Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah fonologi
yang dibina oleh ibu Dra. Irfani Basri , M.Pd
OLEH:
2. Jelaskan tentang hipotesis dan langkah pengujian fonem! Beri contoh masing-masing lima
buah!
Jawaban:
Setiap bunyi bahasa memiliki peluang yang sama untuk menjadi fonem.
Namun, tidak semua bunyi bahasa pasti akan menjadi fonem. Bunyi itu harus diuji
dengan beberapa pengujian penemuan fonem. Nama fonem, ciri-ciri fonem, dan
watak fonem berasal dari bunyi bahasa. Adakalanya jumlah fonem sama dengan
jumlah bunyi bahasa, tetapi sangat jarang terjadi. Pada umumnya fonem suatu bahasa
lebih sedikit daripada jumlah bunyi suatu bahasa.
Contoh:
Pada pasangan kata bahasa Jawa pala dan bala. Kedua kata itu mempunyai makna
yang berbeda karena adanya perbedaan bunyi pada awal kata, yaitu bunyi [p] dan [b].
Kata pertama berarti ‘buah pala’, sedangkan kata kedua berarti ‘teman’. Kedua bunyi
itu merupakan fonem yang berbeda dan masin-masing ditulis sebagai /p/ dan /b/.
Pada pasangan kata kaki dan kaku. Kedua kata itu mempunyai makna yang berbeda
karena adanya perbedaan bunyi pada akhir kata, yaitu bunyi [i] dan [u]. Kata pertama
berarti ‘anggota gerak bagian bawah’, sedangkan kata kedua berarti ‘keras/tidak
ealstis’. Kedua bunyi itu merupakan fonem yang berbeda dan masin-masing ditulis
sebagai /i/ dan /u/.
2. Hipotesis Kerja dalam Menentukan Fonem Bahasa.
b. bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip dan terdapat di dalam distribusi yang
komplementer harus dimasukkan kelas-kelas bunyi yang sama (=fonem yang
sama).
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal beberapa kata, misalnya:
(1) ambil
(2) simpan
(3) tendang
(4) untung
(5) unggul
(6) tengkuk
(7) tunjung
(8) ancam
Dari deretan kata di atas terdapat rangkaian konsonan yang membentuk
kelompok, yaitu:
(1) mb pada kata ambil
(2) mp pada kata simpan
(3) nd pada kata tendang
(4) nt pada kata untung
(5) ngg pada kata unggul
(6) ngk pada kata tengkuk
(7) nj pada kata tunjung
(8) nc pada kata ancam
(1) bilabial : mb
mp
(2) alveolar : nd
nt
(3) palatal : nj
nc
nb
np
md
mt
mj
mc
mg
mk
Dalam pelaksanaan ujaran, Anda mengenal beberapa kata dalam bahasa Indonesia
yang bisa Anda daftar atau Anda buat menjadi berpasang-pasangan. Ambillah
contoh, misalnya:
(1) bala
(2) pala
(3) data
(4) tata
(5) jari
(6) cari
(7) gilas
(8) kilas