Anda di halaman 1dari 23

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Kemampuan

Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan

beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge,

2009: 57). Menurut Zain dalam Yusdi (2010:10) bahwa kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Menurut Donald

dalam Sardiman (2009:73-74) mengemukakan kemampuan adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya pikiran dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Spencer and Spencer dalam Hamzah Uno (2010: 62) mendefinisikan

kemampuan sebagai “Karakteristik yang menonjol dari seseorang individu yang

berhubungan dengan kinerja efektif dan superior dalam suatu pekerjaan atau

situasi”. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan serta kekuatan seorang

individu dalam melakukan pekerjaan dimana dalam pekerjaan itu membutuhkan

mental berfikir guna dapat memecahkan masalah (Lendi : 2016).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan adalah kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi atau

perubahan energi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau

mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan

seseorang didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

7
2. Operasi hitung

Operasi dalam matematika diartikan sebagai “pengerjaan”. Operasi yang

dimaksud adalah operasi hitung atau pengerjaan hitung. Operasi hitung mencakup

empat pengerjaan dasar, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian ST. Negoro & B. Harahap (2014 : 218). Operasi hitung adalah suatu

perbuatan untuk menentukan nilai atau solusi sesuatu hal melalui proses

matematika yaitu proses menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi, dan

sebagainya (Chanifah, 2015 : 17).

Menurut Nita Ariani (2010 : 60), mengemukakan bahwa operasi hitung

merupakan suatu langkah atau cara yang digunakan untuk menyelesaikan suatu

masalah dalam proses matematika. Sedangkan menurut Ismiyatun (2012 : 8)

operasi hitung adalah pekerjaan atau tindakan yang dilakukan dengan cara

menjumlahkan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan sebagainya. Dari

berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan, operasi hitung adalah suatu kegiatan

untuk menyelesaikan masalah melalui proses matematika yang berkaitan dengan

perhitungan seperti, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

3. Bilangan bulat

Bilangan bulat adalah seluruh bilangan, baik positif yaitu (1, 2, 3, 4, dst) atau

negatif yaitu (-1, -2, -3,-4, dst) yang tidak memiliki desimal (Wahyudi, 2008 :

73). Karso dalam Hidayat, dkk (2012 : 3) mengemukakan bahwa bilangan bulat

adalah penggabungan dari bilangan-bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3, 4 … dan

seterusnya dengan bilangan asli negatif yaitu -1, -2, -3, -4 … dan seterusnya.

8
Srimuliani (2015 : 21) menjelaskan bahwa “Bilangan bulat terdiri dari

bilangan cacah {0, 1, 2, 3, ....} dan negatifnya (-1, -2, -3,...; -0 adalah sama

dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat

dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.” Sedangkan menurut Muchtar

A. Karim dkk dalam Lendi (2016:18) bilangan bulat merupakan gabungan

himpunan semua bilangan cacah dan himpunan semua bilangan bulat negatif. Dari

beberapa pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bilangan

bulat adalah gabungan dari semua bilangan yang terdiri dari bilangan buat negatif

yaitu bilangan bulat yang terletak di sebelah kiri angka 0 (nol), bilangan positif

yaitu bilangan bulat yang terletak di sebelah kanan angka 0 (nol), dan bilangan 0

(nol).

4. Operasi hitung pada bilangan bulat

Ada beberapa operasi hitung yang dapat dikenakan pada bilangan bulat.

Operasi-operasi tersebut adalah : (1) penjumlahan; (2) pengurangan; (3) perkalian;

dan (4) pembagian. Operasi-operasi tersebut memiliki kaitan yang sangat erat

sehingga pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi yang satu akan

mempengaruhi pemahaman konsep dan keterampilan operasi yang lain (Karim

dalam Hidayati, 2015 : 14).

a. Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat

Operasi hitung penjumlahan berarti suatu kegiatan menghitung yang

berkaitan dengan penjumlahan. Penjumlahan adalah operasi yang dipergunakan

untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan (Negoro & Harahap, 2014: 260).

9
Operasi penjumlahan pada bilangan bulat sering disebut penjumlahan

bilangan bulat saja. Di dalam mengoperasikan penjumlahan bilangan bulat itu

maka kita sering menggunakan notasi atau tanda tambah (+) dan tanda kurang (-).

Sebagaimana telah dikenal,tanda (+) atau (-) pada suatu bilangan merupakan

petunjuk akan kedudukan bilangan tersebut pada suatu garis bilangan terhadap 0

atau titik pangkal. Sementara tanda (+) dan (-) pada operasi dua atau lebih

bilangan merupakan petunjuk akan bentuk dari bilangan tersebut.

Pada operasi penjumlahan bilangan bulat terdapat sifat-sifat operasi hitung

penjumlahan, yaitu :

1. Sifat tertutup

Sifat tertutup artinya setiap penjumlhan dua bilangan bulat selalu

menghasilkan bilangan bulat juga. Sifat ini dapat ditulis :

Untuk sembarang bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏, selalu berlaku :

Jika 𝑎 + 𝑏 = 𝑐, maka c juga bilangan bulat (Dita Anggraini, 2014 : 29)

2. Sifat komutatif

Komutatif artinya pertukaran. Operasi hitung penjumlahan bilangan dengan

menggunakan sifat komutatif artinya menyelesaikan operasi hitung penjumlahan

dengan sistem pertukaran. Secara umum sifat komutatif pada penjumlahan ditulis

: 𝒂 + 𝒃 = 𝒃 + 𝒂 ( Desi Ambarawati , 2015 : 18 )

3. Sifat asosiatif

Asosiatif artinya pengelompokan. Operasi hitung penjumlahan bilangan

dengan menggunakan sifat asosiatif artinya menyelesaikan operasi hitung

10
penjumlahan dengan sistem pengelompokkan. Secara umum sifat asosiatif pada

penjumlahan dapat ditulis : (𝒂 + 𝒃) + 𝒄 = 𝒂 + (𝒃 + 𝒄) ( Desi Ambarawati , 2015

: 18 )

b. Operasi hitung pengurangan bilangan bulat

Pengurangan adalah kebalikan dari penjumlahan, biasanya hasilnya akan lebih

sedikit dari jumlah kumpulan benda yang dikurangi. Pengurangan bilangan bulat

dapat diibaratkan sebagai penambahan dengan lawan bilangan pengurangnya

(Zurismiati, 2013:14). Sedangkan Tri Untari (2014 : 17) menjelaskan

Pengurangan bilangan bulat dapat diibaratkan sebagai penambahan dengan lawan

bilangan pengurangannya.

Pada operasi hitung pengurangan bilangan bulat hanya terdapat satu sifat,

yaitu sifat tertutup. Sifat tertutup artinya setiap pengurangan dua bilangan bulat

selalu meghasilkan bilangan bulat juga. Sifat ini dapat ditulis :

Untuk sembarang bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏, selalu berlaku :

Jika 𝑎 + 𝑏 = 𝑐, maka c juga bilangan bulat (Dita Anggraini, 2014 : 32)

c. Operasi hitung perkalian bilangan bulat

Operasi perkalian pada suatu bilangan bulat pada hakikatnya adalah

operasi penjumlahan yang dilakukan secara berulang (Hidayati, 2015:16). Oleh

karena itu untuk memahami konsep perkalian pada bilangan bulat, maka

penguasaan tentang konsep dan pengertian penjumlahan serta kemampuan

menghitungnya sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan operasi perkalian bilanga

bulat secara umum membutuhkan landasan pengertian operasi penjumlahan.

11
Adapun lambang untuk menyatakan operasi perkalian antara dua bilangan atau

lebih adalah dengan tangda silang (×).

Pada operasi penjumlahan bilangan bulat terdapat sifat-sifat operasi hitung

penjumlahan, yaitu : ( Desi Ambarawati , 2015 : 18 )

1. Sifat komutatif

Komutatif artinya pertukaran. Operasi hitung perkalian bilangan dengan

menggunakan sifat komutatif artinya menyelesaikan operasi hitung perkalian

dengan sistem pertukaran. Secara umum sifat komutatif pada perkalian ditulis :

𝒂×𝒃=𝒃×𝒂

2. Sifat asosiatif

Asosiatif artinya pengelompokan. Operasi hitung perkalian bilangan dengan

menggunakan sifat asosiatif artinya menyelesaikan operasi hitung perkalian

dengan sistem pengelompokkan. Secara umum sifat asosiatif pada perkalian dapat

ditulis : (𝒂 × 𝒃) × 𝒄 = 𝒂 × (𝒃 × 𝒄)

3. Sifat distributif

Distributif artinya penyebaran. Operasi hitung bilangan dengan menggunakan

sifat distributif artinya menyelesaikan operasi hitung dengan sistem penyebaran.

