Anda di halaman 1dari 48

STRATEGI KEPELA SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN


MASYARAKAT DI SMP NEGERI 1 SUNGAYANG

PROPOSAL PENELITIAN

Untuk memenuhi sebagian persyaratan langkah awal skripsi

Oleh
HARI RAMADANI
NIM. 17002016

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT


yang senantiasa menganugerahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Strategi Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat di SMP N 1
Sungayang”.

Proposal ini merupakan hasil observasi yang disusun dalam rangka


memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu
(S-1) pada Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitras Negeri Padang.

Selesainya penulisan proposal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada:

A. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas


Negeri Padang. Bapak Drs. Syahril, M.Pd.,P.Hd
B. Bapak Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dalam proses
pembuatan proposal ini.
C. Staff dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang.
D. Kedua orang tua, kakak dan adik yang selalu mensupport dan mendoakan
untuk kelancaran penulis dalam penulisan proposal penelitian ini
E. Sahabat dan teman-teman yang telah membantu dan meluangkan waktu dalam
membuat penulisan proposal penelitian ini

Selanjutnya penulis menyadari bahwa pembuatan proposal penelitian ini


masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik, saran dan evaluasi dari pembaca, agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Padang, Februari 2021

Hari Ramadani
17002016
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Fokus Penelitian....................................................................................................7
C. Pertanyaan Penelitian.............................................................................................7
D. Tujuan Penelitian...................................................................................................8
E. Manfaat Penelitian..................................................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................10
A. Strategi.................................................................................................................10
1. Pengertian.........................................................................................................10
B. Kepala sekolah.....................................................................................................11
1. Pengertian.........................................................................................................11
2. Tugas kepala sekolah........................................................................................12
3. Syarat Menjadi kepala sekolah.........................................................................13
4. Kompetensi Kepala Sekolah.............................................................................15
C. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat................................................................21
1. Pengertian.........................................................................................................21
2. Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat................................................23
3. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat................................................23
4. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat..............................................24
5. Jenis hubungan sekolah dan masyarakat...........................................................25
6. Proses Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat............................26
7. Peran Hubungan Sekolah dengan Masyarakat..................................................27
8. Bentuk kegiatan Sekolah dengan Masyarakat..................................................28
9. Media Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.................................................31
O. Kerangka Konseptual...........................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................35
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................35
B. Definisi Operasional.............................................................................................36
C. Setting Penelitian..................................................................................................37
D. Instrumen Penelitian.............................................................................................37
E. Sumber Data.........................................................................................................37
F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................38
G. Teknik Analisis Data............................................................................................39
H. Teknik Keabsahan Data........................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................44
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu

sarana yang berperan penting dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan

pribadi peserta didik atau siswa disekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai suatu

sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu

masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam

mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efesien. Sebaiknya

sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan pemenuhan kebutuhan

masyarakat, khususnya dalam kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah

memilki kewajiban untuk memberikan pemahaman tentang tujuan-tujuan,

program-program, keadaan serta kebutuhan masyarakat. sebaliknya, sekolah juga

harus mengetahui dengan jelas apa harapan, kebutuhan dan tuntutan masyarakat,

terutama terhadap sekolah. Dengan kata lain, antara sekolah dan masyarakat harus

dijalin suatu hubungan yang baik dan harmonis.

Masyarakat adalah sumber daya yang sangat penting bagi satuan

pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kasus yang muncul ke permukaan,

bahwa suatu satuan pendidikan yang tutup dan tidak dapat meneruskan program-

program pendidikannya karena tidak adanya dukungan dari masyarakat sekitar. Di

lain pihak, ada sekolah yang hanya menempatkan masyarakat untuk menjadi

sasaran strategis bagi lembaga untuk mengambil keuntungan finansial saja,

1
sehingga masyarakat yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari

kepentingan lembaga menjadi kecewa. Selain itu juga ada sekolah yang

merangkul masyarakat sekitar untuk membentuk hubungan kerjasama yang baik

dengan selalu mengajak masyarakat berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan sekolah

tersebut.

Menurut Gustituati (2012:261) mengatakan bahwa hubungan masyarakat

dapat diartikan sebagai suatu usaha yang direncanakan dan dilakukan secara terus

menerus untuk membangun dan memelihara goodwill, yaitu pandangan positif,

perhatian, kepercayaan masyarakat kepada sekolah serta kamauan masyarakat

untuk berpartisipasi dan membangun saling pengertian antara sekolah dengan

masyarakatnya (para stakeholders). Menurut Muntahar humas merupakan pusat

kegiatan yang meliputi banyak bidang dan upaya diberbagai masyarakat

dinatanya, hubungan antar manusia, hubungan kerja, hubungan manusia dengan

alat dan media massa, keahlian menggunakan dan memilih alat komunikasi. Seni

berdiskusi dan musyawarah, seni mengajak untuk secara sadar mendekati dan

menyelesaikan masalah, seni mengajak untuk secara sadar tertarik dan terpikat

untuk membeli, menggunakan, periklanan, publiser, keahlian menduga dan

memperhitungkan situasi dan kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, keahlian,

melindungi lingkungan dan pelestarian alam, keahlian membicarakan dan

menciptaan pandangan masyarakat serta pendapat umum dan lainnya (Mulyono,

2008:202).

Hubungan yang baik dan harmonis antara sekolah dan masyarakat akan

semakin dirasakan sangat penting oleh masyarakat yang telah menyadari dan

2
memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Namun pada masyarakat

yang masih kurang menyadari akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntuk

untuk lebih aktif dan kreatif dalam membina dan meningkatkan hubungan dengan

masyarakat sehingga akan terciptanya hubungan kerja sama yang baik dan lebih

harmonis.

Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, maka

rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga

akan meningkat. Agar terciptanya hubungan kerja sama yang baik antara sekolah

dengan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang

jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat

di informasikan oleh sekolah kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua

murid, papan informasi sekolah, bulletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran

sekolah, kunjungan kesekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh staf

sekolah, murid, dan media sosial lainnya seperti facebook, instagram, blog, dan

lain-lainnya.

Salah satu faktor penentu terjalinnya hubungan baik antara sekolah dengan

masyarakat adalah peran kepala sekolah dalam menciptakan hubungan tersebut.

Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan

hubungan baik antara sekolah dengan masyarakat secara efektif. Karena seorang

kepala sekolah harus memperhatikan apa yang terjadi dengan peserta didik

disekolah dan apa yang dipikirkan oleh orang tua murid serta masyarakat disekitar

sekolah tersebut. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa membina dan

3
meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan masyarakat

guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien.

Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah

menyebutkan bahwa kepala sekolah harus memiliki lima dimensi kompetensi

yaitu kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan hubungan sosial.

Hubungan sosial yang dimaksud dalam kompetensi kepala sekolah tersebut adalah

bekerjasama dengan pihak lain untuk keperntingan sekolah dan berpartisipasi

dalam kegiatan sosial kemasyaraktan dan memiliki kepekaan sosial terhadap

masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Seorang kepala sekolah harus memiliki

hubungan sosial yang baik dalam kepemimpinannya. Kepala sekolah harus

mampu menciptakan dan membangun hubungan yang baik dan harmonis anatara

sekolah dengan masyarakat, karena masyarakat merupakan pengawas sekaligus

penilai dari sebuah sekolah tersebut.

Keberhasilan hubungan yang baik dan harmonis anatara sekolah dengan

masyarakat tersebut berasal dari bagaimana kepala sekolah dalam membangun

atau menjalin hubungan tersebut. Karena pada dasarnya antara sekolah dengan

masyarakat saling bergantung anatara satu sama lainnya. Oleh sebab itu hubungan

sosial kepala sekolah juga haruslah baik sehingga bisa membaur dan merangkul

masyarakat yang ada disekitar sekolah tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara awal yang peneliti lakukan

dengan ibuk wirna asni selaku wakil kepala sekolah di SMP N 1 Sungayang dan

salah satu tokoh masyarakat peneliti menukan bahwa hubungan antara sekolah

4
dengan masyarakat sudah berjalan cukup baik. Yang mana SMP N 1 Sungayang

merupakan salah satu pendidikan tahap menengah pertama yang ada dinagari

sungayang. Dalam sistem pendidikan, sekolah sebagai salah satu instansi dalam

menjalankan program-programnya selalu didukung oleh masyarakat dan tidak ada

yang bertentangan antara sekolah dengan masyarakat sungayang. dan juga sekolah

tersebut selalu mengikut sertakan masyarakat dalam perkembangan sekolah.

Seperti Mengikutsertakan masyarakat dalam pembangunan sekolah dengan

melakukan gotong royong yang mana di nagari sungayang ada yang namanya

swadaya masyarakat. Disini masyarakat nagari sungayang bersama-sama

membantu sekolah baik secara materil maupun moril. Serta apapun kegiatan yang

dilakukan oleh sekolah selalu diberitahukan oleh pihak sekolah ke lembaga seperti

Walinagari, BPRN, Ninik Mamak, Bundo Kanduang, Alim ulama, cadiak pandai

dan pemuda nagari sungayang. jika sekolah mengadakan kegiatan seperti festival,

musik, reunian alumni, dan lainnya sekolah selalu mengikutsertakan instansi atau

lembaga-lembaga yang ada di nagari sungayang serta sekolah juga

mengikutsertakan masyarakat yang ada disekitar sekolah tersebut. Begitu juga

sebaliknya, jika ada kegiatan di masyarakat nagari sungayang seperti musrenbang,

seni tari, khatam al qur’an dan lainnya. Sekolah SMP N 1 Sungayang ikut

berpartisipasi dalam acara yang di adakan tersebut serta kepala sekolah juga

mendukung siswa-siswanya untuk ikut dalam acara yang di adakan nagari

maupun sebagai perwakilan dari nagari untuk mengikuti lomba-lomba. namun hal

yang masih kurang disini adalah hubungan sekolah dengan masyarakat yang

berada agak jauh dari sekolah serta kepedulian masyarakat terhadap sekolah.

5
Contohnya saja masyarakat yang berada di sekitar tempat siswa melakukan

pelajaran olahraga, karena tempat siswa melakukan pembelajaran olahraga berada

agak jauh dari sekolah. Yang mana setiap jam olahraga selesai siswa lansung

disuruh kembali ke sekolah oleh guru, tetapi banyak dari siswa yang bermain-

main dijalan atau singgah ketempat-tempat lain, seperti pasar, warung dan tempat-

tempat lainnya, hal tersebut dibiarkan saja tanpa ada masyarakat yang menegur

atau mengingatkan siswa tersebut. Bahkan ada juga masyarakat yang

menyalahkan sekolah karena seorang siswa mencuri dikebunnya, padahal kejadian

tersebut sudah berada diluar jam sekolah. Oleh karena itu sangat penting sekolah

menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. Sehingga dengan adanya

hubungan tersebut masyarakat dapat berperan dalam menjaga kedisiplinan siswa

serta masyarakat juga berfungsi sebagai pengawas di lingkungan masyarakat.

Dengan adanya silahturahmi yang baik tentunya hubungan antara sekolah dengan

masyarakat akan baik juga, sehingga akan meningkatkan kepedulian masyarakat

akan pentingnya sekolah dalam membentuk karakter siswa. Selain menjadi

pengawas sekolah, masyarakat juga berperan dalam membentuk karakter siswa

yang disiplin.

Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti tentang bagaimana strategi kepala

sekolah dalam meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat nagari

sungayang sehingga hubungan tersebut dapat terjalin dengan lebih baik dan

harmonis antara keduanya.

6
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Hubungan Sekolah

dengan Masyarakat di SMP N 1 Sungayang”.

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini adalah strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat di SMP N 1 Sungayang.

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana perencanaan hubungan sekolah dengan masyarakat di SMP

Negeri 1 Sungayang?

2. Bagaimana pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat di SMP

Negeri 1 Sungayang.

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat hubungan sekolah dengan

masyarakat di SMP Negeri 1 Sungayang

4. Bagaimana solusi hubungan sekolah dengan masyarakat di SMP

Negeri 1 Sungayang

5. Bagaimana bentuk evaluasi penilaian hubungan sekolah dengan

masyarakat di SMP Negeri 1 Sungayang

7
6. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan hubungan

sekolah dengan masyarakat di SMP Negeri 1 Sungayang

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mendeskripsikan perencanaan hubungan sekolah dengan masyarakat

di SMP Negeri 1 Sungayang?

2. Mendeskripsikan pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat di

SMP Negeri 1 Sungayang.

