Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“negara dan konstitusi”


DI SUSUN DAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS TERSTRUKTUR
DALAM MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

DI SUSUN OLEH:
NAMA : WELLYA ZARTIKA
NPM : 201025377014
JURUSAN : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING :

MARWAZY, S.Pd, M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP )


MUHAMMADIYAH SUNGAI PENUH
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas berkah dan
limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ”NEGARA DAN KONSTITUSI”. Makalah ini
merupakan tugas terstruktur dalam mata kuliah pendidikan pancasila.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari


bimbingan dari berbagai pihak yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan,
saran, semangat, pengetahuan, dan nasehat yang sangat bermanfaat kepada
penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna di karenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang di
miliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran, dan masukan
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Akhir kata dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,
penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam makalah ini.
Terima kasih.

sungai penuh, november 2020

penulis
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR.................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................2
C. Tujuan............................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN

A. Fungsi dan relevansi mata kuliah....... .........................3


B. Konsep dasar menyimak..............................................4

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................10
B. Saran............................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan
ide demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk.
Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar
penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar.
Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan Negara
konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara
konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan
cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan
tenttang konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide,
gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada
bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai
Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.

Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar


belakangnya. Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan
kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang
disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan
masyarakat yang membentuk suatu negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya
bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu
bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai
makna dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari
kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau
bangsa.
B. Rumusan Masalah

Masalah atau topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut;

1. Jelaskan pengertian negara ?

2. Apa saja syarat berdirinya negara ?

3. Jelaskan tujuan negara ?

4. Jelaskan pengertian konstitusi ?

5. Jelaskan tujuan konstitusi ?

C. Tujuan

Tujuan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut;

1. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami

dan mengerti tentang pengertian negara.

2. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami

dan mengerti tentang syarat berdirinya negara..

3. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami

dan mengerti tentang tujuan negara.

4. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami

dan mengerti tentang pengertian konstitusi.

5. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami

dan mengerti tentang tujuan konstitusi.


BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN NEGARA

Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok


manusia yang secara bersama-sama mendalami wilayah (trritorial) tertentu, dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya. Organisasi negara
dalam suatu wilayah bukanalah satu-satunya organisasi, ada beberapa organisasi-
organisasi lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang
masing-masing memiliki kepribadian yang terlepas dari masalah kenegaraan). Secara
umum negara diartikan sebagai suatu organisasi utama yang ada didalam suatu wilayah
karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk ikut campur dalam
banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.

  Pengertian Negara Menurut Beberapa Para Ahli


a.Menurut Gettell
Negara adalah komunitas oknum- oknum, secara permanent mendiami wilayah
tertentu, menuntut dengan sah kemerdekaan diri dari luar dan mempunyai sebuah
organisasi pemerintahan, dengan menciptakan dan menjalankan hukum secara
menyeluruh didalam lingkungan.

b. Menurut Aristoteles
Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga
pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan
kehormatan bersama.

c. Menurut Georg Jellinek


Negara merupakan organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah
berdiam di suatu wilayah tertentu.

d.  Menurut Prof. R. Djokosoetono


Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di
bawah suatu pemerintahan yang sama.

B.SYARAT BERDIRINYA NEGARA

Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang merupakan Konvensi Hukum


Internasional, Negara harus mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu :
a. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga Negara) atau bangsa (staatvolk).
b. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan.
c. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau pemerintahan yang
berdaulat.
d. Kesanggupan berhubungan dengan Negara lain atau pengakuan dari negara lain

a. wilayah
Merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Secara umum dapat
dibedakan menjadi :

1.Wilayah Daratan
Batas wilayah suatu negaradengan Negara lain di darat , dapat berupa : Batas
Alamiah,Batas Buatan,Batas Secara geografis

2.Wilayah Lautan
Negara yang tidak memiliki lautan disebut land locked.SedangkanNegara
yangmemiliki wilayah lautan denganpulaupulau di dalamnya disebutarchipelagic
state
Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu Negara
adalah Hasil Konferensi Hukumlaut nternasional III tahun 1982 di Montigo Bay
(Jamaika) yang diselenggarakan oleh PBB, yaitu UNCLOS (UnitedNations
Conference on The Law of the Sea).

3. Wilayah Udara 
Wilayah udara suatu negara dapat diklaim berdasarkan perjanjian internasional.
Perjanjian internasional yang pernah disepakati mengenai wilayah udara suatu
negara adalah konvensi Paris 1919 dan Konvensi Chicago 1944. Di Indonesia,
ketentuan wilayah udara suatu negara diatur dalam UU No. 20 tahun 1982.
Berdasarkan UU tersebut dinyatakan bahwa batas wilayah kedaulatan dirgantara
yang termasuk orbit geostasioner adalah setinggi 35. 761 km. Dalam Konvensi
Paris (1949) dinyatakan dalam bahwa negara-negara merdeka dan berdaulat berhak
mengadakan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah udaranya, seperti untuk
kepentingan radio, penerbangan dan satelit.

4. Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah
negara itu. Dengan kata lain, wilayah negara tersebut berada di wilayah negara lain
atau di luar wilayah teritorial suatu negara. Contoh untuk ini adalah kantor kedutaan
besar suatu negara di negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut bebas
dengan berbendera suatu negara. Seorang dua besar memiliki hak ekstrateritorial,
selain itu kekebalan diplomatik (hak imunitas yang bersifat pribadi), yaitu hak
kedaulatan atas bangunan, gedung dan halaman keduataan besar sampai sebatas
pagar. Tak seorang pun boleh memasuki halaman kedutaan besar tanpa izin dari
negara atau kedutaan besar yang bersangkutan.
b. Rakyat 
         Rakyat secara devinitive sebagai sekumpulan manusia yang hidup disuatu tempat yang
dilawankan dengan makhluk- makhluk lain yang hidup didunia.

c. Pemerintahan yang Berdaulat 


Adanya suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayahnya dan segenap
rakyatnya merupakan syarat mutlak keberadaan negara. Pemerintahan lain atau negara lain
tidak berkuasa di wlayah dan atas rakyat negara itu. Kekuasaan seperti itu
disebut kedaulatan (sovereignty). Jadi, kedaulatan adalah kekuasaan terntinggi dalam suatu
negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan segenap rakyat negara itu. Kedaulatan
negara itu bersifat (1) asli, karena bukan berdasarkan kekuasaan lain; (2) tertinggi, karena
tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi di atasnya; dan (3) tidak dapat dibagi-bagi,
karena baik ke dalam maupun keluar, negara itu berdaulatsepenuhnya.

d. Pengakuan dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang memperkuat terbentuknya sebuah
negara. Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang menerangkan bahwa suatu negara
telah berdiri sehingga negara tersebut dikenal oleh negara-negara lain. Pengakuan dari
negara lain terdiri atas dua macam antaralain sebagai berikut...
a. Pengakuan de facto, adalah pengakuan yang berdasarkan kenyataan yang berupa ada
atau fakta yang sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara
 Pengakuan de facto yang bersifat tetap, adalah pengakuan dari negara lain terhadap
suatu negara yang bisa menimbulkan hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi. 
 Pengakuan de facto yang bersifat sementara, adalah pengakuan yang diberikan oleh
negara lain tanpa melihat perkembangan negara tersebut. Apabila negara tersebut hancur,
maka negara lain akan menarik pengakuannya. 

b. Pengakuan de jure, adalah pengakuan yang berdasarkan pada pernyataan resmi menurut
hukum internasional. 
 Pengakuan de jure bersifat tetap , adalah pengakuan dari negara lain yang berlaku
untuk selamanya karena kenyataan yang menunjukkan adanya pemerintahan yang stabil. 
 Pengakuan de jure bersifat penuh, adalah terjadinya hubungan antarnegara yang
mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik. Negara yang
mengakui berhak menempati konsulat atau membuka kedutaan di negara yang diakui. 
C.TUJUAN NEGARA

Rumusan tujuan negara merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan suatu
negara. Setiap negara mempunyai tujuan negara yang ingin dicapai. Rumusan Tujuan
Negara Republik Indonesia - Sebagai bangsa dan negara yang beradab, Negara Republik
Indonesia mempunyai tujuan dalam melaksanakan kehidupan kenegaraannya. Tujuan negara
kita akan menjadi ciri khas dari negara kita yang membedakannya dengan negara lain.

Tujuan negara akan berkaitan dengan bentuk negara, pembentukan badan-badan negara,
fungsi badan-badan negara, tugas badan-badan negara, serta hubungan antarbadan negara.
Dengan demikian tujuan negara diperlukan untuk mengarahkan segala kegiatan negara dan
pedoman dalam penyusunan alat perlengkapan negara serta organ pemerintah.

