:50) adalah Kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah
kepada pencapaian tujuan. Dari beberapa definisi tersebut, sangat jelas
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah fungsi manajemen yang erat
keterkaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi.
Orang yang melakukan fungsi kepemimpinan ini biasanya disebut
dengan “pemimpin” atau dalam bahasa Inggris disebut dengan “Leader”.
Berdasarkan definisi dari Ricky W. Griffin (2003:68), Pemimpin adalah
individu yang mampun mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus
mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh
orang laim sebagai pemimpin.
2. Karakteristik kepemimpinan

Berikut ini adalah karakteristik kepemimpinan yang ideal.

1. Wawasan yang luas

Karakteristik kepemimpinan yang utama adalah seorang


pemimpin harus memiliki wawasan yang luas. Hal ini diperlukan agar
seorang pemimpin dapat mengambil langkah terbaik dalam bertindak.
Seorang pemimpin bukan hanya harus berwawasan luas dalam hal
ilmu, namun juga berwawalan luas dalam hal emosi. Memahami
berbagai macam emosi diperlukan agar seorang pemimpin mampu
dengan mudah memahami emosi dari setiap anggota. ( jika hal ini bisa
tercermin dalam diri seorang pemimpin maka hal itu juga akan
tercermin pada kehidupannya,

2. Bertanggung jawab

Ketika menjadi seorang pemimpin berarti seseorang telah


berani menerima efek dari setiap keputusan yang telah diambil. Dalam
setiap tindakan yang diambil, tentunya seorang pemimpin harus siap
dengan kemungkinan terburuk dan pemecahan masalah. Untuk itu
seorang pemimpin dituntut cekatan dan memiliki pemikiran yang
praktis. Seorang pemimpin juga bertanggung jawab terhadap
anggotanya dengan cara mendukung dan memotivasi anggota.

3. Jujur

Kejujuran diperlukan dalam segala hal, termasuk menjadi


karakteristik kepemimpinan. Pemimpin yang ideal adalah dia yang
mampu jujur pada diri sendiri dan orang lain. Ketika seorang pemimpin
jujur, maka anggota yang lain akan mengikuti. Untuk itu kejujuran
adalah hal yang penting, karena kesalah pahaman dapat dihindari
ketika kejujuran diterapkan.

4. Bijaksana

Mengambil sebuah keputusan bukanlah hal mudah, karenanya


seorang pemimpin dituntut untuk bijaksana dalam mengambil
keputusan. Kunci seseorang itu adalah seorang yang bijak ketika dia
berwawasan luas dan jujur. ( biasanya mereka yang bijaksana, akan
tercermin pada ketenangannya

5. Rela berkorban

Seseorang yang egois bukanlah pilihan tepat untuk menjadi


pemimpin. Pemimpin harus bisa mengesampingkan kepentingan
pribadi diatas kepentingan bersama. Jika memilih pemimpin egois, bisa
dipastikan keputusan yang dibuat akan merugikan semua kalangan.

6. Menghargai seseorang

Karakteristik kepemimpinan berikutnya adalah menghargai


seseorang. Seorang pemimpin yang hebat bukanlah individunya saja
yang hebat, tapi juga ada anggota hebat yang mendukungnya.
Pemimpin baiknya memperhatikan anggotanya dengan memberi
motivasi dan reward kepada anggotanya. Dengan demikian, anggota
akan merasa dihargai oleh pemimpin.

7. Agen perubahan

Agen perubahan adalah seseorang yang mampu memacu


perubahan, bukan menuntut perubahan. Terkadang banyak orang
salah dalam memahami maksud dari “agen perubahan”. Banyak
pemimpin yang hanya bisa menuntut adanya perubahan, tanpa peduli
kepada anggotanya. Padahal “agen perubahan” dimaksudkan seorang
pemimpin mampu memberikan gagasan, informasi dan contoh
sehingga timbulnya sebuah perubahan.

3. PERBEDAAN PEMIMPIN DAN MANAGER


a. Pemimpin membangun visi,manajer membangun tujuan

Seorang pemimpin umumnya memiliki gambaran mengenai


capaiannya di kemudian hari serta menginspirasi orang lain untuk
mengubahnya menjadi realita. Pemimpin berpikir lebih jauh kedepan
dibandingkan dengan orang biasa. Mereka mengajak orang lain untuk
menjadi bagian dari sebuah rencana. Pemimpin tahu pasti bahwa tim
yang bekerja sama dengan baik akan memberikan hasil yang lebih
daripada individual yang bekerja sendiri-sendiri. Sebaliknya, manajer
fokus terhadap bagaimana dia mengatur, mengukur, serta mencapai
suatu tujuan. Manajer bertugas memastikan bagaimana tujuan tersebut
tercapai.

b. Pemimpin Berani Berinovasi, Manajer Tetap Mempertahankan


Budaya

Pemimpin sering kali mengubah kondisi dengan berinovasi.