3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat hubungan sekolah

dengan masyarakat di SMP Negeri 1 Sungayang

4. Mendeskripsikan solusi hubungan sekolah dengan masyarakat di SMP

Negeri 1 Sungayang

5. Mendeskripsikan bentuk evaluasi penilaian hubungan sekolah dengan

masyarakat di SMP Negeri 1 Sungayang

6. Mendeskripsikan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan

hubungan sekolah dengan masyarakat di SMP Negeri 1 Sungayang

8
E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis maupun praktis

untuk pihak yang terkait dan masyarakat pada umumnya, maka manfaat penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis.

a. Memberikan masukan-masukan serta kontribusi untuk pengembangan

penelitian.

b. Dapat dijadikan simber informasi ilmiah bagi penelitian yang berkaitan

dengan Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Hubungan

Sekolah dengan Masyarakat.

2. Manfaat praktis

a. Diharapkan dapat menjadi rujukan atau referensi pagi para pendidik,

praktisi pendidikan, dan pengelola lembaga pendidikan yang memiliki

kesamaan karakteristik.

b. Memberikan informasi kepada kepala sekolah tentang pentingnya

peningkatan hubungan sekolah dengan masyarakat yang nantinya akan

berdampak baik pada hubungan antara sekolah dengan masyarakat.

c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber

informasi terkait Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi

1. Pengertian

Penerapan manajemen strategi dalam organisasi pendidikan

merupakan paradigma baru dalam proses perencanaan pendidikan, disebabkan

organisasi pendidikan sebagai organisasi nonprofit yang didasari pada nilai-

nilai, pengabdian untuk kemanusiaan. Adapun kata strategi berasal dari bahasa

yunani strategos atau stratgeus yang berarti jendral, namun dalam yunani kuno

sering disebut dengan perwira negara (state officer) dengan fungsi luas

(Kurniadin dan Machall, 2012:153).

Menurut Glucck (dalam Rochaety, 2009) mengatakan bahwa strategi

adalah suatu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu yang

menghubungkan kekuatan strategi organisasi-organisasi lingkungan yang

dihadapinya, semuanya untuk menjamin agar tujuan organisasi tersebut

tercapai.

Sementara Salusu berpendapat bahwa strategi adalah suatu seni

menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai

sasaran melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang

paling menguntungkan. Konsep tersebut mengemukakan bahwa strategi lebih

menekankan pengertiannya pada suatu situasi dimana pemimpin mampu

10
mendayagunakan segenap sumber daya organisasi dengan tepat dan benar

(Ahmad, dkk. 2017).

Dapat disimpulkan bahwa pokok strategi pertama, merupakan satu

kesatuan rencana organisasi yang komprehensif dan terpadu yang diperlukan

untuk mencapai tujuan organisasi. Kedua penyusunan strategi analisis

lingkungan karena lingkungan akan menentukan kekuatan dan kelemahan

organisasi. Ketiga pencapaian tujuan organisasi dihadapkan berbagai pilihan

alternatif strategi-strategi yang harus dikembangkan.

Dalam dunia pendidikan strategi yang ditujukan yaitu bagaimana cara-

carayang dilakukan oleh suatu lembaga atau juga orang-orang yang ada

disekitar dunia pendidikan dalam meningkatkan pendidikan yang lebih baik

lagi kedepannya. Cara tersebut sangatlah menjadi hal terpenting bagi

kemajuan pendidikan yang akan menjadi penentu apakah pendidikan tersebut

maju atau tidak.

B. Kepala sekolah

1. Pengertian

Menurut Makawimbang (2012:61) mengatakan bahwa kepala sekolah

adalah seorang fungsional guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu

sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana

terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran. Sedangkan menurut Helmawati (2014:17), kepala

11
sekolah ialah salah satu personil sekolah yang membimbing dan memiliki

tanggungjawab bersama anggota lain untuk mencapai tujuan.

Menurut mulyono (2008:144), mengatakan bahwa kemajuan sekolah

akan lebih penting bila orang memberikan atensinya pada kiprah kepala

sekolah karena alasan-alasan sebagai berikut. Pertama, kepala sekola

merupakan tokoh sentral pendidikan. Kedua, sekolah adalah sebagai suatu

komunitas pendidikan yang membutuhkan seseorang pemimpin untuk

mendayagunakan potensi yang ada didalam sekolah.

Menurut Husnaini dalam (priansa, dkk. 2014 :49) menyatakan bahwa

kepala sekolah merupakan manajer yang mengorganisir seluruh sumber daya

yang ada di sekolah dengan menggunakan prinsip “TEAMWORK”, yaitu rasa

kebersamaan (together), pandai merasakan (empathy), saling membantu

(assist), saling penuh kedewasaan (maturity), saling mematuhi (willingness),

saling teratur (organization), saling menghormati (respect) dan saling berbaik

hati (kindess).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah tenaga fungsional

guru yang diberi tugas dan tanggungjawab untuk memimpin sekolah tempat

diselenggarakannya proses belajar mengajar serta mengorganisir seluruh

sumber daya yang ada dengan menggunakan prinsip TEAMWORK.

2. Tugas kepala sekolah

Menurut musbikin (2013:59), tugas dan tanggungjawab kepala sekolah

adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan,

12
mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan sekolah, yang meliputi bidang

proses belajar mengajar, peningkatan dan pengembangan profesionalisme

guru, administrasi kantor, administrasi siswa, administrasi pegawai,

administrasi perlengkapan, administrasi keuangan, administrasi perpustakaan

dan administrasi hubungan masyarakat.

Sedangkan menurut Makawimbang (2012) menjelaskan bahwa ada 7

pembagian tugas kepala sekolah yaitu:

1. Kepala sekolah sebagai pendidik

2. Kepala sekolah sebagai manajer

3. Kepala sekolah sebagai administrator

4. Kepala sekolah sebagai supervisor

5. Kepala sekolah sebagai leader

6. Kepala sekolah sebagai inovator

7. Kepala sekolah sebagai motivator

3. Syarat Menjadi kepala sekolah

Kepala sekolah adalah seorang guru yang memiliki tugas tambahan

untuk membina dan memimpin anggotanya untu mencapai tujuan. Agar

seseorang layak menjadi kepa sekolah maka hendaknya memenuhi syarat-

syarat yang telah ditentukan.

13
UU No. 20 Tahun 2003 mengatakan bahwa kepala sekolah adalah guru

yang memiliki tugas tambahan, maka kompetensi yang harus dimilikinya

hendaklah sesuai dengan kompetensi sebagai guru. Kompetensi-kompotensi

tersebut yaitu:

1. Kompetensi Pedagogic

Menurut Helmawati (2014:19) menjelaskan bahwa kompetensi pedagogic

adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik/siswa, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik

untuk meng aktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta

didik dan berakhlak mulia. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah

harus memiliki kepribadian yang dapat dicontoh oleh seluruh anggotanya.