Secara umum sifat distibutif perkalian ada dua yaitu:

a) Sifat distributif perkalian pada penjumlahan :

(𝒂 + 𝒃) × 𝒄 = (𝒂 × 𝒄) + (𝒃 × 𝒄)

b) Sifat distributif perkalian pada pengurangan :

(𝒂 − 𝒃) × 𝒄 = (𝒂 × 𝒄) − (𝒃 × 𝒄)

12
d. Operasi hitung pembagian bilangan bulat

Pembagian juga didefinisikan sebagai pengurangan berulang sehingga

diperoleh hasil akhir nol (Laila, 2015 : 30). Operasi pembagian pada dasarnya

adalah proses pencarian tenteng faktor yang belum diketahui dari suatu bentuk

perkalian. Operasi pembagian suatu bilangan bulat pada hakikatnya adalah operasi

pengurangan yang dilakukan secara berulang (Hidayati, 2015:16). Oleh karena itu

untuk memahami konsep pembagian bilangan bulat diperlukan pemahaman akan

konsep operasi pengurangan bilangan bulat.

Menurut Edy (2012: 14) Sifat operasi hitung pembagian bilang bukat hanya

satu yaitu sifat distributif atau penyebaran. Sifat distributif pembagian ada dua,

yaitu :

a) Sifat distributif pembagian pada penjumlahan :

(𝒂 + 𝒃) ÷ 𝒄 = (𝒂 ÷ 𝒄) + (𝒃 ÷ 𝒄)

b) Sifat distributif pembagian pada penjumlahan :

(𝒂 − 𝒃) ÷ 𝒄 = (𝒂 ÷ 𝒄) − (𝒃 ÷ 𝒄)

5. Media

Menurut Bovee dalam Rostina Sundayana (2015:6) media adalah sebuah

alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Menurut Gagne dalam buku

Hujair AH Sanaky (2013: 4), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat

merangsang pembelajar untuk belajar.

Hadi Miarso dalam buku Hujair AH Sanaky (2013: 4), mengatakan bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran,

13
perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada diri pelajar. Menurut Rostina Sundayana (2015 : 4)

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-

alat grafis, fotografis, atai elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi baik visual maupun verbal. Berdasarkan pendapat

diatas maka dapat disimpulkan media adalah alat atu komponen yang digunakan

oeh pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran agar lebih mudah

diterima oleh peserta didik.

6. Kartu bilangan

Kartu merupakan salah satu benda yang dapat dimanfaatkan sebagai

permainan edukatif. Media kartu yang dikemas dalam bentuk permainan edukatif

diharapkan dapat menjadikan proses belajar lebih menarik dan peserta didik

terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran (Erlina Budihartanti, 2011: 43). Kartu

bilangan adalah sebuah kartu yang terbuat dari kertas tebal berbentuk persegi

panjang, yang tertuliskan bilangan (alam_terbuka.blogspot.com). Media kartu

bilangan adalah alat perantara yang digunakan dalam permainan dengan

menggunakan kertas yang dibentuk sesuai dengan keperluan terdiri dari kumpulan

beberapa angka yang mengandung makna untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Abdul Muin, 2012: 35). Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan

kartu bilangan adalah media yang dibuat dari kertas yang digunakan sebagai alat

belajar agarpeserta didik lebih tertarik dan terlibat aktifdalam kegiatan

pembelajaran.

