Anda di halaman 1dari 10

KLASIFIKASI AWAN dan ALAT UKUR

PRATIKUM
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

DOSEN PENGAMPU
AKHMAD MUNAYA RAHMAN, M.Pd

DISUSUN OLEH:
LALU TEGAR ARDANI
2110115210042

PENDIDIKAN GEOGRAFI

ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2021
DAFTAR ISI
Halaman Judul/Sampul.............................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PEMBAHASAN ........................................................................................1

A. Pengertian Awan.............................................................................................1

B. Klasifikasi Awan.............................................................................................1

C. Alat Ukur dan Cara Pengukuran Awan...........................................................4

D. Cara Pengukuran.............................................................................................5

BAB II PENUTUP ................................................................................................7

DAFTA PUSTAKA.............................................................................................7
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Awan
Awan merupakan massa tetesan air atau kristal beku yang
terkandung di atmosfer dan berada di atas permukaan Bumi maupun
planet lain.

B. Klasifikasi Awan

Berdasarkan formasi/mekanisme gerak vertical


1. Stratiform
Awan ini menyebabkan hujan kontinyu yang disebabkan oleh
kenaikan udara skala makro oleh front atau konvergensi atau
topografi. Daerah hujan cukup luas, intensitas hujan kecil dari gerimis
sampai hujan sedang, updraft dalam awan ini mencakup daerah yang
luas tapi lemah. Awan stratiform tumbuh dengan lambat dan arus
vertikalnya menyebar dalam area yang luas.
2. Cumuliform
Awan ini menyebabkan hujan acks yang disebabkan oleh konveksi
yang terletak dalam udara labil. Cumuliform menyebabkan hujan deras
(shower). Awan cumuliform mempunyai arus ackscat yang kuat dan
terjadi dalam area yang kecil.

Berdasarkan ketinggian dasar awan


1. Awan rendah, mempunyai ketinggian dasar awan dari permukaan
tanah sampai 2 km
a) Stratus (St)
Stratus berbentuk pipih datar atau terbentang melintang dekat
permukaan bumi; warnanya abu-bau sampai kecoklatan.
Stratus sering terlihat di pegunungan pada pagi atau sore hari.
Kadang-kadang stratus terbentuk dari kabut yang terangkat
pada waktu ada sinaran matahari. Umumnya tak menimbulkan
hujan.
Gambar. Awan Stratus

b) Stratocumulus (Sc)
Awan stratocumulus adalah awan rendah berbentuk lembaran-
lembaran berwarna abu-abu atau keputih-putihan atau
campuran keduanya. Terdiri dari massa awan yang bulat,
gumpalannya nampak mengumpul/terpisah, dan elemen-
elemennya tersusun secara teratur. Awan yang tebal, luas, dan
bergumpal-gumpal. Biasanya berbentuk kubah kecil.

Gambar. Awan Stratocomulus


c) Nimbostratus (Ns)
Awan berbentuk tidak menentu dengan tepi yang tidak rapi.
Awan ini menimbulkan hujan gerimis, berwarna putih sedikit
gelap, dan penyebarannya di langit cukup luas.

Gambar. Awan Nimbostratus


2. Awan menengah, mempunyai ketinggian dasar awan antara 2-7 km
a) Altocumulus (Ac)
Altocumulus memiliki dasar awan yang lebih tinggi daripada
stratocumulus (Sc). Awan Ac terlihat berserakan merata
bergumpal-gumpal berwarna putih dan hitam. Jika
ketebalannya cukup, awan Ac dapat menghasilkan hujan.

Gambar. Awan Altocumulus


b) Altostratus (As)
Awan altostratus adalah awan menengah yang merata dan
dapat berupa lapisan-lapisan yang tebal. Pada musim hujan
awan As dapat menyebabkan hujan merata, ringan sampai
sedang dan berlangsung terus-menerus. Awan ini dapat
menghasilkan presipitasi ringan dan virga (hujan yang tak
sampai ke tanah). Altostratus dapat terjadi dari awan
Nimbostratus yang menipis atau Cirrostratus yang menipis
kemudian  merendah sampai lapisan awan menengah.
Altostratus merata akibat adanya gerak udara ackscat yang naik
perlahan-lahan sampai lapisan menengah. 