3. Kompetensi Profesional

Profesional adalah orang yang memiliki keahlian khusus dalam

menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan pekerjaannya itu

dijakina sebagai mata pencaharian hidup. Hal ini berarti kepala sekolah

harus memiliki kemampuan yang menunjang kinerjanya sebagai seorang

pemimpin dan bekerja dengan sepenuh hati. Untuk menjadi kepala

sekkolah yang profesional edealnya harus memahami secara menyeluruh

14
bagaimana kinerja dan kemampuan manajerial dalam memimpin, sehingga

lembaga pendidikan tersebut menjadi sekolah yang berbudaya.

4. Kompetensi sosial

Pakar psikologi pendidikan menyebutkan kompetensi sosial itu

sebagai social intelligence atau kecerdasan sosial. Kecerdassan sosial

merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, music,

raga, ruang, pribadi, alam dan kuliner). Semua kecerdasan itu dimiliki oleh

seseorang, hanya mungkin beberapa diantaranya menonjol dan

yanglainnya biasa saja atau kurang.

4. Kompetensi Kepala Sekolah

Berikut ini beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah yaitu:

1. Kompetensi dibidang perencanaan

a. Menyusun profil sekolah

b. Merumuskan visi, misi, tujuan dan saran sekolah

c. Menentukan fungsi-fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai

setiap sasaran sekolah.

d. Melaksanakan analisis atas kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman terhadap setiap fungsi dan faktor-daktornya.

e. Menentukan kegiatan sekolah

f. Menyusun rencana dan program pengembangan sekolah.

15
g. Menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan rencana

pengembangan sekolah.

h. Membuat target pencapaian hasil untuk setiap program sesuai dengan

waktu yang ditentukan.

2. Kompetensi dibidang pengorganisasian

a. Mengorganisasikan kegiatan sekolah

b. Menyusun sistem administrasi sekolah

c. Mengembangkan kebijakan operasional sekolah

d. Menyusun sistem peraturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi,

spesifikasi, prosedur kerja, pedoman kerja, petunjukk kerja dan

sebagainya.

e. Melakukan analisis kelembagan tentang struktur organisasi yang

efisien dan efektif.

f. Menata unit-unit organisasi sekolah atas dasar fungsi.

3. Kompetensi dibidang implementasi program

a. Melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan

b. Memberikan pengarahan dan penugasan kepada staf atas dasar tugas

dan fungsi staf yang bersangkutan.

c. Memotivasi dan mengarahkan staf supaya bekerja secara

bertanggungjawab sesuai dengan tugas dan fungsinya.

d. Melaksanakan regulasi sekolah secara tepat dan mendorong penegakan

hukum.

16
e. Mengupayakan kepastian dan keadilan untuk memperoleh layanan

pendidikan bagi warga sekolah.

4. Kompetensi bidang pengendalian program

a. Merumuskan sistem pengendalian atau monitoring dan evaluasi

sekolah.

b. Merumuskan indikator-indikator sekolah yang efektif dan menyusun

instrumen.

c. Menggunakan teknik-teknik monitoring dan evaluasi

d. Sosioliasasi dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

e. Merumuskan hasil analisis data monitoring dan evaluasi.

5. Kompetensi bidang pelaporan

a. Membuat laporan akuntabilitas kinerja sekolah

b. Mempertanggungjawaban hasil kerja sekolah kepada pemangku

kepentingan.

c. Membuat keputusan secara cepat, tepat dan cekar berdasarkan hasil

pertanggungjawaban.

d. Memperbaiki perencanaan sekolah untuk jangka pendek, menengah

dan panjang.

6. Kompetensi memimpin sekolah

a. Memberikan keteeladanan dalam sikap dan tindakan

b. Mengarahkan guru, staf dan siswa.

c. Memiliki kekuatan dan kesan positif untuk mempengaruhi bawahan

dan orang lain.

17
d. Memiliki kemampuan intelektual, emosional dan spritual yang dengan

sprinsip kepemimpinan pendidikan

7. Kompetensi memberdayakan sumber daya sekolah

a. Menemukan cara-cara mengembangkan sekolah

b. Melaksanakan pemberdayaan sekolah

8. Kompetensi melakukan supervisi

a. Menyusun program supervisi

b. Melaksanakan program seupervisi

c. Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi

9. Kompetensi menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif

a. Menciptakan suasana yang kondusif

b. Menciptakan lingkungan kerja yang aman

c. Menerapakan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah yang

demokratis

10. Kompetensi mengembangkan kreatifitas, inovasi dan jiwa kewirausahan.

a. Menciptakan dan memanfaatkan peluang

b. Menciptakan pembaruan

c. Merumuskan arti dan tujuan perubahan sekolah

11. Mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi dan

keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru.

a. Memberikan reward atas hasil-hasil kreatifitas warga sekolah

b. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan warga

sekolah

18
c. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

12. Kompetensi mengelola kurikulum dan program pembelajaran

a. Membentuk dan memberdayakan tim pengembangan kurikulum.

b. Memfasilitasi guru untuk mengembangkan kompetensi guru

c. Membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses

belajar mengajar

13. Kompetensi mengelola guru dan tenaga kependidikan

a. Memotivasi tenaga kependidikan

b. Memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan

c. Melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karir

14. Kompetensi mengelola kesiswaan.

a. Mengelola penerimaan siswa baru

b. Melatih disiplin siswa

c. Menyusun tata tertib sekolah

d. Mengupayakan kesiapan belajar siswa

15. Kompetensi mengelola keuangan

a. Menyiapkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah

b. Menggali suber dana dari pemerintah, masyarakat, orang tua dan

lainnya

c. Mengelola akuntansi keuangan sekolah

16. Kompetensi mengelola sarana dan prasarana

a. Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana

sekolah

19
b. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

c. Mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah

d. Memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah

17. Kompetensi mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat

a. Memfasilitasi dan memberdayakan dewan sekolah atau komite sekolah

sebagai perwujudan perlibatan masyarakat terhadap pengembangan

sekolah.

b. Mencari dan mengelola dukungan dari masyarakat.

c. Menyusun rencana dan program perlibatan orang tua siswa dan

masyarakat.

d. Mempromosikan sekolah kepada masyarakat

e. Membina hubungan yang harmonis dengan orang tua siswa serta

masyarakat

f. Membina kerja sama dengan pemerinta dan lembaga-lembaga

masyarakat.

