Anda di halaman 1dari 5

Tugas 11 fonologi

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah fonologi
yang dibina oleh ibu Dra. Irfani Basri , M.Pd

OLEH:

NAMA : WELLYA ZARTIKA


NIM : 21016123
NO ABSEN : 22

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Soal :

1.Terangkanlah pengertian pengujian fonem. Beri contoh lima buah masing-masingnya!

2. Jelaskan tentang hipotesis dan langkah pengujian fonem! Beri contoh masing-masing lima
buah!

Jawaban:

1. Pengujian fonem, yaitu dengan cara menggolongkan bunyi-bunyi bahasa yang


secara fonetis mirip ke dalam kelas-kelas bunyi yang berbeda, dan menggolongkan
bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip, dan terdapat di dalam distibusi
komplementer,dimasukkan kelas-kelas bunyi yang sama, serta pengujian fonem
dengan kontras minimal.

Setiap bunyi bahasa memiliki peluang yang sama untuk menjadi fonem.
Namun, tidak semua bunyi bahasa pasti akan menjadi fonem. Bunyi itu harus diuji
dengan beberapa pengujian penemuan fonem. Nama fonem, ciri-ciri fonem, dan
watak fonem berasal dari bunyi bahasa. Adakalanya jumlah fonem sama dengan
jumlah bunyi bahasa, tetapi sangat jarang terjadi. Pada umumnya fonem suatu bahasa
lebih sedikit daripada jumlah bunyi suatu bahasa.
Contoh:
 Pada pasangan kata bahasa Jawa pala dan bala. Kedua kata itu mempunyai makna
yang berbeda karena adanya perbedaan bunyi pada awal kata, yaitu bunyi [p] dan [b].
Kata pertama berarti ‘buah pala’, sedangkan kata kedua berarti ‘teman’. Kedua bunyi
itu merupakan fonem yang berbeda dan masin-masing ditulis sebagai /p/ dan /b/.

 Pada pasangan kata kaki dan kaku. Kedua kata itu mempunyai makna yang berbeda
karena adanya perbedaan bunyi pada akhir kata, yaitu bunyi [i] dan [u]. Kata pertama
berarti ‘anggota gerak bagian bawah’, sedangkan kata kedua berarti ‘keras/tidak
ealstis’. Kedua bunyi itu merupakan fonem yang berbeda dan masin-masing ditulis
sebagai /i/ dan /u/.
2. Hipotesis Kerja dalam Menentukan Fonem Bahasa.

a. bunyi-bunyi bahasa yang secara fonetis mirip, harus digolongkan ke dalam


kelas-kelas bunyi atau fonem-fonem yang berbeda. Apabila terdapat
pertentangan di dalam lingkungan yang sama atau yang mirip. Hipotesis kerja
ini diterapkan dengan mencari pasangan minimal. Contoh: acar dengan ajar;
parang dengan barang; pasangan kata yang mirip. Misal: seni dengan senin
dan batu dengan batuk.

b. bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip dan terdapat di dalam distribusi yang
komplementer harus dimasukkan kelas-kelas bunyi yang sama (=fonem yang
sama).
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal beberapa kata, misalnya:
(1) ambil
(2) simpan
(3) tendang
(4) untung
(5) unggul
(6) tengkuk
(7) tunjung
(8) ancam
Dari deretan kata di atas terdapat rangkaian konsonan yang membentuk
kelompok, yaitu:
(1) mb pada kata ambil
(2) mp pada kata simpan
(3) nd pada kata tendang
(4) nt pada kata untung
(5) ngg pada kata unggul
(6) ngk pada kata tengkuk
(7) nj pada kata tunjung
(8) nc pada kata ancam

Dari delapan rangkaian konsonan di atas, dapat dikelompokkan


berdasarkan letak atau artikulasi saat bunyi-bunyi itu diucapkan. Dari dasar
artikulasi bunyi-bunyi itu dihasilkan pengelompokan sebagai berikut:

(1) bilabial : mb
mp

(2) alveolar : nd
nt

(3) palatal : nj
nc

(4) velar : ngg


ngk

rangkaian konsonan-konsonan di atamembentuk pola keberaturan, atau pola-pola


simetri. Pola-pola simetri konsonan di atas akan menunjukkan kepada Anda bahwa
rangkaian konsonan itu membentuk suatu sistem. Dalam kenyataannya memang
tidak pernah kita jumpai dalam kata-kata bahasa Indonesia rangkaian konsonan,
seperti :

nb
np
md
mt
mj
mc
mg
mk
Dalam pelaksanaan ujaran, Anda mengenal beberapa kata dalam bahasa Indonesia
yang bisa Anda daftar atau Anda buat menjadi berpasang-pasangan. Ambillah
contoh, misalnya:

(1) bala
(2) pala
(3) data
(4) tata
(5) jari
(6) cari
(7) gilas
(8) kilas

Anda mungkin juga menyukai