Tujuan negara bergantung pada tempat, keadaan, waktu, dan sifat dari kekuasaan. Para
ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda tentang tujuan negara. Menurut Shang
Yang yang hidup pada abad IV sebelum Masehi, tujuan negara adalah mengumpulkan
kekuasaan negara yang sebesar-besarnya. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara menyiapkan
tentara yang kuat, berdisiplin, dan bersedia menghadapi segala kemungkinan. Tujuan negara
ini dikemukakan Shang Yang karena pada saat itu Cina sedang dilanda kekacauan dan
peperangan. Pendapat ini senada dengan pendapat Nicholo Machiavelli, ahli ketatanegaraan
dari Florence, Italia. Tujuan negara menurut Nicholo Machiavelli (1428–1527) adalah
menghimpun dan memperbesar kekuasaan negara agar tercipta kemakmuran, kebesaran,
kehormatan, dan kesejahteraan rakyat

Tujuan NKRI termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea


keempat yang berbunyi sebagai berikut. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan, kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut mengandung makna sebagai berikut :

a. Fungsi sekaligus tujuan negara Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

b. Kemerdekaan kebangsaan Indonesia yang disusun dalam suatu undang-undang dasar.

c. Susunan/bentuk negara adalah kesatuan.

d. Sistem pemerintahan negara adalah republik

Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa tujuan negara Indonesia, adalah:

a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

b. memajukan kesejahteraan umum,

c. mencerdaskan kehidupan bangsa, serta

d. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,


dan keadilan sosial.

Dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia melindungi negara tanah air dan seluruh
warga negara Indonesia baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. Selain itu negara
Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil, sentosa, dan
lain .

D.PENGERTIAN KONSTITUSI

Istilah konstitusi sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani dimana terdapat Konstitusi
Athena. Keberadaan Konstitusi Athena pada saat itu dipandang sebagai alat demokrasi yang
sempurna. Pada masa kekaisaran Romawi, istilah konstitysi digunakan untuk menyebut the
act of legislation by emperor.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstitusi merupakan segala ketentuan dan
aturan tentang ketatanegaraaan (undang-undang dasar dan sebagainya). Undang – Undang
Dasar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah undang-undang yang menjadi dasar
semua undnag-undang dan peraturan lain dalam suatu Negara, yang mengatur bentuk, sistem
pemerintahan, pembagian kekuasaan, wewenang badan-badan pemerintahan, dan
sebagainya;konstitusi.

Konstitusi dibentuk berdasarkan musyawarah mufakat, hal tersebut merupakan ciri


khas dari masyarakat Indonesia dalam menghadapi masalah. Hal itu, telah dirangkan dalam
Pancasila Sila ke-4 Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. sejalan dengan budaya luhur Bangsa Indonesia, konstitusi
sebagai pedoman hidup dalam menyelenggarakan Negara terhadap kesejahteraan rakyat
dengan menjamin terpenuhinya hak-hak rakyat sebagai warga Negara.

Menurut KC Wheare dalam bukunya yang berjudul Modern Constitution membagi


penegertian konstitusi kedalam pengertian luas dan sempit. Konstitusi dalam arti luas
menurut KC Wheare adalah suatu sistem pemerintahan Negara dan himpunan norma yang
mendasari dan mengatur suatu pemerintahan: norma-norma tersebut terdiri dari norma
yuridis dan norma non-yuridis atau extralegal. Pengertian konstitusi dalam arti sempit
menurut Wheare adalah kumpulan perturan-perturan yang legal dalam ketatanegraan suatu
Negara yang terhimpun dalam dokumen yang saling terkait.

E.TUJUAN KONSTITUSI

C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk membatasi
kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu setiap konstitusi
senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu (Utomo, 2007:12):

 Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.


 Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta menetapkan
batas-batas kekuasaan bagi penguasa.
Secara umum Tujuan konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan
penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan
tujuan Negara.

Menurut Henc Van Maarseven (Harahap, 2008:179) bahwa konstitusi berfungsi menjawab
berbagai persoalan pokok negara dan masyarakat, yaitu:
Konstitusi menjadi hukum dasar suatu negara.

 Konstitusi harus merupakan sekumpulan aturan-aturan dasar yang menetapkan


lembaga-lembaga penting negara.
 Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya.
 Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga negara dan
pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
 Konstitusi harus mengatur dan membatasi kekuasaan negara dan lembaga-lembaga-
nya.
 Konstitusi merupakan ideologi elit penguasa.
 Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dan masyarakat.

Keberadaan konstitusi tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan negara. Konstitusi


ditempatkan pada posisi ter-atas yang menjadi pedoman untuk jalanya sebuah negara dan
mencapai tujuan bersama warga negara. Adapun Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun
tidak tertulis adalah sebagai berikut (Asshiddiqie, 2006:122):
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada
tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya
sebagai negara polis. Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin :
constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan
pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum
ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-
prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD
1945 menempati tempatan tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt)
artinya perubahan. Perubahan yang dilakukan merupakan ada atau sisipan dari
konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang
diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa, Bandung:
PT Refika Aditama, 2015.

Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi , Yogyakarta: Paradigma,


2016.

Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHA SAKTI,


2018.

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di


Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007.

Anda mungkin juga menyukai