Dalam penelitian ini kartu bilangan dibuat dari kertas karton dengan

ukuran 4𝑥6 dan dua warna yang berbeda yaitu warna merah dan hijau, warna

14
hijau untuk menandai bilangan positif dan warna merah untuk menandai bilangan

negatif. Nol diwakilkan dengan tidak adanya kartu atau dua buah kartu yang

berbeda warna atau saling berlawanan. Berikut ini gambar dari kartu bilangan

tersebut :

+ + + + + Mewakili bilangan bulat positif 1

Gambar 2.1. Kartu Bilangan Positif

Mewakili bilangan bulat negatif 1

Gambar 2.2. Kartu Bilangan Negatif


tif

+ Mewakili bilangan nol

Gambar 2.3. Sepasang Kartu Positif dan Negatif adalah Kartu Bilangan Nol

Persegi sebagai media bantu dan Mewakili bilangan nol

Gambar
7. 2.4. Kertas persegi
Penggunaan sebagai
kartu media bantu
bilangan pada juga mewakili
operasi bilangan
hitung nol bulat
bilangan

a. Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat

Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏 ditulis 𝑎 + 𝑏 = 𝑐.

Operasi hitung penjumlahan dengan kartu bilangan berarti memasukkan atau

menambahkan kartu yang mewakili 𝑏 yang telah terdapat kartu yang mewakili 𝑎

dan 𝑐 adalah hasil dari penjumlahan kartu 𝑎 dan 𝑏.

Contoh langkah-langkah pengerjaan operasi hitung penjumlahan bilangan

bulat dengan kartu bilangan.

15
1. 2 + 3 =

+ + +
+ =

+ + + + + + +
Gambar 2.5. Langkah pengerjaan penjumlahan bilangan bulat positif dan positif

Terdapat 2 kartu merah (positif) lalu ditambahkan 3 kartu merah (positif)

sehingga jumlah kartu merah (positif) menjadi 5, jadi dapat disimpulkan 2 + 3 =

2. 3 + (−5) =

+ + + + = =
+ + +

Gambar 2.6. Langkah pengerjaan penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif

Terdapat 3 kartu merah (positif) lalu ditambahkan 5 kartu hijau (negatif)

sehingga terdapat 3 pasang kartu warna merah dan hijau yang menandakan nilai

nol dan tersisa 2 kartu hijau (negatif), jadi dapat disimpulkan 3 + (−5) = −2

3. −4 + 5 =

+ + +
+ =
+ + + + + + +
Gambar 2.7. Langkah pengerjaan penjumlahan bilangan nrgatif dan positif

16
Terdapat 4 kartu hijau (negatif) lalu ditambahkan 5 kartu merah (positif)

sehingga terdapat 4 pasang kartu warna merah dan hijau menandakan nilai nol dan

tersisa 1 kartu merah (positif), jadi dapat disimpulkan −4 + 5 = 1.

4. (−3) + (−4) =

+ =

Gambar 2.8. Langkah pengerjaan penjumlahan bilangan bulat negatif dan negatif

Terdapat 3 kartu negatif kemudian ditambahkan 4 kartu negatif sehingga

terdapat 7 kartu hijau (negatif), jadi dapat disimpulkan (−3) + (−4) = −7

b. Operasi hitung pengurangan bilangan bulat

Operasi hitung pengurangan bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏 ditulis 𝑎 − 𝑏 = 𝑐.

Operasi hitung pengurangan dengan kartu bilangan berarti mengeluarkan atau

mengurangkan kartu yang mewakili 𝑏 yang telah terdapat kartu yang mewakili 𝑎

dan 𝑐 adalah hasil dari pengurangan kartu yang mewakili 𝑎 dan 𝑏.

Contoh langkah-langkah pengerjaan operasi hitung pengurangan bilangan

bulat dengan kartu bilangan :

17
1. 5 − 2 =

+ + + + + +
- =
+ + + +
Gambar 2.9. Langkah pengerjaan penguranganan bilangan bulat positif dan positif

Terdapat 5 kartu merah (positif) dan kurangkan atau keluarkan 2 kartu

merah sehingga tersisa 3 kartu merah (positif), jadi dapat disimpulkan 5 − 2 = 3

2. 3 − (−2) =

+ + +
+ + +
+ + - =

+ +
Gambar 2.10. Langkah pengerjaan penguranganan bilangan bulat positif dan negatif