Meskipun mereka paham bahwa melakukan inovasi bakal mengubah
sistem, mereka masih tetap melakukannya bila percaya bahwa hal
tersebut memberikan pengaruh bagi kemajuan perusahaan. Manajer
justru tetap mempertahankan pekerjaannya seperti biasa, memperbaiki
sistem apabila ada kekurangan serta mendukung struktur serta proses
untuk jadi lebih baik lagi tanpa melakukan perubahan besar.

c. Pemimpin Itu Unik, Manajer Meniru Orang Lain

Pemimpin kerap kali suka menjadi dirinya sendiri. Mereka sadar


dengan kemampuan serta bekerja sesuai dengan ideologi yang
mereka anut. Pemimpin sangat nyaman menjadi dirinya sendiri dan
ingin tetap selalu menonjol di tengah-tengah tim. Pemimpin tampil apa
adanya. Manajer meniru setiap keahlian serta kepribadian yang
mereka pelajari dari orang lain dan mengadopsi gaya kepemimpinan,
bukan membangun hal tersebut dengan sendirinya.

d. Pemimpin Berani Mengambil Risiko, Manajer Mengontrol


Risiko

Seorang pemimpin selalu ingin mencoba hal yang baru


meskipun hal tersebut akan sangat merugikan ketika gagal dilakukan.
Mereka tahu dan paham bahwa kegagalan adalah salah satu langkah
untuk menuju kesuksesan. Manajer bekerja untuk meminimalisir risiko
yang terjadi. Mereka lebih memilih untuk menghindari atau setidaknya
mengontrol risiko ketimbang harus menghadapi risiko itu sendiri.

e. Pemimpin Berpikir Panjang, Manajer Berpikir Pendek

Perbedaan pemimpin dan manajer selanjutnya terlihat dari


tujuan. Pemimpin punya tujuan jangka panjang. Mereka melakukan
apa yang memang mereka rencanakan untuk dilakukan dan tetap
termotivasi oleh rencana besar di masa yang akan datang. Mereka
tetap dapat termotivasi meskipun tidak mendapatkan keuntungan rutin.
Manajer bekerja untuk tujuan jangka pendek. Manajer lebih suka untuk
mencari keuntungan jangka pendek ketimbang harus berpikir terlalu
panjang.

4. Kepemimpinan Formal dan Informal

Pengertian Pemimpin Formal adalah orang yang oleh organisasi atau


lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan
pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya,
untuk mencapai sasaran organisasi. 
Pengertian Pemimpin Informal adalah orang yang tidak mendapatkan
pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki sejumlah
kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu
memengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.
 
Ciri Ciri Pemimpin Formal, yaitu :
1. Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu, atas
dasar legalitas formal oleh penunjukan pihak yang berwenang (ada
legitimitas).
2. Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan
formal terlebih dahulu.
3. Ia diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas
kewajibannya. Karena itu dia selalu memiliki atasan atau superiors.
4. Dia mendapatkan balas jasa materiil dan immateriil tertentu, serta
emolumen (keuntungan ekstra, penghasilan sampingan) lainnya.
5. Dia bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal dan dapat
dimutasikan.
6. Apabila dia melakukan kesalahan-kesalahan, dia akan dikenai sanksi
dan hukuman.
7. Selama menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang,
antara lain untuk : menentukan policy, memberikan motivasi kerja kepada
bawahan, menggariskan pedoman dan petunjuk, mengalokasikan jabatan
dan penempatan bawahannya, melakukan komunikasi, mengadakan
supervisi dan kontrol, menetapkan sasaran organisasi dan mengambil
keputusan-keputusan penting lainya.
Ciri Ciri Pemimpin Informal, yaitu :
1. Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.
2. Kelompok rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya dan mengakuinya
sebagai pemimpin. Status kepemimpinannya berlangsung selama
kelompok yang bersangkutan masih mau mengakui dan menerima
pribadinya.
3. Dia tidak mendapatkan dukungan atau backing dari suatu organisasi
formal dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.
4. Biasanya tidak mendapatkan imbalan jasa atau imbalan jasa itu
diberikan secara sukarela.
5. Tidak dapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi dan tidak
memiliki atasan. Dia tidak perlu memenuhi persyaratan formal tertentu.
6. Apabila dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat dihukum, hanya saja
respek orang terhadap dirinya jadi berkurang, pribadinya tidak diakui atau
dia ditinggalkan oleh massanya.
B. KONSEP DAN NILAI NILAI KEPEMIMPIAN ETNIK

Menurut Prof. Dr. Mustopadidjaja, bahwa Kepemimpinan Nasional diartikan


sebagai Sistem Kepemimpinan dalam rangka penyelenggaraan negara dan
pembangunan bangsa, meliputi berbagai unsur dan srtuktur kelembagaan yang
berkembang dalam kehidupan Pemerintahan negara dan masyarakat, yang
berperan mengemban misi perjuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa
sesuai dengan posisi masing-masing dalam Pemerintahan dan masyarakat,
mernurut niali-nilai kebangsaan dan perjuangan yang diamanatkan konstitusi
negara.

Secara struktural, Kepemimpinan Nasional terdiri dari pejabat lembaga-lembaga


pemerintahan negara dan pemimpin lembaga-lembaga yang berkembang dalam
masyarakat, yang secara fungsional berperan dan berkewajiban memimpin orang
dan lembaga yang dipimpinnya dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan
bernegara.

Menurut Anwar Ibarahim, bahwa kepemimpinan haruslah peka dan prihatin terhadap
suara dan aspirasi rakyat serta merumuskan cara pendekatan yang melibatkan
rakyat. Beliau menekankan pada konsep Syura’ (musyawarah) dan demokrasi
penyetaraan.

Pemimpin Naisonal adalah sosok yang mampu memahami kebutuhan dan aspirasi
rakyat Indonesia secara keseluruhan dan menghayati nilai-nilai yang berlaku, agar
mempunyai kemampuan memberi inspirasi kepada bangsa Indonesia dan
mempunyai visi yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

C.KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir yang kami lakukan adalah kami Langsung terjun


kelapangan untuk menanyakan langsung kepada narasumber tentang hal hal yang
berhubungan dengan kepemimpinan adat suku batak mandailing.

Anda mungkin juga menyukai