18. Kompetensi mengelola sistem informasi sekolah.

a. Mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi

serta sistem pelaporan

b. Mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk merencanakan program

pengembangan sekolah

c. Mengembangkan SIM berbasis komputer

19. Kompetensi sosial kemasyarakatan

a. Bekerja sama dalam melaksanakan tugas

20
b. Bekerjasama dengan guru, staf, komite sekolah, orang tua siswa dan

masyarakat sekitar.

c. Berperan aktif dalam kegiatan akademik maupun non akademik

d. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.

C. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

1. Pengertian

Istilah humas pertama kali dikemukakan oleh Presiden Amerika

serikat, Thomas Jeferson, pada tahun 1807. Pada waktu itu yang dimaksud

dengan humas adalah foreign relation ( hubungan luar negeri). Secara

etimologi hubungan sekolah dengan masyarakat diterjemahkan dari bahasa

ingris “public school relation” yang berarti hubungan sekolah dengan

masyarakat adalah sebagai hubungan timbal balik antara organisasi (sekolah)

dengan masyarakat atau lingkungan.

Menurut kamus fund and wagnel (dalam Nasution, 2010:9),

mengatakan bahwa pengertian humas adalah segenap kegiatan dan teknik atau

kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk menciptakan atau

memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap

keberadaan dan aktivitasnya.

Menurut Rugaiyah dan sasmiati (2011:73) hubungan sekolah dengan

masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah dan

masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat

21
tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung

jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.

Menurut Maisyaroh (dalam Hermino, 2014:64) mengatakan bahwa

hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara

lembaga pendidikan dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan

pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan dan praktik pendidikan dan pada

akhirnya bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga

pendidikan.

Menurut Soetopo dan soemanto (dalam Suhardan dkk, 2014:279)

hubungan sekolah dan masyarakat diartikan sebagai suatu proses komunikasi

dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan

dan praktik pendidikan serta berupayaa dalam memperbaiki sekolah.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

hubungan sekolah dengan masyarakat (humas) adalah suatu proses

komunikasi yang dilakukan bersama-sama antara lembaga sekolah dan

masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh pengertian, kepercayaan,

penghargaan, hubungan harmonis, serta dukungan secara sadar dan sukarela

untuk meningkatkan sekolah menjadi lebih baik.

2. Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Menurut Heryati, dkk (2014:291) fungsi hubungan sekolah dengan

masyarakat di antaranya sebagai berikut:

22
1. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.

2. Memelihara hubungan baik dengan komite sekolah.

3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-

lembaga pemerintah, swasta dan organisasi nasional.

4. Memberikan pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui

bermacam-macam teknik komunikasi (surat kabar, mendatangkan sumber

dan lainnya).

3. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Gustituati (2012:263) mengatakan bahwa tujuan hubungan sekolah

dengan masyarakat sejalan dengan tujuan Public Relations pada umumnya,

yang mana tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah untuk:

1. Mendapat pemahaman publik (public understanding) tentang kondisi

sekolah.

2. Mendapatkan kepercayaan publik (public confidence) bahwa sekolah

mampu melaksanakan pemberlajaran yang baik bagi peserta didik melalui

dukungan yang diberikan oleh publik.

3. Mendapatkan dukungan publik (public support) didalam pelaksanaan

berbagai program kegiatan sekolah dalam rangka memperbaiki,

menciptakan,dan atau meningkatkan pelayanan bagi peserta didik

sehingga tujuan pendidikan bisa dicapai secara maksimal.

23
4. Menjalin kerjasama yang baik dengan publik (public cooperation) didalam

penyelenggaraan pendidikan disekolah sehingga bisa lebih efektif dan

efesien.

5. Membangun atau mendapatkan, meningkatkan, dan memelihara emage

atau citra baik sekolah dimata publik

6. Sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada publik.

4. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Menurut Gustituati (2012:262), manfaat yang diperoleh masyarakat

dan sekolah dari hubungan sekolah dengan masyarakat tersebut, antara lain

adalah:

1. Masyarakat atau orang tua murid dan stakeholder lainnya akan mengerti

dengan jelas tentang program kerja sekolah, kemajuan serta masalah

masalah-masalah yang dihadapi sekolah secara lengkap, jelas dan akurat.

2. Masyarakat atau orang tua murid dan stakeholders lainnya akan

mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi atau mungkin dihadapi

sekolah dalam mencapai tujuan yang diinginkan sekolah. Dengan

demikian mereka dapat melihat secara jelas dimana mereka dapat

berpartisipasi untuk membantu sekolah.

3. Sekolah akan mengetahui dan memahami kecenderungan yang terjadi di

masyarakat, keinginan-keinginan serta harapan-harapan masyarakat secara

mendalam terhadap sekolah. Pengetahuan dan pemahaman ini bagi

sekolah untuk memperbaiki program sekolah.

24
4. Dengan saling mengetahui dan memahami kondisi masing-masing, maka

akan terciptanya saling pengertian antara sekolah dengan masyarakat.

Pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang sekolah ini akan bisa

mengubah persepsi masyarakat yang negatif terhadap sekolah yang

ditampilkan dalam sikap curiga, apatis, dan acuh-tak acuh ke sikap yang

positif.

5. Jenis hubungan sekolah dan masyarakat

Menurut purwanto (dalam mukarom dkk, 2015:94), jenis hubungan

sekolah dan masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Hubungan edukatif, yaitu hubungan kerjasama dalam mendidik siswa,

antara guru dan orang tua dalam keluarga. Hubungan ini dimaksudkan

agar tidak terjadinya perbedaan prinsip atau pertentangan yang dapat

mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak

2. Hubungan kultural, ialah hubungan kerjasama antara sekolah dengan

masyarakat yang memungkinkan adanya kerjasama dalam membina dan

mengembangkan kebudayaan masyarakat setempat. Oleh karena itu,

kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan

perkembangan masyarakat. Demikian juga dengan pemilihan bahan dan

metode pengajarannya.

3. Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengna

lembaga atau instansi lainnya, baik swasta maupun pemerintah. Seperti

hubungan kerja sama antara sekolah dengan sekolah lainnya, kepala

25
pemerintah setempat, dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan

perbaikan dan perkembangan pendidikan.

6. Proses Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Menurut Fiore (dalam Gustituati, 2012:266) proses hubungan sekolah

dengan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kondisi masyarakat (eksternal publik)

Kegiatan pertama dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan

masyarakat adalah menganalisis kondisi masyarakat, yang berkaitan

dengan kondisi sosial ekonomi, karakter, kebiasaan, nilai-nilai yang

dianutnya, sikap, kebutuhan, dan keinginannya akan pendidikan, serta

permasalahan yang dihadapinya dan opini-opini yang berkembang di

masyarakat tentang pendidikan.