Terdapat 3 kartu merah (positif) lalu di tambahkan 2 pasang kartu yang

berbeda agar kartu tetap bernilai 3 positif, lalu kurangkan 2 kartu hijau (negatif)

sehingga tersisa 5 kartu merah (positif), jadi dapat disimpulkan bahwa 3 −

(−2) = 5

3. (−4) − 2 =

- =

+ + + +

Gambar 2.11. Langkah pengerjaan penguranganan bilangan bulat negatif dan positif

18
Terdapat 4 kartu hijau (negatif) lalu di tambahkan 2 pasang kartu yang

berbeda agar kartu tetap bernilai 4 negatif, lalu kurangkan 2 kartu merah (positif)

sehingga tersisa 6 kartu hijau (negatif), jadi dapat disimpulkan bahwa (−4) − 2 =

−6

4. −2 − (−1) =

- =
+ +
Gambar 2.12. Langkah pengerjaan penguranganan bilangan bulat nrgatif dan negatif

Terdapat 2 kartu hijau (negatif) lalu di tambahkan 1 pasang kartu yang

berbeda agar kartu tetap bernilai 2 negatif, lalu kurangkan 1 kartu hijau (negatif)

sehingga tersisa 1 pasang kartu berbeda dan 1 kartu hijau (negatif), jadi dapat

disimpulkan bahwa (−2) − (−1) = −1

c. Operasi hitung perkalian bilangan bulat

Operasi hitung perkalian bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏 ditulis 𝑎 × 𝑏 = 𝑐. Operasi

hitung perkalian dengan kartu bilangan berarti memasukkan atau menambahkan

kartu yang mewakili 𝑏 sebanyak 𝑎 dan 𝑐 adalah jumlah akhir kartu yang terdapat

pada persegi. Pada operasi perkalian ini pengali positif berarti memasukkan atau

menambahkan kartu pada persegi. Sedangkan pengali negatif berarti

mengeluarkan atau mengurangkan kartu dari persegi. Bilangan yang dikalikan

mewakili keping yang dipindahkan (dikeluarkan atau dimasukkan).

19
Contoh langkah-langkah pengerjaan operasi hitung penjumlahan bilangan

bulat dengan kartu bilangan:

1. 2 × 3 =

memasukkan yang pertama


+ + +
memasukkan yang kedua
+ + +
Gambar 2.13. Langkah pengerjaan perkalian bilangan bulat positif dan positif

Perkalian 2 × 3 dapat diartikan memasukkan 3 kartu merah (positif) sebanyak

2 kali. Telihat pada gambar dalam persegi terdapat 6 kartu merah (positif),

sehingga dapat disimpulkan bahwa 2 × 3 = 6

2. 2 × (−3) =

memasukkan yang pertama

memasukkan yang kedua

Gambar 2.14. Langkah pengerjaan perkalian bilangan bulat positif dan negatif

Perkalian 2 × (−3) dapat diartikan memasukkan 3 kartu hijau (negatif)

sebanyak 2 kali. Telihat pada gambar dalam persegi terdapat 6 kartu hijau

(negatif), sehingga dapat disimpulkan bahwa 2 × (−3) = 6

20
3. −3 × 2 =

keluarkan 3 kartu merah (positif) pertama


+ + +
3 pasang kartu Nol yang pertama

keluarkan 3 kartu merah (positif) pertama


+ + +
3 pasang kartu Nol yang kedua

+ + +
+ + +

Sehingga dalam persegi terdapat 6 kartu hijau

Gambar 2.15. Langkah pengerjaan perkalian bilangan bulat positif dan negatif

Dari penjelasan diatas maka perkalian −3 × 2 dapat diartikan mengeluarkan

atau mengurangkan 3 kartu merah (positif) sebanyak 2 kali. Karena bilangan yang

dikali bernilai 3 maka dalam persegi kita masukkan 3 pasang kartu merah dan

hijau atau kartu bernilai nol sebanyak 2 kali. Lalu keluarkan 3 kartu merah

(positif) yang pertama dan keluarkan 3 kartu merah (positif) yang kedua sehingga

dalam persegi tersisa 6 kartu hijau (negatif). Jadi dapat disimpukan bahwa −3 ×

2 = −6

21
4. (−1) × (−2) =

+ +
mengeluarkan 2 kartu hijau (negatif) sebanyak satu kali

+ + sehingga dalam persegi terdapat 2 kartu positif

Gambar 2.16. Langkah pengerjaan perkalian bilangan bulat negatif dan negatif

Perkalian (−1) × (−2) dapat diartikan mengeluarkan atau mengurangkan 2 kartu

hijau (negatif) sebanyak 2 kali. Karena bilangan yang dikali bernilai 2 maka

dalam persegi kita masukkan 2 pasang kartu merah dan hijau atau kartu bernilai

nol sebanyak 1 kali. Lalu keluarkan 2 kartu hijau (negatif) sehingga dalam persegi

tersisa 2 kartu merah (positif). Jadi dapat disimpukan bahwa (−1) × (−2) = 2.

