Anda di halaman 1dari 12

ANALISA SOP TINDAKAN KEPERAWATAN “PEMASANGAN INFUS”

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :

NAMA : RADOVAN HILIKA


NIM : 14420202153

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
ANALISA SOP TINDAKAN KEPERAWATAN
“PEMASANGAN INFUS”
1. Definisi
Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin kedalam tubuh pasien. Terapi intravena juga adalah
memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena (pembulu balik) untuk dilewati cairan
infus / pengobatan, dengan tujuan agar sejumlah cairan masuk ke dalam tubuh melalui
vena dalam jangka waktu tertentu. Tindakan ini sering merupakan tindakan life saving
seperti pada kehilangan cairan yang banyak, dehidrasi dan syok, karena itu keberhasilan
terapi dan cara pemberian yang aman diperlukan dasar tentang tujuan terapi intravena.
(Dermawan, 2016)
2. Tujuan
Tujuan pemasangan infus adalah mempertahankan atau mengganti cairan tubuh
yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan mellaui oral, mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit,
memperbaiki keseimbangan asam basa, memberikan tranfusi darah, menyediakan
medium untuk pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parenteral.
(Dermawan, 2016)
3. Indikasi
Secara garis besar indikasi pemasangan infus terdiri dari 4 situasi yaitu :
kebutuhan pemberian obat intravena, hidrasi intravena, tranfusi darah atau komponen
darah dan situasi lain dimana akses langsung ke aliran darah diperluka. Seabgai contoh:
1. Kondsi emergency ( misalnya tindakakan RJP), yang memungkinkan untuk
pemberian obat secara langsung kedalam pembulu darah intra vena
2. Untuk dapat memberikan respon yang cddpat terhadap pemberian obat (seperti
furosemide, digoxin)
3. Pasien yang mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus menerus
melalui pembulu darah intra vena
4. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan ciran dan elektrolit
4. Kelebihan pemasangan infus
Kelebihan pemasangan infus atau keuntungan terapi intravena antara lain : efek
terpeutik segera dapat tercapai karena pengantaran obat, absorsi total memungkinkan
dosis obat lebih dapat dan terapi lebih dapat diandalkan, kecepatan pemberian dapat
dikontrol sehingga efek terpeutik dapat dipertahankan maupun di modifikasi, rasa sakit
dan iritasi obat-obat tertentu jika dibrikan intramuscular atau subkutan dapat dihindari,
sesuai untuk obat yang tidak dapat di absorsi dengan rute lain karena molekul yang besar
iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinal.
5. Kekurangan pada pemasanag infus
Kekurangan pada pemesangan infus adalah tidak bisa dilakukan “drug recall” dan
mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko tosisitas dan sensitivitas tinggi, control
pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan “speed shock” dan komplikasi tambahan
dapat timbul yaitu: kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode
tertentu, irirtasi vascular, misalnya flebitis kimia dan inkopalabitas obat dan interaksi dari
berbagai obat tambahan.
6. SOP

N Tindakan
O

Tahap prainteraksi

1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien

2. Kaji kebutuhan pasien

Persiapan alat

Standar infus
IV kateter / wings needle / abocsth sesuai kebutuhan
Perlak
Tourniquet
Plester
Gunting
Bengkok
Sarung tangan bersih
Kassa steril
Kapas alcohol
Betadine

Tahap orientasi

1. Beri salam dan panggial nama pasien dengan namanya

2. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Berikan kesempatan kepeda pasien untuk bertanya sebelum tindakan di


lakukan

4. Tanyakan keluhan pasien dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.

Tahap kerja

1. Cuci tangan

2. Dekaktkan alat kepasien

3. Atur posisi pasien / berbaring

4. Siapkan cairan dengan menyambug botol cairan dengan selang infus dan
gantungkan pada stadar infus

5. Menentukan area vena yang akan ditusuk

6. Pasang alas

7. Pasang tourniquet pembendung 15 cm di atas vena yang akan ditusuk

8. Pakai sarung tanagn

9. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm

10. Tusukkan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung

11. Pastikan jarum masuk ke vena


12. Sambung jarum IV dengan selang infus

13. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi

14. Tutup area insersi dengan kassa kering kemudian plester

15. Atur tetesan infus sesuai program medis

16. Lepas sarung tangan

17. Pasang lebel pelaksanaan tindakan yang berisi: nama pelaksana, tanggal dan
jam pelaksanaan

18. Bereskan alat cuci tangan

Tahap terminasi

1. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi keperawatan

7. Lampiran URL

https://www.youtube.com/c/PSIKUMI

8. Lampiran screenshoot video


ANALISA SOP TINDAKAN KEPERAWATAN “PEMBERIAN MAKAN
MELALUI KATETERISASI URINE”

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :

NAMA : RADOVAN HILIKA


NIM : 14420202153
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021

ANALISA SOP TINADAKAN PEMBERIAN MAKAN MELALUI KATETERISASI


URINE
1. Definisi
Kateterisasi urine adalah tindakan memasukkan kateter kedalam saluran kemih
melalui uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan mengambil bahan
pemeriksaan. Kateterisasi urine beresiko menyebabkan (UTI) atau (ISK) dan
menyebabkan trauma pada uretra. Oleh sebab itu kateterisasi urine lebih dianjurkan
untuk pemasangan sementara (tidak lebih dari 1 minngu pemasangan).
2. Tujuan
Tujuan keteterisasi adalah:
 Melancarkan pengeluaran urine pada pasien yang tidak dapat mengontrol
miksi atau mengalami obstruksi saluran kemih
 Memantau pengeluaran urine pada pasien yang mengalami gangguan
hemodinamik
 Mengumpulkan spesimenpemeriksaan
3. Dilakukan pada pasien yang :
 Pasien yang tidak dapat buang air kecil sendiri
 Pasein yang tidak dapat mengontrol kencing
 Pesien yang memiliki kesehatan kandung kemih
 Pasien yang sedang koma
 Dibius dalam jangka waktu lama