2. Menganalisis kondisi internal publik

Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya menyangkut

masalah hubungan sekolah dengan masyarakat yang ada diluar sekolah

(external public), tetapi juga menyangkut hubungan dengan masyarakat

yang ada didalam sekolah atau internal public. Internal public sekolah

adalah guru-guru, tenaga kependidikan dan peserta didik.

3. Membuat perencanaan

Didalam perencanaan ini harus dirumuskan tujuan apa yang akan dicapai

melalui kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat, baik masyarakat

internal dan eksternal, kemudian dirumuskan kegiatan apa yang akan

26
dilakukan, media apa yang akan digunakan, siapa yang akan melakukan,

dan dimana akan dilakukan, serta kapan kegiatan tersebut akan dilakukan.

4. Melaksanakan kegiatan atau komunikasi

Kegiatanschool public relations atau hubungan sekolah dengan masyarakat

pada dasarnya adalah kegiatan komunikasi. Maka tahap selanjutnya di

dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat adalah melakukan

komunikasi dengan masyarakat. Agar komunikasi ini berhasil dengan baik

dan efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh komunikator.

Hal yang perlu diperhatikan adalah menyangkut sikap komunikator, pesan

yang akan disampaikan, dan seiapa penerima pesan atau audiensnya.

5. Evaluasi.

Tahapan terakhir di dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat

adalah evaluasi. Mengevaluasi program kegiatan hubungan sekolah

dengan masyarakat adalah hal yang penting untuk dilakukan agar kita tahu

seberapa efektif dan efisiennya kegiatan yang dilakukandan media

hubungan sekolah dengan masyarakat yang telah digunakan.

7. Peran Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Adurrachman (1993), membagi hubungan masyarakat ke dalam dua

bentuk, yaitu sebagai berikut:

1. Peran humas eksternal

Humas eksternal adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara

terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan

memelihara citra sekolah dan saling pengertian antara sekolah atau

27
lembaga pendidikan dengan segenap elemen yang berada diluar

lingkungan sekolah.

Oleh sebab itu, tugas humas sekolah sebagai alat komuniasi eksternal

antara lain:

a. Menfasilitasi kegiatan komite sekolah

b. Menjalin hubungan dengan orang tua siswa

c. Menjalin hubungan dengan sekolah-sekolah lain.

d. Menjalin hubungan dengan sekolah-seolah dalam rangka

mempererat hubungan kerja sama antar sekolah.

e. Menjalin kerja sama dengan instansi/lembaga lain

f. Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat

sekitar

g. Melakukan komunikasi secra berkala dengan lembaga sekitar dan

media masa,wartawan.

2. Kehiatan humas internal

Kegiatan humas internal yaitu kegiatan yang ditujukan kepada warga

lingkungan sekolah yakni, guru, pegawai, dan siswa.

8. Bentuk kegiatan Sekolah dengan Masyarakat

Menurut Gustutuati (2012:269), bentuk pelaksanaan kegiatan

hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dibedakan ke dalam dua kategori,

yaitu bentuk kegiatan untuk masyarakat internal sekolah dan bentuk kegiatan

untuk masyarakat eksternal sekolah.

28
1. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka membina hubungan sekolah

dengan masyarakat internal sekolah antara lain adalah:

a. Pertemuan seluruh masyarakat sekolah untuk melaksanakan kegiatan

seperti olahraga, jalan-jalan, atau bentuk kegiatan lain yang melibatkan

seluruh warga sekolah. Warga sekolah yang dimaksud adalah

pimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, murid dan staf

pendukung lainnya.

b. Mengadakan pertemuan dengan staf pendukung sekolah (para pegawai

administrasi dan penjaga sekolah.

c. Menjenguk warga sekolah yang terkena musibah sakit atau

kemalangan dan bentukk keadaan yang tidak menyenangkan lainnya.

d. Memperbaiki teknik komunikasi dengan warga sekolah dengan cara

mau mendengarkan dan memperhatikan keluh kesah mereka.

2. Bentuk kegiatan yang bisa dilakukan dengan masyarakat di luar sekolah

dalam rangka menjalin hubungan kerja sama bisa dibedakan berdasarkan

kelompok masyarakatnya. Bentuk-bentuk kegiatan tersebut antara lain

adalah:

1. Dengan masyarakat umum di lingkungan sekolah.

Berbagai kegiatan bisa dilakukan bersama dengan masyarakat

umum dilingkungan sekolah dalam rangka menjalin hubungan yang

harmonis, meningkatkan kepedulian masyarakat sekitar terhadap

berbagai kegiatan sekolah termasuk menjaga keamanan dan ketertiban

sekolah.

29
2. Dengan orang tua peserta didik.

Kegiatan bersama dengan orang tua peserta didik bisa dilakukan

melalui beberapa cara yaitu:

1) Melakukan kegiatan open house yang mengundang orang tua

peserta didik dan masyarakat untuk menghadiri acara tersebut.

2) Mengadakan pertemuan guru dengan orang tua peserta didik

dengan cara mengundang orang tua ke sekolah untuk

membicarakan masalah pembelajaran anak atau melakukan

kunjungan rumah.

3) Memberikan laporan hasil belajar peserta didik secara berkala.

3. Hubungan dengan pemerintah dan stakeholders lainnya.

Bentuk kegiatan yang bisa dilakukan bersama masyarakat ini

antara lain adalah: menghadiri undangan atau berpartisipasi pada

acara-acara yang dilakukan pemerintah atau para stakeholder lainnya,

mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk mengikuti acara yang

diadakan sekolah, meminta pendapat atau masukan dari tokoh

masyarakat tentang penyusunan rencana kegiatan sekolah, melakukan

kunjungan ke perusahaan-perusahaan untuk menjalin kerjasama atau

melakukan observasi

4. Dengan media massa dan pers.

Hubungan sekolah dengan masyarakat pers perlu dijalin. Bentuk

kegiatanya adalah dengan cara mengundang media atau wartawan

untuk menghadiri acara-acara yang dilakukan sekolah.

30
9. Media Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Menurut gustituati (2012:272), keberhasilan di dalam melaksanakan

kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya tergantung pada

perencanaan serta persiapan materi yang akan disampaikan, tetapi juga

terganntung kepada media yang digunakan. Ada beberapa media public

relations yang bisa digunakan didalam melaksanakan kegiatan hubungan

sekolah dengan masyarakat. Media tersebut antara lain adalah:

1. Radio atau televisi

2. Media surat kabar

3. Kalender sekolah

4. Poster

5. Perlombaan

6. leaflet

7. Dialog lansung atau Focus Group Discussion

8. Papan pengumuman

9. Surat kabar sekolah

O. Kerangka Konseptual

Sekolah dan masyarakat adalah dua lingkungan hidup yang tidak dapat

dipisahkan. Sekolah sebagai tempat belajar, sedangkan masyarakat merupakan

tempat untuk mengimplementasikan proses pendidikan atau ilmu yang didapat

dari sekolah. Apa dan bagaimana belajar disekolah selalu dikaitkan dengan

kegunaannya bagi penigkatan mutu hidup dan kehidupan dimasyarakat.

31
Masyarakat diharapkan untuk mendukung dan berpartisipasi dalam

mengembangkan proses pendidikan disekolah. Dukungan masyarakat dan orang

tua murid serta stakeholder lainnya terhadap berbagai program dan kebutuhan

sekolah merupakan aspek yang sangat penting untuk mencapai tujuan sekolah.

Oleh karena itu, untuk dapat mengaktifkan orang tua murid, komite sekolah,

tokoh-tokoh masyarakat serta stakeholder lainnya. Maka, kepala sekolah sebagai

manajer pendidikan harus memiliki strategi yang dapat membangun hubungan

baik antara sekolah dengan masyarakat sehingga keduanya dapat bekerja sama

secara baik dan komprehensif.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan paradigma penelitian

mengenai Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Hubungan Sekolah

dengan Masyarakat.

32
Bagan kerangka Konseptual

Kepala
Sekolah

Hubungan Hubungan Hubungan


edukatif kultural institusional

1. Komite sekolah
2. Keluarga
3. Masyarakat/ tokoh-tokoh masyarakat (niniak mamak, bundo
kanduang, alim ulama, cadiak pandai, dan pemuda
4. Lembaga/Instansi yang ada di nagari sungayang

1. Meningkatkan simpati masyarakat


2. Meningkatkan citra sekolah
3. Mendapat dukungan secara sukarela
dari masyarakat, baik secara spritual
maupun finansial
4. Membantu dalam pembangunan
sekolah.
5. Membantu dalam pengawasann dan
pembentukan perilaku siswa di
lingkungan masyarakat.

Gambar 1 Bagian kerangka Konseptual

33
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, maka jenis penelitian yang dilakukan

adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mendeskripsikan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan

hubungan sekolah dengan masyarakat. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam

Ahmadi, 2014;15) mengatakan bahwa metode kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif : ucapan atau tulisan dan perilaku

yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Metode kualitatif

digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

makna, makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu

nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono, 2013:9). Sebagaimana diketahui bahwa

penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang mengungkapkan serta

menggambarkan kejadian yang terjadi dilapangan sebagaimana adanya dilokasi

penelitian. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian ini dilapangan adalah

agar penulis dapat terjun lansung kelapangan untuk mendapatkan data dan

informasi yang valid tentang bagaimana strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Maka pendekatan deskriptif kualitatif ini dianggap sangat cocok, karena

pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan

data-data yang bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan.

34
Selanjutnya penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan permasalahan

yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah menghimpun informasi atau mengumpulkan data, interpretasi,

membuat kesimpulan dan laporan.

B. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman judul, maka penulis menguraikan secara

singkat dalam bentuk definisi operasional:

Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu

yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi-organisasi lingkungann yang

dihadapinya serta menggunakan sumber daya organisasi dengan tepat dan benar,

semuanya untuk menjamin agar tujuan organisasi tersebut tercapai.

Kepala sekolah adalah seorang guru yang diberi tugas untuk memimpin

dan mengelola satuan pendidikan atau sekolah dimana diselenggarakannya proses

belajar mengajar, yang meliputi Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SPM), Sekolah Menengah Atas (SMA).

hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara

lembaga pendidikan dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan

pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan dan praktik pendidikan melalui

langkah-langkah: saling mengenal, saling memahami, saling menolong, sehingga

terwujudnya kerja sama yang saling menguntungkan, dengan tujuan utamanya

untuk meningkatkan mutu pendidikan.

35
Strategi kepala sekolah adalah kemampuan seorang pemimpin dalam

menggerakkan, mengarahkan, mendorong, dan membimbing bawahannya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi kemampuan untuk menjadi

contoh dan suri tauladan yang baik bagi bawahannya, kemampuan memberikan

motivasi dan penyadaran kepada para bawahannya.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini dilkukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1

Sungayang yang berlokasi di Jln. Sawah Parit Sungayang, Kec. Sungayang, Kab.

Tanah Datar Prov. Sumatera Barat. Pemilihan lokasi ini karena SMP N 1

Sungayang berada ditengah-tengah masyarakat nagari sungayang serta dekat

dengan tempat tinggal peneliti.

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi key instruments atau instrumen kunci

adalah peneliti sendiri. Untuk mendukukng dan membantu dalam mengumpulkan

data, peneliti menggunakan unstrumen bantuan dalam bentuk pedoman observasi,

pedoman wawancara, pedoman dokumentasi serta alat-alat yang dibutuhkan untuk

mendukung penelitian seperti kamera untuk dokumentasi pada saat

mengumpulkan data tentang Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan

hubungan sekolah dengan masyarakat di SMP N 1 Sungayang.

E. Sumber Data

Data primer adalah data yang diperoleh dari subjek penelitian itu sendiri

yaitu kepala sekolah, Komite Sekolah SMPN 1 Sungayang dan masyarakat nagari

36
sungayang, Masyarakat yang dimaksud disini adalah niniak mamak, bundo

kanduang, alim ulama, cadiak pandai dan pemuda nagari sungayang. serta objek

penelitian itu sendiri yaitu strategi kepala sekolah dalam meningkatkan hubungan

sekolah dengan masyarakat.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari : dokumen, rekaman dan

hasil pengamatan lansung penulis.