d. Operasi hitung pembagian bilangan bulat

Operasi hitung perkalian bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏 ditulis 𝑎 ÷ 𝑏 = 𝑐. Operasi

hitung pembagian dengan kartu bilangan berarti memindahkan (memasukkan atau

mengeluarkan) kartu yang mewakili 𝑏 sebanyak kartu yang mewakili 𝑎 dan 𝑐

adalah hasil bagi yang menunjukkan banyaknya kegiatan memindahkan

(memasukkan atau mengeluarkan) kartu ke atau dari persegi sehingga dalam

persegi terdapat kartu sebanyak yang mewakili 𝑎. Pada operasi pembagian ini

apabila 𝑐 bernilai positif menunjukkan kita memasukkan kartu kedalam persegi

sedangkan apabila 𝑐 bernilai negatif menunjukkan kita mengeluarkan kartu dari

persegi.

22
Contoh langkah-langkah pengerjaan operasi hitung penjumlahan bilangan

bulat dengan kartu bilangan.

1. 4 ÷ 2 =

Memasukkan yang pertama


+ +
Memasukkan yang kedua
+ +sehingga :

+ +
+ +

Gambar 2.17. Langkah pengerjaan pembagian bilangan bulat positif dan positif

Dari penjelasan diatas maka 4 ÷ 2 berarti memindahkan (memasukkan) 2 pasang

kartu merah (positif) sampai berjumlah 4 positif. Sehingga kita tahu bahwa harus

memasukkan 2 pasang kartu merah (positif) sebanyak 2 kali agar dalam persegi

terdapat 4 kartu merah (positif). Dari kegiatan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa 4 ÷ 2 = 2.

2. 4 ÷ (−2) =

+ + memasukkan 1 pasang kartu berbeda


yang pertama

+ + memasukkan 1 pasang kartu berbeda


yang kedua

23
+ +
keluarkan 2 kartu negatif yang pertama

+ +
keluarkan 2 kartu negatif yang kedua

+ +
sehingga dalam persegi terdapat 4 kartu postif
+ +

Gambar 2.18. Langkah pengerjaan pembagian bilangan bulat positif dan negatif

Dari penjelasan diatas maka pembagian 4 ÷ (−2) berarti kita harus

memasukkan 2 pasang kartu warna berbeda dengan setiap pasangnya berisi 2

kartu postif dan 2 kartu negatif, lalu kita harus membagi yang artinya

mengeluarkan 2 kartu negatif dari setiap pasangnya agar dalam persegi terdapat 4

positif. Dari kegiatan diatas kita tahu bahwa kita melakukan 2 kali kegiatan

mengeluarkan kartu negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 4 ÷ (−2) = −2.

3. (−4) ÷ 2 =

memasukkan 1 pasang kartu berbeda


+ +
yang pertama

+ + memasukkan 1 pasang kartu berbeda


yang kedua

24
+ + keluarkan 1 pasang kartu yang terdiri dari 2 kartu
` positif yang pertama

keluarkan 1 pasang kartu yang terdiri dari 2 kartu


+ + positif yang kedua

sehingga dalam persegi terdapat 4 kartu negatif

Gambar 2.19. Langkah pengerjaan pembagian bilangan bulat negatif dan positif

Pembagian (−4) ÷ 2 berarti kita harus memasukkan 2 pasang kartu warna

berbeda dengan setiap pasangnya berisi 2 kartu postif dan 2 kartu negatif, lalu kita

harus membagi yang artinya mengeluarkan 2 kartu positif dari setiap pasangnya

agar dalam persegi terdapat 4 negatif. Dari kegiatan diatas kita tahu bahwa kita

melakukan 2 kali kegiatan mengeluarkan kartu positif. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa (−4) ÷ 2 = −2.