Gambar. Awan Altostratus


3. Awan tinggi, mempunyai ketinggian dasar awan 7 km atau lebih
a) Cirrus (Ci)
Cirrus letaknya paling tinggi di antara letak awan lain. Cirrus
berwarna putih, bentuknya ada yang  garis lurus dan seperti
kail. Biasanya tampak pada waktu langit cerah Awan tinggi
dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung. Pada awan
ini terdapat kristal es.

Gambar. Awan Cirrus


b) Cirrocumulus (Cc)
Awan Cirrocumulus adalah awan tinggi yang bentuknya mirip
dengan Stratocumulus dan Altocumulus namun bulat-
bulatannya lebih kecil.

Gambar. Awan Cirrocumulus

c) Cirrostratus (Cs)
Awan Cirrostratus adalah satu-satunya yang bisa memberi efek
gelang yang dinamakan halo.Bila gelang terlihat besar berarti
cuacanya cerah. Bila  gelang terlihat besar maka cuacanya
cerah. Bila gelang kecil awan cirrus menjadi gelap dan menjadi
Cirrostratus, pertanda akan terjadi hujan. Efek gelang terjadi
karena awan ini terbentuk dari partikel-partikel es dan
membelokkan sinar matahari sebesar 22 derajat.
Gambar. Awan Cirrostratus

C. Alat Ukur

1. Celiometer
Ceilometer adalah alat untuk mengukur ketinggian dari dasar
permukaan awan.

Gambar. Celiometer

Metode yang umum digunakan untuk mengukur tinggi dasar awan

1. LIDAR (Light detection and ranging) yang dapat mengukur


ketinggian awan hingga 30 km diatas permukaan tanah.
Teknologi laser banyak dimanfaatkan sebagai pendeteksi pada
ceilometer ini, dengan panjang gelombang berkisar 600-1000
nm.
2. Sodar (Sonic Detection and Ranging), pengukuran didasarkan
pada pancaran gelombang suara vertikal (sound pulses
vertically) yang akan menghasilkan informasi berupa frekuensi
dan amplitudo dari gelombang gema di udara (atmospheric
echoes).
Terdapat 2 jenis Ceilometer – Lidar

a) Ceilometer dengan unit Tx dan Rx yang terpisah.Ceilometer


ini memiliki bagian transmitter dan receiver yang terpisah,
sehingga untuk pengukuran awan yang rendah akan kurang
akurat karena akan terjadi overlap pada batas ketinggian
tertentu.

b) Ceilometer dengan unit Tx dan Rx yang menyatu.Ceilometer


ini memiliki bagian Tx dan Rx yang menyatu dalan satu garis
pancaran, sehingga kekuatan gelombang yang terukur hampir
dapat dilakukan dari ketinggian terendah.

D. Cara Pengukuran

Ceilometer ini bekerja berdasarkan prinsip dari pantulan balik


(ackscattered) dari gelombang suara/cahaya yang dipancarkan, akibat adanya
material yang melayang di udara. Sehingga perbedaan waktu antara
gelombang yang dipancarkan (Tx) dan gelombang balik yang diterima (Rx)
akan dijadikan acuan untuk menghitung ketinggian dari material pemantul
(aerosols/awan).

Contoh Hasil Tampilan Celiometer


BAB II

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Khairullah. 2013. “Hikmah Fenomena Cuaca dan Iklim”,


https://ustadzklimat.blogspot.com/2013/04/klasifikasi-awan.html , diakses
pada tanggal 24 September 2021.
Kompas.com. 2020. “Awan:Pengertian, Jenis, dan Proses Terbentuknya”,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/01/080000769/awan-
pengertian-jenis-dan-proses-terbentuknya?page=all , diakses pada tanggal 24
September 2021.
Erlita, Aprilia. 2015. “Celiometer”, https://apriliaerlita.com/2015/11/22/ceilometer/ ,
diakses pada tanggal 24 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai