Anda di halaman 1dari 108

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMUNIKASI

INTERPERSONAL GURU DI SEKOLAH


MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 PADANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagi Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Akhir dalam


Menyelesaikan Program Sarjana

Oleh :

RIRI SULIYARTI
NIM : 16002061

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
ABSTRAK

Riri Suliyarti. 2020. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru di


Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Padang. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Padang

Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pengamatan selama praktek


lapangan kependidikan penulis di SMK Negeri 5 Padang yang menunjukkan
persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa tentang komunikasi
interpersonal guru di SMK Negeri 5 Padang yang dilihat dari segi 1) keterbukaan,
2) empati, 3) sikap saling mendukung, 4) sikap positif, 5) kesamaan. Adapun
pertanyaan penelitian ini adalah seberapa baik persepsi siswa tentang komunikasi
interpersonal guru di SMK Negeri 5 Padang pada aspek interpersonal yaitu, 1)
keterbukaan, 2) empati, 3) sikap saling mendukung, 4) sikap positif, 5) kesamaan
komunikasi interpersonal guru di sekolah.
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas X di SMK Negeri 5 Padang yang berjumlah 552 orang dengan
pengambilan sampel 10% yaitu 91 orang. Penelitian ini menggunakan teknik
proportional random sampling. Instrument penelitian yang digunakan berupa
kuisioner dalam bentuk Skala Likert. Kuisioner tersebut sudah di uji coba untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang komunikasi
interpersonal guru di SMK Negeri 5 Padang dilihat dari aspek 1) keterbukaan
dengan capaian 79,37% yang berada pada kriteria cukup baik, 2) empati dengan
perolehan tingkat capaian 86,80% berada pada kriteria baik, 3) sikap saling
mendukung dengan perolehan timgkat capaian 83,41% dalam kriteria baik, 4)
sikap positif dengan perolehan tingkat capaian 79,67% dalam kategori cukup baik,
5) kesamaan dengan perolehan tingkat capaian 76,67 dalam kriteria cukup baik,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal guru di
SMKN 5 Padang menurut persepsi siswa dengan skor 81,18% pada kriteria baik.

Kata Kunci: Persepsi Siswa, Komunikasi Interpersonal Guru

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kelancaran sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini dengan judul : “Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Padang”

Skripsi ini merupakan hasil observasi dan wawancara yang disusun dalam
rangka memnuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata 1
(S-1) pada Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Padang.

Selesainya penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan inipenulis menyampaikan terima
kasih kepada :

1. Dekan dan Wakil Dekan beserta Tenaga Kependidikan Fakultas Ilmu


Pendidikan Universitas Negeri Padang.

2. Pimpinan dan Tenaga Kependidikan Jurusan Administrasi Pendidikkan


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

3. Ibu Prof. Nurhizrah Gistituati, M.Ed selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dalam proses
pembuatan skipsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd dan bapak Drs. Irsyad, M.Pd selaku penguji
yang telah memberikan masukkan dan saran untuk kesemmpurnaan skripsi
ini.

5. Staff dosen Jurusan Administrasi Pendidikkan Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Padang.
6. Dewan guru SMKN 5 Padang yang telah bersedia memberikan waktu dan
izin dalam melaksanakan penelitian.

ii
iii

7. Para siswa kelas X SMK Negeri 5 Padang sebagai responden penelitian


saya.
8. Kedua orang tua yang senantiasa memberi semangat dan mendampingi
penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.
9. Sahabat dan teman yang telah membantu dan meluangkan waktu dan tenaga
untuk membantu penulis dalam pembuatan skripsi penelitian ini, baik itu
membantu mengoreksi maupun dalam pencarian buku sumber.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa pembuatan skirpsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan
evaluasi dari pembaca, agar ke depannya bisa lebih baik lagi.

Padang, Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A Latar Belakang..............................................................................................1

B Identifikasi Masalah......................................................................................6

C Pembatasan Masalah.....................................................................................8

D Rumusan Masalah.........................................................................................8

E Tujuan Penelitian..........................................................................................8

F Pertanyaan Penelitian....................................................................................9

G Asumsi Penelitian.......................................................................................10

H Manfaat Penelitian......................................................................................10

BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................12

A. Persepsi....................................................................................................12

B. Pengertian Komunikasi Interpersonal.....................................................17

C. Pentingnya Komunikasi Interpersonal....................................................19

D. Komponen Komunikasi Interpersonal.....................................................24

E. Indikator, Karakteristik dan Cara Mengukur Komunikasi Interpersonal27

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal..................37

G. Penelitian Relevan...................................................................................39

iv
v

H. Kerangka Konseptual..............................................................................41

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................42

A. Jenis Penelitian........................................................................................42

B. Definisi Operasional Penelitian...............................................................42

C. Populasi dan Sampel...............................................................................43

D. Jenis dan Sumber Data............................................................................47

E. Instrumen Penelitian................................................................................48

F. Pengumpulan Data......................................................................................50

G. Teknis Analis Data..................................................................................50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................52

A. Hasil Penelitian........................................................................................52

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian............................................................59

BAB V PENUTUP................................................................................................73

A. Kesimpulan..............................................................................................73

B. Saran........................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75
DAFTAR TABEL

Halaman

Table 1. Indikator Penelitian..................................................................................28


Table 2. Populasi Penelitian...................................................................................43
Table 3. Sampel Penelitian.....................................................................................46
Table 4. Interprestasi Tingkat Capaian Skor..........................................................51
Table 5. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru
SMK Negeri 5 Padang pada Aspek Keterbukaan....................................52
Table 6. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru
SMK Negeri 5 Padang pada Aspek Empati.............................................54
Table 7. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru
SMK Negeri 5 Padang pada Aspek Saling Mendukung..........................55
Table 8. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru
SMK Negeri 5 Padang pada Aspek Sikap Positif....................................57
Table 9. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru
SMK Negeri 5 Padang pada Aspek Kesamaan........................................58
Table 10. Rekapitulasi Skor Rata-rata Persepsi Siswa Tentang Komunikasi
Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang...........................................59

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Konseptual...........................................................................41

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Angket.................................................................................76

Lampiran 2. Pengantar Angket Penelitian.............................................................77

Lampiran 3. Petunjuk Pengisian Angket................................................................78

Lampiran 4. Angket Uji Coba................................................................................79

Lampiran 5. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket...............................................82

Lampiran 6. Tabel Analisis Data Uji Coba Angket...............................................83

Lampiran 7. Angket Penelitian..............................................................................85

Lampiran 8. Tabulasi Data Hasil Penelitian..........................................................88

Lampiran 9. Tabulasi Data Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Menurut


Persespsi Siswa.................................................................................91

Lampiran 10. Tabulasi Data Empati Komunikasi Interpersonal Menurut Persespsi


Siswa.................................................................................................92

Lampiran 11. Tabulasi Data Sikap Saling Mendukung Komunikasi Interpersonal


Menurut Persespsi Siswa..................................................................93

Lampiran 12. Tabulasi Data Sikap Positif Komunikasi Interpersonal Menurut


Persespsi Siswa.................................................................................94

Lampiran 13. Tabulasi Data Kesamaan Komunikasi Interpersonal Menurut


Persespsi Siswa.................................................................................95

Lampiran 14. Nilai-nilai r Product Moment..........................................................96

Lampiran 15. Surat Izin Penelitian dari Jurusan Administrasi Pendidikan...........97

Lampiran 16. Surat Penelitian dari Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat........98

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktivitas dasar untuk menghubungkan manusia

satu dengan manusia lainnya, sehingga secara tidak langsung komunikasi

merupakan titik sentral dalam hubungan antar manusia. Melalui kegiatan

berkomunikasi manusia dapat menjalani kehidupan sehari-hari dalam

berkelompok atau dalam organisasi. Secara praktis komunikasi dapat

diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan yang berupa pesan verbal ataupun nonverbal melalui sebuah alat

agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dan tujuan dari pesan tersebut

dapat tercapai sehingga dapat mengubah tingkah laku (Muhammad. 2009;

Devito. 2011; Liliweri. 2015)

Komunikasi ini dalam teorinya ada beberapa jenis, di antaranya adalah

komunikasi interpersonal (Muhammad. 2009). Komunikasi interpersonal

dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan yang berupa pesan verbal ataupun nonverbal melalui sebuah alat

agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dan tujuan dari pesan tersebut

dapat tercapai sehingga dapat mengubah tingkah laku (Liliweri. 2015;

Muhammad. 2009). Komunikasi interpersonal ini sangat penting dalam suatu

organisasi karena dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi

dapat berjalan dengan lancar dan sukses mencapai tujuannya, dengan

terjalinnya komunikasi interpersonal yang baik dalam sebuah organisasi dapat

memudahkann pertukaran informasi penting terkait kemajuan organisasi serta

1
2

dapat menghindari konflik kesalahpahaman akan salah satu informasi.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Canggara (2004), bahwa komunikasi

interpersonal sangat penting untuk meningkatkan hubungan antar individu,

menghindari dan mengatasi konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian,

berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain, mengendalikan

perilaku, memberi motivasi, sebagai pernyataan emosi dan memberikan suatu

informasi. Beberapa hasil penelitian juga menunjukan bahwa komunikasi

interpersonal berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Remanda. 2012;

Wadudu. 2013; Gustyawan dkk. 2015); berpengaruh terhadap kepuasan kerja

pegawai (Rizaldi dan Nuraeni. 2013; Fauzia. 2014); serta berhubungan

dengan iklim organisasi (Azrimul dan Masyhuri. 2013; Wijaya. 2013).

Dari uraian di atas terbukti bahwa komunikasi interpersonal sangat

penting bagi suatu organisasi, termasuk organisasi sekolah. Seorang guru

dalam proses belajar mengajar di sekolah harus mampu berkomunikasi

dengan baik, baik dengan kepala sekolah, sesama guru, tenaga administrasi

maupun siswa. Oleh sebab itu guru dituntut untuk melakukan tugasnya

seprofesional mungkin salah satunya dengan menggunakan komunikasi yang

efektif saat berkomunikasi dengan orang lain di sekolah. Melalui komunikasi

khususnya komunikasi interpersonal, guru dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan dengan efektif, dimana dengan adanya

komunikasi interpersonal memudahkan komunikasi antar guru dan siswa.

Beberapa hasil penelitian juga menunjukan bahwa komunikasi interpersonal

guru berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa (Haq F. 2018);


3

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa (Yusuf. 2017); berpengaruh

terhadap komitmen belajar siswa (Regina.2016); serta berhubungan dengan

keaktifan belajar siswa (Rozaq. 2012).

Persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru sebagai bahan

penilaian atas komunikasi yang telah dilakukan. Melalui persepsi siswa dapat

diketahui kekurangan dan kelebihan komunikasi interpersonal yang telah

dilakukan oleh guru. Persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru

dapat mempengaruhi tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran. Persepsi

siswa tentang komunikasi interpersonal guru yang negatif akan menjadi

kendala dalam proses pembelajaran nantinya. Sebaliknya jika siswa

memberikan persepsi yang positif terhadap komunikasi interpersonal guru,

maka siswa dapat merasa tergerak untuk meningkatkan kemampuan dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi pada saat melaksanakan

praktek lapangan kependidikan tanggal 15 Juli s.d 25 November 2019.

Pelaksanaan komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5 Padang masih

belum terwujud sesuai dengan yang diharapkan, hal tersebut ditandai dengan

fenomena-fenomena yang terjadi sebagai berikut ini :

1. Guru mengalami kesulitan untuk dalam berbicara secara terbuka dengan

siswa. Dan guru lebih memilih menyampaikan kritikannya dengan cara

menyindir ataupun desas-desus dari mulut ke mulut tanpa mau

menyampaikan langsung kepada siswa yang bersangkutan.


4

2. Guru terkesan acuh terhadap siswa yang kurang paham akan tugas atau

perintah dari guru dalam sebuah pembelajaran, ataupun sekedar tahu saja

tanpa ada niatan untuk membantu menjelaskan atau membantu mencarikan

solusi.

3. Adanya guru yang menggunakan bahasa yang kurang baik terhadap siswa.

Hal ini dilihat dari adanya guru yang memanggil siswa dengan panggilan

lain bukan nama aslinya dan seolah merendahkan atau mengolok-olok

siswa tersebut dengan panggilan tersebut.

4. Guru kesulitan dalam memberikan sikap pujian kepada siswa, dimana pada

saat salah satu siswa mendapat sebuah prestasi di sekolah namun guru

bersikap acuh tak acuh tanpa memberikan ucapan selamat kepada siswa

tersebut, di sini terlihat jelas bahwa adanya kurang dukungan guru kepada

siswa dalam hal pemberian penghargaan diri.

5. Adanya sikap negatif guru dalam menanggapi keluhan siswa. Guru

cenderung kasar dalam menanggapi kesalahan siswa, misalnya ada siswa

yang tinggal kelas, guru dengan mudahnya menyuruh mereka pindah

sekolah. Dan juga guru bersikap tinggi hati saat diberi kritik yang sifatnya

membangun oleh siswa. Guru tersebut beranggapan siswanya itu tidak

sopan sehingga kritikkan rekannya tidak diterima atau diacuhkan begitu

saja.

6. Guru sulit menumbuhkan sikap saling menghargai dan mengganggap

siswa itu sama. Hal ini terlihat dari adanya guru yang meremehkan
5

kemampuan seorang siswa dan lebih membanggakan siswa lainnya dalam

bidang tersebut.

7. Guru belum menampakkan tingkat kedisiplinan yang dalam mengajar,

dimana dapat dilihat banyak guru yang datang terlambat dan juga ada guru

yang meninggalkan peserta didik di kelas untuk makan dan berbicara di

kantin atau koperasi sekolah. Serta adanya kebiasaan guru datang hanya

pada saat ambil daftar hadir elektronik dan saat jam mengajar dan setelah

keluar kelas langsung hilang dari sekolah.

8. Adanya hubungan kurang baik antara guru dengan siswa, hal ini dilihat

saat ada tanggapan kurang menyenangkan guru terhadap siswa yang

pernah terlibat masalah atau percekcokan dengan guru tersebut.

9. Guru tidak menampakkan perhatian yang baik terhadap siswa. Hal ini

dilihat saat adanya siswa yang keluar masuk di saat proses pembelajaran

berlangsung ataupun adanya siswa yang sibuk sendiri selama mengikuti

pembelajaran, guru megacuhkan saja dengan menegur seadanya, guru

membiarkan saja hal semacam itu dan lanjut saja menyampaikan

pembelajaran.

Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan

komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.

Berdasarkkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih

lanjut mengenai “Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal

Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Padang”.


6

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi

masalah yang ada di lapangan. Beberapa masalah terlihat memprihatinkan

dan perlu ditangani serta dicarikan solusi, karena kekhawatiran akan

menimbulkan masalah lainnya sehingga berdampak buruk terhadap

organisasi.

Ada beberapa faktor yang diduga penyebab terjadinya rendahnya

komunikasi interpersonal guru di SMKN 5 Padang yaitu :

1. Keterbukaan komunikasi interpersonal guru yang kurang optimal, hal ini

dilihat dari guru lebih memilih menyampaikan kritikannya dengan cara

menyindir ataupun desas-desus dari mulut ke mulut tanpa mau

menyampaikan langsung kepada siswa yang bersangkutan.

2. Sikap empati guru dalam komunikasi interpersonal yang rendah. Hal ini

guru terkesan acuh terhadap siswa yang kurang paham akan tugas atau

perintah dari guru dalam sebuah pembelajaran, ataupun sekedar tahu saja

tanpa ada niatan untuk membantu menjelaskan atau membantu mencarikan

solusi.

3. Guru yang menggunakan bahasa yang kurang baik. Hal ini dilihat dari

adanya guru yang memanggil siswa dengan panggilan lain bukan nama

aslnya dan seolah merendahkan atau mengolok-olok siswa tersebut dengan

panggilan tersebut.
7

4. wSikap saling mendukung dalam komunikasi interpersonal antar guru

kurang ditampakkan, tampak dari sikap acuh guru terhadap siswa yang

pantas diberikan pujian ataupun penghargaan.

5. Kemampuan guru dalam komunikasi interpersonal secara positif kurang,

hal ini dilihat dari adanya tanggapan negatif guru terhadap keluhan siswa

serta tidak mau ataupun bertinggi hati dalam menerima kritik dan saran

dari siswa.

6. Kemampuan guru dalam komunikasi interpersonal berdasarkan aspek

kesamaan rendah. Guru dalam saling menghargai kurang. Dimana semua

guru adanya guru yang meremehkan kemampuan seorang siswa dan lebih

membanggakan siswa lainnya dalam bidang tersebut.

7. Tingkat disiplin guru rendah. Dapat dilihat banyak guru yang datang

terlambat dan juga ada guru yang meninggalkan peserta didik di kelas

untuk makan dan berbicara di kantin atau koperasi sekolah, serta datang

hanya pada saat ambil daftar hadir elektronik dan saat jam mengajar dan

setelah keluar kelas langsung hilang dari sekolah.

8. Hubungan kurang harmonis antara guru dengan siswa, hal ini dilihat saat

ada tanggapan kurang menyenangkan guru terhadap siswa yang pernah

terlibat masalah atau percekcokan dengan guru tersebut.

9. Guru kurang perhatian terhadap siswa. Hal ini dilihat dari sikap acuh guru

saat adanya siswa yang keluar masuk di saat proses pembelajaran

berlangsung ataupun adanya siswa yang sibuk sendiri selama mengikuti

pembelajaran.
8

C Pembatasan Masalah

Berdasarkan fenomena dan identifikasi masalah diatas, penulis

membatasi penelitian tentang komunikasi interpersonal guru ini hanya

terfokus pada: Keterbukaan, Empati, Sikap mendukung, Sikap positif dan

Kesamaan, hal ini karena kelima aspek ini juga merupakan syarat efektivitas

komunikasi interpersonal. Penulis juga membatasi wilayah penelitian ini

hanya di SMKN 5 Padang, yaitu tempat penulis melakukan pengamatan.

D Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah “Seberapa baik persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal

guru di SMK Negeri 5 Padang ditinjau dari efektivitas komunikasi

interpersonal yaitu, keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan

kesamaan komunikasi interpersonal guru di sekolah”.

E Tujuan Penelitian

Bertolak dari perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tentang :

1. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi

dan mendeskripsikan tentang komunikasi interpersonal guru di SMK

Negeri 5 Padang.

2. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap dan

mengetahui persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru di SMK

Negeri 5 Padang yang dilihat dari indikator sebagai berikut :


9

a. Keterbukaan dalam komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5

Padang

b. Empati dalam komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5 Padang

c. Sikap mendukung dalam komunikasi interpersonal guru di SMK

Negeri 5 Padang

d. Sikap positif dalam komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5

Padang

e. Kesamaan dalam komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5

Padang

F Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, pertanyaan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa terbukanya komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5

Padang menurut persepsi siswa?

2. Seberapa tinggi menurut persepsi siswa tentang rasa empati yang

diperlihatkan guru dalam komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5

Padang?

3. Seberapa tinggi menurut persepsi siswa tentang sikap mendukung yang

diperlihatkan guru dalam komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5

Padang?

4. Seberapa baik sikap positif yang diperlihatkan guru dalam komunikasi

interpersonal guru di SMK Negeri 5 Padang menurut persepsi siswa?


10

5. Seberapa setara komunikasi interpersonal guru di SMK Negeri 5 Padang

menurut persepsi siswa?

G Asumsi Penelitian

Asumsi dalam penelitian ini adalah :

1. Setiap guru dituntut untuk memiliki komunikasi interpersonal.

2. Komunikasi interpersonal guru dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

H Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

ilmu pengetahuan.

b. Memberikan bukti empiris kebenaran teori dan pendapat ahli

pendidikan tentang komunikasi interpersonal.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan bahan

pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Sebagai wadah pengembangan berfikir dan penerapan ilmu

pengetahuan teoritis yang telah dipelajari pada masa kuliah.

2) Menambah kesiapan dan wawasan peneliti untuk menjadi

pendidik.
11

b. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan

terkait komunikasi interpersonal guru di sekolah.

c. Bagi Guru

Sebagai masukan dalam kegiatan di sekolah agar dapat

meningkatkan komunikasi interpersonal.

d. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pencapaian tujuan

sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa inggris yaitu perception yang berarti

tanggapan. Persepsi adalah proses pembuatan makna dari hal-hal yang kita

alami dalam lingkungan. Menurut Berelson & Steiner (Liliweri, 2015),

persepsi adalah sebuah proses yang kompleks dimana individu memilih,

mengatur, dan menfsirkan rangsangan sensoris menjadi gambaran yang

bermakna dan koheren dengan dunia sekeklilingnya. Sedangkan Gould

(Liliweri, 2015), memaparkan bahwa persepsi adalah proses untuk

melakukan seleksi, mengoordinasikan, dan interpretasi masukan sensoris

yang individu terima melalui indra (sensasi) secara sadar, terintegrasi demi

mendapatkan informasi dari lingkungan internal dan eksternal.

Selanjutnya (Walgito, 2010) menjelaskan bahwa persepsi merupakan

suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut

proses sensoris. Kemudian (Rivai & Mulyadi, 2012) menegaskan bahwa

persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi

makna kepada lingkungan mereka. Sejalan dengan (Thoha, 2012) persepsi

adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami

informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran,

pengahayatan, perasaan dan penciuman.

12
13

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

persepsi merupakan suatu pengamatan dan pemikiran serta penilaian

seseorang tentang suatu objek sehingga melahirkan sebuah anggapan atau

penafsiran. Jadi, persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebuah pandangan, tanggapan dan pendapat siswa terhadap komunikasi

interpersonal guru di SMKN 5 Padang.

2. Faktor Penentu Persepsi

Faktor penentu pembentukan persepsi menurut (Liliweri, 2015)

adalah sebagai berikut :

a. Mekanisme syaraf sensoris yang dibentuk secara genetic atau

pengalaman sejak awal.

b. Ketidaklengkapan dan ambiguitas data sensoris.

c. Informasi sensoris yang bersifat kontekstual baik yang ada sekarang

(latar belakang atau lingkungan) atau masa lalu (hasil belajar dan

memori) yang dipakai untuk menginterpretasikan data sensoris primer.

d. Motivasi, keinginan, dan harapan yang memengaruhi perhatian &

kognisi.

Sedangkan (Thoha, 2012) persepsi dipengaruhi oleh faktor luar dan

faktor dalam. Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh lingkungan

luar. Faktor-faktor dari dalam merupakan faktor dari dalam individu.

a. Faktor-faktor dari luar

1) Intensitas, yaitu bahwa semakin kuat stimulus atau rangsangan yang

diberikan dari luar akan semakin kuat pula untuk dapat dipahami.
14

2) Ukuran, yaitu bahwa ukuran sangat erat kaitannya dengan intensitas.

Semakin besar stimulus yang diberikan akan semakin besar pula

untuk dapat dipahami.

3) Berlawanan atau kontras, yaitu bahwa stimulus luar yang berlawanan

dengan latar belakangnya atau sekelilingnya akan lebih diperhatikan

atau direspon dibandingkan dengan yang sama.

4) Pengulangan, yaitu bahwa stimulus luar yang berulang-ulang akan

menimbulkan perhatian yang lebih besar daripada yang hanya sekali.

5) Gerakan, yaitu bahwa individu lebih memperhatikan yang bergerak

dalam pandangan mata daripada yang hanya diam.

b. Faktor-faktor dari dalam

1) Proses belajar dan persepsi, yaitu bahwa semua faktor dari dalam diri

yang membentuk adanya perhatian pada suatu objek adalah

didasarkan pada proses belajar yang telah dialami dari dulu sampai

saat ini.

2) Motivasi dan persepsi, yaitu bahwa dorongan atau hasrat dalam diri

akan menimbulkan perhatian yang kuat karena didasarkan atas

kebutuhan dan kesadaran.

Kepribadian dan persepsi, yaitu untuk bertindak secara tepat akan

menimbulkan perhatian atau dasar kemampuan tindakan yang akan

diambil. Persepsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam individu

yaitu kepribadian, motif, pengalaman masa lalu. Karakteristik dari objek


15

persepsi dan lingkungan juga dapat menjadi faktor yang berpengaruh

terhadap persepsi.

Selanjutnya, (Walgito, 2010) mengemukakan faktor-faktor yang

berperan dalam persepsi adalah:

a. Objek yang dipersepsikan

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,

tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan

yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai

reseptor. Namun sebagai terbesar stimulus datang dari luar individu.

b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima

stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat

untuk meneruskan stimulus yang diterima resptor kepusat susunan

syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk

mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.


16

Dari beberapa hal di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk

mengadakan persepsi adanya beberapa faktor yang berperan, yang

merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu 1) objek atau stimulus yang

dipersepsi, 2) alat indera dan syarat-syarat serta pusat susunan syaraf, yang

merupakan syarat fisiologis, dan 3) perhatian, yang merupakan syarat

psikologis.

3. Proses Terjadinya Persepsi

Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai objek

menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan

dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa

individu tidak hanya dikenal oleh satu stimulus saja, tetapi individu

dikenal berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan

sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus mendapatkan respon

individu untuk dipersepsi.

Menurut (Sobur, 2011) dalam proses persepsi, terdapat tiga

komponen utama yaitu:

a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari

luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga

mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai

faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi,

kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada


17

kemampuan seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi

yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks

menjadi sederhana.

B. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Secara etimologis, kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin

“comunicare” berarti mengalihkan atau mengirimkan. Menurut Berlo

(Liliweri, 2015), komunikasi merupakan proses dimana pemancar

mengirimkan pesan melalui saluran kepada penerima. Lain halnya menurut

(Muhammad, 2009) , komunikasi adalah pertukaran verbal maupun nonverbal

antara si pengirim dengan si penerima pesan untukmengubah tingkah laku.

Sedangkan menurut (Devito, 2011) , komunikasi mengacu pada

tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima peran

yang terdistrorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu,

mempunyai pengaruh tertentu, da nada kesempatan untuk melakukan umpann

baik. Sejalan dengan pendapat Seller (Muhammad, 2009), komunikasi adalah

proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan

diberi arti.

Dalam dunia pendidikan komunikasi merupakan upaya untuk

mengurangi kesenjangan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran, shingga

dengan adanya proses komunikasi itu terjalinnya kedekatan antara satu

dengan yang lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan komunikasi itu

dapat saling mengakrabkan.


18

Jadi, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator

kepada komunikan yang berupa pesan verbal ataupun nonverbal melalui

sebuah alat agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dan tujuan dari

pesan tersebut dapat tercapai sehingga dapat mengubah tingkah laku.

Komunikasi interpersonal dikenal juga dengan komunikasi antarpribadi.

Komunikasi interpersonal menurut (Liliweri, 2015) adalah komunikasi terjadi

antara dua atau tiga orang yang disifati oleh dua orang yang berbagi pikiran,

ide, keyakinan, dan nilai-nilai dengan orang lain. Sedangkan menurut

(Muhammad, 2009), komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran

informasi diantara seseorang denganpaling kurang seorang lainnya atau

biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.

Menurut Wiryanto (Liliweri, 2015), komunikasi interpersonal adalah

komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau

lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Sedangkan

mennurut Guerrero (Liliweri, 2015), komunikasi interpersonal mengacu pada

pertukaran pesan verbal dan nonverbal antara orang-orang, terlepas dari

hubungan antar mereka. Komunikasi interpersonal meliputi pertukaran pesan

dalam segala macam interaksi yang intim. Lain halnya dengan pendapat

Milller (Liliweri, 2015), komunikasi interpersonal terjadi antara dua orang

ketika mereka mempunyai hubungan yang dekatt sehingga mereka bisa

segera menyampaikan umpan balik segera dengan banyak cara.

Komunikasi interpersonal menurut (Widjaja, 2010) adalah proses

pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih
19

dari suatu kelompok kecil dengan berbagai efek dan umpan balik.

Komunikasi interpersonal menurut (Mulyana, 2008), merupakan komunikasi

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih mengenai suatu pesan tertentu

secara langsung, sehingga orang-orang tersebut dapat beraksi terhadap

komunikasi yang mereka lakukan, baik secara verbal maupun non verbal.

Jadi, komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian informasi

atau suatu pernyataan kepada orang lain yang langsung mengetahui

balikannya, baik itu bersifat positif maupun negatif.

C. Pentingnya Komunikasi Interpersonal

1. Peranan Komunikasi Interpersonal

Sebagai makhluk sosial, komunikasi interpersonal sangat penting

bagi kebahagiaan hidup kita. Jhonson (Supratiknya, 2003), menunjukkan

beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi interpersonal

dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, yaitu sebagai

berikut :

a. Komunikasi interpersonal membantu perkembangan intelektual dan

sosial kita;

b. Identitas dan jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi

dengan orang lain;

c. Dalam rangka menguji realitas disekeliling kita serta menguji

kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang di dunia

disekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan

pengertian orang lain tentang realitas yang sama;


20

d. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas

komunikasi atau hubungan kita dengan orang-orang lain, lebih-lebih

orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan (significant

figure) dalam hidup kita.

Jadi, secara tidak langsung dengan berkomunikasi individu akan

mengenali jati dirinya. Komunikasi juga memberikan berbagai informasi

yang dapat membantu individu untuk belajar dan mengembangkan

kemampuan intelektualnya. Kondisi mental seseorang juga dipengaruhi

oleh kualitas komunikasinya. Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial

komunikasi interpersonal merupakan hal yang penting bagi individu.

2. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan. Tujuan

komunikasi interpersonal tidak perlu disadari pada saat terjadi pertemuan

dan juuga tidak perlu dinyatakan. Menurut (Muhammad, 2009), ada enam

tujuan komunikasi interpersonal, yaitu :

a. Menemukan Diri Sendiri

Bila kita terlibat kita terlibat dalam pertemuan interpersonal

dengan orang lain kita banyak sekali belajar tentang diri kita maupun

oran lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada

kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri

kita.

b. Menemukan Dunia Luar


21

Komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih

banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan

kita, sehingga kita memahami lebih baik dunia luar, dunia objek,

kejadian-kejadian dan orang lain.

c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti

Banyak waktu yang kita pergunakan dalam komunikasi

interpersonal diabdikan untuk membentuk dan menjaga hubungan

sosial dengan orang lain untuk membantu mengurangi kesepian,

depresi, menjadikan kita sanggup saling berbagi kesenangan kita dan

umumnya membuat merasa lebih positif.

d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita gunakan untuk mengubah sikap tingkah laku

orang lain dengan pertemuan interpersonal. Komunikasi interpersonal

sangat efektif dalam mengubah tingkah laku misalnya saja dalam

membujuk kita lebih sering menggunakan komunikasi interpersonal

dari pada media massa.

e. Untuk Bermain dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan

utama ialah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai

aktivitas kita di akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, dan

menceritakan certia lucu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal

tersebut dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran

yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.


22

f. Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan

komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk

mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain

melalui komunikasi interpersonal kita sehari-hari.

3. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Fungsi komunikasi interpersonal adalah berusaha meningkatkan

hubungan insani, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi,

mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan

pengalaman dengan orang lain. Komunikasi interpersonal, dapat

meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang

berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang bisa memperoleh

kemudahan dalam hidupnya karena memiliki pasangan hidup. Melalui

komunikasi interpersonal juga dapat berusaha membina hubungan baik,

sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik konflik yang

terjadi (Canggara, 2004).

Adapun fungsi lain dari komunikasi interpersonal adalah :

a. Untuk mendapatkan respon atau umpan balik. Hal ini sebagai salah satu

tanda efektivitas proses komunikasi.

b. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon atau umpan

balik.

c. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial.

d. Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.


23

Menurut (Enjang, 2009) komunikasi Interpersonal memiliki fungsi

yaitu :

a. Memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis.

Dengan komunikasi inetrpersonal, kita bisa memenuhi kebutuhan

sosial atau psikologis kita.

b. Mengembangkan kesadaran diri.

Melalui komunikasi interpersonal akan terbiasa mengembangkan

diri.

c. Matang akan konvensi sosial.

Melalui komunikasi interpersonal kita tunduk atau menentang

konvensi sosial.

d. Konsistensi hubungan dengan orang lain.

Melalui komunikasi interpersonal kita menetapkan hubungan kita.

Kita berhubungan dengan orang lain, melalui pengalaman dengan

mereka, dan melalui percakapan–percakapan bersama mereka.

e. Mendapatkan informasi yang banyak.

Melalui komunikasi interpersonal, kita juga akan memperoleh

informasi yang lebih. Informasi yang akurat dan tepat waktu merupakan

kunci untuk membuat keputusan yang efektif;

f. Bisa mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain.

Melalui komunikasi interpersonal, kita juga akan dapat

mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Saat komunikasi


24

interpersonal terjalin, antara komunikan dan komunikator akan terjadi

proses saling mempengaruhi dalam membuat keputusan.

D. Komponen Komunikasi Interpersonal

Menurut (Suranto, 2012) komponen-komponen komunikasi

interpersonal yaitu:

1. Sumber (komunikator)

Komunikator merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri,

baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain.

Kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan

sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku

orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator adalah

individu yang menciptakan, memformulasikan, dan menyampaikan pesan.

2. Encoding

Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam

menciptakan pesan melalui pemilihan simbolsimbol verbal dan non verbal,

yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta disesuaikan

dengan karakteristik komunikan.

3. Pesan

Pesan merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-

simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang

mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak

lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan merupakan unsur yang sangat


25

penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan

diinterpretasi oleh komunikan.

4. Saluran

Saluran merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke

penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum.

Dalam konteks komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media

semata-mata karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan

komunikasi secara tatap muka.

5. Penerima (komunikan)

Komunikan adalah seseorang yang menerima, memahami, dan

menginterpretasi pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima

bersifat aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi

dan memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan

inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan

komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami

secara bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan.

6. Decoding

Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui

indera, penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk

“mentah”, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah kedalam

pengalamanpengalaman yang mengandung makna. Secara bertahap

dimulai dari proses sensasi, yaitu proses di mana indera menangkap

stimulus.
26

7. Respon

Respon yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk

dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat

positif, netral, maupun negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang

dikehendaki komunikator. Netral berarti respon itu tidak menerima

ataupun menolak keinginan komunikator. Dikatakan respon negatif apabila

tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh

komunikator.

8. Gangguan (noise)

Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus

didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponen-

komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja

yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan

pesan, termasuk yang bersifat fisik dan phsikis.

9. Konteks komunikasi

Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak

ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk

pada lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti

ruangan, halaman dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada waktu

kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang, sore,

malam. Konteks nilai, meliputi nilai sosial dan budaya yang

mempengaruhi suasana komunikasi, seperti: adat istiadat, situasi rumah,

norma pergaulan, etika, tata krama, dan sebagainya.


27

Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses pertukaran makna

antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Orang yang saling

berkomunikasi tersebut adalah sumber dan penerima. Sumber melakukan

encoding untuk menciptakan dan memformulasikan menggunakan saluran.

Penerima melakukan decoding untuk memahami pesan, dan selanjutnya

menyampaikan respon atau umpan balik. Tidak dapat dihindarkan bahwa

proses komunikasi senantiasa terkait dengan konteks tertentu, misalnya

konteks waktu. Hambatan dapat terjadi pada sumber, encoding, pesan,

saluran, decoding,maupun pada diri penerima.

E. Indikator, Karakteristik dan Cara Mengukur Komunikasi Interpersonal

1. Indikator Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan

secara langsung dan mendapat balik langsung. Kelebihan dari komunikasi

interpersonal adalah umpan balik yang bersifat segera. Menurut (Devito,

2011) agar komunikasi interpersonal dapat berjalan efektif, maka harus

memiliki lima aspek efektivitas komunikasi yaitu: keterbukaan, empati,

sikap mendukung, sikap positif, dan kesamaan. Sejalan dengan pendapat

(Thoha, 2012), suatu komunikasi antarpribadi bisa efektif nampaknya

dapat dikenal dengan lima hal berikut yakni: ketrebukaan, empati, sikap

saling mendukung, sikap positif, dan kesamaan. Lain halnya dengan

pendapat (Muhammad, 2009), komunikasi interpersonal tidak dapat

dielakkan, tidak dapat dibalikkan karena proses komunikasi interpersonal

itu berlangsung satu arah, meliputi proses penyesuaian baik itu dari segi
28

bahasa karena seseorang tidak dapat melakukan komunikasi jika mereka

memiliki bahasa yang berbeda satu sama lainnya, hubungan ditentukan

oleh pemberi tanda, interaksi dipandang sebagai sesuatu yang simetris dan

komunikasi interpersonal dilandasi kepercayaan dan keterbukaan.

Sedangkan menurut (Rakhmat, 2007), ada empat faktor yang amat penting

dalam memelihara keseimbangan hubungan interpersonal yaitu:

keakraban, kontrol, respons yang tepat, dan nada emosional yang tepat.

Table 1. Indikator Penelitian

Menurut
Indikator Joseph A Arni Jalaluddin
Thoha
Devito Muhammad Rakhmat
Keterbukaan √ √ √
Supportivitas √ √
Sikap Positif √ √
Empati √ √
Kesamaan √ √
Kepercayaan √
Respon yang

tepat
Keakraban √
Kontrol √
Nada emosional

yang tepat
Dari beberapa pendapa ahli yang dikemukan, dapat disimpulkan

bahwa keterbukaan, empati, suportivitas, sikap positif dan kesamaan

merupakan indikator dari komunikasi interpersonal.

a. Keterbukaan

Menurut (Suranto, 2012), keterbukaan merupakan sikap bisa

menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan

informasi penting kepada oranglain tersebut, sehingga ada ketersediaan


29

membuka diri untuk mengungkapkan informasi. Kualitas keterbukaan

mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. (a)

komunikator interpersonal yang afektif harus terbuka kepada orang

yang diajaknya berinteraksi. (b) mengacu kepada kesedian komunikator

untuk beraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang

diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan

percakapan yang menjemukan. Setiap orang ingin orang lain bereaksi

secara terbuka terhadap apa yang diucapkan. (c) menyangkut

“kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka dalam pengertian ini

adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran. Terbuka dalam

pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang

seseorang lontarkan adalah memang miliknya dan orang tersebut

bertanggungjawab atasnya.

Mengacu pada keterbukaan dan ketersediaan komunikator untuk

bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang dan keterbukaan

peserta komunikasi interpersonal kepada orang yang diajak untuk

berinteraksi. Salah satu contoh dari aspek ini yaitu menilai pesan secara

objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika.

Selanjutnya, (Thoha, 2012) menegaskan bahwa untuk

menunjukkan keterbukaan memiliki dua aspek yaitu; keinginan untuk

terbuka bagi setiap orang dan keinginan untuk menanggapi secara jujur.

Unsur-unsur keterbukaan harus dimiliki oleh setiap guru sehingga

masalah apapun yang dihadapi dapat diselesaikan secara objektif dan


30

positif. Jika antar guru sudah tercipta sikap terbuka maka semua

permasalahan yang ada dapat diselesaikan bersama, serta meminimalisir

terjadinya kesalah pahaman.

b. Empati

Empati adalah menempatkan diri kita secara emosional dan

intelektual pada posisi orang lain. Menurut (Suranto, 2012), empati

merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan seandainya

menjadi orang lain dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang

lain, merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan memahami sesuatu

persoalan dari sudut pandang orang lain. Orang yang empatik mampu

memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap

mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.

Menurut Gip (Muhammad, 2009), unsur-unsur sikap empati

adalah menghargai pendengar, mengidentifikasi masalah, saling berbagi

masalah, menerima masalahnya. Selanjutnya Devito (Walgito, 2006) ,

menjelaskan bahwasanya empati dengan seseorang adalah merasakan

seperti apa yang dirasakan oleh orang lain tanpsa mengghilangkan

indentitas diri. Kemudian (Rakhmat, 2007) juga menegaskan bahwa

berempati yaitu membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa

orang lein secara emosional dan intelektual. Jadi dengan empati,

kitaberusaha mengetahui dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang

lain pada keadaan tertentu.


31

Mengembangkan sikap empati di antara guru perlu

memperhatikan seluruh unsur-unsur sikap empati di atas. Seperti

mendengarkan dengan baik setiap pembicaraan guru lainnya,

menghargai dan menerima setiap permasalahan yang diceritakan, serta

memberikan respon yang diinginkan atau diharapkan olehnya.

c. Sikap Saling Mendukung

Menurut (Rakhmat, 2007), sikap saling mendukung adalah sikap

yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang bersikap

defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empati. Maka

dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal karena

orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang

ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan

orang lain sebaliknya dalam perilaku defensif ditandai dengan sifat-

sifat: evaluasi, strategi, dan kepastian.

Sikap saling mendukung terbagi atas tiga yaitu; deskriptif,

spontanitas dan profesionalisme. Sikap deskriptif menimbulkan sikap

saling mendukung dibandingkan sikap evaluatif sehingga orang tidak

merasa dihina tetapi merasa dihargai. Selanjutnya sikap spontanitas

merupakan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba tanpa diatur atau

direncanakan ataupun dipersiapkan terlebih dahulu. Biasanya sikap

spontanitas ini kalimatnya diucapkan begitu saja, spontan dan

ditanggapi dengan cara yang sama juga, terbuka dan terus terang.

Kemudian profesionalisme, ini dimilikii oleh seseorang yang


32

mempunyai sikap berpikir terbuka dan bersedaia menerima pendapat

orang lain.

Selanjutnya, (Suranto, 2012) menegaskan bahwa dukungan

(supportiveness) merupakan hubungan interpersonal yang efektif antara

guru dan siswa, memiliki komitmen untuk mendukung

terselenggaranya interaksi secara terbuka. Oleh karena itu respon yang

relevan adalah respon bersifat spontan dan lugas, bukan respon bertahan

dan berkelit.

(Thoha, 2012) memaparkan bahwa dukungan adakalnya terucap

dan adakalanya tidak terucap. Dukungan yang tidak terucap tidaklah

mempunyai nilai negatif, melainkan dapat merupakan aspek positif dari

komunikasi. Gerakan-gerakan seperti anggukan kepala, senyum, tepuk

tangan dan sebagainya merupakan dukungan positif yang terucap.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi interpersonal,

sikap saling mendukung atau sikap suportif sangat berperan penting

menjaga terlaksananya iklim organisasi secara baik.

d. Sikap Positif

Seseorang yang memiliki sikap diri yang positif, maka ia pun

akan mengkomunikasikan hal yang positif. Sikap positif juga dapat

dipicu oleh dorongan yaitu perilaku mendorong untuk menghargai

keberadaan orang lain.


33

Untuk menciptakan keberhasilan komunikasi interpersonal,

menurut (Suranto, 2012) perlu dikembangkan sikap-sikap positif

sebagai berikut:

1) Membuka pintu komunikasi, misalnya dengan cara lambaian tangan,

senyum yang tulus dan simpatik, mengucapkan kata sapaan,

mengajak berjabat tangan, menanyakan keadaan, meminta maaf dan

permisi, dan mengucapkan terimakasih.

2) Sopan dan ramah dalam berkomunikasi tidak hanya dalam berbicara,

tetapi juga dalam penampilan.

3) Jangan sungkan meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

Dengan begitu kita menaruh rasa hormat pada orang yang diajak

berbicara, dan pada giliranya kita akan dihormati pula.

4) Penuh perhatian, hal ini dapat diketahui dari seberapa jauh

komunikator mengetahui karakteristik komunikan atau seberapa jauh

guru menghafal nama-nama siswa, apa yang disukai atau tidak, dan

lain –lain.

5) Bertindak jujur dan adil. Hal ini mengantarkan komunikator pada

keprofesionalan karena kejujuran merupakan prinsip profesional

yang penting.

e. Kesamaan

Menurut (Suranto, 2012), kesamaan berarti bahwa keduabelah

pihak ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama

bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak saling


34

memerlukan. Kesamaan berarti kita menerima pihak lain. Kesamaan

merupakan pengakuan bahwa masing-masing pihak memiliki sesuatu

yang penting untuk disumbangkan. Komunikasi interpersonal

merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang

lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. Sedangkan menurut

Gibb (Muhammad, 2009), kesamaan atau kesamaan adalah saling

percaya dan menghargai, terlihat dalam perbuatan perencanaan tanpa

memmpengaruhi kekuasaan, status atau penampilan. Jadi kepercayaan,

saling menghargai, keterlibatan dalam suatu organisasi sangat

berpengaruh dalam membina hubungan interpersonal untuk kesamaan

komunikasi.

Komunikasi interpersonal yang efektif akan membantu kita

mengantarkan kepada tercapainya tujuan tertentu. Seorang guru yang ingin

mentransfer pengetahuan dan membimbing sikap pesertadidik, tidak

sekedar ditentukan oleh ilmu pengetahuan yang dia miliki, melainkan

ditentukan pula oleh bagaimana cara diaberkomunikasi. Sebaliknya, jika

komunikasi interpersonal tidak berhasil, akibatnya apa saja, dari sekedar

membuang waktu, sampai akibat buruk lainnya.

Dari uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa

komunikasi interpersonal merupakan hal yang sangat penting dalam

menjaga kesinambungan dan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi.

Maka yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah, keterbukaan,

empati, sikap saling mendukung, sikap positif, dan kesamaan.


35

2. Karakteristik Komunikasi Interpersonal

Menurut Roger (Muhammad, 2009), hubungan interpersonal akan

terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut :

a. Bertemu satu sama lain secara personal.

b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang

dapat dipahami satu sama lain secara berarti.

c. Menghargai satu sana lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau

keberatan.

d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh,

bersikap menerima dan empati satu sama lain.

e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung

dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.

f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat

perasaan aman terhadap yang lain.

Pace dan Boren (Muhammad, 2009), mengusulkan cara-cara untuk

menyempurnakan hubungan interpersonal jika kedua pihak mengenal

standar berikut :

a. Mengembangkan suatu pertemuan personal yang langsung satu sama

lain mengkomunikasikan perasaan secara langsung.

b. Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati secara tepat dengan

pribadi orang lain melalui keterbukaan diri.

c. Mengkomunikasikan suatu kehangatan, pemahaman yang positif

mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan berespon.


36

d. Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama lain dengan

ekspresi penerimaan secara verbal dan nonverbal.

e. Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar, menghargai secara positif

satu sama lain melalui respons yang bersifat menilai.

f. Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan iklim yang mendukung

melalui konfrontasi yang bersifat membangun.

g. Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaaan arti dengan negosiasi arti

dan memberikan respons yang relevan.

Menurut (Suranto, 2012), ciri-ciri dari komunikasi interpersonal

adalah sebagai berikut :

a. Arus pesan dua arah

Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan

penerima dalam posisi yang sejajar. Artinya komunikator dan

komunikan dapat berganti peran secara cepat. Seorang sumber pesan,

dapat berubah peran sebagai penerima pesan, begitu pula sebaliknya.

b. Suasana non formal

Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana

nonformal. Pesan yang dikomunikasikan biasanya bersifat lisan, bukan

tertulis. Disamping itu, forum komunikasi yang dipilih biasanya juga

cenderung bersifat nonformal. Seperti percakapan intim, bukan forum

formal seperti rapat.


37

c. Umpan balik segera

Komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku

komunikasi secara tatap muka, maka dapat segera memperoleh balikan

atas pesan yang disampaikan dari komunikan, baik secara verbal

maupun nonverbal.

d. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat

Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi

antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam

jarak dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak yang

dekat dalam arti fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada

pada satu lokasi tempat tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara

psikologis menunjukkan keintiman hubungan antar individu.

3. Cara Mengukur Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal diukur dengan menggunakan skala

komunikasi interpersonal yang disusun berdasarkan efektivitas komunikasi

interpersonal oleh (Devito, 2011) yang meliputi keterbukaan, sikap positif,

empati, sikap saling mendukung atau perilaku suportif, dan kesamaan atau

kesamaan. Dari kelima indikator tersebutlah komunikasi interpersonal

dapat diukur.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Menurut (Rakhmat, 2007) komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh

persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan

interpersonal, berikut penjelasannya :


38

1. Persepsi Interpersonal

Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimulus

yang berasal dari komunikan yang berupa pesan verbal dan nonverbal.

Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap

keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi

makna terhadap pesan akan membuat komunikasi tidak berhasil atau

gagal.

2. Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi

interpersonal yaitu:

a. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep

dirinya.

b. Membuka diri.

c. Percaya diri.

3. Atraksi Interpersonal

Atraksi interpersonal adalah kesukaan ada orang lain, sikap positif

dan daya tarik seseorang. Komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh

atraksi interpersonal dalam :

a. Penafsiran pesan dan penilaian.

b. Efektifitas komunikasi.
39

4. Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara

seorang dengan orang lain. hubungan interpersonal yang baik akan

menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya,

makin cermat persepsinya dengan orang lain dan persepsi dirinya,

sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara peserta

komunikasi.

G. Penelitian Relevan

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui komunikasi interpersonal

guru terhadap peningkatan. Setelah penulis mencari hasil-hasil penelitian

yang berkaitan dengan persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru,

terdapat beberapa skripsi yang berkaitan dengan tema tersebut diantaranya :

1. Skripsi yang ditulis oleh Anisa Rahayu (2015) berjudul “Komunikasi

Interpersonal Pegawai Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang”

yang berisikan tentang rendahnya komunikasi interpersonal dalam

hubungan dan kerjasama antar berbagai pihak di dalam kantor. Populasi

penelitian adalah seluruh pegawai yang ada di Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Kota Padang yang berjumlah 72 Orang, penarikan sampel penelitian

dilakukan dengan teknik proporsional random sampling untuk sejumlah 47

orang. Data diambil dengan menggunakan angket. Adapun hasil penelitian

diperoleh rata-rata untuk indikator: keakraban (4,2), keterbukaan (3,9),

empati (3,7), sikap suportif (4,2), dan kepercayaan (3,8) dengan rata-rata

keseluruhan (4,0) hasil ini menandakan bahwa komunikasi interpersonal


40

pegawai pada Dinas Sosial da Tenaga Kerja Kota Padang berada pada

kategori baik.. Oleh karena itu pegawai lebih ditingkatkan lagi komunikasi

interpersonalnya sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara efektif dan

efisien.

2. Skripsi yang ditulis oleh Annisa Frinda (2017) berjudul “Komunikasi

Interpersonal Kepala Sekolah dan Guru di SMK Tri Dharma Kosgoro

Padang” yang berisikan tentang kurang lancarnya komunikasi

interpersonal yang terjadi di sekolah tersebut, baik itu dari kepala sekolah

kepada guru dan antar sesama guru. Populasi penelitian adalah guru yang

ada di SMK Tri Dharma Kosgoro Padang yang berjumlah 50 Orang,

penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampel

untuk sejumlah 40 orang. Data diambil dengan menggunakan angket.

Adapun hasil penelitian diperoleh rata-rata untuk indikator: keterbukaan

(2,67), empati (3,23), dukungan (3,21), kepositifan (2,93) dan kesamaan

(3,12) dengan rata-rata keseluruhan (3,12) hasil ini menandakan bahwa

komunikasi interpersonal pegawai pada Dinas Sosial da Tenaga Kerja

Kota Padang berada pada kategori cukup. Oleh karena itu komunikasi

interpersonal kepala sekolah dan antar guru lebih ditingkatkan lagi

sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara efektif dan efisien.


41

H. Kerangka Konseptual

Persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru di sekolah yang

akan dijadikan faktor utama dalam menentukan efektif atau tidaknya

komunikasi dalam sekolah. Dengan adanya persepsi siswa tentang

komunikasi interpersonal guru, komunikasi di sekolah dapat meningkat jadi

efektif dan efisien. Berikut ini adalah kerangka konseptual dalam penelitian

ini :

ambar 1. Kerangka Konseptual


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut (Yusuf, 2017),

penelitian deskriptif kuantitatif mencoba memberikan gambaran suatu

keadaan masa sekarang secara mendalam. Melalui metode ini akan diperoleh

informasi atau fenomena yang sedang berlangsung. Menurut (Arikunto,

2017), penelitian deskriprif adalah penelitian yang bertujuan untuk

menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang

hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Adapun metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah sebuah metode penelitian

dengan data penelitian yang berbentuk angka – angka. Dengan demikian,

penelitian ini akan mendeskripsikan dan menjelaskan data tentang Persepsi

Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru di SMK Negeri 5 Padang.

B. Definisi Operasional Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru. Komunikasi interpersonal yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang seberapa baik

komunikasi secara langsung dan tatap muka antara guru dengan siswa yang

ditandai dengan adanya aspek keterbukaan, sikap positif, empati, saling

mendukung dan kesamaan, yang diukur dengan menggunakan angket dengan

model skala Likert.

42
43

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti. Menurut

(Sugiyono, 2015), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa

kelas X SMKN 5 Padang. Sedangkan untuk siswa kelas XI dan kelas XII

tidak dapat diikut sertakan karena mempertimbangkan bahwa siswa kelas

XI sedang melaksanakan kegiatan prakerin/magang, dan siswa kelas XII

telah melaksanakan ujian nasional (UN) sehingga tidak lagi mengikuti

kegiatan pembelajaran di sekolah.

Table 2. Populasi Penelitian

Jenis Kelamin
No. Kompetensi Keahlian Jumlah
Lk Pr
Teknik Konstruksi Batu
1 32 3 35
dan Beton
Teknik Gambar
2 60 8 68
Bangunan
3 Teknik Audio Video 90 14 104
Teknik Instalasi Tenaga
4 97 6 103
Listrik
5 Teknik Pemesinan 67 0 67
Teknik Kendaraan
6 69 0 69
Ringan
7 Teknik Sepeda Motor 72 0 72
Teknik Komputer dan
8 32 2 34
Jaringan
Total 519 33 552
Sumber Data : SMK Negeri 5 Padang
44

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipandang dapat

mewakili seluruh obyek yang akan diteliti. Menurut (Sugiyono, 2015),

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Besarnya sampel ditentukan berdasarkan: apabila

jumlah populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah

populasinya besar, dapat di ambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau

lebih. Tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang

resikonya besar, temtu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik.

Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

Proportional Random Sampling. Berpedoman dari adanya keterbatasan

penulis terutama dari segi waktu, maka penulis mengambil sampel 10%

dari masing – masing bidang, karena itu persentase terbesar supaya

penelitian ini terwakili. Penentuan besarnya pengambilan sampel ini

ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:


45

Keterangan:

n = Sampel

N = Populasi

e = Perkiraan tingkat kesalahan

Berdasarkan rumus tersebut, maka besarnya sampel penelitian

dengan perkiraan kesalahan 10% adalah sebagai berikut.

Untuk menentukan jumlah sampel per jurusan, digunakan rumus :

Keterangan :

ni = jumlah sampel per jurusan

Ni = jumlah siswa dalam jurusan tersebut

n = sampel

N = besaran populasi

Maka jumlah sampel untuk masing-masing jenis kelamin adalah

sebagai berikut.
46

Teknik Konstruksi Batu dan Beton

1) Laki-laki

2) Perempuan

Untuk lebih jelasnya seberapa sampel yang dibutuhkan, maka dapat

dilihat pada tabel berikut.

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 91

orang responden.
47

Table 3. Sampel Penelitian

Kompetensi Jenis
No. Sampel
Keahlian Kelamin
Teknik Konstruksi Laki-laki 32 5
1
Batu dan Beton Perempuan 3 1
Teknik Gambar Laki-laki 60 10
2
Bangunan Perempuan 8 2
Laki-laki 90 14
3 Teknik Audio Video
Perempuan 14 3
Teknik Instalasi Laki-laki 97 15
4
Tenaga Listrik Perempuan 6 1
Laki-laki 67 11
5 Teknik Pemesinan
Perempuan 0 0
Teknik Kendaraan Laki-laki 69 11
6
Ringan Perempuan 0 0
Teknik Sepeda Laki-laki 72 12
7
Motor Perempuan 0 0
Teknik Komputer Laki-laki 32 5
8
dan Jaringan Perempuan 2 1
Total 552 91

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Menurut

(Riyanto & Hatmawan, 2020), data kuantitatif adalah data yang berupa

angka yang biasa diperoleh melalui penyebaran kuesioner, observasi

langsung atau dokumentasi dan pengolahan data dilakukan dengan cara

analisis statistik. Jadi, data yang diperoleh dari responden angket yang

menjadi obyek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa di SMK Negeri 5

Padang.yang terpilih menjadi sampel.


48

2. Sumber Data

Berdasarkan dari jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini,

maka sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMK

Negeri 5 Padang yang terpilih menjadi sampel.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian

untuk mengumpulkan data. (Arikunto, 2017) mengemukakan bahwa

instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang

digunakan adalah model Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dari seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Alternatif jawaban dari sangat positif dan sangat negatif atau

dari skor 5 sampai 1 yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S). Kurang Setuju

(KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis variabel menjadi sub butir variabel dan indikator penelitian

2. Membuat kisi-kisi angket

3. Menyusun butir-butir pernyataan berdasarkan indikator yang sudah

ditetapkan

4. Mengkonsultasikan angket yang sudah dibuat dengan pembimbing

5. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang guru di luar sampel

6. Menganalisis hasil uji coba angket untuk mengetahui validias dan

realibilitas angket
49

a. Validitas

Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu

mengukur apa yang ingin diukur (Siregar,2013). Untuk menguji validitas

instrument penelitian ini, peneliti menggunakan Statistic Package and

Social Science (SPSS) 16.0 for windows 10 dengan cara mengoreksi skor

setiap butir instrument.

Kriteria dalam pengujian validitas adalah dengan cara

membandingkan nilai Corrected Item Total Corelation masing-masing

butir dengan nilai r table untuk N=15 yaitu 0,514. jika nilai r hitung lebih

besar dari pada nilai r table maka item pernyataan tersenut dinyatakan

valid, dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil daripada r table maka item

tersebut tidak valid.

Berdasarkan hasil pengelolaan data validitas angket dari 32 item

pernyataan dinyatakan valid semua item. Oleh sebab itu, 32 item

tersebut digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini.

b. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu instrument cukup atau dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2017).

Pengukuran reliabilitas memiliki tujuan untuk dapat mengetahui

tingkat keandalan instrument setelah dilakukan uji coba. Ppengujian

reliabilitas instrument dihitung dengan menggunakan program Statistic

Package and Social Science (SPSS) 16.0 for windows 10. Kriteria dalam
50

pengujian reliabilitas adalah dengan cara membandingkan nilai

Cronbach's Alpha dengan nilai r tabel untuk N=15 yaitu 0,514. Jika r

hitung lebih besar dari r tabel berarti reliable, dan jika r hitung lebih kecil

daripada r tabel berarti tidak reliabel.

Dari hasil perhitungan didapatkan r hitung 0,988 lebih besar

daripada r table yaitu 0,514 yang artinya instrument penelitian

dinyatakan reliabel.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diawali dengan mengurus surat

izin penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Padang. Kunjungan selanjutnya

yaitu mendatangi instansi tempat dilakukan penelitian untuk meminta izin

penelitian yaitu di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Padang. Kunjungan

selanjutnya yaitu untuk menyerahkan angket kepada responden dan

memberikan waktu kepada responden untuk menjawab angket penelitian. Dan

kunjungan terakhir dilakukan untuk mengumpulkan angket yang telah diisi

oleh responden. Angket yang telah diisi oleh responden ini akan diperiksa

satu persatu, apabila terdapat angket yang kurang lengkap diisi oleh

responden angeket akan dikembalikan lagi untuk dilengkapi.

G. Teknis Analis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, akan dianalisis sesuai dengan

tujuan dan pertanyaan penelitian. Adapun langkah-langkah dalam analisis

data ini adalah sebagai berikut:


51

1. Verifikasi data yaitu memeriksa semua angket yang telah diisi responden

2. Klasifikasi dan tabulasi data, yaitu mengelompokkan data yang telah

diverifikasi ke dalam tabel

3. Menghitung frekuensi dari masing-masing alternatif jawaban yang

diberikan

4. Menghitung skor rata-rata jawaban responden dengan rumus mean (skor

rata-rata) menurut (Arikunto, 2017) sebagai berikut :

Keterangan :

M = Rata-rata skor yang dicari

∑fx = Jumlah skor keseluruhan

N = Jumlah responden

5. Membuat kategori guna melihat data secara kualitatif dari hasil penelitian

untuk masing-masing indikator penelitian dengan menggunakan rumus

kategori yang dikembangkan oleh (Sudjana, 2010) yaitu:

Table 4. Interprestasi Tingkat Capaian Skor

Skor Kategori
90%-100% Sangat Baik
80%-89% Baik
65%-79% Cukup Baik
55%-64% Kurang Baik
0%-54% Tidak Baik
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil penelitian terkait

persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang

dapat dilihat dari lima indikator yaitu keterbukaan, empati, sikap saling

mendukung, sikap positif dan kesamaan.

1. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Keterbukaan

Data mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru

SMK Negeri 5 Padang yang dilihat dari aspek keterbukaan dapat dilihat

dari pada Tabel 5.

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa skor tingkat pencapaian tertinggi

dari aspek keterbukaan terdapat pada pernyataan guru mengemukakan

pendapat kepada siswa secara terbuka dengan perolehan tingkat capaian

87,25% dalam kriteria baik. Kemudian skor terendah pada pernyatan guru

bersedia menerima setiap kritikan yang diberikan siswa tentang proses

pembelajaran di kelas dengan perolehan tingkat capaian 72,31% dalam

kategori cukup baik.

Secara keseluruhan persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal

guru SMK Negeri 5 Padang dilihat dari aspek keterbukaan berada pada

kriteria cukup baik dengan tingkat capaian 79,37%.

52
53

Table 5. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi


Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang pada Aspek
Keterbukaan

Rata- TCR
No Pernyataan Kriteria
rata (%)

Guru senantiasa menanggapi dengan baik ide-ide


1. 3,87 77 Cukup Baik
yang disampaikan oleh siswa secara objektif.
Guru selalu berusaha untuk berdiskusi dengan siswa
2. dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di 3,73 74,51 Cukup Baik
sekolah.

Guru tersedia menerima setiap kritikan yang diberikan


3. 3,62 72,31 Cukup Baik
siswa tentang proses pembelajaran di kelas.

Guru menanggapi dengan senang hati informasi yang


4. 3,99 79,78 Cukup Baik
diberikan oleh siswa.
Guru menanggapi secara jujur masukan yang
5. 4,24 84,84 Baik
diberikan oleh siswa.
Guru memberikan tanggapan umpan balik yang
6. 3,90 78,02 Cukup Baik
objektif atas tugas yang diselesaikan oleh siswa.

Guru menyampaikan secara jujur permasalahan yang


7. 4,04 80,88 Baik
dialami siswa tentang tugas-tugasnya.
Guru mengemukakan pendapat kepada siswa secara
8. 4,36 87,25 Baik
terbuka.
Cukup
Rata-rata 3,97 79,37
Baik

2. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Empati

Data mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru

SMK Negeri 5 Padang yang dilihat dari aspek empati dapat dilihat dari

pada Tabel 6.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa skor tertinggi pada aspek empati

adalah guru ikut merasa bangga jika ada siswa yang mendapatkan prestasi

yang bagus, baik di dalam maupun di luar sekolah dengan perolehan


54

90,99% dalam kriteria sangat baik. Kemudian skor rendah adalah guru

dapat memahami perasaan siswa ketika mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tugas sekolah, yaitu 83,52% dalam kriteria baik.

Table 6. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi


Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang pada Aspek
Empati

Rata- TCR
No Pernyataan Kriteria
rata (%)
Guru dapat memahami perasaan siswa ketika
1. mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas 4,18 83,52 Baik
sekolah.
Guru mengetahui apa yang harus dilakukan
2. 4,45 89,01 Baik
ketika mendengar siswa mendapat musibah.

Guru dapat memahami perasaan yang dirasakan


3. 4,19 83,74 Baik
oleh siswa, baik ketika sedih maupun senang.

Guru ikut sedih jika ada siswa yang


4. mendapatkan musibah atau kesulitan, baik di 4,27 85,49 Baik
dalam maupun di luar sekolah.
Guru ikut merasa bangga jika ada siswa yang
5. mendapatkan prestasi yang bagus, baik di dalam 4,55 90,99 Sangat Baik
maupun di luar sekolah.
Guru ikut prihatin jika ada siswa yang terkena
6. 4,40 87,91 Baik
musibah.
Rata-rata 4,34 86,80 Baik

Secara keseluruhan persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal

guru di SMK N 5 Padang pada aspek empati adalah 86,80% berada pada

kriteria baik.
55

3. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Sikap Saling Mendukung

Data mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru

SMK Negeri 5 Padang yang dilihat dari aspek sikap saling mendukung

dapat dilihat dari pada Tabel 7.

Table 7. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi


Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang pada Aspek
Saling Mendukung

Rata-
No Pernyataan TCR (%) Kriteria
rata

Guru memberikan selamat kepada siswa yang


1. 4,44 88,79 Baik
mendapatkan penghargaan

Guru mengutarakan rasa bangga kepada siswa yang


2. 4,46 89,23 Baik
berhasil meraih prestasi.

Guru memberikan saran dengan baik kepada siswa


3. yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan 4,34 86,81 Baik
tugas maupun dalam pembelajaran.

Guru bersedia mendengarkan dengan baik setiap


4. 3,64 72,75 Cukup Baik
keluh kesah yang disampaikan siswa.

Guru menghentikan pekerjaannya saat siswa datang


5. menemuinya untuk meminta bantuan terkait tugas 3,71 74,29 Cukup Baik
sekolah.

Guru memberikan dukungan penuh terhadap siswa


6. 4,43 88,57 Baik
dalam proses pembelajaran.
Rata-rata 4,17 83,41 Baik

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa skor rata-rata tertinggi dari

aspek sikap saling mendukung pada pernyataan guru mengutarakan rasa

bangga kepada siswa yang berhasil meraih prestasi dengan perolehan

tingkat pencapaian 89,23% dalam kriteria baik. Kemudian skor terendah


56

terdapat pada pernyataan guru bersedia mendengarkan dengan baiik setiap

keluh kesah yang disampaikan siswa dengan perolehan tingkat capaian

72,75% dalam kriteria cukup baik.

Secara keseluruhan persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal

guru SMK Negeri 5 Padang yang dilihat dari aspek sikap saling

mendukung dengan perolehan timgkat capaian 83,41% dalam kriteria baik.

4. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Sikap Positif

Data mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru

SMK Negeri 5 Padang pada aspek sikap positif dapat dilihat pada Tabel 8.

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa skor tertinggi dari aspek

sikap positif terdapat pada pernyataan guru tidak menyombongkan diri jika

mendapat pujian atau penghargaan dengan tingkat capaian 86,37 dalam

kriiteria baik. Kemudian skor terendah terdapat pada pernyataan guru tidak

marah apabila diberikan kritik dan saran oleh siswa dengan perolehan

tingkat capaian 73,85% dalam kriteria cukup baik.

Secara keseluruhan persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal

guru SMK Negeri 5 Padang pada aspek sikap positif dengan perolehan

tingkat capaian 79,67% dalam kategori cukup baik.


57

Table 8. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi


Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang pada Aspek
Sikap Positif

Rata- TCR
No Pernyataan Kriteria
rata (%)

Guru tidak menyimpan perasaan dendam


1. terhadap siswa yang pernah berkelakuan 3,88 77,58 Cukup Baik
kurang baik padanya.
Guru tidak menyombongkan diri jika
2. 4,32 86,37 Baik
mendapat pujian atau penghargaan.
Guru tidak marah apabila diberikan kritik
3. 3,69 73,85 Cukup Baik
dan saran oleh siswa.
Guru mampu menyelesaikan pembelajaran
4. sesuai dengan alokasi waktu yang telah 3,88 77,58 Cukup Baik
ditetapkan.
Guru berani menerima resiko jika terjadi
5. kesalahan dalam penyampaian informasi 4,30 85,93 Baik
penting kepada siswa.
Guru berusaha menepati janjinya pada
6. siswa untuk membantu dalam 3,84 76,70 Cukup Baik
pembelajaran.
Rata-rata 3,98 79,67 Cukup Baik

5. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Kesamaan

Data mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru

SMK Negeri 5 Padang pada aspek aspek kesamaan dapat Tabel 9.

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa skor rata-rata tertinggi dari

aspek kesamaan terdapat pada pernyataan guru segera memberikan

tanggapannya kepada setiap siswa yang mengajukan pertanyaan

kepaddanya dengan perolehan tingkat pencapaian 80,88% dalam kriteria

baik. kemudia skor terendah terdapat pada pernyataan guru menerima


58

dengan baik setiap informasi yang disampaikan oleh siswa kepadanya

dengan perolehan tingkat capaian 74,07% dalam kriteria cukup baik.

Secara keseluruhan persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal

guru SMK Negeri 5 Padang pada aspek aspek kesamaan dengan perolehan

tingkat capaian 76,67 dalam kriteria cukup baik.

Table 9. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Komunikasi


Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang pada Aspek
Kesamaan

Rata-
No Pernyataan TCR (%) Kriteria
rata

Guru memandang setiap siswanya sama, tanpa


1. 3,73 74,51 Cukup Baik
memandang status.
Guru menerima dengan baik setiap informasi yang
2. 3,70 74,07 Cukup Baik
disampaikan oleh siswa kepadanya.

Guru mendengarkan dengan baik siapapun siswa


3. 3,87 77,36 Cukup Baik
yang berbicara kepadanya.
Guru segera memberikan tanggapannya kepada
4. setiap siswa yang mengajukan pertanyaan 4,04 80,88 Baik
kepadanya.
Guru mau terlibat secara langsung dalam diskusi
5. 3,84 76,70 Cukup Baik
yang dilakukan siswa.
Guru mau terlibat secara langsung dalam
6. mendukung ide/pendapat siswa dalam 3,82 76,48 Cukup Baik
membicarakan masalah pembelajaran.
Rata-rata 3,83 76,67 Cukup Baik

6. Rekapitulasi Skor Rata-rata Persepsi Siswa Tentang Komunikasi

Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang

Secara keseluruhan hasil pengelolaan data mengenai persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang dapat dilihat

pada Tabel 10.


59

Table 10. Rekapitulasi Skor Rata-rata Persepsi Siswa Tentang


Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang

Jumlah Skor TCR


No Indikator Kriteria
Rata-rata (%)
1 Keterbukaan 3,97 79,37 Cukup Baik
2 Empati 4,34 86,80 Baik
3 Sikap Saling Mendukung 4,17 83,41 Baik
4 Sikap Positif 3,98 79,67 Cukup Baik
5 Kesamaan 3,83 76,67 Cukup Baik
Rata-rata 4,06 81,18 Baik

Dari tabel 10 dapat dilihat skor tertinggi mengenai persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang yaitu pada

indikator empati guru dalam komunikasi interpersonal dengan tingkat

capaian 86,80%. Sedangkan tingkat ccapaian terendah terdapat pada

indikator 76,67%.

Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang berada pada

kriteria baik dengan perolehan tingkat capaian 81,18%. Hal ini berarti

bahwa persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri

5 Padang perlu untuk ditingkatkan.

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian mengenai persepsi siswa tentang

komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang, yang meliputi

keterbukaan, empati, sikap saling mendukung, sikap positif dan kesamaan.

Empati guru dalam komunikasi interpersonal dengan tingkat capaian 86,80%


60

dalam kriteria baik. Sedangkan tingkat ccapaian terendah terdapat pada

indikator 76,67% dalam kriteriia cukup baik.

Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang berada pada

kriteria baik dengan perolehan tingkat capaian 81,18%. Maka hal ini

menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru

SMK Negeri 5 Padang sudah baik. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan

diuraikan pembahasan masing-masing indikator.

1. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Keterbukaan

Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan pada Tabel 5

mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK

Negeri 5 Padang ditinjau dari aspek keterbukaan dengan capaian 79,37

yang berada pada kriteria cukup baik, ini menggambarkan bahwa

keterbukaan komunikasi interpersonal guru menurut persepsi siswa perluu

ditingkatkan kea rah yang lebih baikk.

Hasil penelitian menunjukkan skor tertinggi ada pada pernyataan

item guru mengemukakan pendapat kepada siswa secara terbuka dengan

perolehan tingkat capaian 87,25% dalam kriteria baik. Skor terendah pada

pernyatan guru bersedia menerima setiap kritikan yang diberikan siswa

tentang proses pembelajaran di kelas dengan perolehan tingkat capaian

72,31% dalam kategori cukup baik.


61

Kemungkinan penyebab rendahnya skor tingkat pencapaian pada

pernyataan guru bersedia menerima setiap kritikan yang diberikan siswa

tentang proses pembelajaran di kelas disebabkan karena guru belum

mampu menerima masukan dari orang lain. Menurut (Suranto, 2012),

keterbukaan merupakan sikap bisa menerima masukan dari orang lain,

serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain

tersebut, sehingga ada ketersediaan membuka diri untuk mengungkapkan

informasi. Keterbukaan sangatlah penting bagi guru untuk meningkatkan

komunikasi interpersonalnya. Sifat keterbukaan minimal dititik beratkan

pada dua aspek ini, yaitu kita harus terbuka kepada orang yang berinteraksi

dengan kita dan kita harus memberikan tanggapan terhadap orang lain

secara jujur dan terus terang terhadap sesuatu yang sedang dibahas. Jadi

untuk meningkatkan aspek keterbukaan dalam komunikasi interpersonal

guru, hendaknya memperhatikan kedua aspek ini.

Keterbukaan komunikasi interpersonal guru yang baik akan

melahirkan persepsi siswa yang baik pula terhadap komunikasi

interpersonal guru. Setiap guru harus memiliki aspek keterbukaan,

sehingga masalah apapun yang dihadapi dapat diselesaikan secara objektif

dan positif. Jika antar guru sudah tercipta sikap terbuka maka semua

permasalahan yang ada dapat diselesaikan bersama, serta meminimalisir

terjadinya kesalah pahaman. Didukung oleh pendapat (Walgito, 2006)

yang memaparkan bahwasanya di dalam sebuah komunikasi interpersonal


62

harus ada keinginan untuk mengungkapkan diri atau terbuka saat

memberikan informasi diri sendiri.

Keterbukaan berpengaruh dalam menuumbuhkan komunikasi

interpersonal yang efektif, sesuai dengan unsur-unsur keterbukaan menurut

Brooks dan Emmert (Rakhmat, 2007) yaitu :

a. Menilai pesan secara objejktif dengan menggunakan data dan logika.

b. Membedakan dengan mudah melihat nuansa.

c. Berorientasi pada isi.

d. Mencari informasi dari berbagai sumber.

e. Lebih bersifat profesional dan bersedia mengubah kepercayaan.

f. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian

kepercayaan.

Meningkatkan aspek keterbukaan ini sehingga adanya hubungan

komunikasi interpersonal yang baik terjalin dengan siswa, guru harus mau

memulai untuk bersikap terbuka dalam komunikasi interpersonal, serta

mau memberikan informasi yang jujur saat komunikasi sedang

berlangsung. Aspek keterbukaan juga dapat menghindari dari beberapa

masalah yang terjadi akibat kesalahpahaman salah satu ataupun dari kedua

belah pihak.

Jadi dapat diketahui bahwa hasil skor tingkat capaian persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang dilihat dari

aspek keterbukaan secara keseluruhan cukup baik. Hal ini perlu lebih

ditingkatkan lagi dengan cara mencoba mema


63

2. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Empati

Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan pada Tabel 6

mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK

Negeri 5 Padang ditinjau dari aspek empati dengan perolehan tingkat

capaian 86,80% berada pada kriteria baik. Hal ini menggambarkan bahwa

empati guru dalam komunikasi interpersonal menurut siswa sudah sesuai

dengan yang diharapkan, namun belum mencapai tingkat yang maksimal,

artinya aspek ini harus ditingkatkan lagi menjadi sangat baik.

Hasil penelitian menunjukkan skor tetinggi berada pada pernyataan

guru ikut merasa bangga jika ada siswa yang mendapatkan prestasi yang

bagus, baik di dalam maupun di luar sekolah dengan perolehan 90,99%

dalam kriteria sangat baik. Kemudian skor rendah adalah guru dapat

memahami perasaan siswa ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan

tugas sekolah, yaitu 83,52% dalam kriteria baik.

Kemungkinan penyebab rendahnya skor tingkat pencapaian pada

pernyataan guru dapat memahami perasaan siswa ketika mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah disebabkan karena kurangnya

kemampuan guru dalam mengerti dan memahami perasaan atau kondisi

siswa.

Menurut (Suranto, 2012), empati merupakan kemampuan seseorang

untuk merasakan jika menjadi orang lain dapat memahami sesuatu yang
64

sedang dialami orang lain, merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan

memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain. Atau dengan

kata lain, menempatkan diri sendiri pada posisi orang lain. Seseorang yang

mempunyai sikap empati mampu memahami orang lain di sekitarnya.

Untuk meningkatkan aspek empati ini, setidaknya dapat dimulai dari hal

menghargai pendengar, mengidentifikasi masalah, saling berbagi masalah,

menerima masalahnya (Muhammad, 2009).

Pentingnya aspek empati dapat menumbuhkan sikap ingin membantu

dengan merasakan bagaimana yang dirasakan oleh orang lain, mencoba

memahami hal yang sama dipahami dan diraskan oleh orang lain. Jika

dalam berkomunikasi seseorang menggunakan rasa empati, maka ia akan

mampu memahami dan merasakan posisi dan keberadaannya.

Guru harus mampu meningkatkan aspek empati ini sehingga adanya

hubungan komunikasi interpersonal yang baik terjalin dengan siswa. Guru

dikatakan memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik

apabila mampu menanggapi informasi yang diterima dengan senang hati

dan dapat berempati sehingga guru dapat memahami situasi dan kondisi

siswa agar komunikasi berjalan lancar.

Ada beberapa metode yang berguna untuk mengkomunikasikan

empati secara verbal menurut Jerry Authier (Devito, 2011) yaitu :


65

a. Merefleksi balik kepada perasaan (dan intensitasnya) yang menurut kita

sedang dialaminya. Ini membantu dalam memeriksa ketepatan persepsi

dan juga dalam menunjukkan bahwa kita berusaha memahaminya.

b. Membuat pernyataan belum pasti pasti dan bukan mengajukan

pertanyaan.

c. Menanyakan pesan yang berbaur, pesan yang komponen verbal dan

nonverbalnya saling bertentangan. Ini membantu menciptakan

komunikasi yang lebih terbuka dan lebih jujur.

d. Lakukan pengungkapan diri yang berkaitan dengan peristiwa orang itu

untuk mengkomunikasikan pengertian dan pemahaman terhadap apa

yang sedang dialami orang itu.

Jadi, untuk meningkatkan aspek empati guru dalam komunikasi

interpersonal, guru harus mampu menumbuhkan perasaan dimana ikut

merasakan apa yang dirasakan lawan bicaranya seperti siswa sehingga

guru mampu mengenali kondisi siswa saat berkomunikasi agar jauh dari

kesalah pahaman.

3. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Sikap Saling Mendukung

Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan pada Tabel 7

mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK

Negeri 5 Padang ditinjau dari aspek sikap saling mendukung dengan

perolehan timgkat capaian 83,41% dalam kriteria baik, sehingga perlu

peningkatan menjadi sangat baik.


66

Hasil penelitian menunjukkan skor tertinggi ada pada pernyataan

guru mengutarakan rasa bangga kepada siswa yang berhasil meraih

prestasi dengan perolehan tingkat pencapaian 89,23% dalam kriteria baik.

Kemudian skor terendah terdapat pada pernyataan guru bersedia

mendengarkan dengan baiik setiap keluh kesah yang disampaikan siswa

dengan perolehan tingkat capaian 72,75% dalam kriteria cukup baik.

Kemungkinan penyebab rendahnya skor tingkat pencapaian pada

pernyataan guru bersedia mendengarkan dengan baiik setiap keluh kesah

yang disampaikan siswa disebabkan karena guru kurang memiliki sikap

mendukung siswa dalam kondisi apapun. Menurut (Suranto, 2012),

dukungan merupakan hubungan interpersonal yang efektif antara guru dan

siswa, memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi

secara terbuka. Sikap saling mendukung mampu mengurangi sikap

defensif dalam berkomunikasi yang dapat terjadi akibat faktor personal

seperti rasa takut ataupun kecemasan sehingga menyebabkan gagalnya

komunikasi interpersonal, karena orang defensif akan lebih melindungi

diri daripada memahami pesan. Maka di sinilah terlihat pentingnya sikap

saling mendukung, baik itu deskriptif maupun spontanitas. Sikap saling

mendukung ditunjukkan untuk tercapainya komunikasi interpersonal yang

efektif dan meminimalisir gangguan.

Sikap saling mendukung di sini dapat berupa sikap deskriptif yang

menimbulkan sikap saling mendukung dibandingkan sikap evaluative

sehingga orang tidak merasa dihina tetapi merasa dihargai, dan sikap
67

spontanitas yang merupakan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba tanpa

diatur atau direncanakan ataupun dipersiapkan terlebih dahulu yang akan

ditanggapi dengan cara yang sama juga, terbuka dan terus terang.

Sikap saling mendukung ini harus ditingkatkan oleh guru dalam

komunikasi interpersonalnya karena masih dalam kategori baik. Cara

meningkatkan sikap mendukung dalam artian adalah memberikan sikap

bahwa guru mendukung keputusan siswa dengan memberikan gambaran

bukan mengukur kemampuan siswa sesuai dengan situasi dan kondisi

siswa.

4. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Sikap Positif

Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan pada Tabel 8

mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK

Negeri 5 Padang ditinjau dari aspek sikap positif dengan perolehan tingkat

capaian 79,67% dalam kategori cukup baik, sehingga perlu usaha untuk

meningkatkan persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK

Negeri 5 Padang ditinjau dari aspek sikap positif menjadi baik dan sangat

baik.

Hasil penelitian menunjukkan skor tertinggi ada pada pernyataan

guru tidak menyombongkan diri jika mendapat pujian atau penghargaan

dengan tingkat capaian 86,37% dalam kriiteria baik. Kemudian skor

terendah terdapat pada pernyataan guru tidak marah apabila diberikan


68

kritik dan saran oleh siswa dengan perolehan tingkat capaian 73,85%

dalam kriteria cukup baik.

Kemungkinan penyebab rendahnya skor tingkat pencapaian pada

pernyataan guru tidak marah apabila diberikan kritik dan saran oleh siswa

disebabkan karena guru kurang mampu untuk menerima kritik dan saran

dari siswanya. Sikap positif harus dimiliki setiap individu terhadap dirinya

sendiri, mendorong orang lain lebiih aktif berpartisipasi, serta menciptakan

komunikasi interpersonal yang efektif. Sikap positif yang dimaksud di sini

adalah dimana guru secara rendah hati dalam berkomunikasi dengan

siswanya baik di dalam maupun di luar kelas, serta guru mau

mempertanggungjawabkan segala bentuk informasi yang disampaikan

kepada siswa. Sikap positifi ini tentunya akan memicu atau mengakibatkan

komunikasi interpersonal yang efektif.

Mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi

dengan sedikitnya ada dua cara (Devito, 2011) yaitu :

a. Menyatakan sikap positif. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua

aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal

terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.

Dan kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya

sangat penting untuk berinteraksi yang efektif tidak ada yang lebih

tidak menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang

interaksi.
69

b. Secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.

Sikap positif dapat dijelaskan lebih jauh dengan istilah dorongan.

Perilaku mendorong menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain,

perilaku ini bertentang dengan ketidakacuhan.

Jadi, untuk meningkatkan aspek sikap positif dalam komunikasi

interpersonal, guru harus mampu mengembangkan sikap renah hati dan

bertanggung jawab dirinya dalam berkomunikasi sehingga proses

komunikasi mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru SMK Negeri

5 Padang pada Aspek Kesamaan

Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan pada Tabel 9

mengenai persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK

Negeri 5 Padang ditinjau dari aspek kesamaan dengan perolehan tingkat

capaian 76,67 dalam kriteria cukup baik.

Hasil penelitian menunjukkan skor tertinggi berada pada pernyataan

guru segera memberikan tanggapannya kepada setiap siswa yang

mengajukan pertanyaan kepadanya dengan perolehan tingkat pencapaian

80,88% dalam kriteria baik. kemudia skor terendah terdapat pada

pernyataan guru menerima dengan baik setiap informasi yang disampaikan

oleh siswa kepadanya dengan perolehan tingkat capaian 74,07% dalam

kriteria cukup baik.


70

Kemungkinan penyebab rendahnya skor tingkat pencapaian pada

pernyataan guru menerima dengan baik setiap informasi yang disampaikan

oleh siswa kepadanya dikarenakan guru belum bisa mengakui setiap siswa

itu sama sehingga kurannya arasa kepercayaan kepada siswa, hal ini

sejalan dengan pendapat Gibb (Muhammad, 2009) bahwasanya kesamaan

ini adalah saling percaya dan menghargai, terlihat dalam perbuatan

perncanaan tanpa mempengaruhi kekuasaan, status atau penampilan.

Selanjutnya menurut (Suranto, 2012), kesamaan adalah dimana

keduabelah pihak ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak

sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak saling

memerlukan. Komunikasi interpersonal yang efektif akan membantu kita

mengantarkan kepada tercapainya tujuan tertentu. Seorang guru yang ingin

mentransfer pengetahuan dan membimbing sikap siswanya, tidak sekedar

ditentukan oleh ilmu pengetahuan yang dia miliki, melainkan ditentukan

pula oleh bagaimana cara dia berkomunikasi. Sebaliknya, jika komunikasi

interpersonal tidak berhasil, akibatnya apa saja, dari sekedar membuang

waktu, sampai akibat buruk lainnya.

Jadi, untuk meningkatkan aspek kesamaan ini perlu adanya

menumbuh kembangkan sikap saling percaya, menghargai dan saling

terlibat antar kedua belah pihak dalam berkomunikasi. Ketiga sikap inilah

yang akan menciptkan aspek kesamaan yang sangat baik jika sudah

dikembangkan dengan baik.


71

6. Hasil Pembahasan Rekapitulasi Persepsi Siswa Tentang Komunikasi

Interpersonal Guru SMK Negeri 5 Padang

Dari data persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru

SMK Negeri 5 Padang yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa:

Dari data yang telah dijelaskan bahwa hasil dari persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang pada aspek

keterbukaan adalah 79,37% berada di kriteria cukup baik, belum sesuai

dengan yang diharapkan sekolah dan kepala sekolah, sehingga harus

ditingkatkan untuk menjadi baik dan sangat baik.

Dari data yang telah dijelaskan bahwa hasil dari persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang pada aspek

empati adalah 86,80% berada di kriteria baik, sudah sesuai dengan yang

diharapkan sekolah dan kepala sekolah, namun harus ditingkatkan untuk

menjadi sangat baik.

Dari data yang telah dijelaskan bahwa hasil dari persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang pada aspek

sikap saling mendukung adalah 83,41% yaitu pada kriteria baik, sudah

sesuai dengan yang diharapkan sekolah dan kepala sekolah, namun harus

ditingkatkan untuk menjadi sangat baik.

Dari data yang telah dijelaskan bahwa hasil dari persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang pada aspek

sikap positif adalah 79,67% berada di kriteria cukup baik, belum sesuai
72

dengan yang diharapkan sekolah dan kepala sekolah, sehingga harus

ditingkatkan untuk menjadi baik dan sangat baik.

Dari data yang telah dijelaskan bahwa hasil dari persepsi siswa

tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang pada aspek

kesamaan adalah 76,67% berada di kriteria cukup baik, belum sesuai

dengan yang diharapkan sekolah dan kepala sekolah, sehingga harus

ditingkatkan untuk menjadi baik dan sangat baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang komunikasi

interpersonal guru SMK Negeri 5 Padang sudah mencapai semua aspek

yang penulis teliti dengan skor 81,18% pada kriteria baik.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Persepsi siswa tentang komunikasi interpersonal guru SMK Negeri 5

Padang dengan skor 81,18% pada kriteria baik. hal ini membuktikan bahwa

komunikasi interpersonal guru di SMKN 5 Padang menurut persepsi siswa

sudah terlaksana dengan baik. Diharapkan untuk ke depannya agar bisa lebih

meningkatkan lagi menjadi sangat baik agar terwujudnya komunikasi

interpersonal guru di SMKN 5 Padang yang sangat baik menurut persepsi

siswa.

Keterbukaan dalam komunikasi interpersonal guru di SMKN 5 Padang

menurut persepsi siswa dengan capaian 79,37% yang berada pada kriteria

cukup baik. Empati dalam komunikasi interpersonal guru di SMKN 5 Padang

menurut persepsi siswa dengan perolehan tingkat capaian 86,80% berada

pada kriteria baik. Sikap saling mendukung dalam komunikasi interpersonal

guru di SMKN 5 Padang menurut persepsi siswa dengan perolehan timgkat

capaian 83,41% dalam kriteria baik. Sikap positif dalam komunikasi

interpersonal guru di SMKN 5 Padang menurut persepsi dengan perolehan

tingkat capaian 79,67% dalam kategori cukup baik. Kesamaan dalam

komunikasi interpersonal guru di SMKN 5 Padang menurut persepsi siswa

dengan perolehan tingkat capaian 76,67 dalam kriteria cukup baik.

73
74

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukan saran-saran sebagai

berikut ini:

1. Bagi kepala sekolah lebih memperhatikan serta memberikan dorongan

kepada guru untuk meningkatkan komunikasi interpersonal di SMK

Negeri 5 Padang, hal ini bertujuan untuk terwujudnya persepi siswa yang

sangat baik terhadap komunikasi interpersonal guru serta terjalinnya

komunikasi dan hubungan yang harmonis.

2. Bagi guru untuk meningkatkan komunikasi interpersonal dengan cara

lebihh terbuka, empati, saling mendukung, positif, dan kesamaan dalam

melakukan komunikasi interpersonal dengan siswa, sehingga menciptakan

komunikasi dan hubungan yang harmonis.

3. Penulis menyarankan kepada peneliti lanjutan untuk menelaah serta

meneliti lebih lanjut tentang Persepsi Siswa Tentang Komunikasi

Interpersonal Guru dengan tempat penelitian yang berbeda sehingga dapat

dijadikan bahan rujukan oleh peneliti-peneliti yang lain.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2017). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Bumi Aksara.
Azrimul dan Masyhuri. (2013). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal
dengan Iklim Organisasi pada Pegawai SMA Negeri 1 XIII Koto
KamparKabupaten Kampar-Riau. Menara, Vol. 12, No. 1 Januari-Juni 2013
Cangara, H. H. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja Grafindo Persada.
Devito, J. A. (2011). Komunikasi Antar Manusia. Karisma.
Enjang, A. (2009). Komunikasi Konseling. Nuansa.
Fauziah, Insani. (2014). Kontribuusi Komunikasi Interpersonal Terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang.
Skripsi. Padang: UNP
Gustyawan, Reindy, dkk. (2015). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap
Kinerja Karyawan di Divisi Sekretaris Perusahaan PT Dirgantara
Indonesia (Persero). E-Proceeding of Management: Vol. 2, No. 2 Agustus
2015
Haq F., Rahmah Mawizha. (2018). Komunikasi Interpersonal Guru dalam
Memotivasi Belajar Siswa SMK TPI Gedangan Sidoarjo. Skripsi. Surabaya:
UIN Sunan Ampel Surabaya.
Liliweri, A. (2015). Komunikasi Antarpersonal. Kencana.
Muhammad, A. (2009). Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara.
Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi: Suatuu Pengantar. Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya.
Regina, Yolanda. (2016). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru dan
Pembelajaran Kontekstual Terhadap Komitmen Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran PKN di SMPN 1 Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara Tahun
Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Remanda, Fariz. (2012). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja
Pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekanbaru. Thesis. Riau: UIN
SUSKA Riau
Rivai, V., & Mulyadi, D. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Rajawali Pers.
Rizaldi, Andi Radhitya dan Reni Nuraeni. (2013). Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Tugas Akhir. Bandung:
Universitas Telkom

75
76

Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif


Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksprimen.
Deepublish.
Rozaq, Fadli. (2012). Hubungan Komunikasi Interpersonal antara Guru dan
Siswa dengan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik
Otomotif di SMK Muhammadiyah 4 Klaten Tengah Tahun Ajaran
2012/2013 Yogyakarta: Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Pustaka Setia.
Sudjana, N. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif , dan R & D.
Alfabeta.
Supratiknya, A. (2003). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. UNILA.
Suranto, A. (2012). Komunikasi Interpersonal. Graha Ilmu.
Thoha, M. (2012). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali
Pers.
Wadudu, Halim. (2013). Analisis Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap
Kinerja Pegawai. Skripsi. Malang: Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Wijaya, Ida Suryani. (2013). Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi
dalam Organisasi. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, Juni 2013
Walgito, B. (2006). Psikiologi Kelompok. Andi Offsets.
Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Andi Offsets.
Widjaja. (2010). Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi
Aksara.
Yusuf, A. M. (2017). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan. Kencana.
Yusuf, Andi Muhammad. (2017). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru
Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMKN 7 Makassar. Skirpsi. Makassar:
UIN Alauddin Makassar.
Lampiran 1. Kisi-kisi Angket

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Judul : Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru di Sekolah


Menengah Kejuruan Negeri 5 Padang

Jumlah
Variabel Indikator Sub Indikator Item
Item
1. Terbuka bagi setiap 1-4 4
orang
Keterbukaan
2. Menanggapi secara 5-8 4
jujur
1. Mengetahui 9-11 3
Empati
2. Merasakan 12-14 3

1. Deskriptif 15-17 3
Sikap Saling
Komunikasi Mendukung 2. Spontanitas 18-20 3
Interpersonal
1. Rendah hati 21-23 3
Sikap Positif
2. Mau 24-26 3
bertanggungjawab
1. Saling Percaya 27-28 2

2. Menghargai 29-30 2
Kesamaan
3. Keterlibatan 31-32 2

77
Lampiran 2. Pengantar Angket Penelitian

PENGANTAR ANGKET PENELITIAN

Yth. Siswa/i SMK Negeri 5 Padang


di
Tempat

Dengan hormat,
Terlebih dahulu saya mendo’akan semoga Saudara/i selalu dalam
keadaan sehat wal’afiat dan sukses dalam mengikuti pembelajaran sehari-
hari, aamiin.
Dalam kesibukan Saudara/i melaksanakan tugas sehari-hari
perkenankan saya meminta sedikit waktu untuk mengisi angket ini
(terlampir). Angket yang saya berikan kepada Saudara/i bertujuan untuk
memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan penelitian saya
yang berjudul ”Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru
di SMK Negeri 5 Padang” yang nantinya akan digunakan untuk menyusun
skripsi penulis dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Saudara/i.
Oleh sebab itu, untuk keperluan tersebut maka dengan segala kerendahan
hati saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berkenaan meluangkan waktu
mengisi angket ini. Sesuai apa yang Saudara/i alami sesungguhnya.
Selanjutnya data dan informasi yang Saudara/i berikan akan di jaga
kerahasiaannya.
Demikianlah harapan saya, atas kesediaan dan bantuan yang Saudara/i
berikan terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Riri Suliyarti
NIM.16002061

78
Lampiran 3. Petunjuk Pengisian Angket

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

Pertama-tama bacalah setiap butiran pernytaan di bawah ini dengan seksama


sebelum Ananda memberikan jawaban, kemudian silahkan berikan jawaban
terhadap masing-masing pertanyaan tersebut yang dianggap paling sesuai dengan
yang Ananda alami.

Angket ini dibuat dalam bentuk pernyataan dan masing-masing pernyataan


disediakan lima alternatif jawaban. Ananda dipersilahkan memilih salah satu
diantara lima alternatif jawaban tersebut. Berilah jawaban Ananda terhadap
pernyataan tersebut dengan tanda ceklis (√) pada kolom jawaban sesuai dengan
pilihan. Alternatif jawaban yang digunakan adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S).
Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Contoh :

Alternatif Jawaban
No. Pernyataan
SS S KS TS STS

Guru menanggapi dengan baik ide-ide


1 yang disampaikan oleh siswa secara √
objektif.

Jika Ananda ingin mengganti pilihan jawaban, maka beri tanda garis dua (=)
pada jawaban yang sudah Ananda pilih sebelumnya. Selanjutnya pilihlah
alternatif lain yang tersedia dengan memberi tanda ceklis () pada jawaban
tersebut.

Demikianlah petunjuk ini diberikan, atas kesediaan Ananda dalam mengisi


angket ini peneliti mengucapkan terima kasih.

79
Lampiran 4. Angket Uji Coba

ANGKET UJI COBA PENELITIAN

Judul : Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru di Sekolah


Menengah Kejuruan Negeri 5 Padang

Alternatif Jawaban
No. Pernyataan
SS S KS TS STS

Keterbukaan
Guru senantiasa menanggapi dengan
1 baik ide-ide yang disampaikan oleh
siswa secara objektif.
Guru selalu berusaha untuk berdiskusi
2 dengan siswa dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi di sekolah.
Guru bersedia menerima setiap kritikan
3 yang diberikan siswa tentang proses
pembelajaran di kelas.
Guru menanggapi dengan senang hati
4
informasi yang diberikan oleh siswa.
Guru menanggapi secara jujur masukan
5
yang diberikan oleh siswa.
Guru memberikan tanggapan/umpan
6 balik yang objektif atas tugas yang
diselesaikan oleh siswa.
Guru menyampaikan secara jujur
7 permasalahan yang dialami siswa
tentang tugas-tugasnya.
Guru mengemukakan pendapat kepada
8
siswa secara terbuka
Empati
Guru dapat memahami perasaan siswa
9 ketika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas sekolah.
Guru mengetahui apa yang harus
10 dilakukan ketika mendengar siswa
mendapat musibah.
Guru dapat memahami perasaan yang
11 dirasakan oleh siswa, baik ketika sedih
maupun senang.
12 Guru ikut sedih jika ada siswa yang
80
81

mendapatkan musibah atau kesulitan,


baik di dalam maupun di luar sekolah.
Guru ikut merasa bangga jika ada siswa
13 yang mendapatkan prestasi yang bagus,
baik di dalam maupun di luar sekolah.
Guru ikut prihatin jika ada siswa yang
14
terkena musibah.
Sikap Saling Mendukung
Guru memberikan selamat kepada siswa
15
yang mendapatkan penghargaan
Guru mengutarakan rasa bangga kepada
16
siswa yang berhasil meraih prestasi.
Guru memberikan saran dengan baik
kepada siswa yang mengalami kesulitan
17
dalam menyelesaikan tugas maupun
dalam pembelajaran.
Guru bersedia mendengarkan dengan
18 baik setiap keluh kesah yang
disampaikan siswa.
Guru menghentikan pekerjaannya saat
19 siswa datang menemuinya untuk
meminta bantuan terkait tugas sekolah.
Guru memberikan penuh terhadap
20
siswa dalam proses pembelajaran.
Sikap Positif
Guru tidak menyimpan perasaan
21 dendam terhadap siswa yang pernah
berkelakuan kurang baik padanya.
Guru tidak menyombongkan diri jika
22
mendapat pujian atau penghargaan.
Guru tidak marah apabila diberikan
23
kritik dan saran oleh siswa.
Guru mampu menyelesaikan
24 pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditetapkan.
Guru berani menerima resiko jika terjadi
25 kesalahan dalam penyampaian informasi
penting kepada siswa.
Guru berusaha menepati janjinya pada
26 siswa untuk membantu dalam
pembelajaran.
Kesamaan
27 Guru memandang setiap siswanya sama,
82

tanpa memandang status.


Guru menerima dengan baik setiap
28 informasi yang disampaikan oleh siswa
kepadanya.
Guru mendengarkan dengan baik
29 siapapun siswa yang berbicara
kepadanya.
Guru segera memberikan tanggapannya
30 kepada setiap siswa yang mengajukan
pertanyaan kepadanya.
Guru mau terlibat secara langsung
31
dalam diskusi yang dilakukan siswa.
Guru mau terlibat secara langsung
dalam mendukung ide/pendapat siswa
32
dalam membicarakan masalah
pembelajaran.
Lampiran 5. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket

TABULASI DATA HASIL UJI COBA ANGKET

No Butir Angket
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 3 3 5 4 5 5 5 151
2 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 160
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 149
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 160
6 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 42
7 4 3 4 4 5 3 4 5 3 4 3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 124
8 2 1 1 1 1 4 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 4 1 2 3 2 1 1 2 5 5 4 2 3 3 4 1 97
9 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 4 5 4 142
10 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 1 2 2 3 4 2 4 3 3 4 4 4 128
11 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 3 2 2 2 65
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 160
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 160
14 3 4 2 3 2 2 4 5 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 1 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 92
15 3 5 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 5 3 4 2 3 2 3 3 5 3 4 2 3 3 4 5 4 104

83
Lampiran 6. Tabel Analisis Data Uji Coba Angket

TABEL ANALISIS UJI COBA ANGKET


VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A VALIDITAS

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Ket.
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
VAR00001 121,2667 1304,210 ,907 ,988 Valid
VAR00002 121,2667 1313,638 ,756 ,988 Valid
VAR00003 121,5333 1287,981 ,943 ,988 Valid
VAR00004 121,2667 1301,495 ,901 ,988 Valid
VAR00005 121,1333 1294,410 ,879 ,988 Valid
VAR00006 121,2000 1316,886 ,902 ,988 Valid
VAR00007 120,8667 1315,838 ,872 ,988 Valid
VAR00008 120,6667 1329,095 ,784 ,988 Valid
VAR00009 121,0000 1322,000 ,826 ,988 Valid
VAR00010 121,0000 1332,000 ,793 ,988 Valid
VAR00011 121,1333 1342,552 ,621 ,989 Valid
VAR00012 121,2667 1298,067 ,904 ,988 Valid
VAR00013 120,8667 1327,124 ,783 ,988 Valid
VAR00014 121,1333 1311,124 ,866 ,988 Valid
VAR00015 120,8000 1328,743 ,899 ,988 Valid
VAR00016 120,8667 1317,695 ,851 ,988 Valid
VAR00017 121,0000 1307,143 ,951 ,988 Valid
VAR00018 121,4000 1310,114 ,829 ,988 Valid
VAR00019 121,6000 1311,114 ,870 ,988 Valid
VAR00020 121,0667 1303,210 ,970 ,988 Valid
VAR00021 121,6000 1301,257 ,797 ,988 Valid
VAR00022 121,6000 1309,829 ,820 ,988 Valid
VAR00023 121,5333 1298,267 ,849 ,988 Valid
VAR00024 121,4000 1323,686 ,751 ,988 Valid
VAR00025 121,2000 1323,029 ,831 ,988 Valid
VAR00026 121,4667 1320,410 ,722 ,989 Valid
VAR00027 121,5333 1310,981 ,840 ,988 Valid
VAR00028 121,4000 1298,114 ,948 ,988 Valid

84
85

Item-Total Statistics
VAR00029 121,2667 1318,495 ,911 ,988 Valid
VAR00030 121,2667 1311,210 ,949 ,988 Valid
VAR00031 121,1333 1314,838 ,862 ,988 Valid
VAR00032 121,4000 1307,114 ,891 ,988 Valid
Hasil pengolahan data validitas kuesioner Komunikasi Interpersonal

Guru yaitu diperoleh 32 butir valid. Pada taraf signifikan 5% dengan N = 15

(0,514)

B RELIABILITAS

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,988 32
Hasil pengolahan data reliabilitas untuk Komunikasi Interpersonal

Guru yaitu r hitung = 0,988 sedangkan r tabel dengan taraf signifikan 5%

dengan N = 15 adalah 0,514. Jadi r hitung > r tabel untuk Persepsi Siswa

Tentang Komunikasi Interpersonal Guru (0,988 > 0,514) ini menandakan

angket penelitian ini Reliabel.


Lampiran 7. Angket Penelitian

ANGKET PENELITIAN

Judul : Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Interpersonal Guru di Sekolah


Menengah Kejuruan Negeri 5 Padang

Alternatif Jawaban
No. Pernyataan
SS S KS TS STS

Keterbukaan
Guru senantiasa menanggapi dengan
1 baik ide-ide yang disampaikan oleh
siswa secara objektif.
Guru selalu berusaha untuk berdiskusi
2 dengan siswa dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi di sekolah.
Guru bersedia menerima setiap kritikan
3 yang diberikan siswa tentang proses
pembelajaran di kelas.
Guru menanggapi dengan senang hati
4
informasi yang diberikan oleh siswa.
Guru menanggapi secara jujur masukan
5
yang diberikan oleh siswa.
Guru memberikan tanggapan/umpan
6 balik yang objektif atas tugas yang
diselesaikan oleh siswa.
Guru menyampaikan secara jujur
7 permasalahan yang dialami siswa
tentang tugas-tugasnya.
Guru mengemukakan pendapat kepada
8
siswa secara terbuka
Empati
Guru dapat memahami perasaan siswa
9 ketika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas sekolah.
Guru mengetahui apa yang harus
10 dilakukan ketika mendengar siswa
mendapat musibah.
Guru dapat memahami perasaan yang
11 dirasakan oleh siswa, baik ketika sedih
maupun senang.
12 Guru ikut sedih jika ada siswa yang
86
87

mendapatkan musibah atau kesulitan,


baik di dalam maupun di luar sekolah.
Guru ikut merasa bangga jika ada siswa
13 yang mendapatkan prestasi yang bagus,
baik di dalam maupun di luar sekolah.
Guru ikut prihatin jika ada siswa yang
14
terkena musibah.
Sikap Saling Mendukung
Guru memberikan selamat kepada siswa
15
yang mendapatkan penghargaan
Guru mengutarakan rasa bangga kepada
16
siswa yang berhasil meraih prestasi.
Guru memberikan saran dengan baik
kepada siswa yang mengalami kesulitan
17
dalam menyelesaikan tugas maupun
dalam pembelajaran.
Guru bersedia mendengarkan dengan
18 baik setiap keluh kesah yang
disampaikan siswa.
Guru menghentikan pekerjaannya saat
19 siswa datang menemuinya untuk
meminta bantuan terkait tugas sekolah.
Guru memberikan penuh terhadap
20
siswa dalam proses pembelajaran.
Sikap Positif
Guru tidak menyimpan perasaan
21 dendam terhadap siswa yang pernah
berkelakuan kurang baik padanya.
Guru tidak menyombongkan diri jika
22
mendapat pujian atau penghargaan.
Guru tidak marah apabila diberikan
23
kritik dan saran oleh siswa.
Guru mampu menyelesaikan
24 pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditetapkan.
Guru berani menerima resiko jika terjadi
25 kesalahan dalam penyampaian informasi
penting kepada siswa.
Guru berusaha menepati janjinya pada
26 siswa untuk membantu dalam
pembelajaran.
Kesamaan
27 Guru memandang setiap siswanya sama,
88

tanpa memandang status.


Guru menerima dengan baik setiap
28 informasi yang disampaikan oleh siswa
kepadanya.
Guru mendengarkan dengan baik
29 siapapun siswa yang berbicara
kepadanya.
Guru segera memberikan tanggapannya
30 kepada setiap siswa yang mengajukan
pertanyaan kepadanya.
Guru mau terlibat secara langsung
31
dalam diskusi yang dilakukan siswa.
Guru mau terlibat secara langsung
dalam mendukung ide/pendapat siswa
32
dalam membicarakan masalah
pembelajaran.
Lampiran 8. Tabulasi Data Hasil Penelitian

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

Butir Soal
No. Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 A 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 2 4 5 5 5 5 5 5 3 5 3 2 3 4 5 5 3 5 5 3 3 5 135
2 B 1 4 3 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 141
3 C 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 128
4 D 1 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 3 3 5 5 5 3 5 145
5 E 5 3 3 3 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 144
6 F 5 4 5 3 5 5 5 4 3 3 5 3 5 3 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 136
7 G 4 4 4 5 2 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 135
8 H 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 146
9 I 5 4 5 4 3 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 134
10 J 4 3 3 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 118
11 K 1 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 132
12 L 4 4 2 3 2 4 2 4 3 4 1 3 5 3 5 5 3 1 2 4 3 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 107
13 M 5 5 3 2 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 3 3 5 5 5 3 5 143
14 N 2 4 5 3 5 4 4 4 5 2 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 139
15 O 5 3 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 5 5 3 3 5 5 5 3 5 142
16 P 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 89
17 Q 5 5 3 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 5 3 5 5 145
18 R 4 5 4 2 5 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 2 5 5 2 5 5 140
19 S 1 5 4 4 2 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 3 5 3 2 5 5 5 3 5 137
20 T 4 2 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 142
21 U 4 3 4 4 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 5 4 4 140
22 V 1 5 3 5 1 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 3 5 5 3 3 5 4 5 4 3 3 4 3 5 4 2 5 124
23 W 4 4 4 2 5 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 126
24 X 4 3 3 4 1 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 2 5 5 3 3 3 2 5 5 2 2 3 123
25 Y 4 5 3 2 5 3 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 2 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 139

89
90

26 Z 2 2 2 1 5 2 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 3 5 5 5 2 5 5 5 5 5 133
27 AA 5 5 4 4 5 4 1 4 3 5 5 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 3 2 5 5 3 5 5 5 5 5 4 136
28 BB 5 5 2 1 5 4 5 4 4 5 5 2 5 5 3 4 5 3 2 5 2 5 5 4 4 3 2 5 5 4 2 1 121
29 CC 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 3 4 3 4 4 2 5 5 136
30 DD 5 5 4 5 4 3 4 5 4 3 5 3 5 4 4 5 4 4 3 5 5 5 2 5 5 2 1 5 3 5 2 5 129
31 EE 2 3 2 5 5 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 2 5 2 5 5 5 2 5 5 5 5 5 136
32 FF 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 2 3 5 4 5 5 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 110
33 GG 5 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 2 3 5 2 4 2 4 2 4 2 3 4 5 4 5 5 1 2 3 113
34 HH 4 3 2 2 5 4 5 3 3 5 2 5 5 5 5 5 5 2 2 3 4 4 4 5 5 2 2 5 3 4 5 3 121
35 II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 64
36 JJ 3 5 2 1 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 1 5 5 137
37 KK 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 4 2 4 5 4 4 1 5 140
38 LL 5 5 2 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 5 5 5 145
39 MM 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 1 4 125
40 NN 4 2 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 1 5 4 3 4 2 4 5 5 1 5 5 133
41 OO 4 3 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 140
42 PP 3 5 2 5 5 1 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 1 5 1 4 5 3 2 2 2 5 1 5 5 1 117
43 QQ 3 4 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 3 2 3 4 2 3 4 2 2 4 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 92
44 RR 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 1 5 5 5 5 5 5 5 1 4 2 5 5 2 139
45 SS 3 5 2 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 5 5 2 5 5 5 5 5 2 141
46 TT 3 2 3 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 3 2 5 5 5 5 5 2 5 5 5 134
47 UU 4 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 5 5 2 136
48 VV 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 2 5 5 5 149
49 WW 5 4 3 4 2 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 142
50 XX 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 2 143
51 YY 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 1 5 5 5 5 3 2 5 5 5 140
52 ZZ 3 3 2 3 4 3 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 3 1 4 5 5 2 3 4 3 3 4 115
53 AAA 5 4 5 4 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 2 141
54 BBB 4 5 1 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 146
55 CCC 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 5 4 3 4 4 3 135
91

56 DDD 3 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 2 149
57 EEE 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 156
58 FFF 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 2 147
59 GGG 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 3 151
60 HHH 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 1 3 4 4 4 3 4 5 3 131
61 III 4 3 4 5 3 4 2 5 2 5 2 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 109
62 JJJ 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 3 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 144
63 KKK 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 155
64 LLL 5 3 2 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 1 2 1 3 126
65 MMM 2 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 5 4 4 4 4 4 118
66 NNN 5 2 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 1 5 5 4 3 5 5 4 3 136
67 OOO 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 5 5 5 1 5 4 1 5 139
68 PPP 2 4 4 4 4 4 5 2 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 1 4 4 5 5 3 4 127
69 QQQ 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 5 5 5 5 4 5 5 5 3 2 5 5 3 144
70 RRR 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 5 3 2 4 3 3 3 5 3 3 4 5 5 5 112
71 SSS 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 1 5 2 5 5 5 5 146
72 TTT 2 5 1 4 5 4 5 3 4 5 3 5 5 4 3 3 4 4 4 5 5 4 1 3 4 4 5 3 3 3 3 3 119
73 UUU 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 1 2 5 5 5 142
74 VVV 2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 1 5 1 5 2 5 5 5 5 138
75 WWW 5 1 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 2 2 5 5 3 140
76 XXX 2 4 3 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 5 3 4 4 117
77 YYY 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 148
78 ZZZ 2 1 2 2 5 4 5 5 2 1 1 3 1 1 4 3 5 1 2 5 2 4 1 5 1 2 2 5 2 1 3 4 87
79 AAAA 5 3 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 149
80 BBBB 5 1 5 5 5 3 5 3 3 3 3 4 5 4 3 3 3 3 2 4 3 3 5 3 5 5 5 3 4 5 5 4 122
81 CCCC 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 128
82 DDDD 5 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 1 4 132
83 EEEE 4 3 3 5 5 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 5 5 5 122
84 FFFF 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 5 5 5 5 4 4 4 4 2 5 5 1 4 140
85 GGGG 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 64
86 HHHH 1 4 4 4 5 5 5 4 3 5 3 5 5 5 4 5 5 5 2 4 5 5 3 1 5 5 5 3 3 5 4 4 131
87 IIII 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 126
88 JJJJ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 5 2 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 69
89 KKKK 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 149
90 LLLL 5 1 4 3 4 1 2 5 4 5 5 4 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 126
91 MMMM 4 4 3 4 3 4 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 128
Lampiran 9. Tabulasi Data Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Menurut Persespsi Siswa
Alternatif Jawaban
Jumlah Rata- Persentase
No Aspek yang diteliti SS S KS TS STS Kriteria
rata (%)
F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx N Fx
Guru senantiasa menanggapi dengan baik ide-ide
1. 36 180 29 116 10 30 10 20 6 6 91 352 3,87 77 Cukup Baik
yang disampaikan oleh siswa secara objektif.
Guru selalu berusaha untuk berdiskusi dengan siswa
2. dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di 30 150 27 108 17 51 13 26 4 4 91 339 3,73 74,51 Cukup Baik
sekolah.

Guru ersedia menerima setiap kritikan yang diberikan


3. 30 150 22 88 17 51 18 36 4 4 91 329 3,62 72,31 Cukup Baik
siswa tentang proses pembelajaran di kelas.

Guru menanggapi dengan senang hati informasi yang


4. 39 195 28 112 11 33 10 20 3 3 91 363 3,99 79,78 Cukup Baik
diberikan oleh siswa.
Guru menanggapi secara jujur masukan yang
5. 53 265 20 80 7 21 9 18 2 2 91 386 4,24 84,84 Baik
diberikan oleh siswa.

Guru memberikan tanggapan umpan balik yang


6. 25 125 43 172 15 45 5 10 3 3 91 355 3,90 78,02 Cukup Baik
objektif atas tugas yang diselesaikan oleh siswa.

Guru menyampaikan secara jujur permasalahan yang


7. 47 235 20 80 8 24 13 26 3 3 91 368 4,04 80,88 Baik
dialami siswa tentang tugas-tugasnya.
Guru mengemukakan pendapat kepada siswa secara
8. 53 265 25 100 6 18 7 14 0 0 91 397 4,36 87,25 Baik
terbuka.

Rata - Rata 3,97 79,37 Cukup Baik

92
Lampiran 10. Tabulasi Data Empati Komunikasi Interpersonal Menurut Persespsi Siswa

Alternatif Jawaban
Jumlah Rata- Persentase
No Aspek yang diteliti SS S KS TS STS Kriteria
rata (%)
F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx N Fx
Guru dapat memahami perasaan siswa ketika
1. mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas 44 220 28 112 10 30 9 18 0 0 91 380 4,18 83,52 Baik
sekolah.
Guru mengetahui apa yang harus dilakukan
2. 61 305 16 64 9 27 4 8 1 1 91 405 4,45 89,01 Baik
ketika mendengar siswa mendapat musibah.

Guru dapat memahami perasaan yang


3. dirasakan oleh siswa, baik ketika sedih maupun 49 245 22 88 10 30 8 16 2 2 91 381 4,19 83,74 Baik
senang.
Guru ikut sedih jika ada siswa yang
4. mendapatkan musibah atau kesulitan, baik di 51 255 20 80 14 42 6 12 0 0 91 389 4,27 85,49 Baik
dalam maupun di luar sekolah.
Guru ikut merasa bangga jika ada siswa yang
5. mendapatkan prestasi yang bagus, baik di 67 335 15 60 3 9 4 8 2 2 91 414 4,55 90,99 Sangat Baik
dalam maupun di luar sekolah.
Guru ikut prihatin jika ada siswa yang terkena
6. 57 285 21 84 6 18 6 12 1 1 91 400 4,40 87,91 Baik
musibah.
Rata - Rata 4,34 86,80 Baik

93
Lampiran 11. Tabulasi Data Sikap Saling Mendukung Komunikasi Interpersonal Menurut Persespsi Siswa

Alternatif Jawaban
Jumlah Rata- Persentase
No Aspek yang diteliti SS S KS TS STS Kriteria
rata (%)
F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx N Fx

Guru memberikan selamat kepada siswa


1. 55 275 26 104 6 18 3 6 1 1 91 404 4,44 88,79 Baik
yang mendapatkan penghargaan

Guru mengutarakan rasa bangga kepada


2. 59 295 20 80 8 24 3 6 1 1 91 406 4,46 89,23 Baik
siswa yang berhasil meraih prestasi.
Guru memberikan saran dengan baik
kepada siswa yang mengalami kesulitan
3. 52 260 27 108 4 12 7 14 1 1 91 395 4,34 86,81 Baik
dalam menyelesaikan tugas maupun
dalam pembelajaran.
Guru bersedia mendengarkan dengan
4. baik setiap keluh kesah yang disampaikan 30 150 25 100 16 48 13 26 7 7 91 331 3,64 72,75 Cukup Baik
siswa.
Guru menghentikan pekerjaannya saat
5. siswa datang menemuinya untuk meminta 30 150 26 104 16 48 17 34 2 2 91 338 3,71 74,29 Cukup Baik
bantuan terkait tugas sekolah.
Guru memberikan dukungan penuh
6. terhadap siswa dalam proses 56 280 23 92 7 21 5 10 0 0 91 403 4,43 88,57 Baik
pembelajaran.
Rata - Rata 4,17 83,41 Baik

94
Lampiran 12. Tabulasi Data Sikap Positif Komunikasi Interpersonal Menurut Persespsi Siswa

Alternatif Jawaban
Jumlah Rata- Persentase
No Aspek yang diteliti SS S KS TS STS Kriteria
rata (%)
F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx N Fx
Guru tidak menyimpan perasaan dendam
1. terhadap siswa yang pernah berkelakuan 40 200 18 72 18 54 12 24 3 3 91 353 3,88 77,58 Cukup Baik
kurang baik padanya.
Guru tidak menyombongkan diri jika
2. 49 245 27 108 10 30 5 10 0 0 91 393 4,32 86,37 Baik
mendapat pujian atau penghargaan.
Guru tidak marah apabila diberikan kritik
3. 34 170 20 80 18 54 13 26 6 6 91 336 3,69 73,85 Cukup Baik
dan saran oleh siswa.
Guru mampu menyelesaikan
4. pembelajaran sesuai dengan alokasi 40 200 18 72 20 60 8 16 5 5 91 353 3,88 77,58 Cukup Baik
waktu yang telah ditetapkan.
Guru berani menerima resiko jika terjadi
5. kesalahan dalam penyampaian informasi 50 250 25 100 11 33 3 6 2 2 91 391 4,30 85,93 Baik
penting kepada siswa.
Guru berusaha menepati janjinya pada
6. siswa untuk membantu dalam 36 180 21 84 20 60 11 22 3 3 91 349 3,84 76,70 Cukup Baik
pembelajaran.
Rata - Rata 3,98 79,67 Cukup Baik

95
Lampiran 13. Tabulasi Data Kesamaan Komunikasi Interpersonal Menurut Persespsi Siswa

Alternatif Jawaban
Jumlah Rata- Persentase
No Aspek yang diteliti SS S KS TS STS Kriteria
rata (%)
F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx N Fx
Guru memandang setiap siswanya sama,
1. 40 200 17 68 14 42 14 28 6 1 91 339 3,73 74,51 Cukup Baik
tanpa memandang status.
Guru menerima dengan baik setiap
2. informasi yang disampaikan oleh siswa 40 200 18 72 19 57 11 8 3 0 91 337 3,70 74,07 Cukup Baik
kepadanya.
Guru mendengarkan dengan baik
3. siapapun siswa yang berbicara 46 230 20 80 10 30 13 10 2 2 91 352 3,87 77,36 Cukup Baik
kepadanya.
Guru segera memberikan tanggapannya
4. kepada setiap siswa yang mengajukan 50 250 21 84 9 27 7 6 4 1 91 368 4,04 80,88 Baik
pertanyaan kepadanya.

Guru mau terlibat secara langsung dalam


5. 45 225 20 80 12 36 9 6 5 2 91 349 3,84 76,70 Cukup Baik
diskusi yang dilakukan siswa.

Guru mau terlibat secara langsung dalam


6. mendukung ide/pendapat siswa dalam 40 200 25 100 14 42 10 6 2 0 91 348 3,82 76,48 Cukup Baik
membicarakan masalah pembelajaran.
Rata - Rata 3,83 76,67 Cukup Baik

96
Lampiran 14. Nilai-nilai r Product Moment

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

N The Level of Significance N The Level of Significance


5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 38 0.320 0.413
4 0.950 0.990 39 0.316 0.408
5 0.878 0.959 40 0.312 0.403
6 0.811 0.917 41 0.308 0.398
7 0.754 0.874 42 0.304 0.393
8 0.707 0.834 43 0.301 0.389
9 0.666 0.798 44 0.297 0.384
10 0.632 0.765 45 0.294 0.380
11 0.602 0.735 46 0.291 0.376
12 0.576 0.708 47 0.288 0.372
13 0.553 0.684 48 0.284 0.368
14 0.532 0.661 49 0.281 0.364
15 0.514 0.641 50 0.279 0.361
16 0.497 0.623 55 0.266 0.345
17 0.482 0.606 60 0.254 0.330
18 0.468 0.590 65 0.244 0.317
19 0.456 0.575 70 0.235 0.306
20 0.444 0.561 75 0.227 0.296
21 0.433 0.549 80 0.220 0.286
22 0.432 0.537 85 0.213 0.278
23 0.413 0.526 90 0.207 0.267
24 0.404 0.515 95 0.202 0.263
25 0.396 0.505 100 0.195 0.256
26 0.388 0.496 125 0.176 0.230
27 0.381 0.487 150 0.159 0.210
28 0.374 0.478 175 0.148 0.194
29 0.367 0.470 200 0.138 0.181
30 0.361 0.463 300 0.113 0.148
31 0.355 0.456 400 0.098 0.128
32 0.349 0.449 500 0.088 0.115
33 0.344 0.442 600 0.080 0.105
34 0.339 0.436 700 0.074 0.097
35 0.334 0.430 800 0.070 0.091
36 0.329 0.424 900 0.065 0.086
37 0.325 0.418 1000 0.062 0.081

97
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian dari Jurusan Administrasi Pendidikan

98
Lampiran 16. Surat Penelitian dari Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Barat

99

Anda mungkin juga menyukai