4. (−4) ÷ (−2) =

memasukkan 1 pasang kartu negatif yang terdiri dari


2 kartu negatif yang pertama
memasukkan 1 pasang kartu negatif yang terdiri dari
2 kartu negatif yang kedua

25
Gambar 2.20. Langkah pengerjaan pembagian bilangan bulat negatif dan negatif

Pembagian 4 ÷ 2 berarti memindahkan (memasukkan) 2 pasang kartu hijau

(negatif) sampai berjumlah 4 positif. Sehingga kita tahu bahwa harus

memasukkan 2 pasang kartu hijau (negatif) sebanyak 2 kali agar dalam persegi

terdapat 4 kartu hijau (negatif). Dari kegiatan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa (−4) ÷ (−2) = 2.

B. Penelitian yang Relevan


Hasil penelitian terdahulu merupakan hasil penelitian yang sudah teruji

kebenarannya, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau pembanding.

Hasil penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Tri Wahyuningtyas dengan judul

“Penggunaan Media Mobil Mainan Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat”. Penelitian ini dilakukan pada

peserta didik kelas IV SDN Mojolangu 4 Malang. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penggunaan media permainan mempermudah peserta

didik dalam memahami konsep operasi hitung bilangan bulat dan pemahaman

peserta didik meningkat.

2. Penelitian selanjutnya yang juga relevan adalah penelitian yang dilakukan

oleh Sri Eti Ermawati dengan judul “Peningkatan Meghitung Operasi

Bilangan Bulat Dengan Metode Ekspository Berbantuan Media Garis

Bilangan”. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VI SD Negeri 01

26
Kebonrowopucang Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penggunaan metode ekspository berbantuan media garis

bilangan dapat meningkatkan kemampuan menghitung operasi bilangan bulat

yang ditunjukkan dari hasil nilai tes evaluasi. Penggunaan metode ekspository

berbantuan media garis bilangan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta

didik pada pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmala, Sukayasa, dan Baharuddin

Paloloang dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Tutor Teman

Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Operasi Hitung

Campuran Bilangan Bulat”. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas

V SDN 20 Toli-toli. Hasil secara keseluruhan dari penelitian yang telah

dilaksanakan adalah peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi

operasi hitung campuran bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat dari persentase

ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I yang hanya mencapai 74,30 %

kemudian pada siklus II, persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai

hasil 84,71 %. Hasil observasi, penelitian sikap dan minat rata-rata berada

dalam kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik kelas V SDN 20 Tolitoli pada operasi hitung campuran bilangan

bulat.

C. Kerangka Pikir
Peserta didik sekolah dasar masih sangat membutuhkan benda-benda

konkret atau media agar lebih mudah dalam memahami suatu konsep yang

disampaikan guru. Hal ini dikarenakan peserta didik sekolah dasar masih ada

27
dalam tahap operasional konkret. Fenomena yang sering terjadi di lapangan

adalah peserta didik sering mengalami rasa bosan dalam mengikuti pembelajaran

khususya mata pelajaran matematika. Nilai matematika khususnya operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah dikarenakan guru

menyampaikan materi kebanyakan menggunakan metode ceramah saja dan

jarang menggunakan media pembelajaran, hal tersebut menyebabkan peserta

didik kesulitan dalam memahami suatu konsep matematika.

Salah satu upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah tersebut

adalah melalui penggunaan media. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat

menarik minat belajar peserta didik sehingga membantu peserta didik memahami

konsep matematika yang diberikan guru dengan benar dan dapat mempercepat

proses belajar mengajar, sehingga diharapkan kemampuan peserta didik dalam

memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat

meningkat melalui penggunaan media kartu bilangan.

28
Kondisi Guru belum Kemampuan operasi
Awal menggunakan alat hitung bilangan bulat
peraga yang konkrit siswa rendah

Siklus I :
Menggunakan media
kartu bilangan pada
opersi hitung
penjumlahan dan
pengurangan
Guru bilangan bulat
menggunakan alat
Tindakan peraga konkrit
yaitu Media kartu
bilangan
Siklus II :
Menggunakan media
kartu bilangan pada
Kondisi
opersi hitung
akhir
perkalian dan
pembagian bilangan
bulat
Kemampuan operasi
hitung bilangan bulat
siswa meningkat

Bagan 2.1. Kerangka Berpikir

29

Anda mungkin juga menyukai