Seseorang juga perlu menggunakkan kateter urine apabilah:


 Mengalami retensi urine yakni kondisi ketika kandung kemih tidak dapat
kososng seutuhmya
 Sedang tidak boleh bergerak, misalnya akibat cedera atau usai operasi
 Frekuensi buang air kecil, jumlah urine yang keluar, dari urine perlu
dimonitor misalnya pada pada pasien penyakit ginjal

4. Indikasi
Indikasi kateterisasi uretra adalah sebagai berikut:
 Mengambil specimen urine tanpa terkontaminasi
 Monitoring dari produksi urin sebagai indikator status cairan dan menilai
perfusi renal (terutama pada pasien kritis)
 Pemeriksaan radiologi pada saluran kemih
 Diagnosis dari perdarahan saluran kemih, atau obstruksi saluran kemih yang
ditandai dengan kesulitan memasukkan kateter
5. Kontra indikasi
Kateterisasi uretra dikontraindikasikan pada pasien dengan gejala trauma pada traktus
urinarius bagian bawah, mislanya terjadi robekan pada uretra. Kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien laki-laki yang mengalami truma pelvis atau straddle-type
injuri.
6. SOP

N TIDAKAN NILAI
O

0 1 2

Tahap prainteraksi

1 Periksa catatan pearawatan dan catatan medis pasien

2 Kaji kebutuhan pasien

3 Siapkan peralatan dan susun di atas troli


 pengalas (perlak dan handuk) serta selimut mandi
 kapas sublimat
 sarung tangan steril dan duk steril
 kateter steril
 urine bag
 spuit 20 cc yang berisi aquades
 pinset anatomis
 jeli atau gliserin
 bengkok
 plester dan gunting

Tahap orientasi

4 Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai

5 Jelaskan kepada pasien prosedur atau tidakan yang akan


diberikan

6 Berikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya


sebelum tindakan dilakukan

7 Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada


pasien.lalu pasang sampiran

Tahap kerja

8 Cuci tangan, lalu pasang pengalas dibawah bokong pasien

9 Tetap jaga privasi pasien

10 Atur posisi pasien sehingga berada dalam posisi:


 terlentang (supine) untuk pria
 dorsal recumbent pada wanita

11 Pakaikan selimut mandi sehingga hanya area parineal yang


terlihat
12 Lepaskan pakaian bawah pasien

13 Letakkan BAK berisi set kateter, bengkok, dan kapas sublinat


diantara kedua tungkai bawah pasien dengan jarak minimal 45
cm dari perineum pasien

14 Buka set kateter dan taru didalam bak peralatan

15 Kenakkan sarung tangan steril

16 Pasang duk berlubang didaerah genetalia pasien

17 Tes balon kateter apakah mengembang atau tidak

18 Buka daerah meatus:


 pria
pegang area dibawah glans penis dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri. tarik prepatium sedikit kepangkalnya
(untuk yang belum disunat)
 wanita
bersihkan area labia dengan menggunakkan jari telunjuk
dan ibu jari tangan kiri, kemudian tarik sedikit keatas.

19 Bersihkan daerah meatus


 pria
bersihkan meatus dengan gerakan melingkar dari pusat
kearea luar, minimal tiga kali
 wanita
bersihkan area labia luar, terakhir bagian meatus kapas
hanya digunakan sekali (atas ke bawah, dari meatus ke
anus)

20 Oleskan minyak pelican pada kateter


 pria 15-18 cm
 wanita 4-5 cm
21 Masukan kateter secara berlahan ke dalam orificium uretra
sampai urine keluar
 pria 18-20 cm, tegakkan penis dengan sudut 90°
 wanita 5-7 cm
tamping urine yang keluar dengan bengkok

22 Jika pada saat memasukan kateter terasa ada tekanan, jangan


dilepaskan. usahakan pasien tenang dan rileks

23 Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam pada saat kateter


dimasukan

24 Masukan kembali kateter sepanjang 2 cm sambil sedikit diputar

25 Isi balon kateter dengan aquades sebanyak yang ditentukan


dengan menggunakan spuit tanpa jarum.

26 Tarik kateter perlahan sampai ada tahanan balon

27 Lepaskan duk

28 Hubungkan selang kateter dengan urine bag

29 Lepaskan sarung tangan

30 Vikasasi kateter dengan plester


 pria dibagian paha
 wanita ke arah samping

31 Gantung urine bag dengan posisi lebih rendah dari pada kandung
kemih

32 Bantu pasien mencapai posisi yang aman

33 Ganti selimut mandi dengan selimut tidur, kalau perlu ganti


pakaian

Tahap terminasi
34 Observasi keadaan pasien

35 Rapikan peralatan dan cuci tangan

36 Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan hasilnya

7. Lampiran URL

https://www.youtube.com/c/PSIKUMI

8. Lampiran screenshoot video

Anda mungkin juga menyukai