Sumber data pada penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan teknik

Snowball sampling. Menurut Sugiyono (2017), Sonwball sampling merupakan

teknik pengambilan sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama

menjadi besar. Selain menggunakan teknik snowball sampling peneliti

menentukan sumber data dalam penelitian dengan menggunakan teknik purposive

sampling, yakni dengan mempertimbangkan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian kepada informan yang paling tepat untuk mendapatkan informasi

tersebut. Menurut Sugiyono (20017) Pueposive sampling merupakan teknik

memilih sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut tahu

tentang apa yang diharapkan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tiga cara

yaitu wawancara, obsevasi dan studi dokumentasi. Adapun pembahasannya

adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

37
Wawancara digunakan oleh peneliti dalam teknik pengumpulan data

untuk menemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi dan ingin

mengetahui secara lebih mendalam dengan cara bertukar informasi atau

berdialog dengan kepala sekolah dan masyarakat yang berhubungan dengan

hubungan sekolah dengan masyarakat.

2. Observasi

Jenis observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non

partisipan dimana peneliti hanya sebagai observer tidak ikut berpartisipasi

dalam kegiatan subjek yang diteliti dan hanya bertindak sebagai pengamat.

3. Studi Dokumentasi

Pada penelitian ini, cara peneliti mengumpulkan data dengan memakai

metode dokumentasi. Studi dokumentasidalam penelitian ini diperlukan untuk

memperkuat dan menjadi bukti dalam penelitian. Menurut Mamik (2015:115)

mengatakan bahwa data dalam penelitian kualitatif ini kebanyakan diperoleh

dari sumber manusia atau human resources. Melalui observasi dan wawancara

sumber lain yang bukan dari manusia diantaranya dokumen, foto dan bahan

statistik.dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh

dari hasil lapangan dan keterangan secara tertulis, tergambar, terekam atau

tercetak. Pada metode ini dapat digunakan media seperti kamera handphone,

pena, buku dan sebagainya yang dapat mempermudah dalam mengumpulkan

data tersebut.

38
G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang jelas untuk

menghasilkan data yang akurat. Untuk itu, maka peneliti perlu melakukan analisa

terhadap data terkait dengan Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Hubungan sekolah dengan Masyarakat di SMP Negeri 1 Sungayang. Dalam

proses analisa data ini, peneliti menggunakan teknik analisa data kualitatif,

dengan model interaktif. Teknik ini dikemukakan oleh Miles and Huberman,

(2009), yaitu terdiri dari beberapa langkah yang digunakan, yakni 1)

mengumpulkan data, 2) mereduksi data, 3) penyajian data, 4)mengambil

kesimpulan. Semua kegiatan ini merupakan satu kesatuan siklus selama penelitian

berjalan di SMP N 1 Sungayang.

Sesuai dengan komponen analisis data model interaktif dari Miles and

Huberman (2009),

Pengumpulan Penyajian
data data

Reduksi
data Kesimpulan

Gambar 2. Analisis data model interaktif

39
1. Pengumpulan Data

Pada kegiatan ini, peneliti akan menghimpun data atau informasi

dilapangan dengan metode yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni

pengamatan/observasi, wawancara dan studi dokumentasi sehingga

menjadi data yang utuh.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan dan

pemusatan dari data-data yang didapatkan dari catatan lapangan sehingga

melalui reduksi data didapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil

pengamatan atau observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

3. Penyajian Data

Menurut Miles penyajian data yang paling sering diguakan dalam

penelitian kualitatif dengan menggunakan teks naratif (Miles and

Huberman, 2009). Penyajian data pada penelitian ini akan dipaparkan

dalam bentuk teks naratif tersebut dengan berdasarkan fokus penelitian

yang ditetapkan.

4. Kesimpulan

Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan terhadap data yang

dilakukan setelah informasi dari data yang sedang diolah tersebut valid

40
serta telah melalui proses reduksi data. Penarikan kesimpulan ini bersifat

sementara dan dapat berubah setelah melakuka pengumpulan data

berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal sudah

didukung dengan bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali

ke lokasi penelitian maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan kredibel.

H. Teknik Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data yang peneliti peroleh pada saat melakukan

penelitian di SMP N 1 Sungayang dengan cara wawancara, observasi dan

dokumentasi. Moleong (2007:324) berpendapat bahwa dalam penelitian kualitatif

diperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data. Untuk memperoleh

keabsahan data temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik

sebagai berikut

1. Presistent Obsevation (ketekunan pengamatan)

Tekni ini mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek

penelitian guna memahami gejala yang lebih mendalam terhadap berbagai

aktivitas yang sedang berlansung dilokasi penelitian

2. Triangulasi

Dalam penelitian kualitatif, peneliti melakukan uji keabsahan data dengan

tiangulasi sumber. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan untuk mendapatkan data terkait tentang strategi kepala sekolah

dalam meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat SMP N 1

41
Sungayang. untuk itu, dalam rangka pengujian keabsahan data dapat

dilakukan dengan cara triangullasi sumber.

3. Menggunakan bahan referensi

Dalam hal ini laporan peneliti dilengkapi dengan Foto-foto. Dan juga

dilengkapi dengan dokumen autentik yang berhubungan dengan fokus

penelitian sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.

42
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-Dasar Publik Relation. Bandung: Citra


Aditya Bakti

Ahmad, dkk. 2017. Strategi Kepala Madrasah dalam Mewujudkan Madrasah


Unggulan di MIN 3 Simpang Tiga Kecematan Bukit Raya Kota Pekan
Baru. Jrunal Al-Hikmah.

Ahmadi, Ruslam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

Hemawati. 2014. Meningkatkan kinerja kepala sekolah madrasah melalui


menajerial skill. Jakarta: Rineka Cipta

Heryati, dkk. 2014. Manajemen Sumber Daya Pendidikan. Bandung: CV Pustaka


Setia

Hermino, Agustinus. 2014. Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter: Konsep,


Pendekatan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Kurniadin Didin, Machali Iman. 2012. Manajemen Pendidikan. Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikaan: Ar-Rizz Media.

Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Taman Pondok Jati: Zifatama Publisher.

Makawimbang, Jerry M. 2012 Kepemimpinan Pendidikan yang bermutu.


Bandung: Alfabeta

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Mukarom, Dkk. 2014. Manajemen Pelayanan Publik. Bandung: Pustaka Setia

Nasution, Zulkarnain. 2010. Manajemen HUMAS di Lembaga Pendidikan.


Malang: UMM Press.

Nurhizrah, Gustituati. 2012. MANAJEMEN SEKOLAH Manajemen Program Non


Akademik dan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Padang: FIP UNP

43
Priansa, Dkk. 2014. Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Bandung: Alfabeta

Rochaety, dkk. 2009. System Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Bumi


Aksara

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Suhardan, dkk. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung: ALFABETA

44

Anda mungkin juga menyukai